Episode 19. Hukuman Terenak

"Kau baru melihat foto-fotonya sudah segeram itu. Apalagi melihat video rekaman perbuatan mereka..."

"Maksudmu..."

"Setelah melihat keganjilan hubungan keduanya, aku meminta Satrio memasang kamera tersembunyi di rumah yang sering mereka datangi. Hampir semua ruangan dipasangi, terutama kamar pribadi. Ini hasilnya..."

Elvano meletakkan USB di hadapan Mirza. Melihat itu Mirza langsung menyambarnya dan mengambil laptop. Hati Mirza benar-benar tak karuan, antar penasaran dan takut menghadapi kenyataan.

Tak lama kemudian, Mirza mulai membuka sebuah file. Sontak mata Mirza kembali terkunci pada tayangan di hadapannya.

"Dasar perempuan rendahan...!" ucap Mirza dengan geram. Wajah Mirza benar-benar berubah. Kilat matanya sungguh membuat bergidik siapa saja yang melihatnya.

"Siapa laki-laki itu...?"

"Namanya Billy. Ia anak salah satu kolega kita dari perusahaan Dewantara, Baron Dewantara. Pekan lalu baru saja mengajukan proposal kerjasama kepada kita..."

"Tolak. Dan sampaikan kepada semua kolega kita juga untuk menolak setiap pengajuan perusahaan Dewantara. Jika ada yang menerima maka akan berhadapan dengan ku"

"Baik, Bos...!"

"Dimana keduanya sekarang..?"

"Informasi terakhir, Andrea tengah menuju kota B. Kemungkinan ia akan menemui laki-laki itu kembali. Sementara Billy baru tiba di rumahnya"

"Kita berangkat sekarang..."

"Kemana..?"

"Mengikutinya, kutu kupret..."

"Hehe....siap bos"

🌸🌸🌸🌸🌸

Sementara itu, diwaktu yang sama pada tempat yang berbeda. Andrea tengah memacu mobil mewah keluaran baru yang baru saja diberikan Permana. Hatinya sedikit kesal karena panggilannya tak digubris Mirza sekalipun sejak acara liburan pekan lalu. Bahkan pesan yang dikirimnya pun, hanya dibalas dengan singkat. Alih-alih ingin menghilangkan kekesalannya, Andrea akhirnya memacu kuda besinya menuju kota B dimana Billy berada.

Setelah dua jam perjalanan akhirnya Andrea tiba di tempat tujuan. Andrea memarkir mobilnya tepat di halaman sebuah rumah yang cukup mewah.

"Mbok, Billy ada...?"

"Ada, Non. Di kolam renang. Perlu saya kabarkan kedatangan, Non..?"

"Tidak perlu. Biar saya langsung kesana saja..."

Andrea pun langsung melangkahkan kaki menuju kolam renang yang berada di belakang rumah mewah itu.

"Billy...!" teriak Andrea dari tepi kolam. Tepatnya dari sebuah kursi dekat kolam.

Sadar namanya dipanggil, Billy yang tengah asyik berenang langsung menepi.

"Hei, honey...kok.sudah disini lagi. Kenapa? Kangen? Atau lagi ada masalah dengan pengusaha terkaya itu?"

"Keduanya betul..."

"Kalau kangen cium dulu donk..."

Tanpa ragu Andrea pun melayangkan ciuman cepat pada bibir Billy. Namun terlambat bagi Andrea untuk menyelesaikan ciumannya, sebab Billy sudah menahan tengkuknya dan ******* penuh gairah bibir Andrea yang menggoda itu.

"An, menikah yuk..."

"Ah, Ogah. Aku belum siap..." ucap Andrea sambil menyeka sisa kecupan pada bibirnya yang basah.

"Kenapa, An? Apa belum banyak uang yang kau peroleh dari Mirza? Atau karena kau belum merasakan kemahiran Mirza di kasur?"

"Sial kau, Bil. Bukan itu. Aku hanya nasib rumah tanggaku seperti orangtua ku. Berakhir di meja hijau"

"Tapi Mirza kau gadang-gadang menjadi suami mu?"

"Hahaha...aku mendekatinya karena harta dan kepopulerannya juga karena ia belum memikirkan untuk menikah. Ia masih fokus pada pencapaian finansialnya saat ini"

"O...begitu. Baiklah. Tapi kalo aku kepingin lagi boleh tidak?"

"Apa...?"

"Aku sudah kangen, honey...."

"Boleh. Tapi nanti ya. Aku laper sekali. Ada makanan apa?"

"Kau lihat sendiri sajalah..."

"Ayolah...temani aku makan" ucap Andrea manja.

Mendengar permintaan perempuan yang dicintainya itu, Billy pun akhirnya menuntaskan aktifitas berenangnya dan memilih meluluskan permintaan sang pujaan hati.

Tak lama kemudian, keduanya sudah berada di meja makan dan menyantap hidangan yang ada. Bukan Andrea dan Billy namanya jika acara makannya biasa-biasa saja. Ada saja hal yang membuat gelang kepala. Mulai dengan saling menyuapi dengan sendok hingga dengan bibir, alias sambil berpagutan penuh gairah.

Setelah selesai dengan acara makan yang penuh gairah keduanya langsung menuju kamar pribadi. Gairah sudah membara tak terelakkan lagi. Pakaian yang dikenakan pun sudah berhamburan. Karena foreplay sudah dilakukan di meja makan, maka keduanya langsung bermain pada area goa sempit yang sudah tak sempit lagi itu. Andrea mulai mengeluarkan suara emasnya membuat Billy semakin bergairah. Saat gairah itu membara, tiba-tiba...

BRAAK....!

Pintu kamar di buka paksa. Terjengkitlah kedua insan yang hampir mencapai puncaknya itu. Terutama saat melihat kehadiran laki-laki tampan dengan tatapan bak kilatan pedang. Melihat situasi tersebut Andrea dan Billy berhamburan mencari penutup tubuh polos mereka.

"Za, maafkan aku? Ku mohon..?" suara memelas Andrea yang menggunakan selimut untuk menutupi tubuh polosnya.

"Andrea tidak salah. Aku yang salah..." ucap Billy yang sempat memakai ****** ********.

"Sudah berapa banyak kalian melakukan hal seperti ini?"

"Su-sudah sering. Ak-aku tidak tahu berapa banyak. Tapi ini semua aku yang salah. Karena aku yang menggoda Andrea..."

"Berarti kau tipe laki-laki penggoda ya...?!" ucap Elvano yang membuat Billy menyimpan wajahnya dalam-dalam.

"Hubungi Baron Dewantara agar ia tahu apa yang dilakukan anaknya..."

"Baik, Tuan..." ucap Elvano.

"Jangan, Tuan. Ku mohon. Papa ku tidak ada sangkut pautnya dengan tindakanku ini..."

"Diam. Jelas aku akan menghukum mu karena sudah menggoda kekasih ku. Dan hukuman mu akan ku tentukan setelah papa mu hadir di sini"

Merah padam wajah Billy mendengar pernyataan Mirza. Ia tak menyangka sama sekali akan dipermalukan di depan papa nya sepeti ini.

"Dan kau... Andrea yang sudah tergoda laki-laki lain. Mengapa kau lakukan itu?"

"A-aku khilaf. Maafkan aku?"

"Kau tahu bagaimana cintaku padamu? Bagaimana perasaanku padamu. Tapi mengapa kau mengkhianati ku?"

"Aku akui, aku salah. Tapi kau pun turut andil, Za.."

"Aku.."

"Kau terlalu kaku dalam menjalin hubungan, Za. Berapa kali kita berciuman? Itu pun jika bukan karena inisiatif aku mana pernah kita melakukannya. Kau juga selalu menolak permainan di atas kasur. Kenapa..?"

"Kenapa? Karena aku menghargai mu? Kita belum sah menjadi suami istri. Dan lagi bukan kah kau berhubungan dengan ku hanya karena kekayaan dan kepopuleran ku?"

"Darimana kau tahu?"

"Kau fikir, aku tidak tahu semua kelakuan bejat mu?!"

"Tuan...." ucap seorang laki-laki yang tak lain adalah Baron Dewantara.

"Silahkan duduk..." ucap Mirza dingin.

"Maafkan anak saya. Dia tidak tahu jika gadis itu adalah wanita tuan?"

"Anda tahu, jika proposal kerjasama anda di tolak? Itu berlaku untuk semua perusahaan mana pun?"

"Ya, saya tahu, Tuan. Karena itu saya minta pengampunan untuk anak saya. Dan jangan hukum keluarga kami seperti ini, Tuan..."

"Saya tidak akan menghukum anda atau perusahaan anda jika anda bersedia untuk menghukum anak anda itu..."

"Menghukum anak saya...?"

"Ya, itu syarat dari saya. Jika perusahaan anda ingin selamat..."

Baron Dewantara terdiam. Rupanya ia tengah menghitung untung dan rugi atas pengajuan persyaratan Mirza. Terlihat peluh mengembun pada keningnya.

"Saya terima tawaran, Tuan..."

"Pa..."

"Diam...!"

Mirza tersenyum melihat kekhawatiran Billy dan Baron.

"Baik saya akan menentukan hukumannya... Kau perempuan murahan, aku membebaskan segala ikatan yang ada diantara kita. Aku akan membuang semua perasaan yang ada. Jangan pernah lagi menampakkan batang hidung mu di hadapanku. Jika kau masih mencoba menemuiku maka tak segan-segan aku akan menghukum mu dengan hukuman yang tak pernah kau bayangkan..."

"Baik. aku setuju..."

"Dan hukuman untuk kalian berdua pasangan mesum, kalian harus menikah dan pergi sejauh-jauhnya dari jangkauan pandanganku. Setuju..?"

"Egh..." Billy tertegun. Ia tak menyangka jika hukumannya akan seenak itu.

"Baik, Tuan. Saya setuju..."

"Lusa kalian harus sudah menikah. Kirimi saya buktinya baik berupa foto maupun video. Jika kalian berubah fikiran, maka saya tak segan-segan membuat kalian menanggung malu seumur hidup kalian..."

"Baik Tuan..."

"Terima kasih, Tuan..." ucap Baron Dewantara

Mirza pun berlalu tanpa berkata lagi.

"Ku kira kau akan menghukumnya dengan berat. Itu sih hukuman yang enak..."

"Pertama, bagaimanapun juga Andrea adalah perempuan yang pernah mengisi senyumku. Kedua, terpenting aku bisa terlepas dari Kungkungan perasaan cinta.."

"Za, serius kau tidak pernah berusaha mencium atau membawa Andrea ke kasur..?"

"Hahaha...aku bukan laki-laki seperti itu, El. Apa untungnya aku melakukan hal seperti itu?"

"Hehe...kan sayang disia-siakan kesempatan yang ada..."

"Kesempatan kata mu? Dasar kutu kupret otak mesum..." ucap Mirza dalam perjalanan pulang.

Sementara itu, senja datang menjemput. Memberikan semburat merah di kaki langit.

"Kau ini kalau tidak di mintai laporan, tidak pernah berinisiatif mengirim laporan..." tulis pesan Mirza kepada Arumi.

"Status : tidur..."

"Kutu kupret juga nieh gadis..." batin Mirza.

"Tidur kok balas pesan..."

Lama Mirza menunggu kiriman balasan. Namun tak kunjung berbalas. Kesal menunggu, alhirny Mirza melempar ponselnya pada jok mobil. Kemudian Mirza duduk bersandar dan memijat kepalanya yang terasa berat. Namun lain halnya dengan Elvano. Ia tersenyum melihat polah tak biasa Mirza.

"Aku tahu, kau sedang jatuh cinta. Selamat merasakan cinta, sobat..." batin Elvano.

Episodes
1 Episode 1. Aku Arumi
2 Episode 2. Buat Aku Jatuh Cinta
3 Episode 3. Menjadi Kuat dan Berani
4 Episode 4. Hinaan Terakhir
5 Episode 5. Perhelatan Kampus
6 Episode 6. Cemburu
7 Episode 7. Rencana Andrea
8 Episode 8. Kau Berbeda
9 Episode 9. Ujian Diet...
10 Episode 10. Menginap di Rumah Sakit
11 Episode 11. Desiran Aneh
12 Episode 12. Liburan Singkat Bersama Keluarga William
13 Episode 13. Bertemu Wewe Gombel
14 Episode 14. Pernyataan Cinta
15 Episode 15. Kecemburuan Mirza.
16 Episode 16. Rencana Andrea
17 Episode 17. Terungkapnya Kejahatan Andrea
18 Episode 18. Pembalasan Arumi
19 Episode 19. Hukuman Terenak
20 Episode 20. Cinta Mirza, Kegamangan Arumi
21 Episode 21. Oleh-oleh Ayah
22 Episode 22. Quiz Dadakan
23 Episode 23. Kegelisahan itu Milik siapa?
24 Episode 24. Ada yang Kangen...
25 Episode 25. Keyakinan Mirza
26 Episode 26. Gadis Ajaib itu...Gadisku
27 Episode 27. Aku ingin Bersamamu...
28 Episode 28. Selamat Tinggal, Pak Mirza...
29 Episode 29. Arumi Menghilang
30 Episode 30. Arumi, Dimana Kau...?
31 Episode 31. Kecemasan Mirza
32 Episode 32. Pencarian Mirza
33 Episode 33. Flashback Arumi
34 Episode 34. Pertemuan Arumi dan Mirza
35 Episode 35. Dia Gadis Ku
36 Episode 36. Hukuman
37 Episode 37. Kangen
38 Episode 38. Berita Sampah
39 Episode 39. Ancaman Mirza
40 Episode 40. Menikah, yuk...
41 Episode 41. Surat Izin Menikah
42 Episode 42. Permintaan Permana
43 Episode 43. Proposal
44 Episode 44. Dalang Penyebar Berita Hoax
45 Episode 45. Hukuman Shereen...
46 Episode 46. Ayah....
47 Episode 47. Cara Ampuh Mirza
48 Episode 48. Menyusun Rencana
49 Episode 49. Bertemu "Nyai" (1)
50 Episode 50. Bertemu "Nyai" (2)
51 Episode 51. Terbongkar
52 Episode 52. Siapa Dalang Perusakan?
53 Episode 53. Kecewa dan Amarah
54 Episode 54. Penasaran
55 Episode 55. Saudara Laki-laki Se-ibu
56 Episode 56. Kakak Lain Ayah
57 Episode 57. Mungkinkah Andrea Pelakunya?
58 Episode 58. Gala Dinner
59 Episode 59. Pengakuan Dua Laki-laki
60 Episode 60. Hampir Saja....
61 Episode 61. Tangis Shereen
62 Episode 62. Ada Apa...?
63 Episode 63. Dilema Dua Hati
64 Episode 64. Satu Jam Terasa Setahun
65 Episode 65. Sendu di Pagi Hari
66 Episode 66. Permintaan Permana...
67 Episode 67. Rencana Pernikahan
68 Episode 68. Wali Nikah
69 Episode 69. Jangan Tinggalkan Arumi, Yah...
70 Episode 70. Sebait Doa Terindah
71 Episode 71. Sedihnya Arumi
72 Episode 72. Sendu Yang Berubah Merah Jambu
73 Episode 73. Maafkan Aku...
74 Episode 74. Apakah Korban itu Mirza...?
75 Episode 75. Skenario Pertemuan
76 Episode 76. Dua Pendekar
77 Episode 77. Kesempatan Dalam Kesempitan
78 Episode 78. Pernyataan Dokter Faaz
79 Episode 79. Di Lorong Yang Lengang
80 Episode 80. Rindu Yang Membuncah
81 Episode 81. Rindu Yang Membuncah Lagi
82 Episode 82. Undangan
83 Episode 83. Kegamangan Edward
84 Episode 84. Andrea...
85 Episode 85. Keive...(1)
86 Episode 86. Keive...(2)
87 Episode 87. Mangsa Memangsa Mangsa...
88 Episode 88. Jaring-jaring Kepalsuan
89 Episode 89. Permintaan Keive
90 Episode 90. Jatuh Hati
91 Episode 91. Mencintai Sepanjang Mau Kita...
92 Episode 92. Pertemuan
93 Episode 93. Beri Kesempatan
94 Episode 94. Rencana
95 Episode 95. Tepok Jidat Atas Sebuah Kebenaran
96 Episode 96. Rencana Keive dan Vanya
97 Episode 97. Vanya Oh Vania...
98 Episode 98. Misi Selesai...
99 Episode 99. Permintaan Keive
100 Episode 100. Misi Selanjutnya
101 Episode 101. Jalan Cerita...
102 Episode 102. Mencari File Rahasia
103 Episode 103. Api Amarah (Aku Harus Apa...?)
104 Episode 104. Api Amarah Lagi...
105 Episode 105. Terima Kasih
106 Episode 106. Ancaman Andrea
107 Episode 107. Ketidakpedulian Andrea
108 Episode 108. Pecinta Sejati
109 Episode 109. Kepergian Keive
110 Episode 110. Catatan Keive
111 Episode 111. Cerita Keive Lagi...
112 Episode 112. Hari Kebebasan Ryu...
113 Episode 113. Permintaan Andrea, Rencana Ryu
114 Episode 114. Gara-gara Parfum
115 Episode 115. Tempat Teraman
116 Episode 116. Misi Danu?
117 Episode 117. Tertangkapnya Andrea
118 Episode 118. Cerita Danu
119 Episode 119. Berkah atau Musibah...?
120 Episode 120. Tak Ada Peluang
121 Episode 121. Pertemuan
122 Episode 122. Jangan Jadi Pengecut...!
123 Episode 123. Baby Kalila
124 Episode 124. Cinta yang sebenarnya
125 Episode 125. Penyembuh Luka
126 Episode 126. Pertemuan
127 Episode 127.
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Episode 1. Aku Arumi
2
Episode 2. Buat Aku Jatuh Cinta
3
Episode 3. Menjadi Kuat dan Berani
4
Episode 4. Hinaan Terakhir
5
Episode 5. Perhelatan Kampus
6
Episode 6. Cemburu
7
Episode 7. Rencana Andrea
8
Episode 8. Kau Berbeda
9
Episode 9. Ujian Diet...
10
Episode 10. Menginap di Rumah Sakit
11
Episode 11. Desiran Aneh
12
Episode 12. Liburan Singkat Bersama Keluarga William
13
Episode 13. Bertemu Wewe Gombel
14
Episode 14. Pernyataan Cinta
15
Episode 15. Kecemburuan Mirza.
16
Episode 16. Rencana Andrea
17
Episode 17. Terungkapnya Kejahatan Andrea
18
Episode 18. Pembalasan Arumi
19
Episode 19. Hukuman Terenak
20
Episode 20. Cinta Mirza, Kegamangan Arumi
21
Episode 21. Oleh-oleh Ayah
22
Episode 22. Quiz Dadakan
23
Episode 23. Kegelisahan itu Milik siapa?
24
Episode 24. Ada yang Kangen...
25
Episode 25. Keyakinan Mirza
26
Episode 26. Gadis Ajaib itu...Gadisku
27
Episode 27. Aku ingin Bersamamu...
28
Episode 28. Selamat Tinggal, Pak Mirza...
29
Episode 29. Arumi Menghilang
30
Episode 30. Arumi, Dimana Kau...?
31
Episode 31. Kecemasan Mirza
32
Episode 32. Pencarian Mirza
33
Episode 33. Flashback Arumi
34
Episode 34. Pertemuan Arumi dan Mirza
35
Episode 35. Dia Gadis Ku
36
Episode 36. Hukuman
37
Episode 37. Kangen
38
Episode 38. Berita Sampah
39
Episode 39. Ancaman Mirza
40
Episode 40. Menikah, yuk...
41
Episode 41. Surat Izin Menikah
42
Episode 42. Permintaan Permana
43
Episode 43. Proposal
44
Episode 44. Dalang Penyebar Berita Hoax
45
Episode 45. Hukuman Shereen...
46
Episode 46. Ayah....
47
Episode 47. Cara Ampuh Mirza
48
Episode 48. Menyusun Rencana
49
Episode 49. Bertemu "Nyai" (1)
50
Episode 50. Bertemu "Nyai" (2)
51
Episode 51. Terbongkar
52
Episode 52. Siapa Dalang Perusakan?
53
Episode 53. Kecewa dan Amarah
54
Episode 54. Penasaran
55
Episode 55. Saudara Laki-laki Se-ibu
56
Episode 56. Kakak Lain Ayah
57
Episode 57. Mungkinkah Andrea Pelakunya?
58
Episode 58. Gala Dinner
59
Episode 59. Pengakuan Dua Laki-laki
60
Episode 60. Hampir Saja....
61
Episode 61. Tangis Shereen
62
Episode 62. Ada Apa...?
63
Episode 63. Dilema Dua Hati
64
Episode 64. Satu Jam Terasa Setahun
65
Episode 65. Sendu di Pagi Hari
66
Episode 66. Permintaan Permana...
67
Episode 67. Rencana Pernikahan
68
Episode 68. Wali Nikah
69
Episode 69. Jangan Tinggalkan Arumi, Yah...
70
Episode 70. Sebait Doa Terindah
71
Episode 71. Sedihnya Arumi
72
Episode 72. Sendu Yang Berubah Merah Jambu
73
Episode 73. Maafkan Aku...
74
Episode 74. Apakah Korban itu Mirza...?
75
Episode 75. Skenario Pertemuan
76
Episode 76. Dua Pendekar
77
Episode 77. Kesempatan Dalam Kesempitan
78
Episode 78. Pernyataan Dokter Faaz
79
Episode 79. Di Lorong Yang Lengang
80
Episode 80. Rindu Yang Membuncah
81
Episode 81. Rindu Yang Membuncah Lagi
82
Episode 82. Undangan
83
Episode 83. Kegamangan Edward
84
Episode 84. Andrea...
85
Episode 85. Keive...(1)
86
Episode 86. Keive...(2)
87
Episode 87. Mangsa Memangsa Mangsa...
88
Episode 88. Jaring-jaring Kepalsuan
89
Episode 89. Permintaan Keive
90
Episode 90. Jatuh Hati
91
Episode 91. Mencintai Sepanjang Mau Kita...
92
Episode 92. Pertemuan
93
Episode 93. Beri Kesempatan
94
Episode 94. Rencana
95
Episode 95. Tepok Jidat Atas Sebuah Kebenaran
96
Episode 96. Rencana Keive dan Vanya
97
Episode 97. Vanya Oh Vania...
98
Episode 98. Misi Selesai...
99
Episode 99. Permintaan Keive
100
Episode 100. Misi Selanjutnya
101
Episode 101. Jalan Cerita...
102
Episode 102. Mencari File Rahasia
103
Episode 103. Api Amarah (Aku Harus Apa...?)
104
Episode 104. Api Amarah Lagi...
105
Episode 105. Terima Kasih
106
Episode 106. Ancaman Andrea
107
Episode 107. Ketidakpedulian Andrea
108
Episode 108. Pecinta Sejati
109
Episode 109. Kepergian Keive
110
Episode 110. Catatan Keive
111
Episode 111. Cerita Keive Lagi...
112
Episode 112. Hari Kebebasan Ryu...
113
Episode 113. Permintaan Andrea, Rencana Ryu
114
Episode 114. Gara-gara Parfum
115
Episode 115. Tempat Teraman
116
Episode 116. Misi Danu?
117
Episode 117. Tertangkapnya Andrea
118
Episode 118. Cerita Danu
119
Episode 119. Berkah atau Musibah...?
120
Episode 120. Tak Ada Peluang
121
Episode 121. Pertemuan
122
Episode 122. Jangan Jadi Pengecut...!
123
Episode 123. Baby Kalila
124
Episode 124. Cinta yang sebenarnya
125
Episode 125. Penyembuh Luka
126
Episode 126. Pertemuan
127
Episode 127.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!