...Klara Di Dunia Lain...
Aku sangat takut, kemudian saat itu aku baru sadar kalau aku ternyata tersesat. Aku berusaha mencari bantuan dan aku tinggalkan sepeda aku di ujung bibir dekat danau, begitu pula dengan lukisanku.
Hari mulai gelap, tak ku temui jalanan tiba-tiba tanganku tersangkut dahan pohon aku menjerit ketakutan aku sangat takut tapi aku hanya sendirian, disana aku menemukan sebuah rumah angker. Aku tak sengaja masuk, karna aku perlu tempat untuk berteduh karna sangat gelap sekali, ditambah dengan suara angker di dekat hutan. Aku pun menangis tersedu-sedu, sambil meminta tolong aku juga tak kuat karna aku kelaparan.
Semirik suara jangkrik tapi terdengar sangat seram bagiku ditambah dengan suara anjing hutan saat itu, malam sangat dingin baju aku basah tak ku temui makanan disini. Rumah ini sangat sepi dan tak berpenghuni, kemudian aku dengar ada suara musik ternyata datangnya dari sebuah radio usang, aku kaget kenapa radio ini bisa berputar sendiri. Tiba-tiba ada sekelibat bayangan yang menghampiri aku seperti sosok nenek. Dia seperti melihat aku, aku berusaha bersembunyi. Kemudian suaranya mengagetkan aku ternyata nenek-nenek itu adalah pemilik rumah angker ini. Tadinya aku mengira tak ada penghuninya, ternyata yang tinggal di rumah kosong ini adalah sang nenek penjual gorengan dia berkilah bahwa di melihatku di dekat danau tapi karna aku takut jadi aku lari. Dia sebenarnya hanya ingin menolongku, katanya.
***
Rotasi
Ada dua hal yang begitu setia menjadi pendamping dalam hidup, perkenalkan dia bernama tawa dan air mata. Kita tidak akan pernah tahu keadaan seperti apa yang akan kita tempuh dalam hari-hari kedepan. Kita juga tidak akan pernah tahu pertemuan seperti apa yang akan membuat kita bahagia atau malah sebaliknya.
Detik-detik yang selalu berjalan adalah parade dalam mensyukuri anugerah Tuhan. Karena pada hakikatnya, telah menempuh kehidupan saja adalah anugerah terbesar yang sudah juta terima. Keadaan juga memiliki pasang surutnya, kebahagiaan dan kesedihan akan berputar pada porosnya.
Munafik apa arti diketuk palu, terjatuh bukan karena malu. Biarkan ditendang, bila bisa terbang. Tak usah peduli walaupun lubang sebesar bumi, tapi munafik ya munafik, sudah biasa terlahir begitu.
Aku tak pandai bercerita dan aku tak mampu menjelaskan, aku hanya mampu mendengarkan kosong! Kemudian aku lepaskan.
Apa kau sadar, mencari seseorang yang karena kelebihanmu tak sulit namun seseorang yang bertahan akan kekurangan mu itu merupakan hal yang terindah dari sebuah komitmen adalah bahwa kamu tahu ada seseorang yang tetap menyayangi kamu, dan peduli bahwa suatu saat nanti segala kelebihan mu hilang. Camkan itu sebelum kau memutuskan untuk berkhianat hanya karena nafsu sesaat.
Semoga kau belajar, meski dengan cara terpahit apa yang sudah diperbuat, tak bisa di tarik kembali dan kata maaf tak selalu menyembuhkan.
Aku biarlah seperti bumi, menopang meski diinjak, memberi meski dihujani, diam meski dipanasi, sampai kau sadar jika aku hancur kau juga.
Mengapa tidak bahagia?
Pepatah lama menyebutkan bahwa ignorance is bliss (ketidak tahuan atau ketidak pedulian adalah kebahagiaan). Benar adanya bahwa hidup akan lebih mudah jika kita tidak tahu terlalu banyak, hidup akan mudah jika kita bahagia jika kita bahagia menjalankan ritual yang sudah di lakukan secara turun temurun di lingkungan kita, tanpa harus mempertanyakan mengapa seperti itu? Orang-orang secara gifted secara alamiah akan mempertanyakan semua hal yang bagi orang-orang "sudah begitu adanya". Orang-orang high achiever akan memikirkan ulang segala hal karena mereka terpapar dengan banyak pengalaman.
Beberapa orang menerima mentah-mentah apa yang dikatakan panutan atau orang tuanya, dan beberapa bagian tidak diciptakan untuk menerima semua hal, sedari mereka akan mempertanyakan segalanya. Mengapa yang di sebut baik pasti baik? Mengapa harus ada kematian? Mengapa orang dewasa harus bekerja dan berkeluarga?.
Aku adalah aku, aku adalah ceria yang bersembunyi di balik sepi. Aku adalah cahaya yang bersembunyi didalam redup, aku adalah amarah yang bersembunyi di bawah tentram. Aku adalah aku yang mencintaimu yang selalu hatimu tutupi.
Aku kesal pada dedaunan yang berguguran, aku terdiam namun tak jua aku dapatkan, berdiam diri tak akan membuat perubahan, nestapa di ujung sayap ketika aku berjalan di tengah jalan. Sayup-sayup suara terdengar. "Seperti ada yang memanggilku" tanya Klara dalam batinnya, dia sedang melukis sebuah pemandangan pepohonan di tepi danau, danau yang indah begitu cantik ditambah dengan perahu, kemudian aku melihat pula ada seekor burung camar yang indah dia terbang bersama kawanannya bermesraan di ujung gunung dekat pepohonan. Warna hijaunya pohon kala itu seperti menyeimbangkan dan menyelaraskan antara hati jiwa serta fikiran, aku tak menampik bahwa sore memberi udara dan semangat sendiri kala aku bersepeda dan mencari udara sore di dekat danau ini. Begitupun dengan indahnya kebun teh yang terdampar hangat dan sejuk, sore yang senja bertabur mimpi yang di temani suara indah burung camar.
Aku terharu ketika aku melukis sambil mendengarkan lagu lewat MP3 di smartphone milikku, saat itu waktu menunjukkan pukul 5 sore. Aku merasa masih ada sedikit waktu untuk bermain di danau ini. Saat ini tidak banyak tugas sekolah yang harus aku buat, tugas mata kuliahnya adalah Sosiologi aku harus membuat banyak data dan informasi tentang perkebunan disini. Untungnya perkebunan teh disini adalah milik kakekku, meskipun aku bisa membuat tugas mata kuliahku, tetapi tetap saja aku tidak bisa sembarangan berada disini.
Tepat jauh di dekat danau kurang lebih 5 km ada sebuah hutan, disana kata para penduduk ada sebuah rumah angker yang tak berpenghuni dan banyak orang yang datang kesana tapi tak berhasil pulang kembali ke rumahnya, ya bisa jadi mereka semua menghilang dan tak ada jejak mereka sama sekali, bahkan hewanpun juga tak ada alias sepi dan angker.
Aku Klara yang sejak masih kecil mempunyai indra ke enam, aku sangat penasaran dengan cerita yang warga setempat yang sangat terkenal itu, sempat adu memutuskan untuk mencari tahu tentang keberadaan rumah angker di dekat hutan tersebut tetapi aku sering sekali tidak jadi berangkat ke hutan itu karena banyak tugas kuliah yang harus aku selesaikan terlebih dahulu. Entah kenapa cuaca di danau ini jadi aneh sekali sekarang tiba-tiba hujan aku mengira hujan hanya sedikit tapi semakin lama semakin deras aku pun berteduh di bawah dekat rindangnya pohon besar dekat danau. Saat itu memang kondisi danau sangat sepi dan tak ada orang, sambil menunggu tiba-tiba ada suara seperti seorang perempuan sedang menangis aku kemudian mencari suara tersebut tapi tiba-tiba hilang. Lalu saat hujan reda aku pun beranjak pulang sambil mengendarai sepedaku awalnya tugas mata kuliahku hampir selesai karna tadi hujan jadi basah deh. Kemudian saat aku beranjak pulang dengan sepedaku tiba-tiba ada kabut asap menyelimutiku aku tidak bisa jalan, perasaan aku sangat takut dan akhirnya aku menemukan sebuah jalan ke arah tempat hutan angker yang terkenal itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments