Upaya Sharon, untuk mencelakai Meisie, selalu gagal. Amarahnya semakin memuncak saat tahu Elo, membawa Meisie, ke rumah sakit dengan menggendong tubuhnya.
Amarahnya semakin memuncak saat tahu Meisie, adalah gadis OB yang pernah di permalukan olehnya, Sharon, mendengar ucapan-ucapan para karyawan El-Gideon tentang Meisie, yang seorang OB di angkat menjadi seorang sekretaris. Mereka mengatakan Meisie, memiliki codet pada wajahnya dan keesokan harinya wajahnya menjadi cantik.
"Aneh, bagaimana bisa dia secantik itu? Aku yakin dia memakai sihir pada wajahnya tidak mungkin wajah buruknya hilang dengan cepat," umpat Sharon.
"Aku harus cari tahu, bagaimana bisa wajahnya secantik itu." Sharon, terus bergumam memikir, kan cara bagaimana menghempas,kan Meisie.
Di tempat lain, Meisie, duduk melamun di atas ranjang tidurnya. Bibirnya terus memancar, kan senyuman indah, matanya terlihat berbinar entah apa yang Meisie, bayang,kan. Saat dirinya melamun tiba-tiba Miekey, mengejutkannya.
Miekey, terus mengeluarkan suara khasnya, sambil bermanja pada Meisie.
"Miekey, apa kau di kirim Tuhan untukku? Apa kau di perintah Tuhan untuk menyatukanku dengan bosmu?" ucap Meisie, yang mengelus lembut Miekiey.
"Entah kenapa Tuan Bos, selalu datang di saat ku terluka, dia begitu khawatir, dia rela menggendongku, mengobati lukaku dia selalu menolongku dia bagaikan malaikat untukku."
"Dia selalu ada untukku, seperti Elo. Elo, dimana kamu sekarang!" ucap Meisie, yang sedikit sedih.
"Miekey apa kau mau membantuku? Bantu aku untuk menemukan temanku, bantu aku untuk mencari Elo, oke!" ucap Meisie, lalu mengecup Miekey.
****
Elo, duduk termenung di dalam kamarnya pikirannya seperti kosong begitu juga tatapan matanya. Elo, tidak mengerti pada hatinya sendiri, di saat bersama Meisie,,hatinya begitu nyaman. Di saat Meisie, terluka Elo, begitu khawatir.
Meisie, selalu mengingat, kannya pada 'Mey' teman masa kecilnya, dari tatapannya, dan juga dari gambar hasil karyanya tadi siang. Elo, kembali teringat wanita OB yang punya codet di wajahnya tapi tidak pernah ia temukan lagi.
"Kemana wanita itu?" tanya Elo, pada hatinya.
Elo, berjalan ke sebuah ruangan kecil yang terdapat di dalam kamarnya, ruangan itu penuh dengan barang-barangnya. Elo, membuka sebuah laci lalu mengambil sebuah benda yang berbentuk seperti topeng, berwarna biru dengan bulu-bulu indah yang terdapat di atas topeng itu.
"Mey!" teriak Elo, yang berlari ke arah gadis kecil yang terduduk di kursi taman.
"Mey, aku membawa,kan sesuatu untukmu. Aku yakin kamu pasti suka," ucap Elo, dengan nafas tersengal-sengal karena habis berlari.
"Apa? Apa yang kau bawa?" tanya Mey, antusias.
"Ini dia!" ujar Elo, yang memperlihatkan dua buah topeng pada Mey.
"Topeng! Untuk apa?" tanya Mey, heran.
"Untuk kau pakai! Coba pakai, aku pun akan memakainya," titah Elo, yang langsung memakaikan topeng itu pada Mey, begitupun dengannya. Mereka memakai topeng yang sama.
"Aku akan mengajakmu ke suatu tempat. Sekarang kau tudak perlu malu lagi dan tidak perku takut ada orang yang menghinamu lagi, karena kau sekarang memakai topeng."
"Ayo," ajak Elo, yang menarik tangan Meisie.
Elo, mengajak Mey, kesebuah tempat ramai, yang di penuhi banyak orang. Banyak yang berjualan, seperti makanan pernak-pernik, dan banyak lagi. Tempat itu juga menyedia, kan banyak permainan seperti kincir angin, ombak banyu ( permainan ini berbentuk bulat, yang menyisikan sedikit tempat untuk duduk para pengunjung yang menaikinya. Saat di tarik kebawah lalu di putar ombak banyu ini akan terus berputar memberikan sensasi yang menakutkan untuk siapa saja yang menaikinya), Dan permainan lainnya.
Elo, dan Mey, pun memberanikan diri untuk menaiki wahana itu. Tubuh mereka yang kecil sehingga harus di bantu orang dewasa saat naik ke atasnya, mereka duduk berdampingan saling mengeratkan kedua tangannya pada sisi besi di belakangnya yang di gunakan untuk bersandar, sedangkan tidak ada pengaman apa pun di tubuh mereka, yang jika melepas pegangannya mungkin akan langsung terjatuh.
Ombak banyu pun di putar, suara teriakan jeritan sudah mulai riuh terdengar. Mey, dan Elo, begitu menikmati wahana itu walaupun harus menahan rasa takut.
Beberapa saat, permainan pun selesai, Elo, kembali menarik tangan Mey, membelikannya sebuah gulali yang begitu manis. Karena, mengenakan topeng membuat Mey, susah untuk memakan gulali itu, Elo, pun mengajak Mey, untuk menaiki satu wahana yaitu kincir angin.
Elo, dan Mey, pun masuk ke dalam kincir itu yang berbentuk bulat menyerupai kandang burung yang hanya muat untuk di tempati dua atau tiga orang saja. Mey, dan Elo, pun saling duduk berhadapan, suara gemuruh dari mesin pun terdengar kincir pun mulai melaju dan berputar ke atas memperlihatkan indahnya pemandangan kota.
"Mey, buka topengnya sekarang disini tidak akan ada yang melihat kita," titah Elo. Mey, pun membuka, kan topengnya dan akhirnya bisa memakan gulalinya dengan puas.
Bayangan masa kecilnya kembali terlintas, topeng itu, yang membawa Elo, dan Mey, pergi ke sebuah pasar malam yang ada di kotanya dulu. "Apa kamu masih menyimpan topeng ini Mey? Dimana kamu sekarang?" ucap Elo, yang masih bertengger menatap topengnya itu.
Di tempat lain Meisie, juga memegang sebuah topeng yang sama, Meisie, terus menatap topeng itu sambil mengusapnya dengan lembut. "Elo, aku masih menyimpan topeng ini, jika kita bertemu topeng inilah, yang akan membuatmu mengenaliku," ucap Meisie.
****
Hari sudah pagi, Meisie, pun kembali di sibukan dengan pekerjaannya, produk terbaru yang mulai di produksi pun mendapat tanggapan yang baik dari para buyer, sehingga produk baru style Kitty T-shirt mulai di produksi dengan jumlah orderan yang banyak. Yang awalnya hanya 500 pcs kini menjadi 500 juta pcs.
Semua karyawan PT El-Gideon industri mereka semua sibuk, Meisie, dan Elo, terus memantau para pekerja agar menghasilkan barang yang sangat bagus. Elo, dan Meisie, berjalan ke setiap bagian dari mulai gudang, cutting, dan sewing. karena produksi saat ini baru sampai tahap penjahitan.
Kitty T-shirt ini salah satu orderan yang paling membeludak, ide Meisie, benar-benar membuat perusahaannya kembang pesat dalam sekejap, bahkan hingga mengalahkan produk terbaru dari PT lainnya, terutama PT yang mengambil ide miliknya.
Setiap harinya PT El-Gideon terus kedatangan tamu para buyer di penjuru dunia, mereka berdatangan untuk melihat produknya dan dari sekian buyer meminta PT El-Gideon untuk memproduksi orderan dari mereka, ide animal ini membuat mereka tertarik untuk menambah style yaitu Dogie T-shirt pakaian untuk anjing kesayangan mereka.
Elo, pun sangat senang dan langsung menyetujui dan menyanggupi permintaan buyer untuk produk terbarunya Dogie T-shirt. Meisie, pun mulai merancang dan menggambar untuk style Dogie itu.
"Yeah," teriak Meisie, Elo, dan Arkan yang begitu antusias dengan orderan barunya. Bahkan, Meisie, dan Elo, hingga tak sadar mereka saling berpelukan karena saking bahagianya.
Ehem … ehem … suara serak Arkan, memgejutkan keduanya, hingga Meisie, dan Elo, langsung melepas, kan pelukanya.
"Berdua saja meluknya Tuan? Apa saya tidak di peluk?" sindir Arkan.
"Maaf," ucap Meisie, yang menunduk.
"Arkan, kamu jangan memulai. Itu biasa terjadi semua orang melakukannya saat sedang bahagia," hardik Elo, dingin.
"Kalau begitu aku juga ingin di peluk Tuan," ujar Arkan, sambil tersenyum tipis.
"Tidak ada peluk-peluk. Kembali bekerja." Arkan, semakin tergelak melihat ekspresi bosnya yang seperti itu, Elo, langsung duduk di kursi kebesarannya sedangkan Meisie, berlari meninggal, kan ruangan Elo.
Meisie, benar-benar sangat malu pipinya terlihat merah seperti kepiting rebus. "Kenapa aku harus peluk tuan bos segala, malu, kan jadinya apalagi pak Arkan, lihat lagi," gumam Meisie, yang duduk di kursi kerjanya.
Terdengar suara pintu terbuka, Meisie, pun berlari saat Arkan, keluar dari ruangan Elo, rasanya malu jika harus bertatap muka dengan asisten bosnya itu. Arkan, terkekeh melihat tingkah Meisie, yang serba salah itu.
"Kaya ABG saja, malu-malu kucing," ucap Arkan, yang tergelak.
****
Di tempat lain Vika, duduk dengan gugup di ruanganya, tubuhnya begitu gemetar setelah apa yang telah dilakukannya. Vika, di perintah, kan Sharon, untuk menyelidiki Meisie, dan mencari tahu apa yang membuat Meisie, berubah menjadi cantik.
Saat Meisie, sedang berada di ruangan bosnya, Vika, mencari kesempatan untuk mengacak isi dalam tas sahabatnya itu, Vika, terus mencari apa saja yang membuatnya curiga, bahkan di meja kerjanya Vika, terus menyibak-nyibak semua barang. Namun, tidak menemu, kan apapun.
Sharon, benar-benar kecewa karena Vika, tak menemu, kan apapun namun bukan Sharon, namanya jika tidak punya seribu akal. Sharon, pun meminta Vika, menaruh sebuah karung kecil ke dalam tas Meisie, tanpa Vika, ketahui di dalam karung itu ada sebuah ular kecil yang memati, kan.
"Apa ya isi dalam karung itu? Kenapa perasaanku tidak enak, aku takut Mey, kenapa-kenapa, bagaimana ini!" batin Vika, dengan tubuh gemetar.
****
Jangan lupa untuk selalu like, vote, dan favorit juga tinggal,kan komentarnya ya 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Nanda Lelo
aishhhh,, si Vika nih kok jadi jahat sih,??
ini juga si Sharon,, gak beda ma bapaknya..
btw Vika n Sharon dua2nya tetangga aku 🤣
2022-06-27
0
Ika Sartika
lanjut
2022-05-19
0
Semet Tipis
sharon lagi sharon lagi,,,emang nggak ada kerjaan yaaa sharonnya huhhhh 😪😪
Semangat💪💪 buat updatenya thor
2022-03-25
1