"Bukankah aku sudah bilang, kamu hanya milikku, tak seorangpun bisa memilikimu, kamu mengerti itu, Sinta!"
"Sinta, siapa Sinta, Tuan?"
"Apakah kamu lupa dengan namamu sendiri?"
Neng hanya mengerutkan keningnya sambil berlinang air mata. Nasib yang di alaminya memang sangatlah tragis, selain harus menikah muda, dia juga hanya dianggap sebagai wanita lain karena dia memangil nama orang lain. Semakin lama Alfarizi semakin terlena karena memeluk tubuh Neng, akhirnya malam itu Neng mengalami malam pertama walaupun dengan terpaksa, hilang sudah satu-satunya hal yang berharga dalam hidupnya yang selama ini dia jaga.
Alfarizi tersenyum saat tumbang di samping Neng dan melingkarkan tangannya di perut Neng, sedangkan Neng hanya merasakan perih dan sakit yang dia rasakan di area intimnya, tanpa berani bergerak dan bergeser sedikitpun setelah peristiwa itu terjadi. Setelah satu jam berlalu Neng melirik Al mulai bernafas dengan teratur tertidur pulas. Perlahan ingin melepaskan dan memindahkan tangannya yang melingkar di pinggang, di gesernya tangan itu sambil berangsur ke pinggir tempat tidur.
Hampir terlepas tautan tangan Al dengan mata terpejam dia mengigau sambil mengeratkan pelukannya kembali. "Sinta aku mohon jangan tinggalkan aku!"
Hati Neng terasa perih, mengingat suami sirinya salah memanggil namanya. Hatinya sangat hancur berkeping keping, Neng hanya bisa bergumam didalam hati apakah seperti ini yang namanya pernikahan yang harus di alaminya. Mengapa tidak seperti yang dia lihat di televisi atau di desanya, pasangan pengantin yang tersenyum bahagia saat mereka menikah.
Tanpa di sadani Neng meneteskan air mata, saat Al mulai memeluknya lagi dengan erat Neng semakin tidak bisa bergerak. Al seperti sengaja memposisikan wajah Neng di dadanya yang bidang. Neng sama sekali tidak bisa menggerakkan badannya, akhirnya Neng hanya pasrah dan terdiam.
Sudah hampir jam tiga pagi Neng sama sekali tidak bisa tidur memikirkan apa yang dialaminya saat ini, karena merasa dada Al terasa basah terkena air mata Neng. Al terbangun dan meraba dadanya sambil melihat wajah Neng. Neng hanya pura-pura tertidur pulas bahkan tidak bergerak sedikitpun.
"Neng, berarti aku bukan bercinta dengan Sinta, pantas beda rasanya dia masih virgin, ya Tuhanku kepalaku pusing sekali," gumam Al dengan lirih dan Neng jelas mendengarnya.
Walaupun Neng masih terjaga dan mendengar. Dia hanya memilih diam membisu sambil mengingat saat tadi siang sesaat setelah ijab qabul. Mau keluar rumah ayahnya dengan sebuah ancaman dari ayah Asep dan suami sirinya Alfarizi Zulkarnain.
Flashback on
Saat Neng menangis di kamarnya dan bersikukuh tidak mau ikut dengan suami sirinya yang di nikahkan dengan paksa. Walaupun dibujuk dan dipaksa untuk mengikuti dia. Neng tetap tidak mau keluar dari kamarnya sampai Alfarizi Zulkarnain sendiri yang masuk ke kamar Ningtiyas Paramitha.
"Kamu betul tidak mau ikut aku?" tanya Al dengan suara tegas.
Neng hanya diam dan menangis duduk di pojok kamarnya menenggelamkan wajahnya diantara kedua lututnya. Neng belum sempat berganti baju. Dia masih tetap memakai baju kelulusan yaitu baju toga.
"Cepatlah ganti bajumu, aku akan menunggu di depan, jika kamu tidak ikut aku sekarang juga, aku akan melaporkan ayahmu ke polisi!" ancam Alfarizi sambil duduk di pinggir tempat tidur Neng.
Neng langsung mendongak dan melihat laki-laki yang duduk di tempat tidurnya. Al menatap tajam kearah Neng seperti tatapan mata Ayah Asep yabg sedang marah.
"Ayahmu sudah menerima uang dariku sebanyak 2 M, jika kamu tidak ikut sekarang juga, ayahmu akan di penjara seumur hidup karena melakukan penipuan, kamu mengerti?"
Neng semakin menangis tersedu-sedu, gadis desa yang tidak memiliki mengalaman menghadapi orang lain. Hanya hidup di desa tanpa berpengalaman menghadapi kepolisian. Dia langsung ketakutan, seolah olah dia sendiri yang akan di masukkan ke dalam penjara.
"Cepat kamu ganti baju, aku tunggu sepuluh menit untuk bersiap-siap, kamu tidak perlu membawa baju, kamu hanya cukup membawa diri saja!"
Neng berdiri setelah Alfarizi keluar dari kamar, mengambil celana jeans satu satunya miliknya hadiah ulang tahun Ayah Asep saat ulang tahun ke 17 tahun. Dia mengambil kaos peninggalan ibunya yang tersimpan di lemarinya.
Setelah memakai baju mengambil tas slempang dan dan dompet yang berisi identitas diri dan uang lima puluh ribu rupiah miliknya. Dia berjalan keluar dengan gontai sambil terisak. Dengan terpaksa dia mengikuti Alfarizi karena takut ancaman ayahnya masuk penjara.
Walaupun Ayah Asep sudah memaksanya tetapi Neng tetap tidak tega jika Ayah Asep di penjara. Neng sudah berjanji setelah kelulusan tadi sebelum sampai di rumah akan menuruti semua perkataan Ayah Asep. Neng hanya bisa pasrah ikut Alfarizi kemanapun dia membawanya.
Flashback off.
Neng menjadi kaget dan tersentak dari lamunannya saat Al mulai memeluknya lagi padahal waktu hampir pagi. Akhirhya Al terbuai dan kembali mengajak Neng bercinta karena Neng memang belum memakai sehelai benang yang menempel di tubuhnya.
"Aku menginginkan kamu lagi, bangunlah!" kata Al dengan suara serak karena baru bangun tidur.
Seperti ada magnet yang kuat di tubuh Neng bagi Al setelah merasakan sensasi berbeda melewati malam pertama walaupun Neng hanya diam saja dan tidak bisa mengimbangi permainannya. Rasa perih semakin di rasakan Neng, bayangan indahnya malam pertama ternyata hanya cerita saja hanya ada di film korea yang sering dia tonton, kini hilang sudah harapan untuk mengejar cita-cita. Hilang sudah harapan dan masa depannya, kini dia jatuh dalam pelukan laki-laki yang tidak pernah di kenalnya sebelumnya.
Al langsung bangkit dan turun dari tempat tidur, menyelimuti Neng yang terbaring miring meringkuk sambil keluar air mata tanpa henti. Al meninggalkan Neng begitu saja tanpa sepatah katapun berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Karena hampir semalaman Neng tidak bisa tidur, matanya terasa berat, rasa lelah baik lahir maupun batin, akhirnya dia terlelap tidur berselimut tebal dan masih belum mengenakan sehelai benangpun di tubuhnya.
Satu jam Al di kamar mandi, keluar dengan badan yang segar dan terasa sangat fres. Dia hanya mengintip Neng yang tertidur pulas, memakai jas, mengambil jam tangan dan memakainya, memakai sepatu dan tas kerjanya. Al keluar kamar dan turun di lantai bawah untuk sarapan yang sudah di siapkan oleh Bibi Minah.
Selesai sarapan Al mengambil kunci mobil yang berada di tas kerjanya dan berpamitan kepada Bibi Minah yang berada di dapur. "Bibi, sampai jam sepuluh istriku tidak bangun, kamu bangunkan dia, dan tunjukkan baju yang ada di lemari miliknya, serta bawakan sarapan dan vitamin untuknya!"
"Baik Tuan," jawab Bibi Minah singkat.
Sampai di luar rumah sebelum memasuki mobilnya Al memanggil dua petugas sekuriti yang berjaga didepan villa. "Pak, sampai aku kembali jangan ijinkan istriku keluar villa, atau jangan ada seorangpun boleh masuk villa tanpa seizinku, kalian mengerti?"
"Siap Tuan, laksanakan!" jawab salah satu sekuriti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
Wirda Wati
Asep kurang ajar.
jual anak sendiri
2023-12-03
2
fifid dwi ariani
trus sukses
2022-11-16
1
RATNA RACHMAN
dasar ayah bejat 😡
2022-10-23
1