...~•Happy Reading•~...
Ambar telah berada di salah satu restoran besar di Jakarta Pusat. Dia melihat ruangan restoran yang mewah dengan harapan, bisa bekerja di tempat itu.
Pemiliknya adalah Sari Dayuwangi, teman kuliahnya. Sari menyelesaikan kuliah, sedangkan Ambar tidak selesai, karena keburu menikah.
^^^Papanya menerima dan mendesak Ambar untuk menerima lamaran Rulof dan menikah dengannya. Supaya kedua adiknya, lelaki dan perempuan bisa lanjutkan sekolah. Sedangkan Mamanya sudah meninggal, saat dia mulai kuliah. Sehingga dia menuruti kemauan Papanya, demi adik-adiknya.^^^
^^^Rulof telah berjanji, akan mengijinkan dia tetap kuliah setelah menikah. Tetapi semuanya itu tidak berjalan seperti yang direncanakan. Ambar tidak bisa meneruskan kuliah karena hamil dan harus mengurus anak.^^^
^^^Sedangkan Sari selesai kuliah belum menikah, karena lebih fokus untuk berbisnis. Dia telah memiliki usaha sendiri ayam spesial. Baqcot Restaurant yang terkenal adalah miliknya.^^^
Apa yang terjadi tadi malam dengan Rulof, membuat Ambar berpikir harus bekerja. 'Tidak bisa seperti itu terus, kasihan anakku.' Ambar membatin. 'Sangat memalukan ketika meminta uang, walau itu pada suami sendiri. Apalagi mendapat respon ucapan yang tidak menyenangkan'.
^^^Tadi malam Ambar sengaja menghubungi Sari, mungkin ada pekerjaan untuknya. Menjadi pelayan di restoranya, dia akan lakukan. 'Asal bisa punya penghasilan sendiri.' Itu yang ada dipikirkannya, saat menghubungi Sari.^^^
"Ambar, benar kau mau bekerja di restoranku?" Tanya Sari setelah mereka bertemu.
"Iyaa, Ri. Kalau ada, aku berterima kasih." Ucap Ambar berharap.
"Apakah suamimu akan mengijinkan kau bekerja di restoran? Sedangkan dia adalah ASN dengan jabatan tinggi." Sari ragu dan heran, sebab dia tahu suami Ambar seorang pejabat ASN di Jakarta Timur.
"Iyaa, Ri. Ngga papa. Lebih baik aku bekerja mengisi waktu luang dengan bekerja, daripada jalan-jalan atau kumpul-kumpul dengan Ibu pejabat. Hehehe." Ambar jadi tertawa menyebutnya Ibu pejabat.
"Baiklah. Kalau kau mau, tapi sekarang hanya ada pelayan restoran yang kosong. Nanti bagian keuanganku cuti hamil, kau bisa gantikan dia." Sari, merasa tidak enak, Ambar akan dipekerjakan sebagai pelayan restoran. Padahal dia pernah kuliah di akuntasi.
"Tapi, bisakah aku kerja siang saja? Maksudnya tidak sampai malam." Tanya Ambar, karena mengingat Juha putranya.
"Iyaa, boleh. nanti aku yang atur, supaya kau masuk pagi sampai sore saja. Kalau kau mau langsung kerja sekarang, bisa. Sekalian belajar menu dan melayani." Ucap Sari lagi.
"Baik. T'rima kasih, Ri. Sudah memberikan kesempatan untukku." Ucap Ambar, dengan hati senang dan bersyukur bisa bekerja. Ambar berdiri dan memeluk Sari.
"Mari, aku perkenalkan untuk karyawan yang lain, supaya kau bisa bekerja dengan mereka." Sari mengajak Ambar dan memperkenalkan dia kepada karyawan dan Manager restoran.
^^^Kemudian Ambar diberikan baju seragam restoran. Dia menggulung rambutnya yang lebat melewati bahu dan menjepitnya, agar tidak mengganggu.^^^
Sebelum bekerja, Ambar menelpon Seni di rumah untuk menanyakan kabar mereka.
📱"Hallo, Seni. Lagi ngapain?" Tanya Ambar, saat Seni merespon panggilannya.
📱"Hallo, Bu. Saya mau masak." Seni senang, karena Nyonyanya sudah menelpon.
📱"Kau dan Juha sudah sarapan?" Tanya Ambar lagi, karena mengkhawatirkan mereka.
📱"Sudah, Bu. Tadi Juha minta sarapan nasi dan telur dulu, karna sudah lapar. Jadi sekarang saya mau masak, karena tadi bapak kasih uang 50 ribu untuk beli keperluan memasak." Seni menceritakan.
📱"Ok. T'rima kasih, ya. Saya titip Juha dulu, karena mungkin saya pulang agak sore. Nanti sudah di rumah baru kita berbicara." Ambar berkata dengan hati sedikit lega.
📱"Iyaa, Bu. hati-hati." Ucap Seni.
📱"Iyaa, sama-sama." Lalu Ambar mengakhiri pembicaraan mereka.
^^^Sambil menunggu waktu buka restoran, Ambar mempelajari menu, letak meja dan tata cara melayani. Karena dia tidak mau mengecewakan Sari yang sudah membantunya.^^^
Menjelang waktu makan siang, restoran mulai ramai dengan pengunjung yang datang makan dan juga pesanan dari para ojol. Mereka benar-benar sibuk, karena menunya cukup terkenal dan diminati banyak orang.
Ambar yang biasa bekerja di rumah, dengan cepat bisa menyesuaikan diri dengan pekerjaan barunya.
"Uuppsss..." Ambar terkejut saat mau melayani salah satu meja yang agak jauh dan berbalik, dia hampir menabrak seseorang.
^^^Karena hampir menabrak pengunjung yang baru datang dan hendak ke meja yang kosong. Ambar memegang nampan di tangannya dengan kuat, khawatir jatuh. Pengunjung tersebut, ikut memegang nampan, karena dia tahu pelayan di depannya sedang terkejut.^^^
"Maaf, Pak. T'rima kasih." Ucap Ambar sambil mengambil nampan dari tangan pengunjung tersebut.
"Tidak usah buru-buru. Tenang saja, supaya bisa konsen." Ucap pengunjung. Ambar mengangguk, mengerti.
^^^Setelah di belakang, Ambar menepuk-nepuk dadanya pelan untuk menenangkan jantungnya yang berdegup kencang. Dia sangat terkejut dan takut nampannya jatuh dan menimbulkan kekacauan. Dia bersyukur, nampannya dipegang oleh pengunjung tersebut.^^^
Semua yang dilakukan Ambar tidak luput dari perhatian Mathias yang telah duduk di depan Sari. Mereka telah membuat janji untuk makan siang di restorannya.
"Kau perhatikan ke sana terus. Ada apa?" Tanya Sari kepada Mathias yang sedang memperhatikan Ambar.
"Aku lagi lihat salah satu karyawanmu. Tadi dia hampir menabrakku, membuat dia sangat terkejut." Ucap Mathias.
"Karyawanku yang mana?" Tanya Sari, penasaran. "Itu, cewek yang lagi duduk, sambil memegang dadanya. Pasti dia masih dag dig dug." Mathias, menunjuk Ambar dengan wajahnya.
"Oooh, itu temanku. Namanya Ambar. Mungkin dia terkejut, karena baru kerja hari ini." Ucap Sari sambil melihat Ambar yang sedang duduk.
"Ooh, pantes dia sangat terkejut. Sejak kapan kau ajak teman bekerja di tempatmu?" Mathias heran, sebab dia tahu, Sari tidak mau ada teman atau keluarga yang bekerja dengannya. Karena pernah mengalami hal buruk ketika mempekerjakan teman dan keluarganya.
"Yaaa, sejak hari ini. hehehee.... Jangan melihatnya terus, dia sudah bersuami." Ucap Sari, sambil memukul lengan Mathias.
"Dia sudah bersuami? Tapi masih mudah. Teman apamu?" Mathias masih lihat Ambar sesekali.
"Dia teman kuliah, tapi kuliahnya ngga selesai. Dia keburu dilamar pejabat ASN." Ucap Sari, sambil tersenyum.
"Ooh, ya? Suaminya pejabat, tapi mengijinkan istrinya bekerja di restoran?" Mathias jadi heran dan tidak percaya.
"Memang ada apa dengan restoran, sampai tidak boleh bekerja?" Sari melihat Mathias dengan wajah galak.
"Bukan ada apa dengan restorannya, tapi ada apa dengan dia atau pejabatnya. Biasanya, istri pejabat lebih suka shoping, daripada bekerja keras di tempat seperti ini." Ucap Mathias yang masih merasa heran.
"Yaaa, mungkin temanku bukan tipe seperti itu. Lebih suka berkerja supaya tidak bosan di rumah. Sudah, jangan bicarakan temanku lagi. Kau mau makan apa?" Tanya Sari, mengalihkan pembicaraan tentang Ambar.
"Apa saja yang kau sajikan, aku akan makan. Semua menu di restoranmu enak." Mathias berkata sambil mengangkat 2 jempolnya.
^^^Sari tersenyum senang lalu memanggil karyawannya untuk menyediakan menu yang akan dipesan untuk mereka.^^^
"Kau masih menjadi pengacara gratisan?" Tanya Sari. "Bukan gratisan, hanya memberikan bantuan pembelaan bagi yang tidak mampu bayar pengacara saja." Ucap Mathias sambil tersenyum.
"Itu namanya gratis." Ucap Sari. "Siapa yang bilang, gratis. Mereka kasih t'rima kasih." Mathias sengaja ngeledek Sari.
"Tidak selamanya, gratis. Sekali-sekali yang kakap'lah. Kalau ngga, bagaimana aku bisa hidup dan membayar asistenku." Ucap Mathias, tersenyum.
"Ngomong-ngomong, apakah kau masih bersama Angel?" Tanya Sari.
"Masih, tapi sekarang dia lagi cari angin. Angin mamiri." Ucap Mathias, santai.
"Sampai dia terbang dibawa angin baru tau rasa." Sari jadi tersenyum mendengar candaan mereka.
"Yaaa, itu berarti, anginnya lebih kuat dariku. Mari makan, nanti kita bicarakan lagi layangannya." Mathias berhenti tersenyum, lalu fokus pada makanan yang sudah disajikan. Sari langsung memukul lengannya.
...~***~...
Menjelang sore Ambar yang sudah bersiap untuk pulang, tidak jadi pamit kepada Sari. Dia melihat Sari sedang bicara serius dengan tamunya. Ambar hanya kirim pesan kepada Sari, bahwa dia pamit pulang.
Setelah di luar restoran, Ambar segera pesan ojol untuk ke stasiun Gondangdia, sebab dia mau naik Commuterline. Tanpa disadari, ada yang memperhatikan dia dari jauh.
...~●○♡○●~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
hati hati Ambar
2024-04-18
1
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
bercandanya lucu mereka
2024-04-18
1
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
pasti heran lah, istri pejabat kan biasanya gitu🤣
2024-04-18
1