Arkan mengeluarkan keris yang ada di tubuhnya, bahkan Aryan pun kini sudah mengeluarkan sebuah cahaya.
Aryan pun segera bergabung dengan sang kakak, "Sesnag, tolong bantu kami,"
siluman ular itu keluar dengan menunjukkan wujudnya, bahkan ular itu menghempaskan kedua orang itu hingga terpental.
Arkan pun sadar dan Aryan menahannya, Ki Adhiyaksa keluar dengan bentuk Buto besar dengan wajah separuh siluman keras dengan taring panjang dan tanduk yang cukup besar.
"prabu tumenggung Wira Sanjaya," kataku Adhiyaksa memberikan hormat pada Arkan.
"kembali ke bentuk pusaka mu," kata Arkan yang langsung memiliki tato emas saat khodam itu menghilang.
Wulan, Rama dan Rafa datang melihat kedua orang bocah itu sedang saling berduri berdampingan.
"kalian tak apa-apa?" tanya Wulan khawatir pada kedua Putranya.
"kami tak papa Amma," jawab keduanya.
Rafa melihat lengan dari Arkan dan ternyata ada gambar perlindungan dari Ki Adhiyaksa.
dan kening dari Arkan juga nampak gambar keris makin jelas, sedang di lengan Aryan ada gambar ular.
"sepertinya, kita harus melakukannya lagi untuk menyembunyikan semua kekuatan dia bocah ini, jika tidak nyawa mereka terus terancam," kata Rafa.
"ya mas Rafa benar, malam ini kita harus melakukannya ayah," kata Wulan pada Raka
"baiklah, kita harus mengambil mustika itu berarti, dan apa kamu yakin Rafa," tanya Raka yang sudah di angguki oleh Rafa.
akhirnya ustadz Arifin membubarkan semua muridnya, karena setelah kejadian tadi.
terlebih malam ini ustadz Arifin akan memimpin semua muridnya untuk mengikuti pemagaran ghaib yang di lakukan setiap enam bulan sekali.
sore itu Rafa dan Raka menyiapkan semuanya, begitupun dengan Wulan yang mengambil baju putih milik kedua putranya.
mereka pun membuat pembaringan yang akan di gunakan oleh Arkan dan Aryan.
saat ini Rafa dan Raka sedang menghadapi semua khodam penjaga mereka.
bahkan nyai Nawang dan juga tumenggung Wira Sanjaya juga datang untuk meminta jawaban atas apa yang akan di lakukan oleh Rafa dan Raka.
"kalian berdua apa harus melakukan ini, apa itu tak akan membuat Arkan dan Aryan terluka, lihat Faraz yang sering di incar, tapi karena perlindungan dari Ki item bocah itu masih selamat," kata tumenggung Wira Sanjaya.
"saya tau, tapi aku tak sepenuhnya menghilangkan kekuatan mereka, hanya menyegelnya dan saat usia mereka tujuh belas tahun, maka kekuatan mereka akan kembali," jawab Raka.
"ingat perintahku Raka, kamu tak bisa menjauhkan Arkan sari tugasnya, terlebih serpihan mustika ada di dalam tubuhnya," kata nyai Nawang menginggatkan Raka.
"saya tahu, dan saya akan melakukan seperti yang nyai minta, meski saya menyegel Semuanya, tapi Arkan mungkin akan tetap bisa berhubungan dengan kalian," jawab Raka.
"kalau begitu lakukan apa yang menurut kalian baik, kami akan berusaha tetap melindungi kedua titisan kami," jawab tumenggung Wira Sanjaya.
Raka mengangguk, saat sholat Magrib mereka melakukan doa dan dzikir cukup lama.
sampai adzan isya' berkumandang, mereka semua pun melakukan sholat berjamaah.
setelah itu mereka bersiap untuk melakukan ritual, tapi ternyata Tuhan berkehendak lain.
tiba-tiba terjadi angin kencang dan badai, bahkan hujan es malam itu, Wulan, Rafa dan Raka saling melihat.
"sepertinya kita tak di Restui, kalau begitu biar aku yang melakukannya, untuk menyembunyikan aura dari kedua bocah ini," kata Rafa.
"baiklah terserah kamu, dan biar aku dan istriku yang berjaga disini," kata Raka.
Rafa menutup aura yang dimiliki oleh kedua keponakannya, dan tak hanya itu mereka juga berusaha menutup mata batin kedua bocah itu.
Raka dan Wulan berdiri sambil membawa senjata ghaib masing-masing.
benar saja, dari kejauhan terlihat sosok besar berbulu hitam, bahkan ukurannya saja entah setinggi apa.
"mau apa datang kemari?" suara batin Raka
"aku ingin bocah itu, serahkan dia untuk jadi santapan ku," kata mahluk itu dengan suara Geraman yang begitu berat.
"jangan harap selama kami masih hidup, kau bisa menyentuh mereka," jawab Raka yang langsung melempar goloknya.
sedang Wulan menarik panah yang di berikan oleh tumenggung Wira Sanjaya.
dan saat panah itu di lesatkan mahluk itu terbakar hebat, dan sempat terjadi ledakan yang cukup keras.
tapi beruntung Rafa sudah melakukan ajian sirep sejak sehabis magrib, tiba-tiba terdengar suara gamelan yang kembali mengalun merdu.
dari jauh ada seorang penari yang sedang berlenggak lenggok memainkan selendangnya.
tak terduga, nyai Nawang kembali masuk ke tubuh Wulan dan mulai menari dengan suara alunan gamelan itu.
tiba-tiba makhluk itu sudah di depan Raka dengan mata bolong dan mengeluarkan darah.
bahkan dari mulut penari itu menunjukkan begitu banyak belatung dan tercium aroma yang begitu busuk.
tapi dengan mudah, Wulan menghempaskan mahluk itu menjauh dari Raka.
Wulan masih dalam keadaan menjadi dengan begitu halus dan anggun, "sopo seng wani ganggu putuku," suara Wulan terdengar halus.
"nyai Nawang, aku bakal mateni awakmu lan keturunan mu," ancam mahluk itu.
"lakoni lek iso, ha-ha-ha," kata nyai Nawang menantang dengan suara ejekan
tapi tak terduga Sesnag muncul dengan tubuh separuh ular dan langsung membelit mahluk itu hingga hangus.
selama Rafa menutup mata batin Arkan dan Aryan, badai terus terjadi, tapi saat sudah berhasil.
semua hal buruk berangsur normal, bahkan badai pun berakhir dengan suara nyanyian katak yang saling bersautan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
꧁꧁❁꧂꧂Biyung E Wirashada꧁꧁❁꧂꧂
berat x cerita nya yg ini....
2024-03-19
0
Daliffa
seru kyky,tp msih mode nyimak,Krn Lum faham alury, lnjuttttttttttt 💪💪💪🙏
2022-06-19
1
Sumawita
ini lebih seru ceritanya kak
2022-04-06
0