Meisie, diam melamun di kesunyian malam. Setelah mimpi buruk itu Meisie, tak sangup lagi menutup matanya. Entah kenapa mimpi buruk itu selalu menghantuinya.
"Mama, papa, aku merindukan kalian." gumam Maisie.
"Tapi, kenapa aku merasa ganjal! Aku merasa aneh, kenapa tiba-tiba rumahku terbakar." batin Meisie.
***
Pagi-pagi buta, Elo, sudah memarahi para pelayan di rumahnya. Karena sudah dua hari ini Miekey, belum juga di temukan. Kemarahannya semakin memuncak saat Rakka, memintanya untuk bertunangan dengan Sharon, wanita yang tak di cintainya.
Semua pelayan sibuk mencari kucingnya yang hilang. Namun tetap saja tidak di temukan di sekitar rumahnya.
"Tuan, kami sudah mencarinya tapi … tidak ada," ucap seorang pelayan.
"Cari lagi," perintah Elo. Semua pelayan pun kembali mencari. Elo, terus meluapkan kekesalannya sampai Elo, lupa akan pergi ke suatu tempat hari ini. Elo, pun pergi dengan wanti-wanti pada pelayannya untuk tetap mencari kucingnya.
Meisie, pergi ke rumah lamanya, yang sudah hangus terbakar, rumah itu lama terlantar, dan tak terurus. Puing-puing bangunan pun masih berantakan, dedaunan dan tumbuhan hijau pun mulai tumbuh di setiap sudut rumah.
Meisie, sangat menyayangkan rumah ini, rumah impian keluarganya dulu, Meisie, tidak menyangka akan berakhir seperti ini, menjadi butiran debu.
Setelah lama menatap rumah lamanya, Meisie, berjalan menyusuri taman yang tak jauh dari rumah lamanya. Meisie, berjalan sambil mengedarkan pandangannya, menyapu ke setiap arah, sambil mengenang masa kecilnya.
Disinilah, di tempat inilah Meisie, bertemu dengan Elo, pangeran masa kecilnya. Meisie, kembali mengenang masa-masa pertemuannya dengan Elo, dulu.
Di waktu yang sama, Elo, juga berada di tempat yang sama. Elo, berdiri di tengah taman seraya mengingat masa kecilnya.
"Elo," Panggil seseorang.
Mendengar nama Elo, Meisie, langsung berbalik dan menoleh ke arah sumber suara. Meisie, melihat seorang pemuda yang berjalan keluar dari taman.
"Elo," ucapnya demikian.
Meisie, langsung berlari mengejar pemuda itu yang sudah sangat jauh melangkah. Sampai akhirnya Meisie, sampai di dekat pemuda itu.
"Tunggu," ucapnya, membuat langkah pemuda itu berhenti.
"Kau, Elo?" tanya Meisie, demikian.
"Ya, kenapa? Siapa kau?" tanya pemuda itu.
"Kenapa kau ada di taman ini?" tanya Meisie. Pemuda itu menatap Meisie, heran.
"Setiap hari aku mengunjungi taman ini, bahkan sejak aku kecil. Memangnya kenapa?" tanya pemuda itu. Bukannya menjawab Meisie, malah langsung memeluknya. Sontak pemuda itu pun di buat kaget.
"Aku Mey, aku Mey, Elo, teman masa kecilmu, kau ingat! Kita, sering bermain di tempat ini."
Pemuda itu semakin di buat bingung, karena pemuda itu tidak mengenali Mey. Di waktu yang bersamaan Elo, keluar dari taman, ia melihat Meisie, yang memeluk seorang pemuda. "Bukankah, dia wanita OB itu! Bersama siapa dia? Mungkin kekasihnya." ucap Elo, yang melihat Meisie, di tempat yang tak jauh darinya.
"Sudah, selesai Tuan? Apa kita akan pulang sekarang?" tanya Arkan asisten Elo.
"Iya, kita pulang sekarang," jawab Elo,
"Baik Tuan." Ucap Arka, yang membuka, kan pintu mobil untuk Elo. Elo, pun masuk ke dalam mobil, setelah siap Arkan, langsung melajukan mobilnya, mobil itu pun melaju melewati Meisie, yang bersama seorang pemuda. Elo, hanya melirik sekilas melihat Meisie, yang tersenyum bahagia.
"Tuan, nanti malam acara dinner bersama nona Sharon." ucap Arkan, mengingatkan. Elo, sangat malas jika membahas Sharon, tapi kali ini terpaksa Elo, menyutujuinya karena Elo, tidak ingin lagi berdebat dengan papanya.
"Iya, kau atur saja," ujar Elo, dingin.
****
Kembali pada Meisie,
"Elo, apa kau ingat! Aku Mey, teman kecilmu. Kita dulu sering bermain disini," ucap Meisie, yang meyakinkan pemuda itu.
"Cewek ini aneh, siapa sih! Lagian aku kagak pernah main ke taman aku cuma lewat saja tadi." batin pemuda itu.
"Tapi … kalau di lihat-lihat, cewek ini cantik juga, bolehlah gue jadiin gebetan. Kebetulan gue lagi taruhan, dengan teman gue kalau begini gue gak perlu susah-susah cari cewek." batin pemuda itu, yang tersenyum smirk.
"Mey, maaf aku baru ingat. Kau Mey, yang dulu teman masa kecilku, aku merindukanmu Mey," ucap pemuda itu.
"Aku juga Elo," ucap Meisie, yang kembali memeluk Elo. Kini keduanya saling berpelukan.
"Rezeki nih! Tanpa gue rayu, cewek ini langsung meluk gue aja. Bodo amat siapa tuh Elo, yang penting panggilan gue juga Elo, walau sebenarnya nama gue Marchelio.
****
Meisie, terlihat sumringah karena telah bertemu dengan teman masa kecilnya, sepanjang perjalanan Meisie, bersenandung ria, bahkan saat bekerja pun Meisie, tetap ceria.
"Mey, tumben ceria banget" tanya Vika.
"Hari ini aku bahagia banget," jawab Meisie.
"Kenapa? Hm … aku tahu, sekarang kamu, kan udah cantik jadi, pasti banyak cowok yang dekatin kamu ya? Siapa cowoknya kasih tahu dong!"
"Kamu, ingat! Aku pernah bercerita tentang teman masa kecilku, sekarang aku sudah bertemu dengannya, aku senang akhirnya setelah sekian lama kami bertemu."
"Kamu yakin, dia teman kecilmu?" tanya Vika, merasa tidak yakin.
"Ya, aku yakin," jawab Meisie.
****
Di sebuah, bar Marchelio, berbaur dengan teman-temannya. Tak, lupa dengan sebotol minuman di atas meja di depannya. Marchelio, pun saling mengadu, kan gelasnya dengan gelas milik temannya, mereka bersulang lalu menikmati minuman itu.
"Gue, udah dapat cewek baru, jadi gue yang dapat taruhan, kan!" ujar Marchelio pada temannya.
"Cepat amat lo, dapat ceweknya. Lo, bawa cewek lo, besok kemari sebagai bukti bahwa dia benar-benar cewek lo." ujar temannya .
"Siapa takut," jawab Marchelio.
"Elo, cewek tuh!" ujar temannya yang menunjuk seorang wanita dengan tatapan matanya.
"Jatah gue ini," ucap Marchelio, lalu mendekat ke arah wanita itu. Elo, langsung di sambut wanita itu, dengan pelukan dan ciuman.
Setelahnya Marchelio, langsung membawa wanita itu pergi ke dalam sebuah kamar hotel di sana, dengan tatapan penuh gairah, Marchelio, langsung mendorong wanita itu ke atas ranjangnya. Bukannya menolak atau berteriak wanita itu langsung membuka seluruh pakaiannya dan menarik Marchelio, untuk naik ke atas ranjang.
Tentu saja gairahnya meningkat, tanpa menunggu waktu lama, Marchelio, pun langsung melahap wanita itu bagaikan seekor singa yang melahap mangsanya. Di malam yang dingin, sunyi, aktifitas panas pun di mulai.
Marchelio, seorang bandar narkoba, pemabuk, dan penipu, juga pemuas wanita. Inilah kegiatannya, hampir setiap malamnya Marchelio, selalu memuaskan hasratnya dengan wanita yang mampu menggodanya. Dengan wanita yang berbeda setiap malamnya.
****
Di tempat lain, Meisie, baru saja selesai melakukan pekerjaannya. Saat ini, Meisie, sedang bersiap-siap untuk pulang, di depan lokernya Meisie, merias dirinya dengan sedikit make up yang di poles ke wajahnya menggunakan face brush ajaibnya.
Meisie, sudah mengetahui bahwa face brush ini, face brush ajaib jadi Meisie, selalu membawanya, agar Meisie, bisa menggunakannya kapan pun dan dimana pun.
"Face brush ini membuatku jatuh hati, terima kasih, karena kau telah mengubah hidupku, kau telah mengubah wajahku menjadi cantik." ucap Meisie, demikian
Setelah sudah rapi, Meisie, pun melangkah pergi untuk pulang. Meisie, berjalan gontai sampai akhirnya Meisie, bertemu Elo, tuan bosnya. Meisie, menunduk seakan sedang memberi hormat. Meisie, pun merasa canggung, karena berada di dalam lift yang sama dengan bosnya.
Elo, tidak terlalu menghiraukan Meisie, ekspresinya tetap sama kaku dan dingin. Tidak ada percakapan apa pun di antara mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Nanda Lelo
aduhh salah orang Mey
2022-06-27
0
Ika Sartika
lanjut
2022-05-18
0
Emon
🤗
2022-04-21
1