The Magic Face Brush
Kehidupan seorang gadis yang awalnya penuh dengan hinaan, dan ejekan juga di jauhi semua orang karena wajahnya yang cacat. Namun setelah menemukan sebuah face brush hidupnya berubah, face brush itu mampu mengubah takdirnya.
*******
Kring … kring … kring …
Suara alrm yang begitu nyaring mampu membangunkan seorang gadis yang berada di balik selimutnya. Gadis itu hanya menggeliat, kan tubuhnya, lalu kembali tertidur. Keadaan kamar begitu berantakan, ruangan yang sangat kecil yang hanya muat untuk satu tempat tidur saja. Namun, karena gadis itu memakai kasur yang ukuran paling kecil jadi kamar itu bisa muat untuk menaruh satu buah lemari kecil dan satu buah meja kecil di samping tempat tidurnya, yang biasa di gunakan untuk menyimpan alat kecantikannya, juga untuk menulis, karena gadis itu suka sekali menulis.
Tok, tok, tok,
Kini bukan suara alrm lagi yang mengganggu tidurnya, melainkan suara ketukan pintu dari luar. "Mey, bangun ini sudah siang cu!" seru seorang wanita, suaranya terdengar seperti seorang wanita tua, yah … itu adalah Neneknya.
Meisie, adalah seorang gadis yatim piatu karena kecelakaan kebakaran yang terjadi di masa kecilnya membuat Meisie, kehilangan kedua orangtuanya, selain kehilangan kedua orangtuanya kebakaran itu juga merenggut kecantikan wajahnya. Semenjak itu Meisie, selalu di hina dan di ejek, baik di sekolah maupun di lingkungan rumahnya, ada yang memanggil Meisie, si buruk rupa, gadis cacat, ada juga yang bilang muka cacat.
"Iya Nek, Mey udah bangun kok!" sahut Meisie, yang turun dari tempat tidurnya. Meisie, berjalan ke arah lemari, mengambil sebuah handuk di dalam lemari, lalu Meisie, keluar dari kamarnya menuju kamar mandi. Karena di dalam kamarnya tidak terdapat kamar mandi.
Meisie, berjalan ke kamar mandi yang terletak tak jauh dari kamarnya, Meisie, hanya jalan beberapa langkah saja melewati gang sempit yang terhimpit oleh dua kamar. Karena rumah ini sangat kecil, jadi hanya terdapat dua kamar persegi empat, ruang makan yang di gabung dengan dapur, lalu ruang tamu yang di gabung dengan ruang TV, jadi kalau ada tamu tidak akan jenuh karena bisa sambil menonton TV.
Suara percikan air pun terdengar, itu tandanya Meisie, sudah memulai ritual mandinya. Meisie, hanya melakukan ritual mandinya selama 5 menit saja, setelah selesai Meisie, pun keluar, lalu berjalan menuju kamarnya.
Hari ini Meisie akan kembali melamar pekerjaan, setelah gagal untuk kesekian kalinya, padahal Meisie, gadis yang pintar semasa sekolah, Meisie, selalu mendapat nilai terbaik, tetapi karena kekurangannya itu, Meisie, sulit mendapatkan pekerjaan.
Namun Meisie, tak pernah menyerah, Meisie, terus mencoba dan berusaha.
"Semoga hari ini hari keberuntunganmu Meisie," gumam Meisie, yang menatap dirinya pada pantulan cermin. Sebelum keluar dari kamarnya, Meisie tak lupa memakai maskernya terlebih dulu, jika pergi keluar Meisie suka memakai masker untuk menutupi luka bakar di wajahnya, Meisie tidak ingin membuat orang takut apalagi anak kecil, karena wajahnya terlalu mengerikan.
Kadang Meisie suka tak percaya diri, apalagi saat bertemu dengan lawan jenisnya. Namun sekarang, Meisie sudah terbiasa dan sudah bisa menerima kekurangannya sendiri.
"Pagi Nek," sapa Meisie pada neneknya yang duduk di meja makan.
"Pagi cu, ayo sarapan dulu." Ujar Neneknya, yang sedang mengunyah buburnya.
Seperti biasa, dan setiap harinya Meisie hanya sarapan bubur nasi tanpa lauk atau pun sayuran, hanya ini yang bisa Neneknya siapkan. Meisie tak pernah mengeluh atau pun merajuk meminta makanan yang enak, beruntung Meisie masih punya keluarga, setelah ayah dan ibunya meninggal Meisie tinggal bersama Neneknya yang hanya mengandalkan gaji pensiunnya, hidup mereka memang jauh dari cukup, tapi Meisie tetap bisa melanjutkan pendidikan sampai kuliah karena beasiswa.
"Nek, do'a,kan Meisie ya! Semoga Meisie mendapat pekerjaan, biar bisa bantu Nenek!" ujar Meisie yang menyentuh tangan Neneknya yang sudah keriput.
"Nenek akan selalu mendo'a, kan mu," ujar Neneknya yang tersenyum ke arah Meisie.
"Kalau begitu Meisie pamit Nek,"
"Kamu sudah punya tujuan?" tanya Neneknya.
"Semalam, Vika memberitahuku, ada lowongan di tempat kerjanya, ya … semoga Mey ke terima," jawab Meisie
"Semangat!" ujar Neneknya
"Figthing," ujar Meisie, Lalu melangkah pergi.
"Seandainya, kebakaran itu tidak terjadi, kamu tidak akan melewati masa sulit ini, semoga tuhan memberikan keajaiban untukmu Nak," batin Neneknya yang menatap kepergian Meisie.
10 tahun lalu
Kobaran api meluap, membakar sebuah rumah di komplek perumahan xxx, pada malam itu semua orang sudah tertidur tidak ada yang tahu, bahwa si jago merah sedang melahap sebuah hunian rumah mewah di komplek tersebut. Semuanya dia lahap, tidak ada barang yang tersisa.
Di dalam rumah itu sepasang
suami istri masih terlelap dalam tidurnya, sedangkan seorang gadis kecil menangis sambil memanggil-manggil ibu dan ayahnya. Gadis itu berusia 10 tahun, yang bernama Meisie.
"Mama … papa …." Teriak Meisie, dengan isakan tangis-Nya.
Kobaran api semakin meluas, amarah si jago merah semakin meluap, hingga mampu menyesakan nafas orang yang ada di dalam rumah itu.
"Papa, Papa bangun pa, rumah kita kebakaran." Teriak seorang wanita yang terus menggoyang-goyangkan tubuh suaminya.
"Kebakaran, Ma kita harus keluar ayok." Ajak suaminya yang menarik wanita itu untuk keluar dari kamarnya. Mereka pun teringat dengan putri kecil mereka, dengan segera mereka berlari ke lantai atas menuju kamar putrinya.
"Mama … papa …." Meisie terus terisak, seraya memanggil nama mama dan papanya. Dengan beranikan diri, Meisie berjalan keluar dari kamarnya, isakan tangisnya semakin terdengar dan semakin kencang, saat melihat kobaran api yang begitu besar memenuhi ruangan rumahnya yang luas. Di ujung sana Meisie melihat Pusy, kucing kesayangannya, yang mengeong-ngeong meminta pertolongan.
"Pusy," teriak Meisie. Pusy hanya bisa menyahut dengan suara khas-Nya meong, meong, Karena tak tega melihat Pusy, Meisie pun berlari menuju arah Pusy, tanpa menghiraukan peristiwa yang sedang terjadi.
Brukk,
Satu lampu jatuh mengenai sisi wajah kirinya, beruntung tidak mengenai tubuhnya akan tetapi, lampu itu menyisakan luka yang amat perih pada pipi kiri Meisie. Meisie menjerit kesakitan, dengan tubuh yang terlentang di bawah lantai yang kotor karena abu. Rasa panas dan perih Meisie rasakan, namun Meisie hanya mampu berteriak dan menangis juga berguling-guling di atas lantai itu.
"Mey, Pa itu Mey." Teriak Ibunya yang menunjuk ke arah Meisie. Dengan segera Papa dan Mama Meisie menghampirinya. Rasa panik dan cemas yang mereka rasakan, saat melihat luka bakar yang tedapat di wajah putrinya. Papa Meisie langsung menggendongnya membawa Meisie dan juga istrinya keluar dari rumah itu. Namun, saat hampir sampai di depan pintu puing-puing bebangunan mulai runtuh dan hampir menindih mereka, namun hanya papa Meisie yang tertindih saat itu sedangkan Meisie dan ibunya selamat.
"Papa," teriak Meisie.
Air mata pun tak tertahan dan tumpah, Meisie mencoba berlari untuk menolong papanya, namun, ibunya menahannya. Meisie hanya bisa menangis dan melihat papa tercinta yang sudah tak berdaya.
Krekek, krekek,
Suara bangunan yang hampir roboh kembali terdengar, Meisie langsung di peluk ibunya, Meisie terlihat ketakutan, suara teriakan orang mulai terdengar, Meisie dan ibunya merasa lega, akhirnya ada seseorang yang menolongnya, Meisie dan ibunya bergegas pergi, tapi … saat akan sampai di depan pintu sebuah puing-puing rumah hampir saja roboh dan jatuh mengenainya. Sebelum itu terjadi ibu Meisie langsung melempar Meisie ke arah luar, berharap ada orang yang menolong putrinya, sedangkan dirinya hanya pasrah, saat puing-puing bangunan itu menindih tubuhnya.
"Mama," teriak Meisie, sakit memang sakit sekali tubuhnya, tapi lebih sakit lagi saat melihat kedua orangtuanya tiada. Beberapa orang menghampiri Meisie untuk pergi menjauh dari rumahnya, dan membawanya ke tempat yang lebih aman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Kartika Dewi
mampir thor
2023-07-23
1
Sammeluira
fighting
2023-02-13
1
Nanda Lelo
start 25 Juni 2022,,
ok lanjut
2022-06-27
0