# 10

Kini mobil yang Neon kendarai sudah sampai di gedung apartemen March.

Cepat-cepat March keluar dari dalam mobil. Karena Julya sudah tak sadarkan diri, terpaksa March menggendong Julya.

"March tunggu."

"Apalagi? Aku buru-buru Neon!!!"

"Kau harus menggunakan pengaman!!"

"Haish!! Kenapa aku tidak kepikiran!!" Gerutu March dalam hati. Maklum saja, selama ini ia tidak pernah berurusan dengan yang namanya pengaman.

"Tapi aku tidak punya pengaman Neon, bagaimana ini?"

"Tenang saja, aku ada stok." Ucap Neon.

March ternganga mendengar kata-kata Neon. March tak menyangka kalau Neon ternyata..... Ah sudah lah, namanya juga laki-laki dewasa.

Neon pun mengeluarkan tiga bungkus pengaman dari dalam dompetnya lalu memberikannya pada March.

March pun menerima pengaman itu dari tangan Neon.

"Semoga sukses March. Dan ingat jangan tergesa-gesa, karena..."

"Ya... Ya... Aku tau." Jawab March sebelum Neon menyelesaikan kata-katanya.

March pun berjalan memasuki gedung apartemennya dengan tergesa-gesa.

Ceklek. Setelah susah payah berusaha membuka pintu unit apartemennya, akhirnya pintu pun berhasil terbuka. Maklum saja, karena March sambil menggendong Julya di tambah lagi ia harus menahan hasratnya yang sudah tidak sabar minta segera di salurkan.

Setelah pintu terbuka, March pun masuk dengan tergesa-gesa dan menutup pintu itu dengan kasar.

March pun berjalan menuju kamarnya yang ada dilantai atas.

Setelah sampai di dalam kamar, March membaringkan wanita yang namanya pun March tidak tau.

March menelan salivanya kasar saat Julya yang tidak sadarkan diri itu meliak-liukkan tubuhnya di atas ranjang. Bahkan Julya juga membuka pahanya sehingga membuat bagian dalam Julya yang di tutupi short pants hitam.

March yang sudah tak bisa menahan hasratnya itu pun langsung membuka seluruh kain yang menempel di tubuh Julya sampai Julya benar-benar dalam keadaan polos.

Setelah berhasil memoloskan Julya dengan susah payah, gantian kini March lah yang memoloskan dirinya.

Setelah dirinya polos, tanpa menunggu lama lagi, March langsung menindih tubuh Julya.

March tidak langsung memasukkan 'adik kecilnya' itu ke dalam rumah singgah, meski March sudah merasakan kalau 'adik kecilnya' itu siap bertempur.

March terlebih dulu mendaratkan bibirnya ke bibir wanita yang asal ia tarik dari dalam club malam.

March memberikan ciuman lembut di bibir Julya. Awalnya Julya tak membalas, tapi lama kelamaan dalam keadaan tidak sadar, Julya membalas ciuman yang March berikan padanya. Pertempuran bibir pun terjadi membuat hawa dalam kamar semakin panas.

Tangan March juga tak tinggal diam. Tangannya pun sudah bermain dengan susu gantung kembar milik Julya.

"Mmm... Uh.." Des ah Julya saat merasakan kedua puncak susu nya di pilin oleh jari jemari handal.

Mendengar des ahan Julya, mulut March pun berpindah dan sekarang mulut itu dengan rakusnya menyesap susu gantung kembar milik Julya.

"Ssh... Ah... Kenapa kau buas sekali sayang? Pelan-pelan. Semua yang ada di diri ku hanya untuk mu seorang." Racau Julya. Dibawah alam sadar Julya, ia mengira bahwa yang sedang mencumbunya adalah mantan suaminya.

March tidak memperdulikan racauan Julya, ia terus saja melahap susu gantung kembar secara bergantian dengan sangat rakus.

"Ssh.. ah.. pelan-pelan sayang." Racau Julya lagi, tapi tangannya menekan kepala March agar makin memperdalam lahapannya.

March menjauhkan kepalanya dari susu gantung kembar, dan berpindah tempat memberi sengatan pada Julya.

Kini March memberikan sengatan di bagian paha, lalu naik sampai tepat di depan pintu rumah singgah untuk 'adik kecil' March. Dengan lincahnya March memainkan lidahnya disana.

"Ssshhh.. aaah.. uuuh.. hemhh." Des ah Julya tak beraturan sambil menekan kepala March untuk memperdalam permainan lidahnya.

"Aah.. hentikan, aku sudah tidak tahan sayang. Ayo lakukan sekarang." Racau Julya.

Tapi lagi dan lagi, March tak memperdulikan racauan Julya.

"Sayang, ayo masukkan!!" Teriak Julya.

March pun menghentikan permainan lidahnya di bawah sana dan hendak mengarahkan 'adik kecilnya' itu ke dalam rumah singgah. Tapi tiba-tiba March pun teringat kalau dirinya belum memakai pengaman.