Ruangan terasa sunyi dengan ketegangan cukup tinggi, kedatangan Qin Chen ke dalam ruangan membawa pertanyaan bagi mereka semua. Bahkan ada yang berwaspada terhadap Qin Chen sekarang ini, namun tidak dengan Permaisuri.
Ia mengenalnya, meksipun hanya beberapa kali bertemu, namun ia telah memahami sedikit dari sisi Qin Chen.
Di sisi lain, Kaisar Naga Chen dan Dewi Suci berjalan mendekati mereka berdua di sana. Sebelumnya, mereka melihat tindakan Qin Chen menentang Aliansi Tiga Kaisar dan bahkan membunuh utusan tanpa pandang bulu.
Kejadian tersebut membuat Dewi Suci terkejut dengan setiap perubahan Qin Chen. Matanya selalu membawa banyak pertanyaan dalam pikirannya. Namun, semuanya di alihkan oleh perkataan Qin Chen, maupun sikapnya.
Qin Chen yang masih berdiri disana, ia melihat ke arah dimana utusan tersebut mati. Dewi Suci menyadari hal tersebut, ia lalu bertanya kepada Permaisuri dimana ia sudah sangat dekat dengan mereka. "Apa semuanya baik-baik saja?"
Permaisuri sontak terkejut mendengar pertanyaan dari Dewi Suci, ia dengan cepat melihat ke arah mereka berdua. Dengan sikap tenang, ia membalas pertanyaannya."Ya, semuanya baik-baik saja ... Tapi," ia menoleh ke arah Qin Chen yang tengah berdiri di sebelahnya.
Permaisuri masih terkejut, ia masih berpikir bahwa Ramuan tersebut akan berkerja sore hari dan Qin Chen bisa kembali pulih besoknya. Namun tidak disangka baginya, bahwa Qin Chen telah bangun dan sekarang berada di sebelahnya.
Melihat Qin Chen berdiri disebelah dengan tatapan mata begitu dingin, bahkan bisa mengalahkan es abadi. Qin Chen menyadari bahwa Permaisuri memperhatikannya, ia langsung memberikan pertanyaan padanya.
"Apa terjadi sesuatu saat aku tidak ada?" Tanya Qin Chen.
Pertanyaan Qin Chen seakan-akan ia adalah Dewa Tertinggi, dimana membantu Permaisuri disaat Permaisuri membutuhkan bantuan. Hal tersebut membawa banyak pertanyaan kembali, para Dewa menatapnya dengan tatapan ragu.
Permaisuri lalu membalasnya, ia spontan langsung berbicara kepada Qin Chen. "Tidak ada, jangan khawatir tentang masalah Istana. Aku bisa menyelesaikannya sendiri ... Lalu, bagaimana dengan keadaanmu? Apa sudah merasa baikan? Jangan memaksakan diri untuk bergerak, itu bisa saja membuat luka lain didirimu."
Suara Permaisuri terdengar khawatir kepada Qin Chen, bahkan para Dewa di sekitarnya mendengar kekhwatiran Permaisuri kepada pemuda di hadapannya. Setipa kali mendengar pembicaraan mereka berdua, semakin banyak pula pernyataan yang dipikirkan.
"Tenang saja, aku baik-baik saja ... Aku hanya tinggal disini beberapa hari sebelum melanjutkan perjalananku. Sebelum itu, aku ingin bertanya kepadamu tentang Alam Surga." Ia membalas kekhawatiran Permaisurinya.
Permaisuri lalu melihat sekelilingnya masih tampak ramai, tiba-tiba ia memberikan perintah kepada orang-orang yang berada di dalam ruangan. "Rapat telah usai ... Besok akan di lanjutkan kembali, sekarang kalian semua boleh kembali ke tempat masing-masing!"
Mereka semua menerima perkataan Permaisuri, satu-persatu mereka keluar dari dalam ruangan. Dan hanya menyisakan dua Kaisar Surga di Alam Surga, Permaisuri melihat bahwa mereka telah keluar dari ruangan, kini melihat ke arah Qin Chen sejenak dan berkata. "Ikuti aku,"
Kedua Kaisar tersebut tidak pergi karena mereka ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, dan tentunya Permaisuri tidak keberatan, karena mereka berdua dikenal sebagai Kakek Dewa dan Guru Dewa.
Mereka sudah mengenal Permaisuri sangat lama, bahkan sudah menganggapnya sebagai cucu mereka sendiri. Apapun masalah yang dihadapi Permaisuri, maka mereka akan membantu dengan senang hati.
Qin Chen lalu berjalan mengikuti Permaisuri membawanya tidak tahu kemana, diiringi dengan Dewi Suci di sampingnya. Kaisar Naga Chen berjalan di samping Dewi Suci, ia memperhatikan Qin Chen karena keberadaannya tidak bisa dirasakan oleh Kaisar Naga Chen.
Saat sedang jalan, Dewi Suci memperhatikan Qin Chen. Qin Chen yang menyadari hal tersebut, ia sedikit bingung sekaligus terganggu. Qin Chen lalu melirik ke sebelahnya dan bersuara. "Kenapa anda melihatku terus-menerus? Apa ada yang salah dengan penampilanku?" Qin Chen langsung bertanya kepadanya.
Suara Qin Chen membuat Permaisuri sempat terkejut, namun ia mengetahui bahwa Qin Chen tidak mengetahui siapa mereka sebenarnya. Jika mungkin Qin Chen mengetahuinya, ia tidak akan mengucapkan kata-kata seperti tadi.
Permaisuri bersikap tenang, ia berjalan dan memperhatikan apa yang Qin Chen bicarakan kedepannya. Karena ini menyangkut tentang perasaan Dewi Suci.
Dewi Suci mendengar pertanyaan Qin Chen, ia lalu menjawabnya. "Tidak apa-apa, aku hanya teringat putraku yang hilang dari kecil ... Jika dia masih ada, mungkin sudah sebesar dirimu dan mungkin memiliki ketampanan seperti dirimu sekarang ini." Mengutarakan isi hatinya, ia belum bisa mengatakan yang sebenarnya kepada Qin Chen.
Sudah cukup baginya melihat putranya telah tumbuh dewasa dan sudah memiliki pasangan. Belum saatnya dia mengatakan bahwa dirinya adalah ibunya, waktu belum memberikan ketepatan untuk berbicara.
Sedangkan di sisi Qin Chen, ia merasakan rasa sakit dari lubuk hatinya, ia juga merindukan keluarganya di Bumi, namun mereka berada di Alam Surga yang tidak tahu dimana keberadaannya.
Rasa sakit itu mungkin muncul saat seseorang yang penting baginya tengah merindukan dirinya. Qin Chen bersimpati kepada Dewi Suci, ia lalu mulai bersuara. "Jadi begitu, aku turut berdukacita dengan apa yang anda alami selama ini ... Seseorang pernah berkata padaku, selama kamu mempercayai orang tersebut, maka tidak ada yang mustahil di Dunia ini untuk percaya bahwa dia akan kembali ...
Meksipun terpisah oleh Ruang dan Waktu, selama kita memandang langit yang sama, aku percaya bahwa perasaan itu akan tersampaikan kepadanya ... Pesanku hanya satu, jangan menyerah."
Perkataan Qin Chen membuat semua orang di sekitarnya menjadi terdiam, Kaisar Naga Chen bingung ingin mengatakan apa. Karena dirinya adalah putra mereka berdua, pesan Dewi Suci telah tersampaikan dan bahkan terwujudkan.
Tidak ada satupun orang yang bersuara, mereka terdiam mendengar perkataan Qin Chen. Berbeda dengan Dewi Suci, pandangan matanya seperti ingin menangis, namun di tutupi oleh sesuatu yang sulit dimengerti.
Dewi Suci langsung memeluknya dengan erat membuat semua orang terhenti. Qin Chen tidak bergerak mendapatkan pelukan hangat dari Dewi Suci, tangannya seolah-olah berhenti merespon keinginan Qin Chen.
Qin Chen sedikit tinggi membuat ia sedikit membungkukkan saat di peluk Dewi Suci, tangannya mengambil alih dan seperti gemetar membalas pelukannya.
Kaisar Naga Chen tidak bisa berbuat banyak dengan tindakan istrinya, ia hanya melihat istrinya tampak senang. Permaisuri sama halnya, ia ikut senang karena melihat mereka berdua.
"Terimakasih, Chen'er." Jawaban Dewi Suci membuat Qin Chen tidak dapat menolaknya, ia membalasnya dengan hangat.
"Sama-sama ... "
Qin Chen tidak dapat melepaskan pelukannya, ia seperti merasakan pelukan ibu kandungnya sendiri. Tidak bergerak, ia mengelus punggungnya dengan lembut untuk membuatnya tenang. "Aku merasa bahwa kamu seperti ibu kandungku, berulang kali mencoba melepaskan pelukan ini, aku bahkan tidak bisa melakukannya."
Dewi Suci terkejut mendengarnya, ia tidak berpikir bahwa Qin Chen akan merasakan hal tersebut. Ia lalu berbicara, "Apa kamu merindukan ibumu?"
"Ya ... Aku telah kehilangannya sangat lama, sempat berpikir tidak bisa bertemu dengannya lagi. Namun, aku mendapatkan petunjuk saat kembali ke tempat asalku, mereka berada di Alam Surga ...
Mungkin akan bertemu dengannya tidak tahu kapan waktunya, tapi aku yakin semuanya akan berakhir sebentar lagi ... Selama aku percaya, tidak ada yang tidak mungkin."
"Kamu bisa memanggilku ibu, jika kamu ingin ... " Ia langsung memberikan pernyataan yang sulit bagi Qin Chen. Mencoba menenangkan diri, ia jatuh ke dalam pelukannya. "Terimakasih."
Selang beberapa menit berlalu, Qin Chen telah menerima perasaan hangat dari Dewi Suci, ia melanjutkan pergi menuju ruangan dimana tempat Permaisuri siapkan.
***
Di dalam ruang, mereka semua duduk di kursi masing-masing. Dua Dewa duduk di kursi karena urusan Permaisuri urusan mereka berdua, mereka seperti kakek Permaisuri di masa lampau.
Kaisar Naga Chen dan Dewi Suci di sebelah Qin Chen, dimana Qin Chen duduk di samping Permaisuri. Dalam ruangan tersebut tampak sunyi, dengan tidak ada yang memulai topik pembicaraan.
Permaisuri lalu berbicara untuk menghentikan keheningan. "Lima ribu tahun yang lalu, kemana kamu berada? Aku telah mencarimu di berbagai tempat maupun Semesta, namun tidak dapat menemukanmu ... "
Qin Chen terdiam, ia mengingat apa yang terjadi sebelum lima ribu tahun sekarang ini. Karena kecerobohannya di masa lalu, ia terkengkang oleh sesuatu yang sulit di pahami oleh dirinya sendiri, namun ia sedikit mengetahui apa yang terjadi.
"Kamu ingin tahu?" Tanya Qin Chen dengan menatapnya dengan serius, tatapan mata Qin Chen membuat Permaisuri tertegun.
"Ya!"
...
*See You Again :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
uyuy
gini gini mc sekarang penguasa domain chaos lho🗿gods chaos yang baru
2023-03-06
0
Tomisawa Far
haiaaii
2022-04-14
2
kakek sugiono
gas pool
2022-04-12
3