Episode 20. Cinta Mirza, Kegamangan Arumi

Drrt.

Drrt.

Drrt.

Ponsel Arumi berpendar. Bukan sekali tapi berulangkali sejak dua hari yang lalu. Arumi merasa jengah dengan kata Laporan yang dikirimkan Mirza.

"Ah, aku ga peduli kalau memang harus mendapat kompensasi. Daripada harus setiap waktu memberi laporan kepada pak Mirza.." batin Arumi.

"Laporan..."

"Laporan..."

"Laporan..."

"Aku tak perduli...!!" teriak Arumi sambil melempar ponsel nya ke sofa.

"Apa kau tidak takut kompensasi atas keacuhanmu kepada ku...?"

"Pak Mirza...Ah, tidak mungkin. Masa pak Mirza sudah berubah jadi hantu yang tiba-tiba datang menemui ku. Tapi...Jika bukan hantu, bagaimana? Jika bukan hantu artinya..." batin Arumi.

Suara khas Mirza yang begitu nyata membuat Arumi segera membuang segala fikiran anehnya. Sehingga mau tidak mau Arumi pun mengalihkan pandangan ke sumber suara.

Dan benar saja ternyata kehadiran laki-laki tampan itu bukan sebuah halusinasi Arumi, ia nyata. Mirza berdiri di ambang pintu. Tangannya menimang-nimang ponsel, sementara matanya menatap lekat ke arah Arumi.

"Pak Mirza..." ucap Arumi lirih bernada setengah terkejut. Ia pun spontan berdiri dengan cepat.

"Ya, saya. Kau fikir hantu...?" ucap Mirza ketus.

"Ah, Ya. Saya fikir juga begitu" ucap Arumi lesu dan langsung duduk kembali pada kursi kayu yang selalu menemaninya jika ia melukis.

"Hei...yak...yak...yak...!" Mirza kesal dengan sikap Arumi yang terkesan tidak mengharapkan kedatangannya. Kemudian Mirza pun melangkah mendekati Arumi.

"Ada apa bapak ke rumah ku...?"

"Ada apa katamu...? Dua hari kau tidak membalas semua pesan ku. Dua hari kau sudah mengacuhkan ku. Karena itu aku menemui mu. Ada apa kata mu? Hei... Kau sudah membuat ku merasa..." ucap Mirza terhenti.

"Rindu. Aku merindukanmu, Arumi..." batin Mirza.

"Merasa apa, Pak...?"

"Em, ya... ... Ya itu. Aku merasa tak dihargai"

"Arumi lelah, Pak. Setiap waktu harus mengirim kabar kepada bapak. Segala-gala harus meminta izin Bapak. Bapak itu dosen saya, bukan ayah saya. Dan lagi bapak kan hanya berusaha membahagiakan orangtua bapak, untuk apa saya repot-repot mempedulikan bapak. Sementara bapak sendiri tidak peduli..."

"Kau salah Arumi. Kau salah salah. Aku peduli terhadap mu. Terhadap semua perasaan mu..." batin Mirza.

"Bapak lupa kalau saya juga punya kehidupan pribadi yang tidak setiap saat di bagikan kepada orang lain ataupun bapak. Emang bapak siapa?"

"Hei...kita masih terikat kesepakatan. Kau ingat. Kau masih memiliki waktu satu bulan lagi..."

"Arumi sudah tidak peduli lagi, pak..."

"Kenapa? Kau menyerah karena gagal membuat ku jatuh hati padamu?

"Jangan menyerah, Arumi. Ku mohon jangan berhenti mencintaiku. Sesungguhnya aku yang sudah kalah. Karena aku sudah mulai jatuh cinta padamu" batin Mirza.

"Saya rasa begitu. Saya sudah gagal. Saya sudah patah hati. Dan saya frustasi hingga saya ingin pergi jauh dari kehidupan bapak"

"Patah hati? Jadi kau mencintai ku?"

"Saya memang mencintai, bapak. Itu kan yang selalu ingin bapak dengar setiap kali bapak menanyakannya dan belum sekali pun saya menjawabnya? Bapak ingin dengar pengakuan saya kan? Ya, saya memang mencintai bapak. Sangat mencintai bapak. Bahkan sejak pertama kali saya melihat bapak di kampus. Tapi itu dahulu sebelum saya tahu kebenarannya. Dan sekarang setelah saya tahu bagaimana kondisi bapak, bagaimana perasaan bapak terhadap saya, bagaimana bapak begitu mencintai kekasih bapak itu, maka rasa itu sudah berusaha saya kikis. Dan saya sudah patah hati karena itu..."

"Patah hati kok tidak menangis...?"

"Saya menangis kok...?"

"Kapan?"

"Saya menangis dan merasa patah hati, sejak saya melihat bapak bercumbu dengan kekasih bapak di Villa malam itu. Saya patah hati sejak melihat kedekatan dan kemesraan bapak dengan Andrea di Villa. Saya patah hati sejak bapak selalu berkata ketus dan tak pernah mau berbicara lembut walau sekali saja kepada saya..."

"Kenapa kau tidak menceritakannya. Bukankah kau sudah berjanji akan memberitahukan kepada saya apa pun yang sedang kau alami..."

"Untuk apa? Supaya bapak bisa menghina saya? Supaya bapak bisa berkoar kepada dunia bahwa saya yang lebih dahulu jatuh cinta ketimbang bapak? Supaya bapak bisa...."

GREEP...

Kata Arumi terhenti saat Mirza langsung merengkuhnya dan membawanya dalam dekapan laki-laki tampan itu. Mirza tak ingin mendengar gadis yang ternyata telah mengalahkannya itu berkeluh kesah dan menjadi sedih.

"Aku tahu. Aku yang salah. Maafkan aku. Maafkan karena sudah membuatmu menangis. Maafkan karena sudah membuatmu tak nyaman. Tapi sungguh, tak pernah sekali pun aku mengolok mu dengan sepenuh hati. Aku selalu menghargai mu terlebih setelah aku menemukan kesadaran ku. Kau tahu karena semangat mu terutama saat satu persatu sisi positif mu terlihat, aku jadi sadar bahwa cantik itu relatif. Cantik itu bukan semata pada fisik tapi lebih pada hati. Dan kau memiliki itu Arumi..." ucap Mirza yang terus mendekap Arumi dengan erat. Sesekali ia mengecup lembut pucuk kepala Arumi.

Sementara itu, mendapat perlakuan seperti itu hati Arumi jadi gerimis. Ia tidak menduga sama sekali jika seorang Mirza, si manusia kulkas bisa meminta maaf kepada nya dan berbicara banyak hal. Ini sebuah mukjizat.

"Aku semakin sadar. Setiap manusia lahir dengan kelebihan dan juga di sertai dengan kekurangan. Dan aku salah melihat mu hanya pada sisi kekurangan mu saja. Aku pun sudah bersalah pada mama dan papa dengan tidak mengindahkan segala nasihatnya. Mungkin karena itu aku dikutuk..."

"Di kutuk...?"

"Ya. Aku di kutuk, Arumi..." ucap Mirza sambil mengurai dekapannya dan menatap wajah Arumi lelap.

Begitupun dengan Arumi. Mau tidak mau ia mendongakkan kepalanya menatap wajah Mirza. Mata Arumi terkunci pada mata tajam laki-laki tampan bertubuh jangkung itu.

"Aku di kutuk sehingga aku kalah dari mu..."

"Kalah dari ku..?" ucap Arumi lirih dan penuh tanya.

"Hanya kurang dari lima bulan aku sudah kalah dari mu..."

"Maksudnya...?" ucap Arumi makin tak mengerti.

"Aku mencintai mu, Arumi. Aku mencintai mu..."

"Akh..."

Arumi mendekap mulutnya yang terbuka karena rasa terkejut yang luar biasa.

Mendapat respon yang demikian, wajah Mirza merah padam. Ia pun langsung memilih duduk pada sofa dan membiarkan Arumi berdiri termangu persis seperti reaksi terakhirnya.

"Apa aku tidak salah mendengar. Atau ini hanya sebuah mimpi saja...? Sadar Arumi. Sadar...!" batin Arumi.

🌸🌸🌸🌸🌸

Dua jam sebelum pernyataan cinta Mirza.

Mirza duduk di kursi kebesarannya. Matanya menatap ponsel yang sejak tadi ia mainkan. Kadang ia memutar-mutarnya, kadang membolak-balik, kadang membukanya kemudian menutupnya lagi. Berulangkali Mirza pun menghela nafas atau pun mengusap kasar wajahnya. Jelas ada gelisah yang menyergapnya. Dan itu membuat Mirza menjadi tak fokus mengerjakan apa pun.

"Ada apa, Bro...?"

"Dua hari dia tidak memberi laporan apa pun. Dua hari dia tak membalas pesan-pesan ku. Kurang ajar sekali gadis itu. Apa dia lupa kompensasi apa yang akan kuberikan jika ia tidak mengindahkan ku?"

Elvano terkekeh mendengar pernyataan Mirza. Ia tahu betul apa yang tengah dialami sahabatnya itu.

"Mampus kau, Za. Kau sedang dilanda virus rindu. Rindu serindu-rindunya. wkwkw...." batin Elvano.

"Mungkin Arumi sibuk..."

"Ah, tak mungkin. Perkuliahan saja baru di mulai jadi ku fikir belum serepot itu, El..."

"Mungkin Arumi sakit..."

"Sakit? Ah, tidak mungkin. Aku bertanya pada Vanya, Arumi baik-baik saja..."

"Lalu kenapa...?"

"Aku tidak tahu, El. Jika aku tahu aku tidak akan segelisah ini, kutu kupret..."

"Aku rasa untuk membunuh penasaran mu, kau harus menemuinya. Sekalian tuh kau nyatakan cinta mu itu. Jadi kau tidak uring-uringan terus..."

"Sialan kau kutu kupret satu..." ucap Mirza yang menghadiahi Elvano dengan lemparan bantal.

"Cepatlah kau akui perasaan mu itu. Nanti Faaz mendahului mu. Wkwkwk..."

"El, ingin ku potong gaji plus ku tiadakan bonus mu?"

"Jangan donk bos...Makan apa nanti anak dan istri ku...?"

"Anak dan istri gundul mu peyang. Dasar kutu kupret...!"

Bhuahahahah....

"Eh, kemana tuan Mirza Adyatma...?"

"Bukan urusan mu..."

"Hei, menjadi urusan ku. Pukul dua nanti ada Meeting intern...!"

"Batalkan semua meeting hari ini. Rescedhule semua. Aku titip kantor..."

"Jangan kelamaan nembaknya, cepat bawa pulang kakak ipar ku itu..."

"Sialan kau..."

"Wkwkwk....."

Langkah Mirza begitu cepat meninggalkan kantor menuju sebuah mobil sport silver yang terparkir. Tak lama kemudian, Mobil pun melesat bak anak panah terlepas dari busur.

Saat ini satu keinginan Mirza adalah menemui Arumi. Gadis yang telah berhasil mengalahkannya kurang dari lima bulan.

Tak berapa lama kemudian, mobil mewah itu telah sampai pada sebuah halaman dari rumah mewah kediaman Permana.

"Mbok...Mbak Aruminya ada?"

"Oh, Tuan Mirza. Ada Tuan. Mbak Arumi ada di ruang atas, sedang melukis..."

"Terima kasih, mbok. Saya langsung ke atas. Oya, pak Permana ada?"

"Tidak ada, Tuan. Kebetulan anak dari istri bapak menikah. Jadi bapak menghadirinya..."

"Anak dari istri bapak? Apa pak Permana sudah menikah lagi...?"

"Ya, Tuan..."

"O..begitu" ucap Mirza yang kemudian melangkah menaiki anak tangga menuju sebuah ruangan paling ujung.

Tok.

Tok.

Tok.

Tiada jawaban. Mirza mengulanginya sekali lagi. Tetap tiada jawaban. Mungkin Arumi tengah berkonsentrasi penuh, begitu yang difikirkan Mirza.

Kemudian, Mirza pun memutar gagang pintu perlahan.

KREEEK....

Pintu kamar terbuka. Dan benar saja Mirza melihat Arumi tengah duduk. Di hadapannya terdapat kanvas yang sudah dipenuhi goresan.

Mirza mengirim beberapa pesan kepada Arumi. Ia hanya ingin membuyarkan konsentrasi gadis gembul yang sudah berkurang kegembulannya itu.

🌸🌸🌸🌸🌸

Dua jam sesudah pernyataan cinta Mirza.

"Apa aku tidak salah mendengar. Atau ini hanya sebuah mimpi saja...? Sadar Arumi. Sadar...!" batin Arumi.

Mirza kembali duduk bersandar setelah beberapa waktu lalu berdiri dan menyentil kening Arumi.

KTAK...

"Aw...!"

Gadis itu tampak terbangun dari lamunannya yang terlanjur menggila barusan.

"Bapak tidak salah minum obat, kan?"

"Sembarangan..."

"Kalau begitu bapak keluar dahulu dari ruangan ini"

"Hei, kenapa...?" ucap Mirza saat ia ditarik dan di dorong paksa hingga keluar ruangan.

"Tunggu sebentar ya..." ucap Arumi sesaat sebelum menutup pintu.

Mirza mengernyitkan dahi tidak tahu apa yang ada dalam fikiran Arumi.

Tak lama kemudian, Mirza tersenyum saat mendengar teriakan-teriakan tertahan Arumi dari dalam kamar..Ah, mungkin Arumi tengah merayakan kemenangannya, begitu fikiran Mirza.

Sementara itu, di dalam ruangan Arumi tengah berjoget-joget kegirangan sambil sesekali berteriak tertahan atas pernyataan Mirza. Kemudian, mendadak Arumi seperti teringat sesuatu. Tariannya perlahan melambat hingga terhenti.

"Apa karena perubahan fisik ku, pak Mirza mencintaiku? Tapi tidak saat aku seperti dahulu. Artinya cintanya karena fisik bukan sesungguhnya" batin Arumi.

"Tapi saat ia berucap tadi, tak ku temukan keraguan sedikit pun di tatapan matanya. Apakah ia bersungguh-sungguh? Ah, aku gamang..."

CKLEK...

Mirza tersenyum berdiri di ambang pintu. Matanya makin lekat menatap Arumi. Arumi berdiri bersandar pada daun pintu yang sudah terbuka. Matanya tak berani menatap Mirza.

"Sebaiknya bapak pulang terlebih dahulu. Saya..."

"Ada apa?"

"Saya belum memiliki jawaban atas pertanyaan bapak tersebut..."

"Saya tidak perlu jawaban mu. Karena saya sudah tahu bagaimana perasaanmu kepada ku..."

"Jangan sampai bapak salah sangka dengan perasaan saya saat ini..."

"Egh..."

Mirza menatap heran Arumi. Ia tidak mengerti dengan maksud ucapan Arumi.

"Jadi kau menolak ku...?"

"Tidak..."

"Lalu apa?"

"Buat saya jatuh cinta lagi dengan bapak. Karena cinta yang lalu sudah mati..."

"Egh..."

Episodes
1 Episode 1. Aku Arumi
2 Episode 2. Buat Aku Jatuh Cinta
3 Episode 3. Menjadi Kuat dan Berani
4 Episode 4. Hinaan Terakhir
5 Episode 5. Perhelatan Kampus
6 Episode 6. Cemburu
7 Episode 7. Rencana Andrea
8 Episode 8. Kau Berbeda
9 Episode 9. Ujian Diet...
10 Episode 10. Menginap di Rumah Sakit
11 Episode 11. Desiran Aneh
12 Episode 12. Liburan Singkat Bersama Keluarga William
13 Episode 13. Bertemu Wewe Gombel
14 Episode 14. Pernyataan Cinta
15 Episode 15. Kecemburuan Mirza.
16 Episode 16. Rencana Andrea
17 Episode 17. Terungkapnya Kejahatan Andrea
18 Episode 18. Pembalasan Arumi
19 Episode 19. Hukuman Terenak
20 Episode 20. Cinta Mirza, Kegamangan Arumi
21 Episode 21. Oleh-oleh Ayah
22 Episode 22. Quiz Dadakan
23 Episode 23. Kegelisahan itu Milik siapa?
24 Episode 24. Ada yang Kangen...
25 Episode 25. Keyakinan Mirza
26 Episode 26. Gadis Ajaib itu...Gadisku
27 Episode 27. Aku ingin Bersamamu...
28 Episode 28. Selamat Tinggal, Pak Mirza...
29 Episode 29. Arumi Menghilang
30 Episode 30. Arumi, Dimana Kau...?
31 Episode 31. Kecemasan Mirza
32 Episode 32. Pencarian Mirza
33 Episode 33. Flashback Arumi
34 Episode 34. Pertemuan Arumi dan Mirza
35 Episode 35. Dia Gadis Ku
36 Episode 36. Hukuman
37 Episode 37. Kangen
38 Episode 38. Berita Sampah
39 Episode 39. Ancaman Mirza
40 Episode 40. Menikah, yuk...
41 Episode 41. Surat Izin Menikah
42 Episode 42. Permintaan Permana
43 Episode 43. Proposal
44 Episode 44. Dalang Penyebar Berita Hoax
45 Episode 45. Hukuman Shereen...
46 Episode 46. Ayah....
47 Episode 47. Cara Ampuh Mirza
48 Episode 48. Menyusun Rencana
49 Episode 49. Bertemu "Nyai" (1)
50 Episode 50. Bertemu "Nyai" (2)
51 Episode 51. Terbongkar
52 Episode 52. Siapa Dalang Perusakan?
53 Episode 53. Kecewa dan Amarah
54 Episode 54. Penasaran
55 Episode 55. Saudara Laki-laki Se-ibu
56 Episode 56. Kakak Lain Ayah
57 Episode 57. Mungkinkah Andrea Pelakunya?
58 Episode 58. Gala Dinner
59 Episode 59. Pengakuan Dua Laki-laki
60 Episode 60. Hampir Saja....
61 Episode 61. Tangis Shereen
62 Episode 62. Ada Apa...?
63 Episode 63. Dilema Dua Hati
64 Episode 64. Satu Jam Terasa Setahun
65 Episode 65. Sendu di Pagi Hari
66 Episode 66. Permintaan Permana...
67 Episode 67. Rencana Pernikahan
68 Episode 68. Wali Nikah
69 Episode 69. Jangan Tinggalkan Arumi, Yah...
70 Episode 70. Sebait Doa Terindah
71 Episode 71. Sedihnya Arumi
72 Episode 72. Sendu Yang Berubah Merah Jambu
73 Episode 73. Maafkan Aku...
74 Episode 74. Apakah Korban itu Mirza...?
75 Episode 75. Skenario Pertemuan
76 Episode 76. Dua Pendekar
77 Episode 77. Kesempatan Dalam Kesempitan
78 Episode 78. Pernyataan Dokter Faaz
79 Episode 79. Di Lorong Yang Lengang
80 Episode 80. Rindu Yang Membuncah
81 Episode 81. Rindu Yang Membuncah Lagi
82 Episode 82. Undangan
83 Episode 83. Kegamangan Edward
84 Episode 84. Andrea...
85 Episode 85. Keive...(1)
86 Episode 86. Keive...(2)
87 Episode 87. Mangsa Memangsa Mangsa...
88 Episode 88. Jaring-jaring Kepalsuan
89 Episode 89. Permintaan Keive
90 Episode 90. Jatuh Hati
91 Episode 91. Mencintai Sepanjang Mau Kita...
92 Episode 92. Pertemuan
93 Episode 93. Beri Kesempatan
94 Episode 94. Rencana
95 Episode 95. Tepok Jidat Atas Sebuah Kebenaran
96 Episode 96. Rencana Keive dan Vanya
97 Episode 97. Vanya Oh Vania...
98 Episode 98. Misi Selesai...
99 Episode 99. Permintaan Keive
100 Episode 100. Misi Selanjutnya
101 Episode 101. Jalan Cerita...
102 Episode 102. Mencari File Rahasia
103 Episode 103. Api Amarah (Aku Harus Apa...?)
104 Episode 104. Api Amarah Lagi...
105 Episode 105. Terima Kasih
106 Episode 106. Ancaman Andrea
107 Episode 107. Ketidakpedulian Andrea
108 Episode 108. Pecinta Sejati
109 Episode 109. Kepergian Keive
110 Episode 110. Catatan Keive
111 Episode 111. Cerita Keive Lagi...
112 Episode 112. Hari Kebebasan Ryu...
113 Episode 113. Permintaan Andrea, Rencana Ryu
114 Episode 114. Gara-gara Parfum
115 Episode 115. Tempat Teraman
116 Episode 116. Misi Danu?
117 Episode 117. Tertangkapnya Andrea
118 Episode 118. Cerita Danu
119 Episode 119. Berkah atau Musibah...?
120 Episode 120. Tak Ada Peluang
121 Episode 121. Pertemuan
122 Episode 122. Jangan Jadi Pengecut...!
123 Episode 123. Baby Kalila
124 Episode 124. Cinta yang sebenarnya
125 Episode 125. Penyembuh Luka
126 Episode 126. Pertemuan
127 Episode 127.
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Episode 1. Aku Arumi
2
Episode 2. Buat Aku Jatuh Cinta
3
Episode 3. Menjadi Kuat dan Berani
4
Episode 4. Hinaan Terakhir
5
Episode 5. Perhelatan Kampus
6
Episode 6. Cemburu
7
Episode 7. Rencana Andrea
8
Episode 8. Kau Berbeda
9
Episode 9. Ujian Diet...
10
Episode 10. Menginap di Rumah Sakit
11
Episode 11. Desiran Aneh
12
Episode 12. Liburan Singkat Bersama Keluarga William
13
Episode 13. Bertemu Wewe Gombel
14
Episode 14. Pernyataan Cinta
15
Episode 15. Kecemburuan Mirza.
16
Episode 16. Rencana Andrea
17
Episode 17. Terungkapnya Kejahatan Andrea
18
Episode 18. Pembalasan Arumi
19
Episode 19. Hukuman Terenak
20
Episode 20. Cinta Mirza, Kegamangan Arumi
21
Episode 21. Oleh-oleh Ayah
22
Episode 22. Quiz Dadakan
23
Episode 23. Kegelisahan itu Milik siapa?
24
Episode 24. Ada yang Kangen...
25
Episode 25. Keyakinan Mirza
26
Episode 26. Gadis Ajaib itu...Gadisku
27
Episode 27. Aku ingin Bersamamu...
28
Episode 28. Selamat Tinggal, Pak Mirza...
29
Episode 29. Arumi Menghilang
30
Episode 30. Arumi, Dimana Kau...?
31
Episode 31. Kecemasan Mirza
32
Episode 32. Pencarian Mirza
33
Episode 33. Flashback Arumi
34
Episode 34. Pertemuan Arumi dan Mirza
35
Episode 35. Dia Gadis Ku
36
Episode 36. Hukuman
37
Episode 37. Kangen
38
Episode 38. Berita Sampah
39
Episode 39. Ancaman Mirza
40
Episode 40. Menikah, yuk...
41
Episode 41. Surat Izin Menikah
42
Episode 42. Permintaan Permana
43
Episode 43. Proposal
44
Episode 44. Dalang Penyebar Berita Hoax
45
Episode 45. Hukuman Shereen...
46
Episode 46. Ayah....
47
Episode 47. Cara Ampuh Mirza
48
Episode 48. Menyusun Rencana
49
Episode 49. Bertemu "Nyai" (1)
50
Episode 50. Bertemu "Nyai" (2)
51
Episode 51. Terbongkar
52
Episode 52. Siapa Dalang Perusakan?
53
Episode 53. Kecewa dan Amarah
54
Episode 54. Penasaran
55
Episode 55. Saudara Laki-laki Se-ibu
56
Episode 56. Kakak Lain Ayah
57
Episode 57. Mungkinkah Andrea Pelakunya?
58
Episode 58. Gala Dinner
59
Episode 59. Pengakuan Dua Laki-laki
60
Episode 60. Hampir Saja....
61
Episode 61. Tangis Shereen
62
Episode 62. Ada Apa...?
63
Episode 63. Dilema Dua Hati
64
Episode 64. Satu Jam Terasa Setahun
65
Episode 65. Sendu di Pagi Hari
66
Episode 66. Permintaan Permana...
67
Episode 67. Rencana Pernikahan
68
Episode 68. Wali Nikah
69
Episode 69. Jangan Tinggalkan Arumi, Yah...
70
Episode 70. Sebait Doa Terindah
71
Episode 71. Sedihnya Arumi
72
Episode 72. Sendu Yang Berubah Merah Jambu
73
Episode 73. Maafkan Aku...
74
Episode 74. Apakah Korban itu Mirza...?
75
Episode 75. Skenario Pertemuan
76
Episode 76. Dua Pendekar
77
Episode 77. Kesempatan Dalam Kesempitan
78
Episode 78. Pernyataan Dokter Faaz
79
Episode 79. Di Lorong Yang Lengang
80
Episode 80. Rindu Yang Membuncah
81
Episode 81. Rindu Yang Membuncah Lagi
82
Episode 82. Undangan
83
Episode 83. Kegamangan Edward
84
Episode 84. Andrea...
85
Episode 85. Keive...(1)
86
Episode 86. Keive...(2)
87
Episode 87. Mangsa Memangsa Mangsa...
88
Episode 88. Jaring-jaring Kepalsuan
89
Episode 89. Permintaan Keive
90
Episode 90. Jatuh Hati
91
Episode 91. Mencintai Sepanjang Mau Kita...
92
Episode 92. Pertemuan
93
Episode 93. Beri Kesempatan
94
Episode 94. Rencana
95
Episode 95. Tepok Jidat Atas Sebuah Kebenaran
96
Episode 96. Rencana Keive dan Vanya
97
Episode 97. Vanya Oh Vania...
98
Episode 98. Misi Selesai...
99
Episode 99. Permintaan Keive
100
Episode 100. Misi Selanjutnya
101
Episode 101. Jalan Cerita...
102
Episode 102. Mencari File Rahasia
103
Episode 103. Api Amarah (Aku Harus Apa...?)
104
Episode 104. Api Amarah Lagi...
105
Episode 105. Terima Kasih
106
Episode 106. Ancaman Andrea
107
Episode 107. Ketidakpedulian Andrea
108
Episode 108. Pecinta Sejati
109
Episode 109. Kepergian Keive
110
Episode 110. Catatan Keive
111
Episode 111. Cerita Keive Lagi...
112
Episode 112. Hari Kebebasan Ryu...
113
Episode 113. Permintaan Andrea, Rencana Ryu
114
Episode 114. Gara-gara Parfum
115
Episode 115. Tempat Teraman
116
Episode 116. Misi Danu?
117
Episode 117. Tertangkapnya Andrea
118
Episode 118. Cerita Danu
119
Episode 119. Berkah atau Musibah...?
120
Episode 120. Tak Ada Peluang
121
Episode 121. Pertemuan
122
Episode 122. Jangan Jadi Pengecut...!
123
Episode 123. Baby Kalila
124
Episode 124. Cinta yang sebenarnya
125
Episode 125. Penyembuh Luka
126
Episode 126. Pertemuan
127
Episode 127.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!