Cemburu

Happy Reading.

Daniel menarik tangan Nita agar wanita itu mendekat. "Gue kangen sama elo!" bisik Daniel di telinga Nita.

Belum sempat Daniel memeluknya, Nita menghempaskan tangannya yang digenggam oleh Daniel, merasa jijik dengan sentuhan dari sepupunya itu.

"Brengsek lo, Niel!" desis Nita melirik Daniel sekilas.

"Gue emang brengsek, Nit, gue kek gini gara-gara elo! Gue gak bisa lupain elo meskipun lo udah pergi jauh, dan sekarang lo udah kembali, gue mau lo nerima gue, karena kita sama-sama single sekarang!"

"Gila lo, ya! Kita ini sepupu, sodara, hilangin perasaan lo ke gue, kalau lo mau kuasai seluruh kekayaan kakek, ambil aja, gue sama Rara gak butuh!" seru Nita dengan wajah yang memerah.

Daniel tidak berhenti mengejarnya sampai sekarang, pria itu selalu mengganggunya dan bahkan memfitnah nya di depan Kakek Abimanyu dan orang tuanya.

Padahal semua itu karena Daniel marah terhadap Nita yang sejak dulu selalu menolaknya.

"Dasar cowok gila, perasaan lo itu jelas-jelas salah!!"

Daniel tergelak mendengar ucapan Nita. "Apa lo lupa kalau kita bukan saudara, kita gak ada ikatan darah, Nit. Jadi perasaan gue ke elo itu bukan sebuah kesalahan!" balas Daniel tidak kalah tajam.

"Kenapa lo gak pernah berubah! Udah gue bilang kalau perasaan itu juga tidak bisa dipaksakan, sebaiknya kita tidak usah ketemu lagi kalau lo masih menyimpan perasaan lo itu!" Nita membalikkan badan dan memutar handle pintu.

Daniel tidak rela kalau Nita selalu menolaknya, dia benar-benar mencintai wanita itu sejak dulu, saat masih SMA.

Tapi ketika kuliah, Daniel harus belajar di Singapore dan setelah pulang, hatinya pun hancur ketika mengetahui Nita sudah menikah.

Nita terkejut ketika merasakan sebuah tangan melingkar di perutnya, bahkan punggungnya langsung bertubrukan dengan dada bidang Daniel.

"Gue gak akan lepasin lo sekarang!" bisik Daniel di telinga Nita.

"Lepasin gue!" Nita meronta, bahkan kakinya berusaha menginjak kaki pria itu agar mau melepaskan pelukannya.

"Daniel brengsek!!" Nita berusaha sekuat tenaga sambil terus berusaha melepaskan diri.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dengan sangat nyaring.

Sesaat kemudian Daniel pun segera melepaskan tangannya dari perut ramping Nita.

PLAK!

Suara tamparan itu terdengar nyaring, Nita benar-benar emosi saat ini.

Daniel memegang pipinya yang baru saja terkena tamparan keras itu. Mengeluarkan smirknya dan menatap tajam wanita didepannya itu.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu terdengar lagi, kali ini pintu pun terbuka. Daniel dan Nita menoleh dan melihat Nathan yang sedang menatap keduanya dengan tatapan aneh.

"Maaf, saya mencari dokter Nita karena ada keperluan," ucap Nathan dengan bahasa formal.

Dia tadi sempat mendengar suara tamparan dari luar, karena merasa khawatir akhirnya Nathan memutuskan untuk membuka pintu.

"Baiklah, Bapak Nathan! Ayo kita bicara di ruangan saya," Nita langsung pergi keluar tanpa menoleh lagi.

Nathan juga langsung mengekori Nita setelah berpamitan pada Daniel.

'Untung saja Nathan datang, baru kali ini aku suka kedatanganmu, Ex Husband!'

###

Daniel termenung di mejanya, mengingat wajah pria yang baru saja membawa Nita pergi dari tempatnya. Rasanya wajah itu begitu familiar, tapi siapa?

Lama Daniel berfikir, benar-benar wajah yang tidak asing.

"Sial!! Bukankah dia Nathan Gabriel!! Mantan suami Nita!" teriak Daniel sambil menggebrak meja.

"Ada apa dengan mereka?? Bukankah mereka sudah bercerai lama sekali? Lalu kenapa Nita mau begitu saja pergi dengannya? Bukankah Nita mengalami patah hati gara-gara pria tersebut!!"

###

Nathan menutup pintu ruangan Nita dan menguncinya. Pria itu membalikkan badan dan menatap mantan istrinya itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Maaf Bapak Nathan, apa yang ingin anda bicarakan lagi dengan saya? kalau tidak penting atau itu menyangkut masalah pribadi, lebih baik kita bicarakan di luar jam kerja," ucap Nita melepaskan jas putih yang melekat ditubuhnya.

Nathan mendekati Nita, perlahan semakin mendekat. "Apa yang kamu lakukan di ruangan pria tadi?"

"Memangnya kenapa? itu bukan urusan anda!" jawab Nita dengan raut wajah tidak suka.

Berhadapan dengan dua pria yang sangat menyebalkan hari ini benar-benar menguras emosinya.

"Mulai saat ini yang berurusan dengan mu akan menjadi urusanku!" ucap Nathan tegas.

Kali ini dia tidak akan membiarkan Nita menghindar darinya lagi.

"Nathan, ada apa denganmu?"

"Kamu yang ada apa? jawab pertanyaan ku, Ta! apa yang kamu lakukan dengan pria itu tadi di dalam ruangannya?" tanya Nathan mengunci tubuh Nita di kursi kebesarannya.

Rasa cemburu menyeruak di hatinya. Nathan tidak suka kalau Nita dekat dengan pria lain.

"Aku tidak melakukan apa-apa!" jawab Nita berusaha tenang. Dia tidak bisa bergerak karena tangan kanan dan kiri Nathan ada di atas pinggiran kursi yang ia duduki.

Bahkan kini Nita bisa merasakan hembusan nafas pria itu karena posisi Nathan sedikit berjongkok.

"Kalau kalian tidak melakukan apa-apa, kenapa wangi parfum pria itu menempel di jasmu?"

Bersambung.

Nah, nah, mulai deh🤔

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***