Face brush

Meisie berjalan sejauh 20 km menuju jalan raya, karena tempat tinggalnya berada jauh dengan jalanan kota, rumah neneknya terletak di pedalaman, diantara gang-gang sempit dan rumah kumuh. Sesampainya di jalan raya Meisie harus berjalan kurang lebih 5 km untuk menuju halte bus, karena Meisie tidak punya cukup uang untuk menaiki sebuah taksi. Namun Meisie, tidak pernah mengeluh, Meisie, tetap semangat walaupun harus berjalan kaki. Sesampainya di halte bus Meisie duduk sebentar, sambil meneguk air minum yang selalu ia bawa, karena perjalanan yang cukup jauh membuat Meisie kehausan. 

Meisie mulai merasa tak nyaman, terhadap orang-orang di sekitarnya yang mulai menjauh dan menjaga jarak darinya. Tak sedikit orang yang saling berbisik membicarakannya. Meisie hanya bisa menghela nafas, lalu Meisie kembali memakai maskernya untuk menutupi wajahnya. 

"Seseram itu, kah diriku sampai kalian takut melihat wajahku," batin Meisie. 

"Mungkin besok aku harus memakai topeng untuk menutupi wajahku." gumam Meisie lirih. Lalu Meisie menaiki bus yang baru saja berhenti. 

Sambil menunggu sampai di tempat tujuan, Meisie selalu membawa earphonenya untuk mendengarkan lantunan melodi, hanya inilah temannya teman yang menghiburnya, menemaninya saat kesepian, Meisie mulai mendengarkan lagu-lagu favoritnya, sambil memejamkan matanya. 

15 menit lamanya akhirnya Meisie pun sampai di tempat tujuan, Meisie turun dari bus yang baru saja di naikinya. Arah matanya fokus menatap gedung tinggi yang ada di hadapannya. Sebuah perusahaan besar di ibu kota,

 PT. EL-Gideon Industri, salah satu perusahaan industri yang berkembang pesat dan maju di kotanya. Karyawannya saja sudah beribu-ribu yang bekerja disini. 

"Mey," teriakan seseorang mengejutkannya. Mey langsung menoleh ke arah sumber suara.

"Kau, sudah sampai? Mey, semoga hari ini keberuntunganmu, aku yakin kamu akan di terima dan mendapat jabatan yang sangat bagus, setara kamu, kan sangat pintar nilai mu sangat bagus," ujar Vika, seraya menepuk-nepuk kedua bahu Meisie. Vika adalah teman Meisie semasa sekolah, bisa di bilang teman satu-satunya yang baik dan menerima kekurangannya.

Meisie pun masuk ke dalam bersama Vika, Meisie bergabung bersama pelamar lainnya karena memang perusahaan ini sedang membutuhkan tenaga kerja, jadi tak heran banyak yang melamar.

**** 

Beberapa jam sudah berlalu, Meisie keluar dari sebuah ruangan yang terpampang nama personalia. Wajah Meisie terlihat muram dan sedih, namun bagaimana lagi  Meisie, harus menerimanya. Dengan terpaksa Meisie terima, sebagai seorang OB ( ofice boy ). Hari ini Mey masih bisa pulang sedang, kan besok Meisie sudah mulai bekerja. Meisie berjalan lemas, seakan tak bertenaga, tatapan Meisie juga kosong. Meisie terus berjalan sampai tak melihat seorang pria yang berjalan ke arahnya, pria itu terlihat berwibawa, berparas tampan dan bertubuh tinggi, pria itu berjalan sambil memegang sebuah benda pipih yang di simpan di daun telinganya, pria itu terlihat sedang berbicara pada sambungan telepon. Karena keduanya tidak fokus, hingga terjadilah tabrakan antara tubuh keduanya, membuat Meisie terhuyung, karena tubuhnya tak seimbang Meisie pun hampir jatuh, namun tertahan, karena tangan kekar itu langsung menangkap pinggangnya yang ramping. Pria itu memeluk Meisie dengan erat sampai wajah dan mata keduanya bertemu. Beruntung wajah Meisie tertutup masker kalau tidak, mungkin pria itu akan berteriak. 

Pria itu langsung melepaskan pelukannya, Meisie pun sadar diri dan menjauh dari pria itu seraya meminta maaf. 

"Maaf Tuan," ujar Meisie sambil membungkuk. Pria itu tak menjawab sama sekali, pria itu begitu cuek, dingin dan kaku. 

"Lain kali lihat jalanan dengan benar." Ujar pria itu datar tanpa melihat ke arah Meisie, tangan nya sibuk merapihkan kerah kemejanya, pria itu lalu melangkah pergi melewati Meisie. 

Meisie menghela nafas panjang, hatinya merasa lega, tapi detak jantungnya mulai berdetak tak karuan, Meisie terus menyentuh dadanya, yang berdebar lebih cepat. 

"Siapa pria itu? Aku seperti penah melihatnya tapi dimana?" tanya Meisie pada hatinya. 

Elon Gideon Rakka Mahendra, itulah nama pria itu, pemilik perusahaan industri termuda di dunia. Semua memanggilnya tuan Elo, di usianya yang ke 25 tahun, Elo sudah menjabat sebagai CEO di perusahaan terbesar, PT. EL-Gideon Industri, perusahaan tekstil terbesar di ibu kota, yang menghasilkan beberapa pakaian jadi yang di ekspor ke beberapa tempat di dunia, selain di ekspor Elo juga memasukan barang industrinya ke sebuah mall terbesar milik keluarganya El-Gideon Mall, yang menyediakan beberapa barang-barang bermerk dan ternama. Itulah yang membuat Elo terkenal.

Elo berjalan melewati beberapa departemen, yang di temani seorang pria yang setia mengikutinya. Arkan William, dia adalah asisten pribadinya, yang selalu menemani Elo kemana pun apalagi jika tentang pekerjaannya. Seperti saat ini Elo sedang berpatroli atau mengontrol para karyawannya, karena Elo paling tidak suka dengan pekerja yang asal-asalan, malas-malasan, dan melanggar aturan. Setelah selesai mengontrol, Elo kembali ke ruang kerjanya. 

**** 

Meisie baru saja turun dari bus yang membawanya pulang, Meisie harus berjalan lagi sekitar 15 km untuk sampai ke rumah nenek nya. Lelah sangat lelah, kakinya kini seperti sedang di ikat tali, rasa keram begitu menyiksanya, namun apa daya, Meisie harus tetap berjalan sampai ke rumahnya. Meisie bersenandung ria  seraya berjalan kesana-kemari untuk menghilangkan keheningan sepanjang jalannya. Di ujung sana Meisie melihat seekor kucing yang berada di atas tempat sampah seperti sedang mencari sisa-sisa makanan. Melihat kucing itu Meisie jadi teringat Pusy, kucing kesayangannya yang kini sudah tiada. 

Meisie berlari menghampiri kucing itu, menangkapnya dan memangkunya.

Meong, meong 

"Hai, kau sedang apa? Apa kau kelaparan? Sebentar, aku punya sesuatu untukmu." Ujar Meisie yang menurunkan kucing itu, lalu Meisie mengambil sepotong ayam goreng yang di belinya saat pulang tadi. Meisie memberikan sepotong ayam itu pada kucing itu walaupun Meisie pun belum memakannya. 

"Kau sangat lapar ya! Lucu sekali, aku jadi teringat Pusy," ujar Meisie. Saat Meisie sedang fokus memperhatikan kucing itu, tiba-tiba pandangannya teralihkan pada sebuah cahaya yang terpancar di dalam tempat sampah di depannya. Karena penasaran Meisie pun mendekat dan melihat tempat sampah itu. 

"Apa ini? Waw, cantik sekali dan mengkilap," Ujar Meisie yang mengambil sebuah face brush di dalam tempat sampah itu.

"Siapa yang membuangnya? Barang sebagus ini di buang. Sudahlah mending aku ambil saja, lumayan masih bagus." Ucap Meisie seraya memasukan face brush itu ke dalam tasnya. Meisie kembali berjongkok mengambil kucing yang terlantar itu. 

"Kau ikut pulang denganku ya! Sekarang namamu adalah Pusy, kau akan tinggal bersamaku, oke Pusy," 

Meong, hanya suara itu yang bisa Pusy ucapkan. Meisie memangku Pusy, memeluknya dengan hangat, Meisie berjalan menuju rumah neneknya sambil membelai lembut kepala Pusy. Tanpa Meisie sadari di dalam tasnya terpancar sebuah cahaya, sepersekian detik tas selempang yang di pakainya berubah menjadi baru, terlihat begitu cantik dari sebelumnya, tas yang dulunya terdapat banyak robekan kini robekan itu tertutup dan menghilang. Entah apa yang terjadi di dalam tas itu.

Di tempat lain, Elo, kebingungan mencari kucingnya yang hilang. 

"Mikey, dimana kau," 

"Mikey," Elo, terus memanggil-manggil kucing kesayangannya. Mencarinya di bawah kasur, kursi, balkon, di bawah lemari dan tempat lainnya. Mikey, adalah kucing peliharaan-Nya yang sudah jinak. Mikey, akan selalu menyambut Elo, jika dia pulang bekerja, Miekey, selalu menunggunya di depan pintu. Namun tidak hari ini, Elo, sama sekali tidak melihat Mikey.

...----------------...

Jangan lupa dukungannya ya 🙏😊

Klik like setelah membaca, jangan lupa Vote dan komentarnya juga ya 🤗

Terpopuler

Comments

Senja Kelabu

Senja Kelabu

bagus

2022-05-18

0

Halimah

Halimah

ceritanya bagus

2022-05-09

0

erenn_na

erenn_na

next❤️

2022-03-28

1

lihat semua
Episodes
1 Meisie si gadis buruk rupa
2 Face brush
3 Face brush ajaib
4 Hari Baru Di Mulai!
5 Menjadi Idola dalam sekejap
6 Elo
7 Mimpi Buruk
8 Marchelio
9 Kecurigaan Meisie
10 Pahlawanku
11 Pengumuman
12 Bertemu Miekey
13 Firasat
14 Tupperware
15 Mendadak naik jabatan!
16 Ide cemerlang
17 Kedatangan Marchel
18 Topeng
19 Amarah Elo,
20 Pertemuan Sharon dan Marchel
21 Despacito club
22 Masuk jebakan
23 Mendadak jadi putri
24 Ketakutan Farhan
25 Potret
26 Kecemasan Tini
27 Rencana Farhan.
28 Pasar Malam
29 Kedatangan Jimmy
30 Kenyataan pahit
31 Kematian Jimmy
32 Mulai mengaguminya
33 Kebakaran
34 Luka Masa Lalu
35 Seperti nenek sihir
36 Pertemuan
37 Terpesona
38 Jilya
39 Cemburu
40 Jalan sore
41 Ciuman pertama
42 Kekasih
43 Ada aku di sampingmu
44 Pria Misterius
45 Wanitaku
46 Topeng
47 Kekasih Tuan Bos
48 Cahaya sihir
49 Memanipulasi
50 Kabar kematian
51 Persetujuan
52 Kisah lama
53 Menyamar
54 Jadi hantu
55 Kata Hati
56 Sarapan
57 Jaga Jarak
58 Ketakutan Sharon
59 Rencana
60 Dinner
61 Maaf
62 Celoteh Jil
63 Taman Hiburan
64 Melamar
65 Edwin dan Jil
66 Kematian Tini
67 Sidik Jari
68 Tertangkap
69 Make over
70 Direktur Baru
71 Pastel.
72 Hari baru
73 Persiapan sidang
74 Sidang pertama
75 Hukuman Sharon.
76 Keadilan
77 Mimpi
78 Pernikahan
79 Malam pertama
80 Janet
81 Kembali nya Face brush
82 Tanam benih
83 Kesalahan
84 Rencana Siska.
85 Tes DNA
86 Hukuman mati
87 Kembalinya Siska
88 Istri Siri
89 Masih Perawan
90 Aku seorang pembantu
91 Kelemahan Brush
92 Peran Istri
93 Malam panjang
94 Candu
95 Jejak Kiss Mark
96 Penyesalan Gladis
97 Konferensi pers
98 Kedatangan Vera
99 Penyesalan tak ada arti
100 Keputusan Bara
101 Kabar Bahagia
102 Pertemuan Gladis dan Vera
103 Penyelamat
104 Tato Butterfly
105 Minta Bantuan
106 Hancurnya Brush
107 Akhir yang bahagia
108 Life After Married
109 Reveal Death Iseul
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Meisie si gadis buruk rupa
2
Face brush
3
Face brush ajaib
4
Hari Baru Di Mulai!
5
Menjadi Idola dalam sekejap
6
Elo
7
Mimpi Buruk
8
Marchelio
9
Kecurigaan Meisie
10
Pahlawanku
11
Pengumuman
12
Bertemu Miekey
13
Firasat
14
Tupperware
15
Mendadak naik jabatan!
16
Ide cemerlang
17
Kedatangan Marchel
18
Topeng
19
Amarah Elo,
20
Pertemuan Sharon dan Marchel
21
Despacito club
22
Masuk jebakan
23
Mendadak jadi putri
24
Ketakutan Farhan
25
Potret
26
Kecemasan Tini
27
Rencana Farhan.
28
Pasar Malam
29
Kedatangan Jimmy
30
Kenyataan pahit
31
Kematian Jimmy
32
Mulai mengaguminya
33
Kebakaran
34
Luka Masa Lalu
35
Seperti nenek sihir
36
Pertemuan
37
Terpesona
38
Jilya
39
Cemburu
40
Jalan sore
41
Ciuman pertama
42
Kekasih
43
Ada aku di sampingmu
44
Pria Misterius
45
Wanitaku
46
Topeng
47
Kekasih Tuan Bos
48
Cahaya sihir
49
Memanipulasi
50
Kabar kematian
51
Persetujuan
52
Kisah lama
53
Menyamar
54
Jadi hantu
55
Kata Hati
56
Sarapan
57
Jaga Jarak
58
Ketakutan Sharon
59
Rencana
60
Dinner
61
Maaf
62
Celoteh Jil
63
Taman Hiburan
64
Melamar
65
Edwin dan Jil
66
Kematian Tini
67
Sidik Jari
68
Tertangkap
69
Make over
70
Direktur Baru
71
Pastel.
72
Hari baru
73
Persiapan sidang
74
Sidang pertama
75
Hukuman Sharon.
76
Keadilan
77
Mimpi
78
Pernikahan
79
Malam pertama
80
Janet
81
Kembali nya Face brush
82
Tanam benih
83
Kesalahan
84
Rencana Siska.
85
Tes DNA
86
Hukuman mati
87
Kembalinya Siska
88
Istri Siri
89
Masih Perawan
90
Aku seorang pembantu
91
Kelemahan Brush
92
Peran Istri
93
Malam panjang
94
Candu
95
Jejak Kiss Mark
96
Penyesalan Gladis
97
Konferensi pers
98
Kedatangan Vera
99
Penyesalan tak ada arti
100
Keputusan Bara
101
Kabar Bahagia
102
Pertemuan Gladis dan Vera
103
Penyelamat
104
Tato Butterfly
105
Minta Bantuan
106
Hancurnya Brush
107
Akhir yang bahagia
108
Life After Married
109
Reveal Death Iseul

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!