Hari demi hari terus di lalui, hubungan Elo, dan Meisie, semakin dekat apalagi karena Miekey, si kucing pintar yang selalu bisa membuat kedua orang ini menjadi dekat.
Seperti pagi ini Elo, meminta Meisie, untuk membawa Miekey, lari pagi. Membuat Mesie, kesal karena waktu tidurnya terganggu. Pada hari libur jangan, kan lari Meisie, menjadi, kan hari liburnya sebagai hari istirahatnya Meisie, akan tidur sampai jam 10 pagi.
Suara dering handphone terus berbunyi, Elo, terus membangun, kannya lewat ponselnya.
"Halo siapa ini?"
Dalam keadaan setengah sadar Meisie, mengangkat teleponnya. Suaranya terdengar serak sebagaimana suara khas orang yang baru bangun tidur, dan kedua mata masih terpejam.
"Masih bertanya siapa ini? Lima menit saya tunggu di depan gang," sahut Elo, di ujung sana
"Lima menit!"
Sontak Meisie, langsung terbangun dia hampir melupakan janjinya dengan Elo, yang akan membawa Miekey, lari pagi. Tanpa menunggu waktu lama Meisie, bergegas pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok giginya biar wangi saat bicara dengan bosnya nanti.
"Miekey, Miekey," Meisie, terus berteriak memanggil kucing bosnya, sedangkan kedua tangannya sibuk mengikat tali sepatunya, tubuhnya pun sudah rapi dengan stelan olah raganya.
"Miekey," teriakan kali ini membuat Miekiey, langsung berlari menghampirinya.
"Miekey, ayo kita lari pagi," ucap Meisie, yang berlalu keluar dari kamarnya.
Karena terburu-buru Meisie, sampai melupakan hal penting yaitu face brushnya. Meisie, lupa menyapukan face brush itu pada wajahnya padahal waktu face brush itu bekerja hanya 12 jam lamanya. Setelah itu wajahnya akan kembali berubah seperti semula.
Beruntung Meisie, menggunakan face brush itu saat malam sebelum dia tertidur, namun entah sampai kapan kekuatan sihir face brushnya akan bertahan.
Elo, menatap tajam ke arah Meisie, yang berlari ke arahnya, di depan sebuah gang Meisie, telah membuatnya menunggu lama.
"Pagi Tuan bos, maaf aku terlambat!"
"10 menit."
"Iya, saya tahu terlambat 10 menit,"
"Kau tahu! 10 menit itu waktu yang berharga bagiku, sebagai hukuman kau harus belari sampai taman," ucap Elo, yang langsung menggendong Miekey, dalam pangkuannya.
"Apa! Tuan bos tapi …." Elo, pergi begitu saja tanpa menghirau, kan Meisie. Bayangkan saja jarak ke taman itu hampir 15 kilo sungguh menguras energi jika harus berlari sampai sana.
Namun Meisie, bukanlah gadis yang suka menyerah, tantangan sang bos Meisie, terima dia pun mulai berlari menuju arah taman.
"Meisie, kamu pasti bisa go, go, go …."
Meisie, terus berlari peluh keringat mulai becucuran membasahi wajahnya. Tanpa di sadari sihir face brushnya mulai menghilang, sedikit demi sedikit codet di wajahnya kembali terlihat.
Keadaan jalanan saat itu begitu sepi, hingga tak ada yang menyadari perubahan wajahnya. Perjalanan sepanjang 15 km yang bisa di tempuhnya sekitar kurang lebih 30 menit. Mungkin, Elo, sudah sampai di taman lebih dulu karena Elo, mengguna, kan mobil untuk menuju kesana.
Dengan nafas yang tersengal-sengal, Meisie, menghenti,kan langkahnya di depan taman. Kakinya terasa sangat sakit saat harus berlari 30 menit lamanya. Sebelum masuk area taman Meisie, berkaca terlebih dulu untuk merapikan rambutnya dan membasuh keringatnya.
Namun, saat bercermin pada handphone nya Meisie, sangat terkejut ketika melihat codet di wajahnya, membuat Meisie, panik.
"Wajahku! Kenapa, wajahku kembali lagi?"
"Astaga! Aku lupa memakai brushnya, bagaimana ini? Aku, tidak mungkin menemui Tuan Bos dengan wajah seperti ini," gumam Meisie.
Sedang, kan di dalam taman Elo, menunggu Meisie, dengan gelisah. Elo, khawatir karena Meisie, belum juga sampai.
"Apa aku keterlaluan ya! Menyuruhnya untuk berlari?" batin Elo, yang merasa bersalah, karena menyuruh Meisie, berlari sampai 15 km. Tiba-tiba
"Tuan bos!" Suara Meisie, mengejutkan lamunannya. Elo, menoleh ke sumber suara Elo, mengerutkan keningnya saat melihat wajah Meisie, yang tertutup dengan masker.
"Kau! Memakai masker lagi?"
"Iya, karena aku sedang batuk flu, aku takut Miekey, dan Tuan bos tertular," ucap Meisie, gugup.
"Aneh!" ucap Elo datar.
Beruntung Meisie, selalu membawa masker dalam saku hoodienya. Kalau tidak, Meisie, tidak bisa membunyikan wajahnya ini. Meisie, dan Elo, pun berjalan-jalan di taman. Meisie, tak lupa mengajak Miekey untuk bermain.
Miekey, berlari kesana kemari, seraya bercanda dengan Meisie. Elo, melihat Meisie, begitu menyayangi Miekey.
"Kenapa kau memberikan namanya Pusy?" tanya Elo, tiba-tiba membuat Meisie, termangu sejenak.
"Karena teringat kucingku, Pusy, yang sudah meninggal."
"Kenapa kucingmu meninggal?"
"Karena kecelakaan," jawab Meisie.
"Pendidikan mu tidak buruk! Kenapa kamu ingin menjadi seorang OB?" tanya Elo, dingin tanpa menoleh ke arah Meisie.
"Di terima kerja saja aku sudah bersyukur, setiap kali melamar aku tidak pernah di terima, jadi saat aku di terima sebagai OB, aku senang walau hatiku kecewa,"
"Apa ada alasan mereka menolakmu?"
"Entahlah!" Hanya itu yang Meisie, katakan sebenarnya codet di wajahnya yang membuatnya selalu di tolak. Namun, Meisie, tak ingin mengatakan itu.
Di saat sedang asyik mengobrol tiba-tiba sebuah sepeda melaju cepat kearah mereka dan hampir mengenai Mikey, yang berjalan di depannya. Karena takut Miekey, tertabrak Meisie, langsung berlari mengambil Miekey, hingga sikutnya yang terserempet.
Ah … Meisie, meringis karena sakit pada sikutnya, membuat tubuhnya oleng sejenak dan hampir terjatuh. Namun, sebelum tubuhnya menyentuh aspal dengan sigap Elo, langsung menangkap tubuhnya dan Meisie, masih tetap memeluk Miekey, agar tidak terjatuh.
****
Keesokan paginya, terjadi kegaduhan di ruangan CEO. Elo, murka dan marah besar, saat mengetahui sekretarisnya membocorkan semua data-data perusahaannya. Dan ada, yang membocorkan desain produk terbarunya.
Tanpa memberi ampunan Elo, langsung memecat sekretarisnya itu dan langsung menendangnya keluar. Hingga menghasilkan dentuman yang sangat keras saat Elo, menutup pintu ruangannya.
Semua orang terkejut, begitu pun Meisie, yang sedang mengepel lantai saat itu. Para karyawan pun saling berbisik.
"Tuan bos begitu marah, memangnya apa yang wanita itu lakukan?" tanya Meisie, dalam hati.
Karena tak tahan dengan tatapan semua orang, si sekertaris itu pun pergi dengan sedikit berlari yang berbuang muka karena malu.
Di Toilet
"Maaf, kan aku bos, aku di pecat!" ucap seorang wanita yang bicara pada sambungan telepon.
"Dia sangat marah besar, aku tidak bisa menjadi sekretarisnya lagi maaf!" ucap wanita itu yang ternyata sekretaris yang baru saja di pecat.
Tanpa di ketahui Meisie, mendengar ucapannya di balik pintu luar. Meisie, mengerti kenapa Elo, memecatnya. Meisie, menganggap ini sebuah pengkhianatan dan ada seseorang di balik semua ini.
Meisie, pun langsung memberitahukan kepada Elo, tentang apa yang dia dengar.
"Pengkhianatan!" ucap Elo,
"Iya Tuan bisa saja dia di suruh seseorang," ujar Meisie, memberi keyakinan.
"Mungkin benar, ada seseorang di balik semua ini," ucap Arkan, yang memang ada di ruangan Elo.
"Arkan, kamu selidiki ini apa benar di perusahaanku ada yang berkhianat," ucap Elo, yang di angguki Arkan.
"Tapi, Tuan sepertinya anda butuh sekretaris baru!" usul Arkan, yang menaikan satu alisnya.
"Tidak ada yang aku percayai Arkan,"
"Aku ada!" jawab Arkan, "Dia," tunjuknya pada Meisie,
"Aku!" mata Meisie membulat sempurna.
Elo, terlihat berpikir hingga akhirnya memutuskan. "Tidak buruk! Mulai besok kamu adalah sekretarisku."
Ekspresi Meisie, tidak bisa di artikan entah senang atau sebaliknya. Yang pasti Meisie, masih tak percaya dengan apa yang di katakan Elo. Dari OB menjadi sekretaris sungguh keberuntungannya.
Arkan, hanya tersenyum melihat ekspresi Meisie, yang tak bisa di artikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Ika Sartika
like n semangat
2022-05-18
0
Emon
up
2022-04-21
1
Sri Mulyati
kekuatan face brush hanya 12jam aja. Thorrrr harus ingat pakai terus ya🤭🤭🤭🤭🤭
semangat 💪💪💪 up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘
2022-03-19
1