Kirana dan sahabat-sahabatnya sudah tiba di restoran mereka juga sudah absen, mereka pun pergi ketempat tugas masing-masing.
Hari ini sudah selesai Kirana di kasir, jadi dirinya kembali menjadi pelayan lagi. Kirana lalu merapikan setiap meja, dan juga mengisi tisu dimeja yang mulai menipis.
Lili pagi-pagi perutnya terasa melilit ingin segera membuang air besar, melihat toilet terbuka dirinya langsung masuk toilet. Saat Lili di dalam toilet dirinya mendengar suara Mita dan Novi bergosip lagi pagi ini.
"Kuli bangunan itu udah gak bangun gedung sebrang, sekarang bekerja di kabupaten sebelah. Aku yakin sebentar lagi Kirana itu di selingkuhin" kata Mita perkataan yang Lili dengar karena mungkin Mita sudah ngomong yang lain di jalan tadi
"Benar tu, lihat saja dalam berapa minggu ini pasti si kuli bangunan itu punya gebetan baru di sana. Kirana bakal nangis kalo tau terus mereka putus deh" jawab Novi terkekeh
"Iya hahaha, gak sabar banget lihat Kirana nangis karena ditinggal si kuli bangunan itu" kata Mita tertawa
"Aku juga gak sabar nunggu waktu Kirana nangis, kamu jahat selingkuh dariku" kata Novi sembari mempraktekkan
"Hahahaha....." tawa Mita dan Novi barengan
Lili keluar dari toilet menunjuk Mita dan Novi
"Aku tu heran dengan kalian kenapa selalu ngomongin Kirana dari belakang dan sering menyebar gosip yang gak benar tentang Kirana, segitunya kalian iri dengan kehidupan Kirana" kata Lili masih menunjuk Mita dan Novi
"Awas ya kalian berdua, mungkin Kirana gak mau ngasih kalian pelajaran tapi aku sendiri yang akan membuat perhitungan dengan kalian. Ingat omonganku ini" kata Lili kesal sembari meninggalkan mereka
Lili kembali mengerjakan tugasnya. Mita dan Novi hanya diam tak menjawab sambil tersenyum mendengar ancaman Lili tadi.
"Bocah tengil itu mau jadi jagoan" kata Mita melipat kedua tangannya di dada
"Iya benar banget, bocah tengil itu memangnya bisa apa" jawab Novi terkekeh
Mita dan Novi juga kembali mengerjakan tugas masing-masing.
Tak terasa restoran mulai berdatangan orang-orang sedikit demi sedikit dan restoran mulai ramai seluruh pelayan mulai kewalahan dan sibuk menyiapkan makanan lalu mengantarkan makanan.
Karena begitu ramai restoran hari ini, Kirana terpaksa membantu di bagian kasir mencatat nota dan menerima pembayaran para pembeli.
Sedangkan Agam dan kuli bangunan yang lain sudah mulai bekerja, pekerjaan mereka kali ini tidak terlalu lama nantinya mungkin cuma berapa bulan karena hanya renovasi.
Kalo perusahaan di kabupaten sebelah kemarin menambah bangunan bagian belakang berapa tingkat makanya memakan waktu hampir satu tahun.
Tak terasa waktu istirahat, rombongan kuli bangunan mencatat siapa-siapa yang ingin membeli nasi bungkus karena Agam yang hanya punya kendaraan jadi dirinya yang di suruh ketua kuli bangunan untuk membeli nasi mereka.
Agam sudah pergi bersama Danu mencari rumah makan yang murah, kemarin kerja dekat dengan Kirana. Agam tak pernah membeli nasi karena selalu dapat bekal dari Kirana jadi uangnya disimpen sedangkan disini dirinya terpaksa harus beli karena di mess tak ada kompor untuk masak.
Setelah menemukan rumah makan yang murah Agam males turun dari motor jadi menyuruh Danu yang pesan, dirinya ingin menunggu dimotor saja.
Setelah selesai membungkus nasi mereka kembali ke lokasi pembangunan tadi, mereka mulai makan nasi masing-masing.
"Pak de, kita sokongan aja beli kompor biar gak setiap hari harus beli nasi" saran Agam sembari menuangkan air minum ke gelas
"Bagus tu saran mu kita beli kompor saja, ayo kita sokongan" kata Pak de ketua kuli bangunan mengajak yang lain
"Iya benar enak beli kompor bisa masak sendiri jadi bisa banyak makannya, gak kayak gini dibatasi kalo nasi bungkus habis gak bisa nambah hehehe" kata Danu terkekeh merasa kurang dengan nasi bungkus tadi
"Iya sini uangnya dikumpulkan sekarang biar bisa langsung beli kompor" kata Agam mulai menerima uang yang lain
Setelah uang terkumpul Agam mulai menghitung setiap lembar uang yang ditangannya.
"Kurang 100 ribu, gak masalah nanti aku saja yang nambahin" kata Agam mengambil uang di saku
Agam pun izin dulu dengan Pak de mau beli kompor saat itu juga, Pak de mengizinkannya sedangkan yang lain sudah mulai bekerja lagi.
Agam mulai mengendarai motor miliknya dan pergi mencari toko yang menjual kompor.
Ditempat lain Kirana dapat giliran makan siang, dirinya yang kelelahan berjalan ke belakang lalu duduk sambil bersandaran di dinding sembari menghapus keringat yang ada dikeningnya.
Kirana setelah mencuci tangan mulai makan bekal yang selalu dibawanya, Kirana dan sahabat-sahabatnya memang selalu membawa bekal mereka memasak bekal itu setelah sholat subuh.
Mereka memang tak pernah membeli nasi karena nasi bungkus lauknya itu-itu saja, jika mereka masak menu makanan bisa berubah-rubah sesuai selera mereka inginkan. Itulah prinsip Kirana dan sahabat-sahabatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments