Acara makan siang pun sudah selesai. Meisie, dan Vika, kembali ke tempat kerjanya.
"Mey, aku penasaran apa yang terjadi pada wajahmu?" tanya Vika, sambil berjalan. Meisie, yang berjalan pun menghentikan langkahnya.
"Ini adalah keajaiban Vika, nanti aku akan memberitahumu."
"Apa kau melakukan sihir?"
"Sihir! Kenapa kamu berpikir seperti itu?" tanya Meisie, Vika, pun langsung mengalih, kan pembicaraan.
"Ah, lupakanlah! Aku duluan ya Mey, masih banyak kerjaan," ucap Vika, yang berlalu pergi.
Meisie, hanya diam termangu menatap kepergian Vika, Meisie, merasa ada yang aneh dengan sahabatnya itu. Saat dirinya sedang melamun tiba-tiba
Aw, ringis Meisie, saat sebuah mobil menyerempetnya hingga terjatuh. Meisie, merasa, kan sakit di bagian pergelangan kakinya, yang menghasilkan cairan merah yang kental, dan menciptakan sensai ngilu yang amat sakit.
"Sial! Seharusnya aku menabraknya sampai mati," ketus Sharon,dari dalam mobilnya.
"Tenang Sharon, kamu bisa melakukannya lagi, untuk hari ini anggap saja itu hanya peringatan. Tidak ada yang bisa merebut Elo, dariku," ucap Sharon, lalu pergi melajukan mobilnya kembali.
****
Di dalam gedung El-Gideon industri semua orang sedang sibuk mengerjakan produk terbarunya. Semua kepala bagian berkumpul di ruang meeting mendengar, kan Elo, yang sedang memberikan arahan.
Meisie, yang merasa sakit pada pergelangan kakinya, membuatnya tidak fokus untuk bekerja. Namun, Meisie, coba untuk menahannya sampai meetingnya selesai.
"Meeting hari ini selesai. Untuk kepala bagian gudang bahan yang akan di jadikan sebagai produk terbaru kita yaitu Kitty, lalu proses cutting. Usaha, kan untuk cepat di proses."
"Siap Tuan!" jawab dua pemuda yang menjadi kepala bagian gudang dan cutting.
"Untuk hari ini, kita hanya akan membuat kurang lebih 500 pcs hanya untuk sample saja, jika di terima dan qualitasnya bagus buyer juga setuju, barulah Kitty T-shirt kita akan memproduksinya lebih banyak." Semua peserta meeting pun bertepuk tangan, berharap produksi kali ini sukses.
"Baiklah, meeting hari ini selesai kalian bisa kembali ke tempat kalian masing-masing." Meeting pun bubar, semua orang berlalu hanya menyisakan Elo, dan Meisie, saja di ruangan itu.
"Tuan, ini hasil gambar saya yang akan di jadikan embro nanti, sebelum proses sawing ( penjahitan ) setelah proses cutting kita akan memasang embro, pada bagian belakang, biar lebih menarik. Itu juga jika Tuan setuju," ucap Meisie, yang memberikan idenya lagi.
Elo, pun memperhatikan gambar yang Meisie, buatkan. Gambar seekor kucing yang sama percis dengan Miekey, Elo, pun terkesan dan menarik perhatiannya, namun Elo kembali teringat teman masa kecilnya yang juga jago menggambar.
Flasback on.
Di tengah taman seorang gadis duduk di atas bebatuan. Tangannya memegang sebuah pensil, yang ia tuliskan pada sebuah kertas gambar.
"Mey, apa yang kamu buat?" tanya Elo, yang baru datang langsung duduk di sampingnya. "Wah, indah sekali kamu pandai menggambar ya!" sambung Elo.
"Cantik, tidak?" tanya Mey.
"Cantik! kamu menggambar cinderella?"
"Aku, berharap setelah dewasa nanti wajahku akan secantik ini,"
"Kamu tahu cerita beauty and the best? Seorang putri yang bertemu dengan seorang monster yang menakut, kan. Namun, sebenarnya monster itu seorang pangeran yang tampan yang berubah menjadi monster karena kutukan."
"Lalu? Apa pangeran itu berubah?" tanya Mey, yang penasaran.
"Ya, tentu. Monster itu berubah menjadi pangeran tampan, kamu tahu karena apa?" tanya Elo, Mey, hanya menggeleng.
"Cinta sejati. Monster itu mendapatkan cinta yang tulus dari seorang putri yang cantik."
"Jadi, wajahmu juga akan cantik saat bertemu dengan cinta sejati," jelas Elo.
Flashback off
"Tuan, Tuan bos!" seruan Meisie, mengejutkan lamunannya. "Bagaimana apa Tuan setuju?" tanya Meisie.
"Terserah kau saja, aku menyetujui semua idemu."
"Terima kasih Tuan, aku permisi kembali ke ruanganku."
"Hem." Hanya itu yang Elo ucapkan.
Meisie, berjalan tertatih-tatih karena luka pada kakinya. Saat Elo, hendak keluar dari ruang meeting Elo, melihat langkah Meisie, yang sedikit tertatih membuat Elo, penasaran dan menghentikan langkah Meisie.
"Tunggu, kenapa dengan kakimu?" tanya Elo, yang sudah mendekat ke arah Meisie.
"Ah, ini. Tadi terserempet mobil," jawab Meisie.
"Seharusnya kamu tidak memasang plester disini," hardik Elo, yang langsung berjongkok dan melihat luka di kakinya.
"Tadi kakiku berdarah, jadi aku tutup saja dengan plester."
"Hanya dengan plester? Tidak kamu cuci dengan alkohol arau obat lainnya?" Meisie, hanya menggeleng.
"Kamu tahu, itu akan menyebab,kan infeksi lihat! Kakimu mulai bengkak," ucap Elo, dengan nada amarah.
"Tapi saya tidak tahu Tuan, tidak apa-apa aku akan ke dokter sekarang," ucap Meisie, yang hendak berjalan namun, tiba-tiba Elo, memangku tubuhnya membuat tubuhnya sedikit melayang.
"Tuan, apa yang Tuan lakukan?"
"Diam," tegas Elo.
"Tapi Tuan,"
"Bukankah kau ingin mengobati lukamu?" Meisie, mengangguk.
"Jadi diamlah aku akan membawamu kerumah sakit," ujar Elo, yang membawa Meisie keluar dari ruangan meeting.
Perlakuan Elo, membuat semua mata tertuju padanya. Seisi pabrik pun heboh karena melihat Elo, yang menggendong Meisie, di dalam lift.
Mereka saling berbisik, tidak sedikit para wanita yang iri dan cemburu melihatnya.
"Tuan, jangan seperti ini, mereka semua melihat kita," ucap Meisie, yang sedikit menundukan kepalanya karena malu.
"Sudahku bilang diam," ujar Elo, dingin.
Meisie, pun kembali diam walau sebenarnya bukanlah itu alasannya. Melainkan rasa debaran jantung yang begitu kuat, dan aliran darah yang begitu cepat dari ujung kaki sampai ujung kepala. Entah kenapa setiap kali berdekatan seperti ini hatinya terasa berdebar.
Elo, langsung membawa Meisie, kedalam mobilnya menduduk, kannya di kursi depan setelahnya Elo, berjalan memutari mobilnya lalu masuk dan duduk di bagian kemudi. Entah, apa yang Elo, rasakan namun saat melihat Meisie, terluka rasa khawatir terus melanda.
Di tempat lain Sharon, kesal dengan tingkah Elo, yang semakin dekat dengan Meisie. "Kenapa mereka menjadi lebih dekat!" gerutu Sharon.
"Aku harus mencari cara lain," ucapnya demikian.
Di tempat lain Arkan, sedang menemani seorang tamu yang seorang investor yang ingin menanam saham di perusahaan El-Gideon industri.
Dia sangat tertarik dengan produk terbarunya, Kitty T-shirt. Dia juga membawa seekor kucing yang di anggap peliharaannya.
"Maaf Tuan, sepertinya bos kami ada kepentingan jadi sedikit terlambat," ucap Arkan.
"Tidak apa-apa aku akan menunggu," ucapnya demikian. Tak lama kemudian pintu pun terbuka, memperlihatkan Elo, dan Meisie yang muncul dari balik pintu.
Pria itu tersenyum smirk, saat melihat Meisie, dan Elo, "Sungguh keberuntunganku, kalian berdua berada di tempat yang sama, membuatku mudah menghancur, kan kalian," gumam pria itu yang tak lain adalah Marchel, yang berpura-pura menjadi investor.
Elo, bisa saja tak mengenali Marchel, karena perubahan pada wajahnya, yang sengaja di berikan bulu-bulu tipis (brewok) pada wajahnya supaya tidak di kenali. Namun, tidak dengan Meisie, yang merasa kenal karena melihat dari tatapan matanya.
"Pria itu!" batin Meisie.
...----------------...
Jangan lupa dukungannya ya 🙏
Like, Vote, koment, rate dan favorit ok 👌☺😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Ika Sartika
cari gara2 terus c Marcel...sebel deh 😤😤
2022-05-19
0
Emon
cemungud
2022-04-21
1
erenn_na
marchel jahat ih,
2022-04-13
1