POV: Fani
Akhh! Kenapa Ruo hanya bertahan saja dari tadi?! Kesabaranku ada batasnya tau?!
"HEY RUOO! KENAPA KITA HARUS TERUS SEPERTI INI?!" Aku berteriak padanya, Ruo melirik padaku sekilas dan kembali fokus bertahan dari Erea.
Ah sialan! Aku maju saja sendiri! Aku melesat maju ke arah Kuo dan mulai menyerangnya dengan kaki. Tidak ada diantara kami yang mengalah, karena kami tau kekuatan fisik kami sama-sama kuat.
"Dasar Fani ... dia benar-benar tidak sabar!" ucap Ruo lalu melawan balik Erea. Erea tersentak karena kekuatan Ruo dan menjatuhkan pisaunya.
"ARGH!" Aku lengah! Tanganku terkunci oleh Kuo! Ruo menoleh padaku dan segera berlari menyelamatkanku.
Duag! Jreb!
Ruo berhasil membantuku, tapi tangannya tertikam oleh Erea.
Sial! Kondisi kami semakin dirugikan!
***
POV: Seas
Aku terkejut saat Erea berhasil menikam tangan kanan Ruo. Ini membuat kondisi mereka lebih buruk lagi. Sebenarnya aku cukup paham dengan rencana Ruo, karena itu dia mencoba bertahan sejak tadi.
"Menurut kalian, bagaimana kondisi tim Fani dan Ruo saat ini?" C bertanya pada kami.
"Mereka akan kalah," jawab Alio dengan cepat. Ned mengangguk setuju.
"Walaupun mereka hanya bermain aman seperti bertahan, mereka hanya akan memperlambat kekalahan mereka," sambung Ned, C tertawa kecil.
"Bagaimana menurutmu Seas?" C melirik ke arahku, aku terkejut tapi segera menenangkan diriku.
"Kupikir, mereka akan menang," ucapku sedikit ragu. C tertawa keras sementara Ned dan Alio menatapku dengan bingung.
"Temanmu terlihat bingung, coba kau jelaskan pada mereka!" C berjalan ke arahku lalu memegang pundakku.
"Jadi begini ... aku akan memberi contoh yang sama. Seperti ini, ada 2 orang atlet lari yang sama-sama menjanjikan. Kemudian mereka di-adu dalam dua pertandingan.
Pada pertandingan pertama, jarak 50 meter, atlet A adalah pemenangnya.
Tapi di pertandingan kedua, jarak 100 meter, atlet B adalah pemenangnya," ucapku, Ned dan Alio seperti menyadari sesuatu.
"Jadi begitu ya, ini tentang stamina dan ketahanan," ucap Ned, aku mengangguk sambil memperhatikan Ruo yang bertahan dengan lengan berwarna merah.
Ugh, pasti sangat ngilu harus bertahan dengan lengan seperti itu.
"Mungkin memang benar bahwa tim Erea lebih unggul saat ini, tapi di tim Ruo. Ada 2 anak dengan stamina yang mengerikan, dan jika Erea menyerang dengan seperti itu terus. Celah akan terbuka," Alio melihat Erea yang kehilangan keseimbangan, Ruo tidak melewatkan kesempatan dan segera memukulnya sekuat tenaga.
Duag!
"Woah ... suaranya sangat mengerikan!" Aku bergidik ngeri, bahkan Erea terlempar beberapa meter ke belakang saat menerima pukulan Ruo.
"Nah ini jadi 2 lawan 1," ucap Ned. Aku memperhatikan ekspresi Kuo yang panik saat ini, Erea pingsan dan tak bisa melanjutkan pertandingan.
"Hei hei! Lihat Fani! Akhirnya dia mengerti potensinya!" ucap Ned dengan semangat. Aku dan Alio memfokuskan perhatian kami pada Fani.
Fani mengambil postur kaki yang berbeda! Dia mengambil postur yang lebih sempit dari sebelumnya, sepertinya dia berfokus pada hal lain!
"Aku sadar bahwa aku tidak pandai pada kekuatan sepertimu, Kuo. Jadi aku akan menggunakan senjata lain saat ini." Fani melesat maju, dengan posturnya yang lebih kecil, Fani bisa memfokuskan tenaga pada ujung jari kakinya. Memberikan tenaga lebih besar yang membuatnya melesat lebih cepat!
Berbeda dengan Kuo. Dalam hal fisik, keunggulan Kuo sama dengan Ruo, yaitu kekuatannya. Karena itu postur kaki lebar lebih cocok untuk Kuo! Dan Fani menirunya agar dia mampu memberi kekuatan yang lebih besar di kaki, tapi dia baru sadar bahwa itu mengubur potensinya yang sesungguhnya!
Dalam 3 detik, Fani sudah berada di depan Kuo. Fani menghadap ke samping sambil bersiap menendang Kuo.
"Fani lebih cepat. Dengan postur kecil itu, tentu saja tenaga tendangan lebih lemah. Tapi Fani menggabungkan tenaga tendangan dengan kecepatan saat dia berlari tadi, dan ini membuat kekuatan tendangannya bertambah." Alio mengawasi saat Kuo akhirnya terjatuh. Fani dan Ruo segera menindih Kuo agar tidak bangun.
"HIAAA! KAMI MENANG!" Fani berteriak senang saat C sudah mengangkat tangannya. Ruo tersenyum simpul dan mengulurkan tangan untuk saudara kembarnya itu.
"Kau bertarung dengan hebat, kuakui kau lebih kuat dariku!" ucap Ruo sambil tersenyum. Kuo menerima uluran tangan Ruo dan tersenyum kecut.
"Dasar, tapi tetap saja kami kalah! Otakmu lebih encer dari punyaku!" Kuo menyikut pelan dada Ruo. Mereka kemudian tertawa bersama. Mereka bisa akur juga ternyata.
"BAIKLAH! AYO BERSIAP UNTUK PERTANDINGAN KEDUA!" C sangat bersemangat, matanya berapi-api saat melihat kami. Sementara aku, Ned dan Alio hanya menatapnya dengan datar.
Tidak, sejujurnya aku sedikit takut. Dia bilang 40% kan? Bahkan kekuatan Spinx yang 20% saja sangat mengerikan, apalagi ini 40%.
"Nah kalian bertiga, aku ingin tau dengan mataku sendiri, seberapa kuat kalian ini!" C berdiri tegap. Tangan kanannya dihadapkan ke depan, memprovokasi kami agar menyerang.
"Wah~ kau memprovokasi kami? Kalau begitu kami juga tidak akan segan-segan!" Ned mengeluarkan jaring besi dan bom buatannya. Alio mengeluarkan cambuk panjangnya. Sedangkan aku? Hanya berdiri dari belakang sambil memperhatikan mereka.
"Hm? Apa yang kau lakukan Seas? Apa kau takut?" C bertanya dengan nada yang meremehkanku. Sial, aku juga ikut kesal sekarang.
"Iya, aku takut. Jadi aku akan diam dulu di sini," jawabku sambil tersenyum, Ned dan Alio menatapku tidak percaya. Oh ayolah, kalian tau aku hanya bercanda, aku ingin mengawasi kemampuan C dulu.
"Kalau begitu aku yang mulai!" ucap Ned lalu dia berlari ke arah C. Dia membentuk sebuah pola di jaring besinya. Seketika jaring-jaring yang awalnya hanya seperti benda mati, menggeliat seperti ular dan bergerak sesuai keinginan Ned.
"Sangkar burung," ucap Ned sambil melompat di atas C. Jaring-jaring itu terangkat ke atas dan mengurung C di tengah.
"Lalu, tombak putri!" Ned mendarat sambil berguling, tangannya membentuk pola lainnya, dari tengah jaring yang seperti sangkar itu, muncul sesuatu seperti jarum yang sangat besar. Jarum itu dengan cepat melesat ke bawah, tepat ke arah C.
"Ho, lumayan. Jadi kemarin kau menahan kemampuan aslimu?" ucap C tertawa kecil. C mengangkat lengan tangan kanannya. Memperlihatkan gelang berwarna hijau dengan beberapa lubang di sana.
C mendekatkan gelang itu ke mulutnya dan meniupnya.
"Balon udara."
Dalam sekejap ada hembusan angin yang kuat dari C. Angin itu mengarah ke atas, menekan jaring Ned menjadi terikat satu sama lainnya.
"Jadi kemampuannya itu gelang angin?" gumamku pelan. Alio maju saat melihat Ned yang hendak dihantam oleh C.
Ned mengayunkan cambuknya, cambuk itu mengarah ke Ned. Ned mengulurkan tangannya dan cambuk itu melilit tepat di situ.
Alio bergegas menariknya agar tidak terkena hantaman angin oleh C.
"Huuh, terimakasih Alio," ucap Ned sambil tersungkur di lantai. Jaring-jaring Ned berterbangan di ruangan ini. Ini baru 40% kekuatannya kan?!
C keluar dari dalam kabut, hawa membunuhnya sangat terasa hingga membuat lututku nyeri.
..."Apakah hanya ini yang kalian punya?"...
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Pecintagepeng01
Dari eps sebelumnya ... jangan jangan Ned dan Fani bakal jadi official cp nih
2022-03-18
1
Pecintagepeng01
kasian Ruo ... ngilu banget pasti
2022-03-18
1