Hay para Reader
Di manapun kalian berada semoga sehat selalu🤗
Selamat datang di TCBK.
Happy reading🥰
......
.....
...
..
.
~02:00 dini hari.
seorang wanita tengah berjalan menggunakan tongkat meniggalkan rumah dengan segala keterbatasannya.
Bagaimana dengan perasaannya?
Jangan di tanya lagi, yang jelas perasaan wanita itu hancur tak tersisa. Suara petir menyambar tak membuat gadis itu gentar untuk melangkahkan kaki pincangnya menjauh dari rumah. Tak berselang lama hujan besar menerpa bumi membasahi tubuh si Wanita yang sedang berjalan tak tentu arah.
Tangis kepedihan melebur menjadi satu dengan derasnya air hujan, seakan bumi ikut menangis nan terluka , beberapa kali tubuh wanita itu terjatuh kedalam kubangan air karena kakinya yang cacat tersandung bebatuan serta kubangan di tengah jalan.
Akan tetapi wanita itu tetap bangun dan berjalan melawan derasnya hujan dalam keterbatasannya. Darah segar dari lutut serta tangannya sudah tak terasa.
Di setiap langkahnya, Bayangan bayangan akan masa masa sulit yang ia hadapi terputar seperti kaset nyata di benaknya.
Hinaan yang mendalam membuatnya sadar selama ini perundungan yang ia alami adalah kontroversi dari seseorang tak lupa hinaan yang selama ini ia terima terdengar jelas di telinganya seakan semua terulang menyakiti batinya.
“Lihat itu si model cacat, kasian sekali hidupnya! Apa tuan Hendry tidak sakit telinganya mendengar suara tongkat dan suara kaki pincangnya itu setiap harinya.”
“Jika aku tak memiliki misi yang di berikan oleh keluargaku, aku tak akan menikahi wanita cacat ini, sayang. Cintaku hanya untuk mu!” ucapan Hendry tadi masih jelas di telinga Aya MA.
“Kau tak lihat Meski ia buta tapi wajahnya cantik dan kau tak mampu menyaingi seorang super model yang memiliki penghargaan yang kaki terindah selama lima tahun berturut-turut. Tapi sayang kaki indahnya sekarang menjadi pincang, sehingga aku gemas ingin menjegal langkahnya itu!” ucap orang lain.
“wajah cantiknya dan semua yang ia punya hanyalah menjadi barang tak berharga. Hanya orang bodoh saja yang mau hidup dengan wanita itu, mending jelek seperti diriku, tapi aku pandai memuaskan pasangan dan memberikan makanan yang enak dengan hasil jerih payah ku di dapur.” ejek wanita lain.
“Apa dimalam pengantin ia bisa memuaskan suaminya?” tanya orang dramatis.
Hahahahahahaha ... Hahahahahaha ...
Gelak tawa dari kaum sosialita itu terasa menusuk jiwanya. (Aya MA menutup telinganya)
Tetapi derasnya hujan tak mampu membuat perkataan orang-orang yang selama ini menyakitinya itu lenyap, malahan suara semakin bertambah ketika salah seorang tamu memuji rivalnya.
“Saat ini calon super star kita adalah Margarine Demita yang selama tiga tahun ini menggantikan ketenaran si model cacat.” ucap seorang lagi.
“Ia Rine adalah model yang sudah ditakdirkan oleh Dewi, jiwanya yang polos dan ramah kepada kita para juniornya, wanita ini hanya sampah” ucap wanita yang mengejek pertama.
Aaaaaaaaahhhhhhhhh ... Diaaaammmmm.... Diiiiiiaaaaaamm...,
Jerit gadis itu, tangannya tak henti-henti memukuli dadanya yang sesak, jeritan menyayat hati gadis itu mengundang perhatian seorang pemuda yang berteduh di sebuah pondok kecil tempat istirahat para pejalan kaki jika lelah.
Dalam hati Aya MA berkata.
Tuhan apakah aku tak pantas bahagia?
Apakah gadis seperti ku ini hanya ditakdirkan merasakan kepedihan karena ditipu oleh kegelapan.
Aku rapuh, aku tak mampu untuk bertahan kali ini! Apa kah ada cinta yang sesungguhnya disunia ini
Cinta? ...
Malam ini hatiku mati akan cinta. Cinta yang tulus seperti yang aku rasakan selama dunia ini gelap hanya kepalsuan semata yang ingin memanfaatkan ku karena ketidak mampuan hamba mu ini.
Jiwaku seakan sirna diterpa badai hingga menenggelamkan hidupku. ******* sepasang penghianat menjadi alunan musik yang meluluh lantakkan jiwa ku.
Disini aku sadar, betapa aku tak di inginkan, betapa aku hanya di anggap seperti sampah, pernikahan hanya sebagai kedok belaka.
Hahahaha ... Aku sungguh bodoh. Gadis itu menangis dan tertawa memukul dadanya, kakinya mendekati pagar pembatas jembatan, lalu melampiaskan kekesalannya pada si pagar.
“Astaga, Ada yang mau bunuh diri!” ujar pemuda Tampan berusia 18 tahun yang sedang termenung di tempat itu, ia tanpa sengaja mendengarkan isi hati dan pikiran wanita yang menjerit menggoyangkan pagar pembatas jembatan itu.
Memang hujan sedang lebat, tetapi kemampuan membaca pikiran manusia yang diturunkan oleh ibu si pira membuat pria itu memiliki keistimewaan bisa mendengar apa yang di pikirkan manusia biasa.
Karena ia adalah seorang pria yang tak bisa membiarkan ada manusia mati sia sia di depan matanya, dengan gagah berani pria itu membuka payungnya lalu menghampiri sang gadis yang jiwanya terluka.
...----------------...
Langkah demi langkah kaki pria itu mendengar kepedihan dari wanita tersebut, entah mengapa rasa simpati dan empati membawa sang pemuda semakin mendekati wanita yang menangis layaknya anak kecil.
“Hem ... Nona kau ingin bunuh diri disini? Aku sarankan jika ingin bunuh diri jangan disini, karena tarifnya mahal. Sekali melompat jika anda mati anda disuruh bayar 100 juta, jika anda masih hidup hanya ditarif 75 juta!” ucap pria itu dengan suara datarnya.
“Sudah naik rupanya. Tarif untuk bunuh diri di tempat ini dulu tak semahal itu, sekali mati hanya membayar 10 juta saja.” jawab Aya MA.
“Apa anda buta? Jika mau bunuh diri lihat dulu plang itu.” Teriak pria itu, tangannya menunjuk plang udang-udang bunuh diri di tempat itu.
Sebuah papan besar yang di pasang di atas jempata dalam ketinggian 50 KM dari bawah.
“Ia aku buta dan cacat! Setiap orang melihatku akan meledekku dan menertawakan ketidak kemampuan ku ini,” jawab Aya MA dengan nada sedih yang mendalam.
Deg ...
Ucapan Aya MA membuat hati pria yang berusia 18 tahun itu tercubit dan merasakan perasaan bersalah telah mengatai wanita itu buta.
Payung di tangan pria itu lepas terbawa angin malam yang begitu kencang.
“Tuan Apakah kau pak malaikat yang mencatat orang-orang yang bunuh diri ditempat ini?” tanya Aya MA.
Aya MA langsung terduduk di tanah, lalu memeluk pinggang Manusia yang ia kira malaikat.
“Malaikat bolehkah aku curhat kepada dirimu? Dan sampaikan kepada Tuhan bahwa ada aku manusia nya yang hidup menderita akan kepedihan dunia, bisakah aku mati tapi tak usah bayar?” tanya Aya Ma.
“Hem!” jawab si Pria.
Hujan langsung berhenti, membuat seorang Aya MA semakin yakin yang di peluk oleh dirinya adalah malaikat yang tanpa sengaja datang karena teriakannya tadi.
“Tuan malaikat, jujur tadi aku datang kesini untuk bunuh diri! Tetapi datangnya dirimu aku tak jadi mau bunuh diri, karena tarifnya semakin mahal, apalagi diriku buta dan pengangguran, mana sanggup aku membayar mana saat ini biaya sebuah makam sangatlah mahal, jika ku hitung-hitung aku akan mati membawa hutang. Tetapi bisakah aku menitipkan pesan kepadamu untuk Tuhan!” Wanita itu memeluk tubuh hangat pria itu.
Sedangkan yang mendapatkan pelukan tiba-tiba itu kaget, hingga dada si pira berdetak lebih cepat apalagi posisi kepala si gadis buta berada di tempat yang tak seharusnya berada.
Dalam hati Ken berkata, “Duh Tante! Kenapa harus bersandar di kawasan terlarang. Jadi Traveloka kan aku!”
“Katakan apa yang kau inginkan?!” tanya pria tanpan dengan nada datar yang sudah turun temurun dari sang deddy.
“Bilang kepada Tuhan! Hadirkan seseorang yang membuatku merasakan hidup kembali, menganggap ku barang paling berharga. Semua permintaan ku sangatlah serakah dan tak mungkin Tuhan mengabulkannya .... Huhuhuhu ...,” Tangis Aya MA lagi lagi pecah ketika tangan hangat mengelus rambutnya yang basah.
“Pulanglah, kau akan mendapatkan mata dan kakimu kembali! Itu adalah janjiku untuk mu.” ucap Pria seakan ia mendalami peran sebagai malaikat penunggu jembatan.
“Oh malaikat kau bisa membaca semua pikiran ku, terimakasih sudah datang kepadaku yang rapuh nan putus asa ini ... Akan aku tunggu janjimu pak malaikat! Aku aku harus pulang karena besok adalah hari pernikahanku.” ucap Aya Ma.
Tuling .. Ting... Ting... jreng ... jeng... jeng ... begitu lah nada panggilan di ponsel Aya MA.
Membuat sang pemilik langsung melepaskan pelukannya, tangannya membuka kancing Piyama di bagian atasnya lalu mengambil ponselnya yang ia simpan dalam baju.
Sedangkan si pria muda seakan tak rela wanita itu melepaskan pelukannya.
Glek ... Pria itu menelan Saliva ketika melihat secara Live balon kembar masih terbungkus kresek dengan rapi.
“Sebentar pak malaikat, asistenku memanggil!” ucap Aya MA.
“Ia Mary?” jawab Aya MA.
“Sayang! Apakah kau baik-baik saja, aku tak bisa tidur memikirkan mu, tadi setelah mengganti bajumu aku langsung pulang karena Nenek lagi sakit.” ujar seseorang di seberang sana.
“Mary dengarkan aku baik-baik! Sekarang kau carikan aku suami yang mau memberikan status pernikahannya dengan ku! Bayar dia berapapun yang ia mau, bagiamana pun aku akan menikah besok. Buat perjanjian di atas hitam dan putih untuk kami. Daftarkan operasi ku lagi! Jika harus keluar negeri aku akan terbang besok, aku ingin membalas semua orang-orang yang telah menyakitiku.” gadis itu langsung menutup panggilannya.
“Terimakasih tuan Malaikat! Sudah mau mendengar keluh kesah ku. Jika aku sudah bisa melihat dan berjalan kembali maka aku akan membawakan buah persembahan untukmu, dan aku akan membawakan bunga kuburan untuk mu juga.” ujar gadis itu dengan cerita, entah kemana hilangnya kesedihan yang membuat para Reader ku galau.
Aya MA berdiri, lalu Cup ... Tanpa sadar bibirnya menempel dengan bocah 18 tahun itu, yang tengah menundukkan kepalanya mencerna pembicaraan si wanita asing.
“Hendry Salmone, Margarine Demita tunggu aku! Aku akan membalas semua rasa sakit yang kalian berikan kepada ku!” ucap Aya MA dalam hati.
Ia pergi dari tempat itu melupakan tongkat saktinya.
Buk ... Aya MA menabrak tong sampah.
Pria muda itu memanggil Aya MA, tetapi Aya MA tidak mendengar panggilan itu.
^^^~To be continued.^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Ristiana Wang
antara sedih dan mau ketawa
2024-12-25
0
Ney Maniez
kocakkkk,,, lg sedihh gee😂😂😂😂
2024-05-22
0
Ney Maniez
😂😂😂😂😂😂😂
2024-05-22
0