Episode 12. Liburan Singkat Bersama Keluarga William

Angin berhembus dari jendela yang terbuka. Gordennya melambai diterbangkan angin. Arumi menatap langit. Begitu bersih. Hanya ada sedikit awan saja yang menutupinya sehingga birunya langit terlihat jelas.

Sejenak mata Arumi menerawang jauh. Tatapannya menerobos bingkai jendela. Sebentar lalu memandangi burung-burung yang masih tampak setia berloncatan dari dahan ke dahan. Juga mendengar nyanyian kecil burung dengan suaranya yang khas.

Tak lama kemudian, ingatan Arumi kembali menyasar pada seulas wajah yang ia rindu, Walau polahnya telah melukai perasaanku. Namun tetap saja aku menyimpan cinta untuknya. Terlebih akhir-akhir ini perlakuannya kepada Arumi sedikit manis.

"Ah, Pak Mirza..." gumam Arumi sambil mengusap wajah sedikit kesal.

Tok.

Tok.

Tok

"Mbak, di tunggu mas Darius..." ucap mbok Parni dari balik pintu.

"Darius...? Siapa dia? Apa sopir yang dikirimkan Tante Dania?" batin Arumi.

"Ya, mbok. Sebentar lagi...!"

Sekali lagi Arumi mematut diri. Ia tersenyum melihat pantulan dirinya dalam cermin. Terlebih saat melihat tubuhnya yang sedikit kurusan. Ya...dengan hilangnya sebelas kilogram sudah pasti Arumi terlihat lebih fresh dan cantik. Hal tersebut auto meningkatkan rasa percaya dirinya.

Sejurus kemudian, Arumi menyambar koper traveling berukuran kecil dan menariknya menyusuri anak tangga yang lumayan panjang. Sesampainya di ujung anak tangga, Arumi di sambut senyum oleh seorang laki-laki bertubuh tegap. Wajahnya juga bisa dibilang cukup tampan dengan rambut sedikit gondrong berwarna hitam bergelombang yang diikat rapih.

"Hem, cukup tampan dan elegan..." batin Arumi.

"Sore, Nona. Saya Darius. Saya diperintahkan Nyonya Dania untuk menjemput nona. Apakah nona sudah siap...?"

Arumi mengangguk. Bibirnya mengurai senyum penuh keramahan. Langkahnya gontai, melenggang menuju halaman dimana sebuah mobil mewah milik keluarga William terparkir. Koper yang semula ditentengnya pun kini telah berpindah tangan.

"Ah, kupikir pak Mirza yang akan menjemput. Hehehe....Aku sudah halu duluan" batin Arumi saat ia sudah duduk sempurna dalam mobil.

Tak lama senja datang menjemput. Diam-diam telah meninggalkan terang dan menghantarkan malam ke buni. Arumi tersenyum. Matanya menatap pohon-pohon di sepanjang jalan yang tampak berkejaran.

Bersamaan dengan itu. Perjalanan telah menelan sang waktu hingga hampir dua jam. Arumi yang sempat terlena dalam mimpinya, terkesiap saat mendengar suara berat Darius.

"Nona, sudah sampai. Nona Arumi. Nona..."

"Egh..."

"Maaf, Nona. Sudah sampai di villa..."

"Oya, terima kasih..."

Arumi meregangkan tubuh sejenak saat keluar dari mobil. Matanya memutari setiap inci villa mewah di hadapannya.

"Selamat datang, Arumi..."

Sambut Dania saat matanya melihat kehadiran Arumi. Senyumnya begitu sumringah. Dania langsung memeluk Arumi dan menghadiahinya dengan kecupan pada pipi dan pucuk kepalanya.

"Maaf, atas keterlambatan jemputannya ya? Maklum ada ulet keket yang sempat buat gaduh"

"U-ulat keket, Tante...?"

"Ah, nanti juga kamu tahu. Ayok, kita langsung ke roof. Semua sudah berkumpul di sana..."

"Ya, Tante..."

"Bi Tuti, tolong bawa koper non Arumi ke kamar atas ya"

"Baik, Nyonya..."

Dania tersenyum menatap Arumi. Tangannya menggandeng lengan gadis yang digadang-gadang menjadi menantunya itu.

"*Mirza...kau lihat gadis pilihan mama ini. Kini ia sudah mulai berubah. Sudah makin cantik dan lebih kurus..."

"Duh...jantung jangan buat kacau ya. Tenang...tenang. Apa pun yang terjadi harus tetap tenang. Buktikan bahwa kau gadis yang telah dewasa*..." batin Arumi.

"Situasinya akan rikuh saat Arumi datang, karena ada Andrea di sisiku. Duh...Andrea juga mengapa sikapnya lebai begini ya. Aku semakin rikuh. Sial..." batin Mirza.

"Mengapa Mirza begitu rikuh? Gelayutan tangan Andrea sepertinya membuatnya tak nyaman. Biasanya Mirza bisa bersikap dingin pada situasi apapun, namun tidak saat ini sepertinya. Apakah tengah terjadi sesuatu padanya?" batin Elvano.

"Arumi mengapa kau lama sekali...? Dua hari aku tak melihat mu, hati ku jadi gelisah. Apakah ini cinta...?" gumam Faaz.

"Mengapa Arumi begitu lama dari jadwal yang di tentukan? Apakah ini karena ulet keket itu? Ish...sebel banget lihatnya. Dari tadi nemplok aja pada pak Mirza. Benar-benar ulat keket. Awas kau nanti ya..." batin Vanya kesal.

"Yank, lama sekali sih. Aku sudah lapar. Kita mulai saja yuk..."

"Sebentar lagi. Arumi masih di perjalanan. Mungkin sepuluh menit lagi..."

"Ketimbang gadis kampung saja ditunggu.."

"An, jangan begitu. Itu tamu papa dan mama. Karena mereka yang mengundangnya..."

"Hai semuanya...lihat siapa yang datang?" ucap Dania sambil merangkul bahu Arumi saat sampai di roof.

"Arumi...." batin Mirza. Matanya menatap Arumi sejenak kemudian beralih ke arah lain saat sadar William dan Elvano menatapnya.

"Ini anak nakal sok jual mahal pada Arumi. Padahal hatinya mulai kepincut. Aduh....Tunggu saja kau akan hilang ingatan pada si ulat keket itu" batin William.

"Sini, Ndok..."

"Terima kasih, Om..."

Arumi melangkah menuju sebuah kursi seperti arahan William. Jantung Arumi begitu resah karena kursi itu tepat berada di sebelah kanan Mirza dan sebelah kiri Faaz.

"Hei...apa kabar, Arumi?"

"Baik dokter..."

"Ar, ponsel mu seharian tak aktif? Aku menghubungi mu sejak pagi..."

"Ya, maaf. Ponsel ku rusak. Semalam jatuh"

"Ceroboh sekali...."

"Mirza..." tegur William.

"Tidak apa-apa, Om. Saya memang ceroboh..."

"Ah, sudah-sudah. Ayo kita mulai, Pa..."

William terkekeh saat mendengar ucapan Dania.

"Pertama saya meminta maaf, jadwal liburannya jadi mundur dua pekan dari undangan yang semestinya. Kedua Ayoklah kita makan..." ucap William sambil terkekeh. Itu pun setelah cubitan kecil mendarat di perutnya.

"Berisik. Jangan kelamaan pidatonya..." bisik Dania.

"Selamat makan semuanya..." ucap Dania sambil menuangkan nasi ke dalam piring suaminya.

Ekor mata Arumi tak lepas dari pemandangan di sebelahnya dimana Andrea dengan mesranya mengambilkan makanan untuk Mirza.

"Duh... jika tahu Andrea akan datang, aku pasti menolak undang Tante Dania. Keseeel....!" batin Arumi.

Cletik...

Suara sendok beradu pada piring saat Faaz mengambilkan menu ke piring Arumi. Dan apa yang dilakukan Faaz tersebut ditangkap oleh Mirza. Sekilas terlihat ekspresi tak suka di wajah Mirza, namun kemudian ia dapat dapat dengan menutupinya.

"Jangan rusak program diet mu. Jadi aku pilihkan makanan yang boleh kau nikmati saja..." ucap Faaz setengah berbisik sambil mengkerlingkan sebelah matanya. Sementara tangannya masih sibuk meletakkan lauk untuk dinikmati Arumi.

"Terima kasih, dokter..." ucap Arumi sambil tersenyum.

"Ikat rambut kamu mana?"

"Kenapa, dokter..."

"Aku pinjam..."

Arumi pun mengeluarkan ikat rambut yang memang selalu ada dalam tas kecilnya. Dengan penasaran Arumi memberikannya kepada Faaz. Tanpa ba-bi-bu lagi Faaz pun menyambarnya dan langsung bangkit dari duduknya. Di raihnya rambut hitam Arumi yang tergerai dan mengikatnya. Arumi jadi terkesiap atas perlakuan manis Faaz tersebut. Sejenak wajahnya merona karena tindakan Faaz tersebut disaksikan semua orang tanpa terkecuali.

"Rambut mu mengganggu ketenangan santapan mu. Dan lagi kamu lebih cantik seperti ini..."

Deg.

Jantung Arumi berdegup hebat seiring wajahnya yang semakin merona.

"Cieeee...." ucap hampir semua bersamaan.

"Sial...apa yang dilakukan Faaz? Kau hendak memanasi ku? Aku tak kan berpengaruh.." batin Mirza.

"Wah, bakalan ada pasangan baru nieh..."celetuk Elvano dibarengi dengan gelak oleh yang lain.

Entah mengapa tiba-tiba saja Mirza bangkit dari duduknya. Wajahnya biasa saja. Namun kilat matanya meninjukkan sebuah kekesalan.

"Saya sudah selesai. Maaf saya duluan..." ucap Mirza dan berlalu tanpa mempedulikan panggilan Andrea atau pun lainnya.

"Sayang...aku belum selesai. Sayang...!" rengek Andrea kesal.

"Sudah lanjutkan saja Andrea. Jangan hiraukan Mirza..."

"Iya, Om..." ucap Andrea yang kembali menyantap hidangan di piringnya. Matanya sesekali menatap interaksi Arumi dan Faaz.

"Ada apa dengan pak Mirza. Bukankah santapannya baru saja di mulai. Apa dia tidak berselera dengan menunya? Ah, sungguh tidak sopan perilakunya" batin Arumi.

🌸🌸🌸🌸🌸

Pukul sembilam lewat empat puluh lima menit. Arumi membuka pintu kamar dan bermaksud bergabung dengan yang lain di tempat barbeque. Tapi ia menjadi urug saat dilihatnya Mirza berdiri di depan kamarnya.

"Pak Mirza....?"

"Cuci rambut mu. Aku tidak ingin ada bekas tangan Faaz di sana" ucap Mirza sambil menyodorkan shampoo.

"Loh...kok gitu?"

"Ya harus begitu. Awas jika kau keluar belum mencuci rambut mu, nilai mu akan ku kurangi. Atau bahkan tak ku luluskan di mata kuliah ku"

"Yak...yak...yak...jangan seperti itu, Pak"

"Karena itu turuti perintahku..." ucap Mirza dengan tatapan mengintimidasi.

"Baiklah..." ucap Arumi lesu dan kembali ke dalam kamar.

"Manusia Aneh..." gerutunya.

"Aku dengar....!"

"Ya, Pak. Maaf..!"

"Tuh manusia kulkas tajam juga pendengarannya. Sial..." batin Arumi.

Kurang lebih dua puluh menit kemudian, Arumi pun telah bergabung kembali bersama yang lainnya. Mirza tampak tersenyum puas saat melihat rambut Arumi sedikit lembab.

"Ar, Lo mandi...?"

"Ah, tidak. Cuma cuci rambut saja. Tadi terasa gerah..."

"O..."

"Nah, Arumi dan lainnya. Saya punya tantangan untuk kalian..."

"Apa tuh, Om?"

"Apa tuh, Pa..."

"Ada hadiahnya tidak...?"

"Belum apa-apa sudah nanyain hadiah. Pokoknya yang berhasil memenangkan tantangan ini ada hadiah istimewa yang menunggu"

Prok.

Prok.

Prok.

Suasana menjadi riuh dengan tepuk tangan saat tahu ada hadiahnya.

"Ok, saya akan membagi kalian jadi tiga kelompok. Mirza dan Andrea, Arumi dan Faaz, Elvano dan Vanya. Masing-masing akan mendapat satu buah gitar..." ucap Dania sambil memberikan gitar pada masing-masing kelompok yang sebelum sudah berkelompok dengan sendirinya.

"Lalu apa tantangannya, Tante...?"

"Wah, Vanya sudah tak sabar Sepertinya..." ucap Dania yang disambut kekeh yang lain.

"Saya yakin kalau para pria bisa bermain gitar. Karena itu tugas para pria adalah mengajari pasangannya bermain gitar. Lagunya kalian bisa pilih satu diantara tiga berikut. Cinta Luar Biasa (Admesh), Menualah dengan ku (NaFF), Cintanya Aku (Tiara Andini Feat Arsy Widianto)..."

"Beuh...romantis semua. Vanya mau pilih yang mana?"

"Em, cintanya aku sepertinya ok dech kak..."

"Oke kita pilih yang itu..."

"Sayang kita pilih yang Menualah Dengan ku, ya...? Tapi nanti ajari aku ya, sayang"

"Baiklah..."

"Wah, Ar...kita kebagian Cinta Luar Biasa"

"Tidak apa-apa, Kak. Itu juga bagus. Bahkan bagus banget..."

"Kak...? Kenapa Arumi memanggil Faaz dengan embel-embel Kak? Sudah se-intens itu kah hubungan keduanya?" batin Mirza.

"Baik. Waktu kalian mulai malam ini sampai setelah makan padi esok. Kurang lebih jam delapan. Bagaimana, sanggup...?"

"Sanggup...." ucap semua walau disusupi kegamangan.

"Semoga rencana kita berhasil ya, Pa..."

"Semoga saja...."

"Em, tadi papa lihat tidak reaksi Mirza di meja makan saat melihat interaksi Arumi dan Faaz?"

"Ya. Sepertinya anak ganteng kita itu terjangkit virus cemburu..."

"Hehehe..." tawa William dan Dania setengah ditahan.

🌸🌸🌸🌸🌸

"Aku tahu Arumi bisa memainkan gitar. Apalagi lagi lagi Cinta Luar Biasa ini. Aku pernah melihatnya di rumah sakit. Tapi berpura-pura lah tidak bisa untuk malam ini..."

"Ah, kak Faaz ini serba tahu ya. Kak Faaz memang selalu di depan..." ucap Arumi sambil menunjukkan ibu jarinya meniru sebuah iklan.

"Hahaha...kamu tuh ya" ucap Faaz sambil mengacak pucuk kepala Arumi.

"Sial...kenapa aku harus menyaksikan interaksi Faaz dan Arumi? Sial..." batin Mirza.

"Kita mulai ya. Kita pelajari dahulu chord gitar nya ya. Aku sudah tak searching. Nieh..

"Kunci G itu begini..." ucap Faaz. Tangannya memegang jemari tangan Arumi dan mengarahkannya. Tak jarang, Faaz mengacak pucuk kepala Arumi sebagai apresiasinya saat Arumi berhasil menguasai satu kunci. Dalam waktu satu jam beberapa kunci gitar pun diselesaikan Arumi. Walaupun sebenarnya Arumi telah menguasai semua, namun demi meluluskan permintaan Faaz dengan aktingnya, maka Arumi rela melakukannya.

"Selesai...!" ucap Faaz yang langsung mendapat perhatian semua.

"Em, maksudnya kuncinya. Lagunya belum. Hehee...." ralat Faaz sambil menggaruk kepala walau tak gatal.

🌸🌸🌸🌸🌸

"Ah, sial...! Lagi-lagi aku harus menyaksikan interaksi Faaz dan Arumi. Duh...kenapa Arumi cepat sekali menguasai banyak kunci? Aku jadi penasaran trik apa yang digunakan Faaz sehingga Arumi cepat menguasainya. Aku ingin menerapkan trik tersebut pada Andrea yang sejak tadi sulit sekali aku ajari. Ah..." batin Mirza.

Sejak di mulainya tantangan, mata Mirza selalu mencuri pandang ke arah Faaz yang begitu asyik mengajari Arumi. Sesekali Faaz pun terlihat menyuapkan potongan buah ke mulut Arumi yang Arumi terima dengan senang hati, walau hatinya tak menerimanya sepenuhnya.

"Sayang...ayo kita lanjutkan. Aku tidak boleh kalah dari gadis kampung itu"

"Aduh, Andrea...kita istirahat sebentar ya. Aku lelah..." ucap Mirza sambil memijat keningnya perlahan dan menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi.

"Ada apa dengan pak Mirza. Mengapa ia terlihat frustasi? Apakah begitu sulit mengajari Andrea...?" batin Arumi yang matanya juga sesekali menatap interaksi Mirza dan Andrea. Entah mengapa setiap melihat interaksi keduanya, Arumi merasa ada desiran aneh yang menelusup dalam hatinya. Apakah itu rasa cemburu? Arumi tidak mengetahuinya...

"Ahai...rasakan itu, Mirza. Kau frustasi melihat interaksi Arumi dan Faaz. Makanya jangan sok jual mahal. Aku yakin cintamu sudah mulai terbagi dua..." batin Elvano.

Terpopuler

Comments

Kariyati Kariyati

Kariyati Kariyati

kapan up

2022-03-19

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. Aku Arumi
2 Episode 2. Buat Aku Jatuh Cinta
3 Episode 3. Menjadi Kuat dan Berani
4 Episode 4. Hinaan Terakhir
5 Episode 5. Perhelatan Kampus
6 Episode 6. Cemburu
7 Episode 7. Rencana Andrea
8 Episode 8. Kau Berbeda
9 Episode 9. Ujian Diet...
10 Episode 10. Menginap di Rumah Sakit
11 Episode 11. Desiran Aneh
12 Episode 12. Liburan Singkat Bersama Keluarga William
13 Episode 13. Bertemu Wewe Gombel
14 Episode 14. Pernyataan Cinta
15 Episode 15. Kecemburuan Mirza.
16 Episode 16. Rencana Andrea
17 Episode 17. Terungkapnya Kejahatan Andrea
18 Episode 18. Pembalasan Arumi
19 Episode 19. Hukuman Terenak
20 Episode 20. Cinta Mirza, Kegamangan Arumi
21 Episode 21. Oleh-oleh Ayah
22 Episode 22. Quiz Dadakan
23 Episode 23. Kegelisahan itu Milik siapa?
24 Episode 24. Ada yang Kangen...
25 Episode 25. Keyakinan Mirza
26 Episode 26. Gadis Ajaib itu...Gadisku
27 Episode 27. Aku ingin Bersamamu...
28 Episode 28. Selamat Tinggal, Pak Mirza...
29 Episode 29. Arumi Menghilang
30 Episode 30. Arumi, Dimana Kau...?
31 Episode 31. Kecemasan Mirza
32 Episode 32. Pencarian Mirza
33 Episode 33. Flashback Arumi
34 Episode 34. Pertemuan Arumi dan Mirza
35 Episode 35. Dia Gadis Ku
36 Episode 36. Hukuman
37 Episode 37. Kangen
38 Episode 38. Berita Sampah
39 Episode 39. Ancaman Mirza
40 Episode 40. Menikah, yuk...
41 Episode 41. Surat Izin Menikah
42 Episode 42. Permintaan Permana
43 Episode 43. Proposal
44 Episode 44. Dalang Penyebar Berita Hoax
45 Episode 45. Hukuman Shereen...
46 Episode 46. Ayah....
47 Episode 47. Cara Ampuh Mirza
48 Episode 48. Menyusun Rencana
49 Episode 49. Bertemu "Nyai" (1)
50 Episode 50. Bertemu "Nyai" (2)
51 Episode 51. Terbongkar
52 Episode 52. Siapa Dalang Perusakan?
53 Episode 53. Kecewa dan Amarah
54 Episode 54. Penasaran
55 Episode 55. Saudara Laki-laki Se-ibu
56 Episode 56. Kakak Lain Ayah
57 Episode 57. Mungkinkah Andrea Pelakunya?
58 Episode 58. Gala Dinner
59 Episode 59. Pengakuan Dua Laki-laki
60 Episode 60. Hampir Saja....
61 Episode 61. Tangis Shereen
62 Episode 62. Ada Apa...?
63 Episode 63. Dilema Dua Hati
64 Episode 64. Satu Jam Terasa Setahun
65 Episode 65. Sendu di Pagi Hari
66 Episode 66. Permintaan Permana...
67 Episode 67. Rencana Pernikahan
68 Episode 68. Wali Nikah
69 Episode 69. Jangan Tinggalkan Arumi, Yah...
70 Episode 70. Sebait Doa Terindah
71 Episode 71. Sedihnya Arumi
72 Episode 72. Sendu Yang Berubah Merah Jambu
73 Episode 73. Maafkan Aku...
74 Episode 74. Apakah Korban itu Mirza...?
75 Episode 75. Skenario Pertemuan
76 Episode 76. Dua Pendekar
77 Episode 77. Kesempatan Dalam Kesempitan
78 Episode 78. Pernyataan Dokter Faaz
79 Episode 79. Di Lorong Yang Lengang
80 Episode 80. Rindu Yang Membuncah
81 Episode 81. Rindu Yang Membuncah Lagi
82 Episode 82. Undangan
83 Episode 83. Kegamangan Edward
84 Episode 84. Andrea...
85 Episode 85. Keive...(1)
86 Episode 86. Keive...(2)
87 Episode 87. Mangsa Memangsa Mangsa...
88 Episode 88. Jaring-jaring Kepalsuan
89 Episode 89. Permintaan Keive
90 Episode 90. Jatuh Hati
91 Episode 91. Mencintai Sepanjang Mau Kita...
92 Episode 92. Pertemuan
93 Episode 93. Beri Kesempatan
94 Episode 94. Rencana
95 Episode 95. Tepok Jidat Atas Sebuah Kebenaran
96 Episode 96. Rencana Keive dan Vanya
97 Episode 97. Vanya Oh Vania...
98 Episode 98. Misi Selesai...
99 Episode 99. Permintaan Keive
100 Episode 100. Misi Selanjutnya
101 Episode 101. Jalan Cerita...
102 Episode 102. Mencari File Rahasia
103 Episode 103. Api Amarah (Aku Harus Apa...?)
104 Episode 104. Api Amarah Lagi...
105 Episode 105. Terima Kasih
106 Episode 106. Ancaman Andrea
107 Episode 107. Ketidakpedulian Andrea
108 Episode 108. Pecinta Sejati
109 Episode 109. Kepergian Keive
110 Episode 110. Catatan Keive
111 Episode 111. Cerita Keive Lagi...
112 Episode 112. Hari Kebebasan Ryu...
113 Episode 113. Permintaan Andrea, Rencana Ryu
114 Episode 114. Gara-gara Parfum
115 Episode 115. Tempat Teraman
116 Episode 116. Misi Danu?
117 Episode 117. Tertangkapnya Andrea
118 Episode 118. Cerita Danu
119 Episode 119. Berkah atau Musibah...?
120 Episode 120. Tak Ada Peluang
121 Episode 121. Pertemuan
122 Episode 122. Jangan Jadi Pengecut...!
123 Episode 123. Baby Kalila
124 Episode 124. Cinta yang sebenarnya
125 Episode 125. Penyembuh Luka
126 Episode 126. Pertemuan
127 Episode 127.
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Episode 1. Aku Arumi
2
Episode 2. Buat Aku Jatuh Cinta
3
Episode 3. Menjadi Kuat dan Berani
4
Episode 4. Hinaan Terakhir
5
Episode 5. Perhelatan Kampus
6
Episode 6. Cemburu
7
Episode 7. Rencana Andrea
8
Episode 8. Kau Berbeda
9
Episode 9. Ujian Diet...
10
Episode 10. Menginap di Rumah Sakit
11
Episode 11. Desiran Aneh
12
Episode 12. Liburan Singkat Bersama Keluarga William
13
Episode 13. Bertemu Wewe Gombel
14
Episode 14. Pernyataan Cinta
15
Episode 15. Kecemburuan Mirza.
16
Episode 16. Rencana Andrea
17
Episode 17. Terungkapnya Kejahatan Andrea
18
Episode 18. Pembalasan Arumi
19
Episode 19. Hukuman Terenak
20
Episode 20. Cinta Mirza, Kegamangan Arumi
21
Episode 21. Oleh-oleh Ayah
22
Episode 22. Quiz Dadakan
23
Episode 23. Kegelisahan itu Milik siapa?
24
Episode 24. Ada yang Kangen...
25
Episode 25. Keyakinan Mirza
26
Episode 26. Gadis Ajaib itu...Gadisku
27
Episode 27. Aku ingin Bersamamu...
28
Episode 28. Selamat Tinggal, Pak Mirza...
29
Episode 29. Arumi Menghilang
30
Episode 30. Arumi, Dimana Kau...?
31
Episode 31. Kecemasan Mirza
32
Episode 32. Pencarian Mirza
33
Episode 33. Flashback Arumi
34
Episode 34. Pertemuan Arumi dan Mirza
35
Episode 35. Dia Gadis Ku
36
Episode 36. Hukuman
37
Episode 37. Kangen
38
Episode 38. Berita Sampah
39
Episode 39. Ancaman Mirza
40
Episode 40. Menikah, yuk...
41
Episode 41. Surat Izin Menikah
42
Episode 42. Permintaan Permana
43
Episode 43. Proposal
44
Episode 44. Dalang Penyebar Berita Hoax
45
Episode 45. Hukuman Shereen...
46
Episode 46. Ayah....
47
Episode 47. Cara Ampuh Mirza
48
Episode 48. Menyusun Rencana
49
Episode 49. Bertemu "Nyai" (1)
50
Episode 50. Bertemu "Nyai" (2)
51
Episode 51. Terbongkar
52
Episode 52. Siapa Dalang Perusakan?
53
Episode 53. Kecewa dan Amarah
54
Episode 54. Penasaran
55
Episode 55. Saudara Laki-laki Se-ibu
56
Episode 56. Kakak Lain Ayah
57
Episode 57. Mungkinkah Andrea Pelakunya?
58
Episode 58. Gala Dinner
59
Episode 59. Pengakuan Dua Laki-laki
60
Episode 60. Hampir Saja....
61
Episode 61. Tangis Shereen
62
Episode 62. Ada Apa...?
63
Episode 63. Dilema Dua Hati
64
Episode 64. Satu Jam Terasa Setahun
65
Episode 65. Sendu di Pagi Hari
66
Episode 66. Permintaan Permana...
67
Episode 67. Rencana Pernikahan
68
Episode 68. Wali Nikah
69
Episode 69. Jangan Tinggalkan Arumi, Yah...
70
Episode 70. Sebait Doa Terindah
71
Episode 71. Sedihnya Arumi
72
Episode 72. Sendu Yang Berubah Merah Jambu
73
Episode 73. Maafkan Aku...
74
Episode 74. Apakah Korban itu Mirza...?
75
Episode 75. Skenario Pertemuan
76
Episode 76. Dua Pendekar
77
Episode 77. Kesempatan Dalam Kesempitan
78
Episode 78. Pernyataan Dokter Faaz
79
Episode 79. Di Lorong Yang Lengang
80
Episode 80. Rindu Yang Membuncah
81
Episode 81. Rindu Yang Membuncah Lagi
82
Episode 82. Undangan
83
Episode 83. Kegamangan Edward
84
Episode 84. Andrea...
85
Episode 85. Keive...(1)
86
Episode 86. Keive...(2)
87
Episode 87. Mangsa Memangsa Mangsa...
88
Episode 88. Jaring-jaring Kepalsuan
89
Episode 89. Permintaan Keive
90
Episode 90. Jatuh Hati
91
Episode 91. Mencintai Sepanjang Mau Kita...
92
Episode 92. Pertemuan
93
Episode 93. Beri Kesempatan
94
Episode 94. Rencana
95
Episode 95. Tepok Jidat Atas Sebuah Kebenaran
96
Episode 96. Rencana Keive dan Vanya
97
Episode 97. Vanya Oh Vania...
98
Episode 98. Misi Selesai...
99
Episode 99. Permintaan Keive
100
Episode 100. Misi Selanjutnya
101
Episode 101. Jalan Cerita...
102
Episode 102. Mencari File Rahasia
103
Episode 103. Api Amarah (Aku Harus Apa...?)
104
Episode 104. Api Amarah Lagi...
105
Episode 105. Terima Kasih
106
Episode 106. Ancaman Andrea
107
Episode 107. Ketidakpedulian Andrea
108
Episode 108. Pecinta Sejati
109
Episode 109. Kepergian Keive
110
Episode 110. Catatan Keive
111
Episode 111. Cerita Keive Lagi...
112
Episode 112. Hari Kebebasan Ryu...
113
Episode 113. Permintaan Andrea, Rencana Ryu
114
Episode 114. Gara-gara Parfum
115
Episode 115. Tempat Teraman
116
Episode 116. Misi Danu?
117
Episode 117. Tertangkapnya Andrea
118
Episode 118. Cerita Danu
119
Episode 119. Berkah atau Musibah...?
120
Episode 120. Tak Ada Peluang
121
Episode 121. Pertemuan
122
Episode 122. Jangan Jadi Pengecut...!
123
Episode 123. Baby Kalila
124
Episode 124. Cinta yang sebenarnya
125
Episode 125. Penyembuh Luka
126
Episode 126. Pertemuan
127
Episode 127.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!