Tentara Tampanku
revisi -
#
"Kalian hebat, jarang ada pasien yang bisa melalui masa kritis saat jantungnya melemah seperti tadi," ucap Dokter Gabby.
"Terima kasih atas pujiannya Dok, semua ini juga berkat bantuan Dokter Gabby," ucap Rea.
"Yaudah, kalau gitu saya kembali ke ruangan dulu, kalian bisa pulang biar saya yang menjaga pasien," ucap Dokter Gabby dan diangguki para dokter dan perawat yang membantunya.
Rea saat ini bersama dengan Qilla dan Nina. Mereka sudah bersahabat sejak SMP, mereka selalu bersama sampai SMA karena saya kuliah Nina memutuskan untuk menempuh pendidikan di Malaysia dan Qilla juga memutuskan untuk kuliah di luar kota dan hanya Rea yang menetap di kota.
Namun, setelah kurang lebih 4 tahun, tanpa di rencanakan mereka justru bertemu di rumah sakit yang sama dimana saat itu mereka sedang melakukan pelatihan dan mereka pun bisa bersahabat sampai sekarang.
Selama 4 tahun mereka menempuh pendidikan di bangku perkuliahan, mereka tidak pernah saling kontak karena yang memiliki ponsel saat itu hanya Nina. Sedangkan Qilla dan Rea tidak. Selain itu juga, tidak ada yang tahu dimana universitas tempat satu sama lain, dimana Nina terlebih dahulu pergi ke luar negeri dan setelah itu Qilla. Rea menjadi orang terakhir yang diterima di universitas terkenal di kota dan teman-temannya tidak ada yang tahu dan beberapa bulan setelah itu ia juga pindah ke pusat karena Ayahnya di terima di daerah tersebut.
"Re, lo mau ikut kita ke cafe gak sekalian buat refreshing gitu kan daritadi kita udah di ruang operasi hampir 5 jam loh?" Tanya Qilla, sahabat sekaligus rekan kerja Rea.
"Gak deh, gue udah di suruh pulang sama bunda, lain kali lah gue ikut kalian," ucap Rea.
"Oke, kalau gitu kita duluan ya, dah," pamit Nina dan diangguki Rea.
Rea yang selesai membersihkan diri setelah operasi tadi pun langsung mengambil tas yang ada di ruangannya dan segera pergi dari rumah sakit.
"Dokter Rea udah mau pulang ya?" Tanya Fafi, perawat di rumah sakit tempat Rea bekerja.
"Iya, Fi. Kamu belum pulang, bukannya hari ini kamu cuma sampe siang ya?" Tanya Rea.
"Ini Dokter Bima minta tukeran jadwal soalnya anaknya di rumah sendirian katanya," ucap Fafi dan diangguki Rea.
"Yaudah, kalau gitu saya pulang duluan ya soalnya saya juga ada urusan," ucap Rea.
iya, Dokter Rea, hati-hati ya," ucap Fafi dan rea hanya tersenyum.
Rea segera keluar dari rumah sakit dan menuju parkiran lalu masuk ke dalan mobilnya dan setelah itu mengendarai mobilnya menuju rumahnya.
Beberapa saat kemudian, Rea pun sampai di rumahnya dan segera masuk ke dalam. Namun, saat masuk ke dalam rumahnya Rea tidak melihat apapun dan hanya gelap yang ditangkap oleh mata Rea.
"Ini gue gak salah rumahkan ya," gumam Rea.
Hingga beberapa saat kemudian, lampu ruang tamu menyala dan memperlihatkan dekorasi meriah layaknya perayaan ulang tahun. Rea sangat terharu dengan apa yang ia lihat saat ini, ia hampir lupa jika saat ini adalah hari ulang tahunnya yang ke 24 tahun.
Namun, Rea tidak melihat satu orangpun di ruang tamu tersebut hingga suara nyanyian dari belakangnya pun membuat Rea membalikkan tubuhnya dan melihat keluarga dan juga para sahabat dan kerabatnya di sana.
Bahkan Qilla dan Nina yang tadi mengatakan akan ke cafe pun ada di sana, Rea yakin tadi mereka mengatakan hal tersebut agar Rea tidak curiga padahal Rea saja lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya.
Mereka semua menyanyikan lagu ulang tahun untuk Rea dan tak lupa mereka juga membawa kue ulang tahun dan lilin dengan angka 24. Setelah lilin ditiup tepuk tangan meraih pun menggema di seluruh ruang tamu bahkan di rumah tersebut.
"Selamat ulang tahun anak Bunda yang cantik ini," ucap Bunda Nara.
"Makasih, Bunda," ucap Rea dan memeluk Bunda Nara.
"Selamat ulang tahun ya anak Ayah," ucap Ayah Argi.
Rea pun memeluk Ayah Argi, "Makasih Ayah."
Satu persatu keluarga serta sahabat Rea mengucapkan selamat ulang tahun dan juga memeluk Rea, "Udah tua nih, kapan nyusul Kak Ray? cepet cari pasangan sana mau jadi perawan tua apa lo," ucap Qilla.
"Apa sih lo, gue ini masih 24 tahun udah kayak tua banget, gue masih mau bebas kali, gue mau nikmatin masa muda gue, nanti kalau umur gue 42 tahun lo boleh tanya hal itu," ucap Rea.
"Keburu Bunda gak ada kalau kamu umur 42 masih ditanyain kayak gitu, umur 42 tahun itu yang ditanyain bukan kapan cari jodoh, tapi ditanyain anaknya udah gede ya sekolah dimana, atau gak anaknya kalau di rumah gimana," ucap Bunda Nara.
"Apa sih Bunda kok ngomong kayak gitu," ucap Rea.
"Hehehe, bunda cuma bercanda kok," ucap Bunda Nara.
"Udah ini mending kita makan aja kuenya Gia udah laper loh," ucap Gia, adik Rea.
Edrea Aleta Bratadikara atau biasa dipanggil Rea, anak kedua pasangan Argi Bratadikara & Nara Pramesti. Rea memiliki Kakak laki-laki yang bernama Galen Ray Bratadikara atau biasa dipanggil Ray, Rea juga memiliki adik perempuan yang bernama Clarinta Gianina Bratadikara atau biasa dipanggil Gia. Rea merupakan seorang Dokter bedah di salah satu rumah sakit ternama di negaranya yaitu Daiva General Hospital.
Setelah perayaan ulang tahun Rea, semua keluarga Rea pun berkumpul di ruang tamu. Sedangkan, sahabat Rea sudah pulang ke rumah masing-masing.
"Ada yang mau Ayah sampaikan ke kamu," ucap Ayah Argi.
"Apa, Yah?" tanya Rea.
"Ayah sudah menjodohkan kamu dengan anak sahabat Ayah," ucap Ayah Argi.
Rea yang mendengar perkataan Ayah Argi benar-benar terkejut, ia merasa ini adalah hadiah terburuk dalam hidupnya yaitu perjodohan.
"Ayah kok seenaknya gini sih, Rea bisa cari pasangan sendiri dan juga Rea itu gak mau nikah untuk saat ini," ucap Rea.
"Tapi, kamu itu terlalu lama menyendiri, Re. Kamu gak pernah membuka hati kamu buat pria manapun," ucap Ayah Argi.
"Ayah tahukan Rea itu belum siap untuk menerima siapapun dalam hidup Rea, Rea ingin bebas," ucap Rea.
"Ayah tahu, tapi kamu juga harus mikirin Ayah sama Bunda, sampai kapan kamu mau sendiri terus. Sampe Ayah sama Bunda udah gak ada," ucap Ayah Argi, yang mulai meninggikan suaranya.
"Ayah kenapa selalu sangkut pautin sama kematian sih, Rea gak suka kalau Ayah sama Bunda ngomong kayak gitu, seolah-olah Rea itu anak durhaka yang gak bisa memenuhi keinginan Ayah sama Bunda, apa dengan Rea menolak perjodohan ini maka Rea itu disebut anak durhaka, hiks hiks hiks!" bentak Rea, yang tidak bisa menahan tangisnya dan memilih pergi menuju kamarnya.
Kak Inez istri dari Kak Ray yang melihat Rea menangis pun menghampiri Rea yang ada di kamarnya, Kak Inez membuka pintu kamar Rea dan memeluknya, "Udah dong jangan nangis lagi ya, nanti cantiknya luntur loh," ucap Kak Inez, yang mencoba menenangkan Rea.
.
.
.
Tbc.
* Cerita ini hanya karangan author kalau gak masuk akal ya namanya juga Novel. Masih banyak kesalahan dalam penulisan, nanti akan author coba review kembali dan memperbaikinya, tapi gak janji ya. Kalau ada kritik dan saran di persilahkan, tapi gunakan bahasa yang sopan ya. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments
ATITUSMIATI
mampir lagi
2024-08-15
0
Sari
masih nyimak
2024-03-20
0
Neng Win
nyimak
2022-09-30
1