# 18

"Kalau memang kau horni, kau bisa memakai jasa wanita pemuas ranjang March. Kau itu pria dewasa, wajar kalau pria dewasa memakai jasa wanita pemuas ranjang." Ucap Neon yang tanpa March menjawab ia sudah tau apa yang boss sekaligus sahabatnya itu rasakan.

"Kalau kau ingin, aku bisa mengirim satu ke apartemen mu, bagaimana?" Tanya Neon.

"Tidak perlu. Aku bisa mengatasi nya sendiri." Tolak March. Ia masih kekeh pada pendiriannya. Cukup dengan Julya ia melakukan one night stand, ia tidak ingin melakukannya dengan wanita lain. Apalagi setelah tau kalau Julya bukan lah wanita pemuas ranjang, makin membuat March benar-benar hanya ingin melakukannya dengan Julya.

"Baik lah, aku tidak akan memaksa. Tapi kalau kau memang sudah tidak tahan, hubungi saja aku. Aku akan membantu mu." Balas Neon.

Panggilan pun berakhir.

March melempar ponselnya ke atas ranjang, lalu menjatuhkan tubuhnya kasar ke ranjang.

"Aaargh..." Teriak March frustasi sambil menjambak rambutnya.

"Aku harus apa sekarang? Aku bisa gila kalau kau tidak di temukan Julya!!!" Lirih March.

*****

Satu Minggu berlalu.

Julya belum juga berhasil di temukan oleh orang suruhan Neon dan itu membuat March sangat frustasi. Frustasi karena ia merasa sangat merindukan Julya dan frustasi karena Mister Peni nya juga merindukan Miss Vigi Julya.

March yang sedang duduk di kursi kebesarannya di ruangan kantornya, tidak bisa konsen bekerja karena merasakan sesak pada Mister Peni nya.

"Aaargh..." Teriak March frustasi sambil menjambak rambutnya lalu meletakkan kepalanya di meja kerjanya.

Ceklek. Tiba-tiba pintu ruangan March terbuka.

Siapa lagi pelakunya kalau bukan Neon. Tanpa mengetuk terlebih dahulu, Neon langsung membuka pintu ruang kerja March. March yang tau itu pasti Neon, ia tidak memperdulikan kedatangan Neon dan tetap meletakkan kepalanya di atas meja.

Melihat March meletakkan kepalanya diatas meja, Neon pikir March kenapa-kenapa. Neon pun refleks berlari mendekati March.

"March, apa kau tidak pa-pa?" Tanya Neon khawatir sambil menyentuh pundak March.

March langsung menyentak tangan Neon dari pundaknya.

"Minggir kau!! Aku marah pada mu!!" Ucap March.

Neon memutar bola matanya malas mendengar ucapan March. Ia tau kenapa March berbicara seperti itu.

"Apa gara-gara Julya tak kunjung di temukan, makanya kau marah pada ku?" Tanya Neon sambil berjalan ke depan meja kerja March.

March pun mengangkat kepalanya.

"Itu kau tau!!" Bentak March.

"Lalu aku harus apa March? Bukannya aku tidak berusaha, aku sudah berusaha tapi memang Julya tidak terdaftar di bandara, terminal dan pelabuhan."

"Itu berarti dia masih di kota ini Neon!!"

"Tapi mau cari dimana lagi, orang suruhan ku sudah mencari di setiap sudut kota, tapi Julya tidak juga di temukan."

"Ganti orang mu! Bisa saja orang suruhan mu itu makan gaji buta. Bilang sudah mencari, padahal belum bergerak sama sekali." Curiga March.

"Orang suruhan ku itu detektif terbaik nomor tiga di kota ini, tidak mungkin dia berbuat begitu."

"Kalau ada yang terbaik nomor satu kenapa harus memakai terbaik nomor tiga?! Suruh detektif terbaik nomor satu nya!!" Perintah March.

Neon menghela nafasnya.

"Baik lah." Jawab Neon.

"Sekarang kesampingkan urusan Julya, kita harus segera ke pulau X, Tuan Nexus mengundang anda untuk menghadiri peresmian resort barunya di pulau X." Ucap Neon.

"Kapan?"

"Acaranya nanti malam dan saya sudah menyewa helikopter untuk kita kesana dua jam lagi." Ucap Neon.

March menghela nafasnya kasar.

"Baik lah." Balas March.

Neon pun keluar dari dalam ruang kerja March.

Setelah Neon keluar dari ruang kerjanya, March pun mengangkat bokongnya dari kursi kebesarannya lalu berjalan menuju kamar mandi yang ada di ruang kerjanya.

Sesampainya di dalam kamar mandi, ia langsung membuka resleting celananya lalu mengeluarkan Mister Peni dari dalam kurungannya, lalu memijat pelan 'adik kecilnya' itu.