Faraz menang beberapa tahun lebih tua dari Arkan dan Aryan, tapi karena dia telat sekolah jadilah pria itu juga kini satu kelas dengan kedua adik sepupunya.
Arkan merasa sedikit sesak di dalam kelas, terlebih kelas mereka memang cukup angker di banding jelas lain.
sedang Aryan tak peduli dengan semua mahluk yang ada di sekitarnya, sedang Faraz memang tidak bisa melihat semua mahluk karena kejadian terakhir.
kemampuan Faraz di tutup oleh Rafa, karena tak ingin putranya itu menjadi ancaman untuk kedua saudaranya yang memiliki kekuatan.
terlebih kekuatan Faraz berlawanan dengan kemampuan Arkan. "mas, udah bikin pr belum, pinjam dong," kata Aryan pada Arkan.
"kamu kebiasaan, udah nih cepetan, sebelum gurunya masuk," kesal Arkan pada saudara kembarnya itu.
"terima kasih,"
Faraz ternyata juga belum mengerjakan PR, ya kedua pria itu semalam sedang asik main hingga lupa waktu.
Arkan sekilas melihat seseorang melintas tanpa kepala, Arkan sempat kaget melihatnya.
arwah itu tau jika ada yang bisa melihatnya, tapi saat ingin mendekat, tiba-tiba arwah itu terbakar dan hilang.
Arkan pun menghela nafas, setidaknya dia aman di sekolah, tak lama terdengar suara bel sekolah masuk.
jam pelajaran pertama mereka ada jam olahraga, Aryan begitu hebat dalam futsal.
Faraz hebat dalam basket sedang Arkan sudah menjadi ketua tim atletik dan beberapa bulan lagi akan menghadapi perlombaan.
Raka hanya mengawasi ketiga orang itu dari ruang kelas, dia tau jika putranya Arkan bekerja keras untuk melawan ketakutannya.
Rafa mengirimkan pesan pada Raka, "apa harus sekarang sekali," gumam Raka yang membaca pesan dari saudara kembarnya itu.
Raka pun menghubungi istrinya, "waalaikum salam Amma, tolong pulang sepertinya Rafa dalam masalah dan ayah belum bisa pulang karena masih ngajar," kata Raka.
"....."
"baiklah, hati-hati," kata Raka lagi.
Wulan merasa ada yang aneh, terlebih Rafa sudah tak mengobati orang setelah selama ini.
tapi dia pun segera pulang setelah dapat telpon itu, dan beruntung rapat yang dia pimpin juga sudah selesai.
sesampainya di rumah terlihat rumah itu nampak sepi-sepi saja, "assalamualaikum... mas Rafa!" panggil Wulan yang kebingungan.
"selamat datang dan selamat jalan wanita sial," maki Nurul yang menatap Wulan dengan mata merah.
tapi Wulan malah tersenyum saat pisau itu menancap di dadanya, "sayangnya ku salah sasaran, aku bukan Wulan,"
Nurul pun di pukul hingga mental dan menabrak dinding rumah, bahkan pisau itu di cabut dengan mudah.
ternyata itu adalah nyai Nawang yang Malih Rupo, dan tak lama Wulan yang asli datang sedang nyai Nawang hilang ke tubuh Wulan.
kini Nurul kesakitan Karena ayat yang di baca Rafa, dan akhirnya wanita itu muntah darah hitam bercampur paku dan silet yang sudah berkarat.
"sepertinya ada yang tak suka dengan keluarga om, dan kiriman itu nyasar ke Tante," kata Wulan yang membantu Nurul.
bahkan Wulan sempat menyentuh ujung kuku Nurul untuk memastikan kiriman itu sudah pergi.
saat sedang berlatih, tiba-tiba jantung Arkan berdetak dengan cukup keras dan terasa begitu sakit.
"argh..." teriaknya dengan keras.
"mas ada apa?" kaget Aryan mendengar teriakan dari saudaranya.
"dada ku sakit sekali!" jawab Arkan yang memegangi dadanya sambil kesakitan.
Raka berlari keluar kelas dan menghampiri putranya, terdengar suara sayup-sayup dari kejauhan sus gamelan.
tiba-tiba semua murid mulai kerasukan satu persatu, Raka pun kaget dan tak mengira dengan semua kejadian buruk itu.
Raka mulai menghentakkan kakinya ke tanah dan berhasil membuat semua murid yang kesurupan itu sadar.
sedang Arkan masih kesakitan, ternyata gambar keris di kening bocah itu berpendar terang.
"apa ini sudah waktunya," gumam Raka yang berusaha untuk membuat putranya tidak kesakitan.
akhirnya cahaya itu lenyap dan semua murid sudah tak sadarkan diri, dan dari jauh Raka bisa melihat seseorang tersenyum kearahnya.
pria dengan aura hitam pekat, dan pria itu pergi menjauh dari sekolah milik keluarga Noviant.
akhirnya Raka memulangkan semua murid, begitupun dengan ketiga bocah itu.
tapi mereka di antar oleh wali kelas mereka karena Raka masih harus membahas masalah kesurupan masal itu.
tapi sayang mobil yang di gunakan untuk mengantar mereka seperti di lempar sesuatu.
brak...
"apa itu!" kaget pak Hilman.
"sudah pak, ayo jalan," kata Arkan yang tau apa yang mengenai mobil mereka.
"tunggu Arkan, biar bapak lihat dulu," kata pak Hilman.
"hachi.."
sebuah ular cukup besar jatuh keatas mobil dan mengejutkan pak Hilman.
"aku bilang cepat pergi!" teriak Arkan yang tak bisa melihat lagi.
sedang Faraz tiba-tiba merasa jika bulu kuduknya berdiri padahal ini masih pagi.
ular itu seperti tak mau pergi dari kap mobil, dan terbawa hingga ke rumah.
di rumah, Rafa dan Wulan sudah membawa bambu kuning menunggu ketiga putra mereka datang.
Wulan langsung berjalan dan memeluk tubuh Arkan dan Aryan. dan pak Hilman kebingungan karena ular di kap mobil itu tiba-tiba hilang.
Rafa memeluk putranya Faraz dan membisikkan sesuatu, "Amma, ada kepala yang mengikuti kami ..." lirih Arkan.
"Aryan satukan kening kalian, biar Amma yang melawan hal jahat ini," kata Wulan yang langsung meninggalkan kedua putranya.
tanpa di duga, Wulan seperti memukul angin, nyatanya dia memukul hantu yang datang tanpa tubuh.
"hahahaha... kamu tak bisa membunuhku, aku datang untuk merenggut tubuh yang sudah seratus tahun jadi incaran dari ratu," kata hantu itu yang tak mempan.
"tapi sayangnya kau bukan tandingan ku," kata Wulan menusuk mata hantu itu dengan bambu kuning yang sudah di bacakan.
Rafa membantu dari jauh dan hantu itu pun meledak cukup keras, hingga mengejutkan semua orang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Airasiaz
jelas? maksudnya kelas ya? wkwkwk typo
2022-05-24
0
Momy Evelyne BrHotang Sorganimusu
aku suka
2022-05-09
0
Riza sitorus
lanjut thooorr akhirnya ada kelanjutannya juga
2022-03-02
0