tumenggung Wira Sanjaya pun hanya bisa tersenyum, terlebih Arkan memang terlalu sensitif.
"sudah, lebih baik aku antar kamu pulang, jika tidak nenek mu bisa mengamuk disini,"
"nenek siapa?" tanya Arkan bingung.
"ya! pria tua kembalikan cucu kesayangan ku, beraninya kamu menyembunyikannya," marah nyai Nawang yang datang membawa pasukannya.
"dengarkan suaranya, kamu pasti tau," kata tumenggung Wira Sanjaya tertawa.
Arkan langsung berlari mencari sumber suara itu, ternyata benar saja nyai Nawang dengan pasukannya.
Arkan langsung memeluk wanita itu, karena sudah lama tak pernah bertemu dengan nyai Nawang.
"eyang uti..."
"Arkan bagaimana kamu bisa datang ketempat pria menyebalkan ini, kamu membuat panik ibumu," marah nyai Nawang.
"aku juga tak tau eyang, tadi aku ketiduran setelah memijat kaki Amma, eh udah muncul disini saja," jelas Arkan.
"lihat bukan aku yang membawanya, dan berhentilah berburuk sangka padaku," kata tumenggung Wira Sanjaya.
"tutup mulutmu, biar aku bawa dia kembali," kata nyai Nawang yang langsung membawa Arkan naik kereta Kuda miliknya.
sedang di rumah Wulan, dia sedang menunggu Arkan bangun, terlebih dia sadar jika putranya itu tak berada disampingnya.
tak lama Arkan pun membuka mata, bocah itu kaget melihat Wulan yang duduk disampingnya dengan cemas.
"ada apa Amma?" tanya Arkan sambil mengucek matanya.
"kamu ini bikin khawatir le, lain kali jangan seperti itu ya, Amma takut jika kamu terluka," gumam Wulan.
Arkan pun mengangguk, dan Keduanya pun bergegas untuk mandi karena sudah ashar.
"Amma sudah baikan?" tanya Raka yang melihat istrinya itu masih terlihat pucat.
"iya ayah, tapi entahlah kenapa tubuhku begitu sering merasa lemah,"
"jangan-jangan Amma mau punya adik lagi ya," kata Aryan yang tersenyum senang.
Wulan dan Raka saling pandang, sedang Arkan pun tak keberatan toh mereka juga ingin melihat kedua orang tuanya memiliki anak perempuan.
"tidak mas, mungkin Amma hanya sekedar lelah," terang Wulan.
Raka pun mencium kening istrinya, mereka pun sholat berjamaah di rumah.
sedang di rumah Rafa, pria itu sedang berdzikir setelah sholat ashar dan menunggu putranya Faraz yang sedang mengambil Al-Qur'an.
"baiklah mulai baca Faraz, ayah ingin mendengar semua tajwid mu dalam membaca Alqur'an," kata Rafa.
"iya ayah," jawab Faraz.
Rafa cukup tenang dalam mendengarkan putranya itu membaca setiap ayat.
Jasmin yang sedang menyiapkan semua masakan pun merasa adem mendengar bacaan sang putra.
tapi tiba-tiba perutnya merasakan sakit yang cukup parah, tapi tak lama hilang.
"ayah ..." panggil Jasmin yang terduduk karena rasa sakitnya.
"iya bunda, sudah sampai sini saja Faraz," kata Rafa yang bergegas menghampiri istrinya.
saat melihat Jasmin, Rafa melemparkan tasbihnya kearah kaki Jasmin.
"ada apa ayah, eh ... kok rasa sakitnya hilang," kata jasmin yang sudah tak merasakan sakit.
"emang bunda dari mana, kok sampai merasakan sakit?" tanya Rafa gemas pada istrinya itu.
"gak dari mana-mana kok, cuma tadi ada Bu Marni yang datang memberikan makanan, tapi saat bunda hangatkan kok tiba-tiba perut bunda sakit, tapi sekarang sudah tidak," terang Jasmin.
Rafa pun bergegas untuk melihat apa yang di hangatkan oleh Jasmin, terlihat hanya sebuah rica-rica ayam.
tapi Rafa menaruh garam yang sudah di doakan, ternyata masakan itu berbau busuk dan berubah.
Jasmin pun mendekat dan kaget melihat masakan itu, "ih kok jadi busuk sih,buang aja ayah," kata Jasmin keheranan.
"kan ayah sudah pernah bilang, kalau di beri orang makanan jangan langsung di cicipi, taruh garam ini sedikit bunda,"
"iya ayah maaf, habis Bu Marni kan orangnya baik dan tak pernah neko-neko jadi bunda tak pikir panjang tadi, untung hanya mencicipi sedikit," kata Jasmin menghela nafas.
Rafa pun memberikan air putih pada istrinya dan membawa masakan itu kebelakang.
tak lupa Rafa menggali sebuah lubang dan membuang makanan itu, tapi sebelum itu dia membakar makanan itu dan kemudian menutupnya dengan tanah.
ternyata Raka juga melakukan hal yang sama, tapi keluarga mereka lebih beruntung karena Raka yang menerimanya jadi tak ada seorang pun yang memakannya.
"apa ada yang makan?" tanya Raka.
"ya Jasmin yang sempat mencicipinya, tapi aku jadi khawatir," lirih Rafa.
Wulan pun pergi ke rumah Jasmin untuk melihat sang kakak ipar setelah mendengar ucapan Rafa.
"pelan-pelan Amma, jangan buru-buru," kata Raka.
sesampainya di rumah Rafa, Wulan melihat Jasmin yang duduk sambil meneteskan air mata.
"mbak kenapa?" tanya Wulan
"aku tak tau, tapi kenapa aku tak merasakan gerakan janinku ..." tangis Jasmin.
"Allahuakbar," kata Wulan menyentuh perut Jasmin.
tapi terasa sebuah tendangan, Wulan mengarahkan tangan Jasmin ke perutnya dan tangannya tetap di perut Jasmin.
"La haula wala quwwata illa billahil aliyil adzim, Allahuakbar," gumam Wulan.
tiba-tiba perut Jasmin kembali terasa sebuah tendangan, tapi tak lama ketuban Jasmin pecah.
"mas Rafa, mbak Jasmin pecah ketuban!" panggil Wulan.
Rafa pun bergegas masuk dan kaget melihat istrinya, dia pun buru-buru membawa Jasmin ke rumah sakit.
sedang Raka ingin ikut tapi dia kaget melihat Wulan yang pingsan begitu saja di depan rumah Rafa.
"Amma!" teriak Raka yang mengejutkan semua orang.
"dek kamu ikut Rafa ke rumah sakit, biar aku ikut Raka, dan Rania jaga semua adikmu," kata Adri yang kebetulan keluar rumah.
"iya mas," jawab Nurul yang masuk ke mobil Rafa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments