Jasmin pun di bawa ke rumah sakit, karena akan melahirkan secara prematur, karena masih delapan bulan.
benar saja sesampainya di rumah sakit, Jasmin sudah di bawa ke ruang operasi.
Nurul pun menenangkan Rafa yang nampak begitu cemas, pasalnya dia terkejut karena hal ini.
sedang di lain rumah sakit, Raka masih begitu panik melihat kondisi istrinya yang begitu pucat.
dan tiba-tiba dia merasakan ada sesuatu yang basah, ternyata saat merabanya itu darah.
"om tolong cepat," panik Raka.
"sebentar lagi kita sampai," jawab Adri.
Raka langsung turun dan menidurkan Wulan di ranjang rumah sakit, dan langsung di bawa ke ruang UGD untuk di beri pertolongan pertama.
"maaf mana suami pasien?" tanya seorang suster.
"saya suster, bagaimana keadaan istri saya?"
"maaf tuan, bisa masuk ke ruangan dokter, karena ada yang ingin di sampaikan," kata suster itu.
"pergilah, om tunggu disini," kata Adri.
Raka pun mengikuti suster, sesampainya di ruangan ternyata istrinya sedang memakai alat medis.
"tuan saya butuh tanda tangan anda, kami harus melakukan prosedur kuret karena pendarahan yang di alami istri anda," kata dokter.
"baik dokter, lakukan apapun untuk menyelamatkan istri saya," jawab Raka dengan suara lirih.
dia pun menandatangani semua surat persetujuan, dan sebelum keluar dia mencium kening Wulan.
langkahnya begitu berat, tapi dia tak mungkin membahayakan nyawa istrinya sendiri.
Adri yang baru selesai menelpon pun bergegas menghampiri Raka yang mulai terisak.
"ada apa Raka?" tanya Adri.
"Wulan pendarahan dan harus di lakukan kuret om," tangis Raka.
keinginannya ingin menambah momongan pun pupus, Adri hanya bisa menenangkan keponakannya itu.
dia bahkan tak ingin mengatakan sesuatu bagaimana Rafa yang jadi ayah lagi.
setelah satu jam, ternyata Wulan sudah di pindahkan ke ruang rawat, dan dia belum sadarkan diri.
raja terus menggenggam tangan istrinya, bahkan Adri bisa melihat beberapa kali Raka mengusap air matanya.
"sabarkan dirimu Raka, om yakin jika ini semua adalah takdir Alloh ya le," kata Adri.
"iya om, tidak apa-apa, aku hanya sedih saja karena tak tau apapun, oh ya om, bagaimana dengan kondisi Jasmin? apa sudah ada kabar?"
"Alhamdulillah dia sudah melahirkan dengan selamat, meski harus operasi sesar, tapi kata Rafa anaknya sedikit mengalami masalah, terlebih ada korban besar di tangan dan kakinya," jelas Adri.
Raka pun tersentak, dan kemudian melirik istrinya, "kenapa kamu begitu mudah berkorban, berhenti mengkhawatirkan orang lain," gumam Raka.
sedang Adri tak mengerti apa yang di maksud oleh Raka, Rafa pun tak bisa sepenuhnya bahagia.
terlebih bayinya juga masih di inkubator untuk menguatkan kondisi bayinya.
bahkan kaki bayi ya lebam sangat parah, begitupun lengan bayi dan juga bayinya sehat dan bisa menangis setelah di lahirkan.
sedang di rumah, Rania sudah di buat bingung oleh ketiga adik sepupunya itu terlebih dia juga harus menjaga adik kecilnya.
"Faraz, Aryan berhenti menganggu Aslan, kalian itu menyebalkan, awas sampai jika adikku itu menangis," marah Rania yang masih membersihkan rumah dari Rafa.
"kami hanya mengajaknya bermain, jadi jangan marah-marah Mulu dong, bagaimana ustadz Rasyid mau menikahimu," ledek Aryan.
"tutup mulutmu bocah," marah Rania.
Aryan dan Faraz pun tertawa mengejek Rania, sedang Aslan masih duduk diam melihat ketiga orang itu saling berkejaran.
Arkan yang baru selesai membersihkan rumah pun duduk bersama Aslan.
"mau pisang goreng Aslan?"
"mau dek," jawab Aslan mengambil pisang goreng buatan sepupunya.
Arkan pun gemas melihat bocah kecil itu yang persis sang ayah yang begitu tenang, tapi saat marah bocah itu juga sangat mengerikan.
"mbak Nia stop," teriak Aslan.
"kenapa dek, kalian berdua selamat, cih ..." kesal Rania.
"epon," kata Aslan menunjukkan ponsel Rania.
"iya assalamualaikum ... bagaimana ayah kondisi Amma?"
"....."
"baiklah, aku akan menjaga mereka, mungkin nanti bude kesini kan, ya setidaknya aku tak sendiri menjaga keempat bocah ini," kata Rania sedikit kesal.
"....."
"baiklah ayah, aku akan menunggu pakde dan bude," jawab Rania sebelum mematikan ponselnya.
"bagaimana kak, apa orang tua kami akan pulang?" tanya Arkan.
"tidak sepertinya Arkan, Amma harus menginap di rumah sakit untuk pemulihan, dan ayah kalian harus menjaganya, begitupun dengan ayah dan bunda Faraz, dan selamat adikmu sudah lahir, dan dia perempuan," kata Rania.
"yey ..."
tapi Arkan begitu marah, dia ingat dengan sosok penari yang ada di istana tumenggung Wira Sanjaya.
entahlah apa yang dia rasakan, tapi ini terasa salah, "sudah semua ayo masuk sebentar lagi magrib,"
"tapi Aslan macih au ain,"
"kalau kamu tidak masuk nanti ada Wewe gombel yang akan mrnvulikmu dan memberimu makan semua barang yang kotor, he-he-he," kata Faraz.
"mas Faraz jangan ngomong seperti ini," marah Arkan.
"semuanya masuk! jangan di luar cepat," marah Arkan.
"tapi kenapa tiba-tiba aku mencium aroma dari pandan ya," kata Aryan yang mengendus.
"aku bilang masuk semuanya!" teriak Arkan pada semuanya dan segera menutup pintu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
DISTYA ANGGRA MELANI
Kpan nie tw siapa orang yg jahat
2022-03-06
1