CEO PLAYBOY TERJERAT NONA HACKER
"Hah-hah-hah …." Aura terengah. Dia berlari, mencoba bersembunyi dari kejaran orang-orang suruhan Reza Firto Adijaya, pemilik kerajaan bisnis Harmony Grup.
"Hallo Nona Hacker, akhirnya kami menemukanmu!"
Aura tertangkap, dia dibekap dengan sapu tangan yang telah dibubuhi obat bius. Kepalanya mulai merasakan pening yang luar biasa.
"Lepas!" Teriaknya terus meronta.
Beberapa algojo mulai memegangi kedua tangannya. Aura dibuat bertekuk lutut. Beberapa waktu Aura merasa tubuhnya mulai merasa mengambang dan kebas.
Matanya mulai mengantuk, akhirnya tidak sadarkan diri. Aura diangkat, dimasukkan ke dalam sebuah mini bus, lalu dibawa ke sebuah mansion milik pengusaha muda.
💖
💖
💖
Aura tersadar dari obat bius. Dia terbangun di atas sebuah tempat tidur dan mendapati tubuhnya telah mengenakan busana yang sangat minim.
"Bajuku, bajuku, bajuku?" Dia menjerit mendapati pakaiannya telah diganti oleh seseorang.
"Siapa keparat yang berani menukar pakaianku?" jeritnya.
Lalu terdengar suara dari luar. Sebuah suara yang menandakan kunci pintu itu tengah dibuka oleh seseorang dari luar. Terlihat seorang pria, yang hanya menggunakan handuk, menatap Aura dengan nanar.
"Kau akan menyesali semua yang telah kau lakukan kepadaku Nona Mie Instan--tepatnya Nona Hacker!"
(3 bulan yang lalu)
"Maafkan Ayah Ra, Ayah belum bisa membantu kamu untuk menambah biaya hidupmu di sana," ucap Ayah Aura di balik telepon genggam monoponiknya.
"Iya Yah, tidak apa. Ayah hanya perlu memikirkan adik-adik. Sisa beasiswaku masih banyak kok." Padahal kenyataannya, keuangan dia sudah sangat minim.
"Nanti jika upah noreh karet yang Ayah dapat berlebih, Ayah usahakan untuk segera mengirimkannya untukmu," ucap Ayah kembali.
"Yah, adik-adik lebih membutuhkan dana untuk sekolah. Nanti aku akan berusaha mencari pekerjaan part time, untuk membantu menambah biaya hidupku di sini. Siapa tahu bisa aku kirim ke kampung, jika hasilnya lumayan banyak."
"Lebih baik kamu konsentrasi dengan kuliah. Ayah khawatir jika kamu kuliah sambil bekerja, membuat konsentrasimu pecah. Nilai turun, dan beasiswanya malah ditarik kembali."
"Ayah tak perlu khawatir. Aku akan berusaha sebaik mungkin. Bagaimana dengan keadaan ibu saat ini Yah? Apakah sakit kepala Ibu masih sering kumat?"
……
...💖💖💖...
Perbincangan ayah anak itu terus bergulir hingga kuping Aura terasa panas. Dia tidak memiliki hetset untuk membantu perbincangan panjang dengan siapa pun saat menelepon.
Ponselnya hanya berupa telepon genggam seharga dua ratus ribu. Itu pun terpaksa dibeli saat hendak pergi belajar ke kota Depok. Sementara keluarganya berada di Sumatera. Dimana sang ayah hanya bekerja sebagai buruh tani dari seorang yang memiliki kebun karet.
💖
Di tempat lain, seorang CEO muda nan tampan tengah melambaikan tangannya kepada sang kekasih yang baru turun dari mobil mewahnya.
"Dah Sayang, aku berangkat ke kantor dulu!" Ucapnya pada wanita cantik berambut panjang itu.
"Dah Sayang. Aku masuk ke dalam dulu. Jika selesai, nanti aku telepon kembali."
Reza, adalah nama pria itu. Dia menatap kepergian pacarnya yang bernama Anggun yang baru saja meminta uang padanya untuk memanjakan diri di sebuah salon kecantikan.
Ponsel Reza bergetar. Dalam layar tersebut tertulis nama dengan kode Klient ke-20.
"Halo Sayang."
"…."
"Baik lah, dalam satu jam aku akan segera ke sana!"
Reza menuju ke area gedung perkantoran. Mobilnya berdiri tepat di depan sebuah gedung yang menjulang tinggi. Nama perusahaan itu adalah HARMONY GRUP, sebuah kerajaan bisnis yang memiliki berbagai jenis macam jenis usaha.
Dalam perusahaan itu, terdapat berbagai jenis usaha online yang memiliki aplikasi yang digandrungi oleh pengguna telepon pintar. Diantara lain berupa bisnis pinjaman online, belanja online, jasa kendaraan online, dan beberapa cafe offline. Saat ini dia sedang merintis bisnis baru yang sedang booming, yakni tradding online.
Dia sengaja mengangkat usaha dalam bentuk online, karena animo masyarakat yang sangat tinggi akan kemajuan teknologi seperti zaman ini. Perusahaan ini dipimpin oleh CEO muda yang sangat tampan. Dia bernama Reza Firto Adijaya. Putra sulung pemilik kampus swasta bergengsi, Barack Adijaya.
Reza menyadari memiliki wajah yang tampan. Dia mengerti kenapa semua gadis selalu ingin dekat dengannya. Setiap ada yang menyatakan cinta, dia tak pernah menolak. Sehingga koleksi kekasihnya, sudah tidak bisa dihitung dengan jari.
"Sayang, sudah lama menunggu?" Rina telah turun dari gedung perusahaan yang didirikannya ini. Rina adalah salah satu dari sekian gadis yang menjadi pacarnya, yang kebetulan bekerja di sini. Rina langsung masuk ke mobil, duduk di sebelahnya yang tengah duduk di belakang kemudi.
"Enggak, baru sampai juga kok." Reza mengedipkan mata pada Rina, lalu melajukan mobil itu.
Tak lama, mereka sudah berada di sebuah toko perhiasan. Rina sang pacar yang sekaligus bawahan meminta Reza untuk menemaninya membeli sebuah perhiasan. Pasti tentunya sekalian minta dibelikan oleh sang kekasih yang tajir melintir ini.
Reza dengan segera mengeluarkan sebuah kartu bewarna hitam. Kartu itu diserahkan kepada kasir toko perhiasan tersebut. Setelah selesai, kartu legendaris itu kembali masuk ke dalam dompet. Reza kembali merasakan getaran, sebuah panggilan masuk pada ponselnya. Kali ini kode yang tertulis di layar ialah Klient-19.
"Yang, aku mengangkat panggilan dari klient dulu," ucapnya kepada klient ke-20.
"Oke Sayang, aku masih mau melihat-lihat dulu!"
"Baik lah …." Reza segera menjauh, lalu menjawab panggilan itu.
"Halo Sayang, bagaimana Spa-nya?"
"…."
"Oh, syukur lah jika kamu merasa lebih enakan."
"…."
"Hmm, ini aku lagi ada rapat bersama klient di kantor."
"…."
"Ekheeeemmmm …." Tampak Rina sang klient-20 tengah bersedekap tangan di dada, menatap Reza dengan wajah penuh curiga.
Reza membalikan tubuhnya, "Kalau begitu aku telepon lagi nanti. Aku sedang rapat," bisiknya segera menekan tombol merah.
"Ekhem, udah selesai menengok-nengoknya Sayang?" Reza menarik dasinya agar terasa lebih longgar. Dia seperti tercekek melihat mata Rina yang memandangnya dengan tajam. Dia seperti mendapat sebuah firasat buruk.
"Siapa yang menelepon barusan?" Matanya mendelik tajam ke arah Reza.
"Klient perusahaan kita kok." Rina menengadahkan telapak tangannya. Reza membesarkan matanya menanyakan maksud dari telapak tangan itu.
"Hape!" tukasnya dengan mata membesar.
"Untuk?"
"Pinjam!" ucap Rina pendek.
Dengan sedikit ragu, Reza menyerahkan ponselnya. Rina merasa itu bukan ponsel yang sama dengan yang tadi, kembali menengadahkan tangannya.
"Bukan yang ini! Mana yang lain?"
Reza kembali menyerahkan. Namun ternyata masih bukan ponsel yang sama. "Ada berapa ponselmu?" tanya Rina sedikit membentak.
Reza mengeluarkan seluruh ponsel yang dia miliki. "Ada tujuh???" Di tangan Rina sudah terkumpul semua ponsel canggih milik Reza. "Ayo, tadi kamu baru saja menelepon siapa?"
Reza mulai memilih-milih dengan wajah tampak ragu. Akhirnya ditemukan juga. Reza menyerahkan satu ponsel yang tadi baru digunakan. Kening Rina kembali berkerut. Reza tengah asik kembali menyusun letak ponsel-ponsel itu ke dalam jas dan kantong celananya sedemikian rupa.
Rina mencoba mengotak-atik, namun keningnya berkerut. "Sidik jari!" Menghadapkan layar ponsel ke hadapan Reza. Pria itu menempelkan jarinya pada layar ponsel pintar yang dia miliki.
Rina mengotak-atik ponsel tersebut. Terdengar sebuah nada sambung dengan mode loadspeaker, tengah menunggu panggilan dijawab. Hal itu dilakukan Rina agar terdengar oleh mereka berdua. Panggilan pun terhubung.
"Halooo Sayang, katanya lagi rapat?" jawab seorang wanita tanpa babibu. Reza dengan refleks menepuk jidatnya.
"Ini siapa?" tanya Rina dengan nada ketus.
"Ini sendiri siapa?" jawab yang diujung tak kalah ketus.
"Gue pacar Mas Reza!" jawab Rina.
"Eeehh, jangan ngaku-ngaku lu ye!" balas yang di seberang tak kalah sengit.
...Drrrtttt ...
...Drrrtttt...
...Drrrtttt...
Salah satu ponsel Reza kembali bergetar. Rina yang mulai menyadari bahwa Reza bukan lelaki setia, melempar ponsel yang masih dalam panggilan Klient-19.
"Haloooo … halooo … halooo." ucap yang seberang ditutup begitu saja oleh Reza.
Rina mendekat ke Reza … plaaak … sebuah tamparan mendarat di pipi Reza.
Mampir juga di karya sahabat Othor ya Reader. Siapa tahu kawan-kawan reader suka
...*bersambung*...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Di sinilah kelemahan cewek,walaupun pandai ilmu beladiri,Tapi kalo udah kena ubat bius,Tetap juga ketangkap..
Mampir thor kayaknya seru nih..🙋🙋
2024-11-18
0
Qaisaa Nazarudin
Kalo cuman buat koleksi doang gak papa,Jangan sampai celap celup aku langsung ilfil,Dan skip cari novel lain..🙏
2024-11-18
0
Qaisaa Nazarudin
Wkwkwkwk pusing sendiri kan..Buang waktu nuang tenaga,dan buang2 uang..
2024-11-18
0