saat Arkan, Aryan dan Faraz sedang melakukan bersih-bersih desa, dengan sengaja Aryan mendorong Arkan hingga jatuh ke sungai di samping makam desa.
"ya! dasar bocah nakal!" teriak Arkan yang berdiri sudah basah kuyup.
"maaf kak, habis kamu begitu menyebalkan dari tadi," kata Aryan tertawa.
"mari berenang semuanya," kata Faraz mendorong Aryan dan masuk kedalam sungai bersama.
akhirnya semua remaja pria itu masuk kedalam sungai dan bermain bersama.
terlebih ada beberapa diesel yang menyala jadi mereka begitu senang bermain air.
tak hanya itu, mereka juga mencari ikan, tapi saat sedang mencari ikan tak sengaja tangan Arkan menemukan sebuah kalung.
Arkan pun memasukkan kalung itu ke sakunya dan menyimpannya, mereka pun terus melanjutkan mencari ikan.
setelah puas, mereka menemukan cukup banyak ikan di sungai, bahkan berbagai jenis.
"terus ini siapa yang mau masak?" tanya Aryan.
"sini biar mbak saja, nanti malam kita makan bersama setelah sholat isya',dan jangan lupa bawa makanan yang lain ya, terutama si kembar, mengerti," kata Rania.
"siap kak," jawab semuanya yang bergegas pulang.
"eh kalian, aku tadi menemukan sebuah kalung lihatlah," kata Arkan pada kedua saudaranya.
"eh kayak kenal kalung ini," kata Faraz memperhatikan kalung di tangan Arkan.
"kakak-kakak ganteng," panggil seorang anak kecil yang begitu pucat.
"kamu siapa?" tanya Aryan dan Faraz bersamaan.
"aku Aisyah, sepupu kalian apa sudah lupa padaku, kakak-kakak ganteng," kata bocah perempuan itu.
"Aisyah, bukankah dia sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu, dan kenapa aku juga bisa melihat mu, bukankah ayah sudah menutup mata batin ku," kata Faraz kaget.
"karena aku yang ingin kakak melihatku, sebenarnya aku ingin minta tolong ..."
"minta tolong apa Ais?" tanya Arkan.
"tolong bilang pada Amma, jangan merasa bersalah, karena ini bukan salahnya, ini terjadi karena ada orang jahat, itu bisa membuat bunda sedih," kata Aisyah.
"kalau begitu kamu ikut kami, dari pada disini," ajak Aryan.
"tidak bisa, aku di tahan dan tak bisa pergi," kata gadis kecil itu.
"api anak-anak kenapa ngobrol disana, cepat pulang sebentar lagi jum'atan," tegur seorang bapak yang kebetulan lewat
"iya pak," jawab ketiganya.
"baiklah nanti aku bilang pada Amma," jawab Arkan yang pergi bersama yang lain.
ketiganya pun berlari karena semua orang sudah sampai di rumah, di sisi lain ada mahluk lain yang menyeringai melihat arwah bocah itu ternyata berguna.
ketiga remaja itu baru sampai rumah dan terlihat ramai, "ada apa ini ayah?" tanya Faraz
"tidak ada apa-apa, cuma Amma kalian sedang kurang sehat, dan kenapa kalian basah kuyup begitu, lebih baik secepatnya mandi, jangan seperti ini jika tidak ingin masuk angin," perintah Rafa.
"siap ayah," jawab ketiganya.
Wulan masih beristirahat, sedang Jasmin menjaga saudara iparnya itu, terlebih hanya Wulan saja saudaranya saat ini.
"mbak istirahat saja, lagi hamil gini malah di susahin," kata Wulan melihat Jasmin yang hamil besar.
"bagaimana bisa mbak mu ini istirahat saat kamu masih seperti ini, jangan membuatku khawatir, apa kamu butuh sesuatu?" tanya Jasmin.
"boleh minta tolong bilang suamiku untuk membuatkan kulit Krispy goreng," kata Wulan.
"ah itu enak, aku juga mau," kata Jasmin yang tiba-tiba ngidam.
"baiklah kalau begitu aku buatkan ya, kalian tunggu di kamar, dan kebetulan masih ada beberapa waktu lagi untuk sholat Jum'at," kata Raka.
tak butuh waktu lama, terlebih dia memasak menggunakan air fryer karena untuk kesehatan kedua wanita itu.
tak lama Faraz datang sudah mengenakan pakaian serba putih, "Arkan, Aryan kalian sudah siap ayo duluan ke masjid," ajak Faraz.
"bentar Aryan masih ribet dengan sarungnya," jawab Arkan yang datang menghampiri kakak sepupunya.
"kalian kalau berangkat hati-hati, ingat jangan berkelahi, bantu pak imam untuk menyiapkan tempat sholat ya," kata Wulan.
"baik Amma, dan nanti aku akan meminta doa untuk Amma, supaya lekas sembuh, kami berangkat dulu," pamit Arkan, Faraz dan Aryan yang mencium tangan Wulan dan Jasmin.
sedang Raka membawa cemilan dan juga berpamitan untuk berangkat sholat Jum'at.
tak terduga saat semua orang berangkat, Luna dan Nurul datang untuk melihat kondisi Wulan.
"assalamualaikum, bagaimana keadaan mu?" salam Nurul.
"waalaikum salam, baik Tante, maaf tadi mengejutkan," kata Wulan yang duduk di samping Jasmin.
"Alhamdulillah kalau begitu," jawab Nurul.
sedang Luna nampak sedih, "bude ada apa? kenapa kok nampak begitu sedih seperti ini?"
"sebenarnya aku ingin bertanya, apa tadi kamu bertemu Aisyah putriku, apa dia nampak baik, dia tak pernah muncul di mimpiku," tangis Luna yang tiba-tiba begitu pilu.
"bismilah, Aisyah jika Amma boleh lihat kamu, tolong tunjukkan wujud mu nak," doa Wulan.
"hei ingat kondisimu," kata Jasmin menginggatkan.
"tidak apa-apa, Krena Aisyah sepertinya hanya berada di sekitar rumahnya," jawab Wulan.
"memang dia kenapa Wulan," tanya Luna penasaran.
"aku juga tak tau bude, tapi kondisi Aisyah tak baik-baik saja, oh ya aku ingat mas Raka dan yang lainnya selama meninggalkannya Aisyah menunggu dan menjaga makam bergantian, apa itu bertahan sampai tujuh hari?" tanya Wulan yang ingat hal itu.
"sepertinya di hri ketujuh, semua sibuk karena setelah tujuh harian, semua panik karena Arkan dan Aryan mengalami demam dan terus kesurupan semalaman, dan semua sibuk di rumah."
deg, mendengar ucapan dari Jasmin Wulan merasa begitu buruk, "aku memanggil mu Sesnag dan Suni, datang," gumam Wulan.
tiba-tiba ketiga wanita yang berada di kamar Wulan merasa begitu penggap Krena kedatangan dua mahluk itu.
"jika kalian sesak, bisa keluar sebentar karena ada mahluk penjaga ku datang," kata Wulan yang nampak lemas.
"kamu bandel, kalian silahkan keluar bir aku yang menjaga Wulan, mbak Luna titip Jasmin ya," kata Nurul.
Luna pun mengajak Jasmin keluar, "ada apa nyai?" tanya Sesnag yang bersimpuh di depan Wulan.
"aku mau bertanya, saat tujuh harian keponakan ku, aku meminta kalian menjaga makam dari orang jahat karena gadis kecil itu meninggal pada saat yang begitu besar, apa kalian menjalankan tugas dengan benar?" tanya Wulan.
"maafkan kami nyai, saat itu kami terluka parah, dan tumenggung Wira Sanjaya yang menjaga, tapi ternyata tumenggung mengatakan jika makam baik-baik saja, tapi sepertinya ada orang yang mengambil tanah kuburannya saat pagi hari," jawab Suni.
"bagaimana kalian tau, bukankah kalian tak bisa keluar setelah makam itu, karena kekuatan kalian berkurang,"
"karena kami diberitahu oleh penjaga makam, dan beliau yang menggagalkan pengalian oleh orang tak bertanggung jawab," kata Sesnag.
"Mbah Wardji ...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments