Al duduk di tempat tidur dengan meluruskan kakinya, pura-pura tidak mengetahui jika Neng sudah membayar Dokter yang telah merawatnya. Karena setelah membaca kuitansi itu. Dia mengembalikan di tempat semula.
Neng masuk kamar mendekati Al yang sedang memijit kakinya sendiri tanpa melihat Neng yang sedang mendekatinya. Neng langsung duduk di samping tempat tidur.
"Apakah Anda capek Tuan, sini aku saja yang memijat kaki Anda, silahkan berbaring?"
Al langsung berbaring, dan Neng mulai memijit Al mulai dari kaki sampai badannya hampir satu jam Neng memijit Al karena terasa enak Al sampai tertidur. Neng langsung menyelimutinya dan turun dari tempat tidur.
Malam ini Neng tetap tidur di sofa walaupun Al sudah tidak di infus lagi. Neng tetap tidak ingin berdekatan dengannya. Rasanya ada yang membatasi hatinya untuk menyusul tidur di sebelah Al.
Sudah hampir satu Minggu Neng tidur di sofa, rasa tidak nyaman, susah tidur, dan badan terasa pegal semua di alaminya, tetapi Neng tetap bertahan. Dia memilih tidur dengan tidak nyaman dari pada harus tidur dengan orang yang menganggapnya orang lain.
Pukul sebelas malam Al terbangun. Melihat lampu sudah dalam keadaan mode lampu tidur dan tidak melihat ada Neng di sampingnya. Saat Al mengingat sebelum tidur di pijit oleh Neng, tetapi dia kembali tidur di sofa sehingga Al turun dari tempat tidur dan mendekati Neng.
Tanpa membangunkan Neng, Al langsung mengendong dengan bridal dan di pindahkan di tempat tidurnya. Kemudian Al kembali membaringkan tubuhnya menyelimuti Neng dan memeluknya dengan erat. Neng tertidur pulas sampai pagi.
Malam ini Neng tidur dengan nyenyak sampai pagi karena berada di tempat tidur yang semestinya apalagi dalam dekapan Al. Hanya saja Al yang tidak bisa tidur karena berkali-kali dia harus menahan hasratnya yang mulai terbangun tanpa di komando, Dia berusaha menahan dengan sekuat tenaga karena tahu betul jika hampir satu Minggu ini Neng tidak bisa tertidur dengan pulas.
Al mulai bisa tidur menjelang pagi hari saat Neng mulai terjaga. Neng kaget setelah menyadari berada di dekapan Al, mencoba memindahkan tangan yang sempurna melingkar di pingangnya. Bergeser perlahan dan di ganti dengan guling, akhirnya Neng bisa turun dan langsung mandi.
Neng tidak berani membangunkan Al yang tertidur pulas, akhirnya dia memutuskan untuk keluar kamar dan membantu Bibi Minah masak dan membuat opor ayam kesukaan suaminya. Neng sarapan bersama sekuriti seperti biasa.
Pukul sembilan pagi Neng kembali masuk ke kamar tetapi Al tetap juga belum terbangun. Bahkan Neng selesai merapikan kamar dia belum juga terjaga. Neng memutuskan untuk kembali keluar kamar, tetapi baru saja ingin membuka pintu Al membuka matanya dan langsung memanggilnya.
"Neng, mau kemana?"
Neng kembali menutup pintu kamar dan berbalik badan mengurungkan niatnya untuk keluar kamar. "Apakah Anda memerlukan sesuatu Tuan?"
"Persiapkan baju dan sarapan ku, aku akan pulang ke Jakarta hari ini!"
"Maaf Tuan, kemarin Dokter Jo berpesan setelah dua hari Anda baik-baik saja, Anda baru di perbolehkan untuk beraktivitas seperti sedia kala, jadi aku mohon beristirahatlah sehari lagi!"
"Baiklah, siapkan baju santai saja."
Neng membersiapkan baju santai Al, mengambilkan sarapan dan menunggu Al keluar dari kamar mandi.
Dari pagi hingga malam hari ini Al kembali hanya tiduran saja. Mengikuti saran dari Dokter Jo walaupun sebenarnya sudah jenuh sudah satu Minggu tidak menggunakan handphone. Tidak melihat berita televisi dan tidak menghubungi orang di luar sana yang berada di Jakarta, bahkan keluar kamarpun tidak.
Neng menyarankan Al untuk beristirahat sehari lagi demi kesehatan dan tidak ada niatan lain, tetapi malam harinya membuat Neng menjadi serba salah. Ingin tidur di sofa tetapi Al masih belum tidur. Al hanya bersandar dan meluruskan kakinya, tetapi mereka memang masih banyak diam dan jarang berbincang, mereka hanya akan berbicara seperlunya saja.
"Neng, Apakah kamu bisa memijit kakiku lagi?" kata Al saat Neng mencoba merebahkan tubuhnya di sofa setelah pukul sepuluh malam.
"Baik Tuan, silahkan Anda berbaring!"
Neng mengangguk dan tersenyum mendekati Al dan duduk di pinggir tempat tidur mulai memijit kaki Al. Neng berniat akan memijit Al sampai tertidur seperti kemarin agar dia bisa tidur di sofa tanpa merasa sungkan.
Bagai senjata makan tuan, saran Neng untuk beristirahat sehari lagi justru di manfaatkan Al dengan baik. Tadi malam dia harus menahan hastratnya hampir semalanan, tetapi malam ini saat Neng mulai memijat kaki bagian atas. Spontan Al membalikkan badannya yang awalnya berbaring tengkurap langsung terlentang dan menarik Neng dalam pelukannya.
Awalnya posisi Neng berada di atas badan Al dan di cium bibirnya dengan lembut. Tanpa kata seperti biasanya Neng mencoba untuk bangun dan melepaskan diri dari dekapannya, tetapi justru Al membalikkan tubuh Neng di kungkung di bawahnya dengan posesif.
Hasrat Al sudah berada di puncak, awalnya Neng nencoba untuk melepaskan diri dari kungkungan Al, tetapi malam ini Al memperlakukan Neng dengan lembut dan tidak kasar seperti saat dia mabuk. Sehingga walau pikirannya ingin lari dan keluar dari kamar tetapi hatinya tidak menolaknya.
Akhirnya terjadi pergumulan panas malam itu, ini adalah malam pertama bagi keduanya menikmati indahnya berhubungan suami istri yang sebenarnya. Bahkan Al tidak menyebut nama Sinta seperti biasanya, dia memanggil nama Neng saat mencapai puncak.
Bahkan malam ini Al tidak membiarkan Neng tidur dengan nyenyak lagi. Al selalu mengulangi saat dia terjaga setelah beberapa saat istirahat. Lagi dan lagi sampai menjelang pagi mereka baru tertidur sambil berpelukan tanpa sehelai benangpun yang menempel di tubuh mereka.
Sayangnya pukul sepuluh pagi saat Neng terbangun. Dia tidak menemukan Al berada di sampingnya, Tidak ada yang memeluk pingangnya dengan sempurna, dia melihat seluruh ruangan dan di sofa, tetapi tidak melihat sosok yang di carinya.
Neng bangun dan berjalan ke kamar mandi dengan melilitkan selimut di tubuhnya. Berhadap bisa bertemu dengannya di kamar mandi tetapi sayangnya harapannya tidak terjadi. Di kamar mandipun juga kosong tanpa ada sosok laki-laki yang di carinya.
Neng berendam selama setengah jam. Merilekskan tubuhnya yang remuk redam karena semalaman bertempur tanpa henti sampai menjelang pagi. Menenangkan pikirannya yang tidak sesuai dengan hatinya.
Setelah selesai berganti baju. Neng keluar kamar dan turun ke lantai satu bertemu Bibi Minah yang sudah mempersiapkan sarapan pagi untuknya.
"Ini Nona, silahkan sarapan dulu!" kata Bibi Minah sambil mengambilkan Mi kuah sea food kesukaannya.
"Terima kasih, kemana Tuan Al, Bibi?"
"Apakah Tuan Al tidak pamit kepada Anda Nona, dia ke Jakarta pukul delapan tadi pagi?"
Belum sempat Neng menjawab pertanyaan Bibi Minah. Datang Aa Jun dengan membawa tas rangsel yang tertutup rapat dan ada kunci kecil di resletingnya.
"Nona, ini titipan dari Tuan Al, katanya untuk ganti uang Anda yang di pakai untuk menbayar biaya Dokter Jo kemarin!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sehat
2022-11-16
1
Olla Tulandi Jom
buat neng hamil yaa othor, secara neng baru selesai mentruasi lagi masa subur,, hubungan badan dilakukan berkali2 sepanjang malam heheheee
2022-09-17
2
kay-kay
smoga aja al bsa brubah🙄🙄
2022-09-01
3