Bab 4

Pengenalan Karakter

SEBAGAI Tania Putri Sapto 24 tahun tubuh tinggi semampai, Tania karakter jutek tapi Tania juga memiliki isi baik.

Rendra 31 tahun wajah tampan karakter dingin suka hura-hura tapi Rendra penyayang juga setia dengan pasangannya.

Sebagai Tomi orang terkaya di urutan sekian di Indonesia.

Sapto Kuncoro Arhaksa sebagai ayah Tania Sapto keturunan Jawa sebagai pengusaha kosmetik dari warisan keluarga untuk membangun perusahaan dari kecil kini berkembang pesat.

Erni ayang Wijoyo sebagai Bunda dari Tania dari garis keturunan keraton wajah nya nan ayu tutur katanya yang lembut, selama berumah tangga dengan Sapto tidak ada satu orang pun yang tahun akan pertengkaran di dalam rumah tangganya.

Tiba di rumah Tania membuka pintu mobil langsung masuk ke dalam kamar.

"Tania..., tunggu" panggil Rendra

Tania mengabaikan panggilan Rendra Ia terus melangkah dengan cepat menuju kamarnya.

Brak! Tania banting pintu

Au..! Rendra pun terbentur dahinya oleh bantingan pintu Tania.

Tania bukan dong aku mau bicara sama kamu stelah itu terserah kamu. Teriak Rendra dari balik pintu.

Tania tetap tidak membuka pintunya melainkan Tania menangis terisak-isak di dalam kamarnya.

Rendra mengalah untuk diam meninggalkan kamarnya, Ia menuruni tangga nampak Tomi berdiri di ruang tamu.

"Dahi kamu kenapa?"

"Tidak apa-apa Dad hanya terbentur sedikit" Rendra menjawab dengan nada pelan

Sedikit banyaknya Rendra pun menyesali atas sikapnya selama ini dengan Tania, tapi disisi lain Rendra bingung harus memulai dari mana untuk memutuskan hubungan dengan Jesika kekasihnya yang berbeda di Jerman.

"Kalau kamu tidak bisa melanjutkan rumah tangga kamu, kalau ingin menceraikan Tania Dady tidak bisa memaksa mu lagi" Ucap Tomi berlalu pergi meninggalkan Rendra

"Entah lah dad, jangan bahas itu dulu." ucap Rendra ngleos.

Malam pun semakin larut Rendra masuk ke dalam kamar tamu dia merebahkan tubuhnya merenungi makna arti ucapan Dady nya.

Kenapa mendengar kata cerai rasanya sakit sekali, apa nanti Tania akan menjadi janda muda, dan menikah dengan orang lain.

Ah!!! kok rasanya aku tidak terima Tania dengan pria lain.

Rendra coba datang ke kamar Tania.

Tok...Tok...Tok.., Tania..

Rupanya Tania pun merasakan yang sama dengan Rendra tidak bisa tidur. Akhirnya tania pun membuka pintunya.

"Kenapa belum tidur?" kata Rendra

"Mas Rendra kenapa kesini?" tanya Tania

"Boleh aku masuk, ada yang ingin aku bicarakan sama kamu" Kata Rendra

Tania menganggukkan kepalaku dan membuka pintu lebar.

Rendra duduk di sofa kamar dan Tania duduk di tepi ranjang, Pakaian tidur Tania mampu membuat Rendra menelan saliva nya.

Tania melirik ke arah Rendra kemudian Tania bangunan dari duduknya lalu duduk di samping Rendra.

Kenapa dia duduk di sampingku apa dia ingin menggoda ku.batin Rendra

"Ayo bicara apa?, aku siap mendengarkan." suara Tania membuyarkan lamunannya.

"Apa kamu masih memikirkan mantan pacar kamu itu?" Tanya Rendra ingin memastikan perasaan Tani selam berumah tangga dengan Rendra.

"Apa harus dibahas?" Kata Tania walaupun Tania tidak ingin lagi membahas masa lalunya.

"Apa kamu bahagia selama kita menikah?" Rendra terus mencecar.

"Kalau kita bercerai, langkah apa yang kamu lakukan?"

Kenapa mendengar kata cerai rasanya sakit sekali, sebenarnya aku ingin mendampingi mu selamanya, rasanya aku tidak rela dengan perceraian ini.

"Mas Rendra pasti tahu jawabannya, bahagia atau tidak, Mas pasti tahu jawabannya, tidak perlu aku Jawab, selama aku menikah dengan Mas Rendra, apa pernah kamu memberikan tugas mu sebagai suami?, apa aku pernah protes?. Tidak Mas, selama ini aku selalu menggunakan uangku untuk keperluanku, apa aku pernah minta? tidak Mas." Ungkap Tania

Rendra terdiam menundukkan kepalanya, pasalnya apa yang di katakan Tania pun benar adanya.

"Besok Jesika datang dari Jerman, apa aku boleh menemui nya?." Ucap Rendra

"Aku tidak pernah melarang itu hak kamu. Tapi aku tidak akan pernah kembali ke rumah ini, aku ngantuk mau tidur, kalau sudah tidak ada yang di bicarakan lagi Mas boleh keluar." Ujar Tania

"Di luar ada Dady, aku tidur disini ya?" Ucap Rendra alasan

Tapi benar adanya selama ini Tomi tidak tahu kalau putranya dan menantunya itu tidak pernah satu kamar, selama pernikahan berjalan 2 bulan

"Tidur di sofa, ini bantal nya"

Rendra pun menurut tidur di sofa kamar nya, pendingin ruangan di angka 16 membuat tubuh Rendra menggigil Rendra melirik Tania sudah tertidur pulas, Rendra pindah ke kasur samping Tania.

Rendra menatap wajah Tania dengan seksama

Kalau di lihat-lihat cantik manis. Tapi sayang tidak bisa di ajak buat anak, coba saja yang menikah dengan ku Jesika, kita sudah buat anak.

Rendra pun tidur memeluk tubuh Tania sebagai bantal guling. Baru saja tidur cahaya matahari menusuk wajah cantik Tania, saat terbangun Tania sontak teriak.

Aaaaaaaaahk!

Apaan sih masih pagi sudah teriak-teriak?.

"Mas Rendra kenapa tidur disini bukannya tadi malam di sofa?" Protes Tania

"Aku kan suami kamu, dosa loh tidak melayani suaminya" ucap Rendra tidak mau kalah.

"Suami kalau menafkahi istrinya" Balas Tania

Gimana aku mau mandi kalau Mas Rendra disini. gumam Tania

"Sudah mas sana keluar aku mau mandi" pinta Tania

"Mandi sana tidak aku lihat"

Tania melangkah masuk ke dalam kamar mandi, Ia membuka semua pakaiannya lalu berdiri di bawah shower.

"Tania.." panggil Rendra

Tania mematikan shower nya." Ya mas Kenapa?"

"Masih lama ya mandinya?"