Aryan juga membawa beberapa teman ke depan membantu Arkan, saat keduanya akan pergi, Raka menahannya dan menyuruh kedua Putranya duduk di dekat Wulan.
Wulan mengangguk dan menepuk lantai si sampingnya, Arkan dan Aryan pun buru-buru berebut duduk di sebelah Wulan.
semua guru pun tertawa melihat tingkah dua remaja itu, meski sudah remaja keduanya tak malu untuk bersikap manja di depan ibu mereka.
"aduh-aduh Arkan dan Aryan kok begitu manja dengan ammanya, apa tidak malu? padahal jarang loh ada remaja pria seperti kalian," goda sang wali kelas.
"tapi itu mereka, tapi kalau kami selalu menyayangi Amma, tidak ada yang lain," kata Aryan yang di angguki Arkan.
"sudah ih, kasihan ayahnya gak kebagian," goda wali jelas mereka.
"gak papa bu, semua pasti ada waktunya, ngomong-ngomong ini rapatnya yang kalian bicarakan?" tanya Raka pada kedua Putranya.
"sepertinya, kami juga tidak tau," jawab Arkan.
"aduh kamu lama-lama menyebalkan ya," kesal Raka menjewer Arkan.
"tidak pak, kami tadi hanya membahas tentang try out yang akan di adakan, dan bapak tau apa yang di lakukan Arkan, dia tadi persis seperti bapak Raka saat mengajar," kata Bu Wiwik.
"benarkah? bocah ini mengajari teman-temannya," tanya raka tak percaya.
"ayolah ayah, kamu tau kemampuan putra mu," kata Wulan.
"Amma benar, dua putraku adalah kebanggaan dan kebahagiaan ku, dan anugrah terindah dari Allah dalam hidupku selain dirimu," kata Raka di depan semua orang.
semua orang pun bersorak pasalnya Raka tetap begitu romantis pada istrinya.
semua pun berbincang dengan akrab, bahkan semua begitu senang terlebih meski Raka pemilik yayasan sekolah.
"pak Raka apa baik mencari kepala sekolah baru saat seperti ini, terlebih anda yang selama ini menjdi kebanggaan dari sekolah kita," tanya wakil kepala sekolah.
"tidak saat ini, tapi saat penerimaan siswa baru, aku akan memilih calon kepala sekolah baru, dan aku hany akan menjadi pemilik yayasan dan mengawasi dari jauh cara kerja kalian," kata Raka di depan semua orang.
"baiklah pak, kami mengerti," kata semua guru.
setelah semua guru pamit, Raka mengendong Wulan dan membawanya ke kamar.
sesampainya di kamar, Aryan memijat kaki Wulan, sedang Arkan berada di belakang rumah.
dia sedang duduk di bawah pohon mangga di belakang dapur, terlihat ada ular Sesnag yang sedang berada di dahan pohon.
"Mbah ses," panggil Arkan pada ular itu.
Sesnag yang mendengar panggilan dari Arkan, ular Sesnag pun jatuh kepangkuan Arkan.
"kamu mau mati nak, berani memanggilku Mbah-mbah," kesal Sesnag yang melilit tubuh Arkan.
"ha-ha-ha, aku hanya bercanda om, habis usia om kata eyang nyai sudah ratusan tahun," kata Arkan.
"iya benar, kamu sekarang tidak sekuat dulu ya auranya, tapi aku menyukainya," kata Sesnag malah tidur sambil melilit tubuh Arkan.
Arkan pun mengelus tubuh ular Sesnag dan membuat mahluk itu nyaman.
Aryan yang ingin menghampiri Arkan malah kaget melihat ular Sesnag yang sedang tidur melilit tubuh Arkan.
"wah padahal yang punya kekuatan pemanggil ular, tapi kenapa ular ini begitu menyukai mu," kata Aryan.
"ya aku juga tak tau, tapi lihatlah Suni menyukaimu," kata Arkan yang melihat Suni datang
Aryan langsung mengelus harimau itu dengan gemas, pasalnya Aryan memang menyukai kucing mau kecil ataupun besar.
sedang di rumah ibu Mirna, wanita itu kembali menerima bungkusan dari suaminya.
"apa ini pak?"
"itu adalah racun dan pastikan bayi Rafa memakannya, karena rencana kita kemarin gagal total," kata pak Doni suami Bu Mirna.
"ibu takut pak, terlebih dua anak Wulan itu sudah cerita pada ibu sepertinya," kata Bu Mirna.
"sudah tenang saja, Keduanya tak akan tau, karena Rafa sudah menutup dan menyegel kekuatan mereka, jadi mereka sekarang cuma bocah-bocah biasa," kata pak Doni.
"tapi kenapa kita harus melakukan ini pak, ibu takut bagaimana dengan karma yang kita dapat nanti," mohon Bu Mirna.
"kamu gak capek, aku aja capek loh miskin, dari dulu mereka orang kaya, lagi pula mereka masih bisa memiliki anak lagi, dan ini syarat wajibnya, jadi cepetan gerak atau ibu yang aku jadikan tumbal," marah pak Doni.
"jangan pak, baiklah tapi aku hanya bisa melakukannya saat keluarga itu pulang dari rumah sakit," jawab Bu Mirna.
Ki item sedang menjaga rumah Rafa, Raka juga memerintahkan beberapa khodam miliknya memeriksa orang yang mencurigakan.
pasalnya dia tak ingin keponakan yang dengan susah payah di selamatkan, akan celaka lagi.
Rafa di rumah sakit sudah tiga hari, dan gangguan di rumah sakit itu begitu banyak.
terlebih ada beberapa ibu melahirkan yang selamat, tapi tiba-tiba mereka pendarahan dan meninggal dunia.
itu sempat mempengaruhi Jasmin terlebih para ibu itu berada di samping kanan dan kiri Jasmin saat di ruang ICU.
Rafa meminta istrinya itu untuk terus berdo'a, terlebih dia tak bisa menyingkirkan semua mahluk yang ada di sana.
Jasmin pun mengikuti saran sang suami, Rizal yang memang tak bisa melihat atau merasakan, dua hari ini di buat merinding terlebih dia menunggu di lorong rumah sakit.
bahkan setiap malam, teriakan dan tangisan dari keluarga pasien seperti bersautan.
"ya Allah, baru kali ini aku menunggu orang di rumah sakit begitu mencekam," gumamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
yudian syah
semangat thor
2022-06-12
0