..."Air mata adalah salah satu cara untuk mengekspresikan hal yang tidak bisa diungkapkan oleh hati. Maka jika menangis itu perlu, menangis-lah seperlunya. karena air mata yang berlebihan tidak lebih kuat dari doa-doa."...
..._Afnan Al-jaris_...
...🍁🍁🍁🍁...
Hampir tengah malam. Ubaydillah sang paman dan juga Lintang, yaitu Aunty dari Afkha baru saja tiba di rumah sakit tempat Shanum ditangani.
"Assalamualaikum ...." Ubaydillah dan Lintang berucap salam secara bersamaan.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah ...." jawab Afnan dan juga Hasna berbarengan.
"A, bagaimana keadaan Shanum?" tanya Ubaydillah.
"Masih ditangani di dalam. Sepertinya, kandungannya mengalami masalah." jawab Afnan, nampak lesu.
Hasna dan Lintang saling berpelukan. Hasna kembali menangis dalam pelukan Lintang. Mereka belum mengerti apa yang terjadi dengan Hasna, sehingga ia menangis seperti itu.
Ubaydillah melihat Hasna dan Lintang saling mengeratkan pelukan lalu ia melihat ke arah Afnan. Sorot mata Ubaydillah menyiratkan pertanyaan. Seolah mengerti dari pertanyaan yang tidak tersurat itu. Afnan mencoba bicara jujur tentang insiden yang menimpa sang putra.
Afnan menghela napasnya pelan. "Aa Kha mengalami kecelakaan." ucapnya.
"Innalillahi ... dimana dan bagaimana keadaannya saat ini?" tanya Ubaydillah beruntun.
Lintang yang mendengar Afnan memberitahukan tentang Afkha yang mengalami kecelakaan, seketika ia terkejut.
"Nana ... Na, ini betul?" tanyanya, bukan tak percaya akan tetapi ia tidak menyangka ini akan terjadi.
"Iya Lin, makanya dari tadi tuh gue nangis. Khawatir dengan keadaan Aa Kha." Jawab Hasna.
"Ya Allah Na ... ini ujian berat, untuk keluarga kita." Hasna mengangguk, Lintang mengeratkan kembali pelukannya. Kini ia ikut terisak sembari memeluk Hasna.
"Lalu ... Aa Kha, dimana sekarang?" tanya Ubaydillah. Walaupun syok, Ubaydillah tetap berusaha tenang dan tegar. Sebagaimana Afnan yang juga nampak tegar.
"Tadi dari pihak kepolisian yang menghubungi ana. Katanya, Aa Kha ada di rumah sakit daerah perbatasan kota. Maka dari itu, Ana menelepon Anta meminta kesini secepatnya, agar Anta menemani Ana ke sana. Untuk sementara kita berbagi tugas, Nana dan Neng Lilin, tetap disini menunggu Shanum." ujar Afnan.
"Sedangkan kita, akan menuju ke rumah sakit tempat Aa Kha di bawa. Ana juga belum tahu kepastian kondisi Afkha seperti apa." sambung Afnan.
"Baiklah, kita akan pergi ke sana sekarang juga." balas Ubaydillah. Afnan mengangguk, lalu ia memanggil Hasna agar mendekat kepadanya.
"Sudah jangan menangis lagi, nanti cantiknya lenyap." goda Afnan.
"Byby ... mana ada," Hasna memukul pelan dada suaminya. Afnan tertawa kecil.
"Baiklah, aku tinggal dulu ya, tegarkan hatimu, Kuatkan tubuh mu, pertebal keimanan-mu dengan memperbanyak kembali dzikir dan Shalawat. Semoga Putra kita tidak mengalami hal yang serius." ucap Afnan masih sempat tersenyum simpul untuk menenangkan Hasna.
"Tentu By, selain tegar dan sabar. Kita bisa apa, mengikuti skenario Allah dengan legowo itu membuat kita berpikir jernih." jawab Hasna dengan tersenyum walupun air matanya masih berjatuhan.
"Masya Allah, sayang-nya aku. Semakin bertambah dewasa semakin bijak, i love you ...." bisik Afnan sembari memeluk Hasna.
"Love you more By, bawa serta daoku untuk Keselamatan Aa." bisik Hasna kembali.
"Insya Allah, tentu ... Byby akan sampaikan kepada Putra kita. Bahwa Mimma menitip doa untuk keselamatan dan kebaikannya." Afnan tersenyum tipis. Lalu ia menegakan tubuh Hasna dengan lembut.
Afnan agak membungkukan tubuhnya. Ia menatap lekat wajah Hasna, terutama mata Hasna. "Janji tidak menangis lagi ya, Mimma Sayang." kedua ibu jarinya menyeka air mata Hasna dengan perlahan dan selembut mungkin. Niqab Hasna nampak basah karena air mata.
Hasna mengangguk dengan tersenyum simpul. "Insya Allah, By."
"Simpan air matanya. Menangislah seperlunya, karena air mata yang berlebihan tidak lebih kuat dari doa-doa." Afnan tersenyum lalu ia mengecup kening Hasna dengan mendalam, penyaluran kekuatan untuk Hasna dan dirinya.
"Ya By, terima kasih. Air mata ini, adalah air mata ketegaran. Byby pernah berkata kan seseorang yang mampu mengendalikan air matanya di saat berduka maka orang sedang berusaha membuat dirinya setegar mungkin."
"Ya ... Baiklah, aku tahu itu. Akhofu alaika min ayyi huznin yasriku ibtisamataka." (Aku selalu menghawatirkanmu dari setiap kesedihan yang akan mencuri senyummu.) ucap Afnan pelan.
"Syukron Hubby ...." Hasna tersenyum malu.
"Biyya pergi ya Mimma." Setelah Hasna mengiyakan, Afnan berpamitan dan bersiap pergi.
"Yank, tetap disini ya sama Nana. Aku pergi menemani Aa Ustadz," Ubaydillah pun berpamitan kepada Lintang.
"Pergilah Yank!" ucap Lintang dengan memeluk Ubaydillah, "cepat kembali dengan berita baik." Ubaydillah mengangguk.
Akhirnya kedua suami yang telah berpamitan kepada istri masing-masing itu pergi meninggalkan rumah sakit.
***
Satu jam berlalu,
Pintu ruangan IGD terbuka,
Doket dan asistennya pun keluar dari ruangan tersebut. Hasna dan Lintang segera menghampiri dokter.
"Dokter, bagaimana keadaan putri saya?" tanya Hasna.
Dokter nampak menghela napas berat. "Pasien sudah melewati masa kritis, akam tetapi bayi yang ada di dalam kandungannya tidak selamat." ujar dokter to the point dengan raut penyesalan.
"Astagfirullah ... itu artinya ....?" tanya Hasna.
"Mari bicara di ruangan saya," kata dokter pada Hasna dan Lintang. Hasna pun mengangguk.
"Lin, maaf gue ke ruangan dokter sebentar, lo tunggu di sini ya." bisik Hasna.
"Oke Na."
Tidak banyak bicara lagi, Hasna mengikuti dokter ke ruangannya. Dokter menjelaskan bahwa kandungan shanum lemah, ditambah ia terjatuh dan mengalami pendarahan abnormal dan calon bayi tidak selamat, di perkirakan dari sejak dalam perjalanan ke rumah sakit.
"Lalu apa yang harus dilakukan dok?" tanya Hasna.
"Kami sudah melakukan penanganan pertama yaitu menghentikan darah yang tadi sempat keluar deras. Untuk saat ini kami akan melakukan kuretase, yaitu mengeluarkan sisa jaringan endometrium, menghindari infeksi dan perdarahan lanjutan. Membuang sisa plasenta yang masih terdapat dalam rahim." tutur dokter.
"Baik dok, lakukan yang terbaik untuk putri kami." pinta Hasna, pembicaraan pun berakhir. Hasna kembali ke ruang tunggu duduk bergabung bersama Lintang, Hasna menceritakan akan apa yang dokter katakan tadi.
"Ok Na! nggak masalah, kita akan menunggu sambil berdoa. Memohon yang terbaik untuk anak-anak kita." ucap Lintang.
"Iya, Lin."
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya proses kuretase pada Shanum pun selesai dan Shanum sudah sadarkan diri. Kini Shanum sudah berada di dalam ruangan rawat inap.
"Jadi ... aku kehilangan calon buah hati kami Mimma, Aunty?" tanya Shanum dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Iya Sayang, calon bayi kalian sepertinya sudah tidak terselamatkan saat di jalan. Tolong, kamu harus kuat," pinta Hasna dengan memeluk Shanum.
"Astagfirullah, Maafkan hamba telah teledor dalam menjaga titipan Mu, ya Rabb." kali ini tangisan Shanum pecah.
"Yang sabar, ya Sayang!" Lintang ikut memeluk Shanum sembari menenangkannya. Shanum mengangguk namun, masih terus menangis dengan pelan.
Selang beberapa saat kemudian, Shanum mulai berhenti menangis dan ia mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan tersebut.
"Lalu ... di mana Aa Kha, Mimma? apakah suami Shanum belum pulang dari luar kota?" tanya Shanum.
Hasna dan Lintang terperanjat, mereka baru menyadari akan apa yang terjadi dengan Afkha, dan mereka belum menyiapkan jawaban untuk pertanyaan satu ini dari Shanum. Terlebih saat ini calon buah hati mereka telah tiada. Akankah shanum kuat menerima kabar tentang kecelakaan Afkha.
Hasna dan Lintang saling menatap. Mereka mencoba berbicara lewat tatapan. Saling mengandalkan satu sama lain untuk memberikan jawaban, Lintang menggeleng pasrah. Hasan nampak lemas dari Aura wajahnya.
"Mimma, Aunty?" tanya Shanum kembali.
"Em ...." Hasna masih ragu untuk menjawab, ia kembali menatap Lintang dan memohon agar Lintang membantunya. Lintang lagi-lagi menggeleng pelan, untuk saat ini pemikirannya betul-betul buntu.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Allynda Shelly
Afnan Al jariz ..baca nama nya aja sdh bikin hatiku adem kak Rose...seribu satu laki2 di dunia seperti biyya Afnan 😜😜😘😘🥰
Aa'Kha semoga tidak parah kecelakaan nya
.dan shanum semoga lebih tegar dan kuat serta sabar mendengar kabar Aa'Kha
2023-01-15
1
🍭ͪ ͩ🍌 ᷢ ͩ𝐀⃝🥀ѕαηтι🍒⃞⃟🦅
sabar ya shanum
2022-12-10
0
Samudra Rohul
d sini lh konflik yg sebenarnya terjadi ya thour, soalnya d cerita² sebelum nya ya adem ayem gtu
2022-11-27
0