Hari Baru Di Mulai!

Sebuah cahaya bersinar dalam kegelapan malam, menerangi alam semesta, jika di lihat dari atas langit, cahaya itu berasal dari sebuah rumah, rumah yang sederhana dan di bilang sangat kecil. Cahaya itu berasal dari dalam kamar Meisie, entah apa yang telah terjadi namun sepertinya Meisie sangat terlelap. 

Keesokan paginya, matahari mulai naik dan memancarkan sinarnya, hari baru pun sudah di mulai, semua orang di sibuk, kan dengan aktifitasnya masing-masing, ada yang pergi ke sekolah, ke ladang, ke kebun dan ke kantornya. Namun, tidak dengan Meisie, pagi ini Meisie terlambat bangun, jam dinding sudah menunjuk, kan pukul 07.00, tapi Meisie, masih saja meringkuk di bawah selimutnya. 

Meong, meong, 

Pusy, terus membunyikan suara khasnya, kedua tangan Pusy terus memukul-mukul kepala Meisie, agar Meisie terbangun. 

Hoammm, 

  Meisie pun menguap, kedua tangannya ia rentangkan, untuk meregangkan otot-ototnya. Meisie pun akhirnya mengerjap, yang pertama di lihatnya adalah Pusy. Meong, meong. 

"Pusy, hey … kau membangunkanku? Jam berapa sekarang?" Tanya Meisie yang mennggeliat. Manik matanya kini melirik ke arah jam dinding di atas tempat tidurnya. Meisie terbelalak ketika melihat arah jarum jam yang menunjukan pukul 07.10 dengan cepat Meisie langsung berlari ke kamar mandi. Dengan gerakan super kilat Meisie sudah kembali ke kamarnya dan memakai pakaiannya, waktu hanya tersisa 15 menit untuk sampai ke tempat kerjanya. Meisie pergi begitu saja tanpa melihat cermin, rambutnya pun Meisie biarkan terurai, lalu Meisie pergi tanpa pamit pada Nek, Tini. 

"Mey, kau belum sarapan," teriak Nek, Tini tapi Meisie sudah berlari sangat jauh. 

Sesampainya di depan jalan raya Meisie langsung berlari ke arah halte bus, beruntung Meisie tidak terlalu menunggu lama, saat sampai di halte, bus pun datang, dan Meisie langsung masuk ke dalam bus itu.

  Sepanjang perjalanan Meisie merasa tak nyaman dengan para penumpang yang lain, Meisie merasa mereka terus memperhatikannya, menatapnya dari atas sampai bawah, apalagi ada seorang pria yang duduk di depannya pria itu terus tersenyum padanya. 

"Apa pria ini menertawakanku?" batinnya, Meisie menyadari bahwa dirinya tak memakai masker untuk menutupi wajahnya, semua orang pasti menatap codet pada wajahnya.

Meisie pun sampai di depan gedung El-Gideon, Meisie langsung berlari masuk ke dalam gedung itu karena dirinya sudah terlambat. Meisie kembali merasa aneh dengan tatapan semua orang, "Ada apa dengam mereka, kenapa semuanya menatapku?" batin Meisie.

**** 

Sedangkan di ruangannya Elo, duduk termenung memikirkan codet yang ada pada wajah Meisie. Entah kenapa, Elo merasa tidak asing dengan Meisie.

Tok, tok, tok, 

Suara ketukan pintu mengejutkan Elo, ternyata yang masuk adalah Arkan asisten pribadinya. 

"Ini Tuan, berkas-berkas yang anda butuhkan." Ujar Arkan yang menyodorkan sebuah map ke atas meja Elo. 

"Namanya Meisie Callia, dia seorang anak yatim piatu, usianya 20 tahun, lulusan sekolah xxx, dia tinggal di jalan xxx, gang xxx, Meisie mengalami wajah cacat sedari kecil, untuk alasannya saya tidak tahu kenapa," jelas Arkan. 

Setelah melihat luka codet Meisie, Elo, mengira itu adalah teman kecil hingga menyuruh Arkan, untuk membawa data-data karyawan baru padanya. Setelah di cek, tidak ada orang yang bernama Mey. "Apa benar ini tempat tinggalnya?" tanya Elo.

"Benar, Tuan. Dia tinggal bersama neneknya." jawab Arkan.

"Apa aku salah lihat! Mungkin lukanya saja yang sama," batin Elo.

"Apa ada yang bisa saya bantu lagi Tuan?" tanya Arkan, mengejutkan Elo.

"Apa, sudah ada kabar tentang Miekey?" 

"Astaga, kucing lagi," batin Arkan, yang mengeluh. "Belum ada kabar Tuan," ucap Arkan, yang membuat Elo, kecewa.

"Kenapa cari seekor kucing saja tidak bisa? Saya, tidak mau tahu cari Miekey, sampai ketemu," perintah Elo.

"Baik, Tuan, apa ada lagi tugas lain?" 

"Sudah cukup, terima kasih kau boleh pergi," titah Elo.

"Baik, kalau begitu saya permisi." ujar Arkan, lalu melangkah pergi.

Elo kembali termenung, Elo teringat seseorang yang pernah menjadi teman di masalunya. 

Flashback on

Elo sedang berjalan di pinggir taman, saat itu Elo, hanya sendirian sambil menikmati indahnya taman. Elo, melihat seorang gadis kecil yang menangis tersedu-sedu, gadis itu terus menunduk menyembunyikan wajahnya di balik paha mungilnya. 

"Hey, kenapa kau menangis?" tanya Elo, namun gadis itu tak memberi jawaban.

"Hey, aku bertanya padamu," lanjut Elo, 

"Pergi, aku tak butuh siapapun." ucap gadis itu.

"Aku, hanya ingin tahu kenapa kau menangis? Apa ada orang yang jahat padamu?" tanya Elo, gadis itu pun mendongak. Elo, sedikit terkejut saat melihat codet di pipi kiri gadis itu, Elo, nyengir tapi juga kasihan pada gadis itu. 

"Kenapa? Kau takut karena melihat wajahku?" tanya gadis itu.

"Kenapa dengan wajahmu?" tanya Elo, namun bukannya mendapat jawaban, gadis itu langsung berlari pergi.

Keesokan harinya Elo, kembali bertemu dengan gadis itu, Elo tak sengaja berpapasan dengan gadis itu saat pulang sekolah. Gadis itu terlihat menghindari Elo, namun Elo, langsung mengejarnya. 

"Hey, tunggu," ujar Elo, yang menghadang gadis itu. "Kenapa kau menghindariku? Apa kau takut padaku?" tanya Elo. 

"Apa kau tidak malu dekat denganku?" tanya gadis itu balik. 

"Kenapa malu." 

"Aku gadis cacat, wajahku sangat jelek, semua orang memanggilku si buruk rupa, tidak ada yang ingin berteman denganku." 

"Aku mau jadi temanmu," ucap Elo, yang membuat gadis itu terdiam.

"Aku Elo, namamu?" tanya Elo, seraya mengulurkan tangannya untuk berjabat dengan gadis itu. Awalnya gadis itu sangat ragu, tapi lama-lama gadis itu pun menjabat tangan Elo. 

"Namaku Mey," ucap Mey.

"Nama yang cantik, sekarang kita teman," ujar Elo, Mey pun mengangguk lalu tersenyum. Semenjak itulah, pertemanan mereka di mulai. Elo, tidak pernah memilih-milih dengan siapa dia akan berteman, namun Elo, lebih baik menyendiri karena semua teman yang ingin dekat dengannya hanya memanfaatkannya saja, karena Elo, anak dari keluarga terpandang. Sampai akhirnya Elo, bertemu dengan Mey, dan mereka menjadi sahabat. 

  Elo dan Mey begitu dekat hampir setiap hari mereka bertemu, dan bermain, tapi … Ayah Elo, tak suka jika melihat Elo berteman dengan gadis cacat seperti Mey, Elo, pun di bawa paksa meninggalkan kota masa kecilnya dan mereka berpindah ke kota yang lebih besar, Elo dan Mey berpisah, bahkan pada saat hari perpisahan Mey, tidak sempat bertemu dengan Elo, Mey hanya bisa menatap mobil hitam yang membawa Elo, pergi. Walaupun coba mengejar, namun langkah kecilnya tak mampu mengejar mobil itu. Hingga sampai saat ini Mey dan Elo tidak pernah bertemu lagi

Flashback off

Elo, kembali mengingat teman masa kecilnya, Mey yang sama percis dengan Meisie, yang memiliki codet di pipi kirinya. 

"Apa dia Mey?" tanya Elo, pada hatinya. Elo ingin memastikan, apa benar Meisie adalah teman kecilnya. Elo, pun bergegas pergi meninggalkan ruangannya. Elo, ingin bertemu dengan Meisie, berharap mendapat petunjuk tentang sahabat kecilnya yang lama hilang. 

Elo, terus berjalan dengan pandangan yang fokus kedepan, tanpa Elo sadari, bahwa gadis yang di carinya sedang berjalan ke arahnya, yang tak lain adalah Meisie, yang wajahnya sudah menjadi cantik tanpa adanya codetan di wajahnya. 

Meisie dan Elo, jalan berdampingan hanya saja arah mereka berbeda, Elo, berjalan ke arah Meisie, dan Meisie, berjalan ke arah Elo, pada akhirnya keduanya pun hanya saling melewati, Mey sempat membungkuk saat berpapasan dengan Elo, karena Mey tahu Elo adalah bos-Nya, sementara Elo, tak menyadari bahwa gadis itu adalah Meisie. 

...----------------...

Jangan lupa dukungannya ya 🤗

Klik like 👍 Vote, dan favorit jangan lupa🤗.

Komentar cantiknya juga ya 🤗

Terpopuler

Comments

Ika Sartika

Ika Sartika

lanjut

2022-05-18

0

erenn_na

erenn_na

Elo dan Mey

2022-03-29

1

Semet Tipis

Semet Tipis

semangat💪💪 buat updatenya thor😊😊 aku padamu thor😍😍

2022-03-03

1

lihat semua
Episodes
1 Meisie si gadis buruk rupa
2 Face brush
3 Face brush ajaib
4 Hari Baru Di Mulai!
5 Menjadi Idola dalam sekejap
6 Elo
7 Mimpi Buruk
8 Marchelio
9 Kecurigaan Meisie
10 Pahlawanku
11 Pengumuman
12 Bertemu Miekey
13 Firasat
14 Tupperware
15 Mendadak naik jabatan!
16 Ide cemerlang
17 Kedatangan Marchel
18 Topeng
19 Amarah Elo,
20 Pertemuan Sharon dan Marchel
21 Despacito club
22 Masuk jebakan
23 Mendadak jadi putri
24 Ketakutan Farhan
25 Potret
26 Kecemasan Tini
27 Rencana Farhan.
28 Pasar Malam
29 Kedatangan Jimmy
30 Kenyataan pahit
31 Kematian Jimmy
32 Mulai mengaguminya
33 Kebakaran
34 Luka Masa Lalu
35 Seperti nenek sihir
36 Pertemuan
37 Terpesona
38 Jilya
39 Cemburu
40 Jalan sore
41 Ciuman pertama
42 Kekasih
43 Ada aku di sampingmu
44 Pria Misterius
45 Wanitaku
46 Topeng
47 Kekasih Tuan Bos
48 Cahaya sihir
49 Memanipulasi
50 Kabar kematian
51 Persetujuan
52 Kisah lama
53 Menyamar
54 Jadi hantu
55 Kata Hati
56 Sarapan
57 Jaga Jarak
58 Ketakutan Sharon
59 Rencana
60 Dinner
61 Maaf
62 Celoteh Jil
63 Taman Hiburan
64 Melamar
65 Edwin dan Jil
66 Kematian Tini
67 Sidik Jari
68 Tertangkap
69 Make over
70 Direktur Baru
71 Pastel.
72 Hari baru
73 Persiapan sidang
74 Sidang pertama
75 Hukuman Sharon.
76 Keadilan
77 Mimpi
78 Pernikahan
79 Malam pertama
80 Janet
81 Kembali nya Face brush
82 Tanam benih
83 Kesalahan
84 Rencana Siska.
85 Tes DNA
86 Hukuman mati
87 Kembalinya Siska
88 Istri Siri
89 Masih Perawan
90 Aku seorang pembantu
91 Kelemahan Brush
92 Peran Istri
93 Malam panjang
94 Candu
95 Jejak Kiss Mark
96 Penyesalan Gladis
97 Konferensi pers
98 Kedatangan Vera
99 Penyesalan tak ada arti
100 Keputusan Bara
101 Kabar Bahagia
102 Pertemuan Gladis dan Vera
103 Penyelamat
104 Tato Butterfly
105 Minta Bantuan
106 Hancurnya Brush
107 Akhir yang bahagia
108 Life After Married
109 Reveal Death Iseul
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Meisie si gadis buruk rupa
2
Face brush
3
Face brush ajaib
4
Hari Baru Di Mulai!
5
Menjadi Idola dalam sekejap
6
Elo
7
Mimpi Buruk
8
Marchelio
9
Kecurigaan Meisie
10
Pahlawanku
11
Pengumuman
12
Bertemu Miekey
13
Firasat
14
Tupperware
15
Mendadak naik jabatan!
16
Ide cemerlang
17
Kedatangan Marchel
18
Topeng
19
Amarah Elo,
20
Pertemuan Sharon dan Marchel
21
Despacito club
22
Masuk jebakan
23
Mendadak jadi putri
24
Ketakutan Farhan
25
Potret
26
Kecemasan Tini
27
Rencana Farhan.
28
Pasar Malam
29
Kedatangan Jimmy
30
Kenyataan pahit
31
Kematian Jimmy
32
Mulai mengaguminya
33
Kebakaran
34
Luka Masa Lalu
35
Seperti nenek sihir
36
Pertemuan
37
Terpesona
38
Jilya
39
Cemburu
40
Jalan sore
41
Ciuman pertama
42
Kekasih
43
Ada aku di sampingmu
44
Pria Misterius
45
Wanitaku
46
Topeng
47
Kekasih Tuan Bos
48
Cahaya sihir
49
Memanipulasi
50
Kabar kematian
51
Persetujuan
52
Kisah lama
53
Menyamar
54
Jadi hantu
55
Kata Hati
56
Sarapan
57
Jaga Jarak
58
Ketakutan Sharon
59
Rencana
60
Dinner
61
Maaf
62
Celoteh Jil
63
Taman Hiburan
64
Melamar
65
Edwin dan Jil
66
Kematian Tini
67
Sidik Jari
68
Tertangkap
69
Make over
70
Direktur Baru
71
Pastel.
72
Hari baru
73
Persiapan sidang
74
Sidang pertama
75
Hukuman Sharon.
76
Keadilan
77
Mimpi
78
Pernikahan
79
Malam pertama
80
Janet
81
Kembali nya Face brush
82
Tanam benih
83
Kesalahan
84
Rencana Siska.
85
Tes DNA
86
Hukuman mati
87
Kembalinya Siska
88
Istri Siri
89
Masih Perawan
90
Aku seorang pembantu
91
Kelemahan Brush
92
Peran Istri
93
Malam panjang
94
Candu
95
Jejak Kiss Mark
96
Penyesalan Gladis
97
Konferensi pers
98
Kedatangan Vera
99
Penyesalan tak ada arti
100
Keputusan Bara
101
Kabar Bahagia
102
Pertemuan Gladis dan Vera
103
Penyelamat
104
Tato Butterfly
105
Minta Bantuan
106
Hancurnya Brush
107
Akhir yang bahagia
108
Life After Married
109
Reveal Death Iseul

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!