Saat mas Genta akan menjelaskan maksud dari kedatangan kami tiba-tiba dari arah dalam muncul seorang laki-laki kira-kira berusia 56 tahun,mungkin ini adalah ayah dari Lastri
"Wah ada tamu to Bu?"ucap bapak tersebut sambil duduk dikursi
"Eh iya pak mereka ini teman-temannya Lastri,nak Aruni,nak Genta,nak Anin ini bapaknya Lastri"ucap ibu Lastri memperkenalkan bapak Lastri,kami pun segera menyalami tangan bapaknya Lastri
"Saya Genta pak,ini Aruni dan ini Anin"ucap mas Genta
"Oh iya-iya,buk bikinkan minum dulu to"ucap bapak Lastri
"Astaghfirullah ibu lupa pak hehe,sebentar ya"
"Tidak usah repot-repot bu,ibu duduk saja disini kedatangan kami kemari ingin menjelaskan sesuatu hal"ucapku
"Sesuatu?apa itu nduk"tanya ibu Lastri
"Em sebelumnya saya minta maaf ya Bu kalau saya mengungkit-ungkin masalah Lastri,tapi saya ingin bertanya apakah ada hal aneh pada Lastri sebelum ia meninggal bu?"tanyaku pada ibu Lastri
"Hal aneh?tidak tetapi beberapa hari sebelum Lastri meninggal dia sering mengeluh perutnya mual dan sering muntah-muntah,tapi dia bilang hanya masuk angin saja"jelas ibu Lastri pada kami
Aku tersenyum "Sekali lagi saya minta maaf ya Bu,saya harap ibu sama bapak tidak terbawa emosi setelah saya menjelaskan sesuatu tentang Lastri.."
"Sesuatu?apa itu nduk?"tanya bapak Lastri
"Jadi begini bu saya ini seorang indigo begitu juga mas Genta,kemarin saat saya sedang duduk sebuah kebun tiba-tiba arwah Lastri menghampiri saya"ucapku
"Hah arwah Lastri? bagaimana bisa"ucap ibu Lastri
"Sudah Bu tenang dulu,biarkan nak Aruni ini menjelaskan semuanya pada kita"ucap bapak Lastri menenangkan ibu Lastri
Aku menarik nafas panjang "Beliau meminta tolong kepada saya agar bisa mengungkap kematiannya,sebenarnya Lastri itu sedang hamil Bu dan saat Lastri meminta pertanggung jawaban dari kekasihnya,kekasihnya itu malah membenturkan kepala Lastri ke tembok dan menusuk perut Lastri dengan pisau dapur..."jelasku pada mereka
Sudah tak terbayangkan lagi bagaimana terkejutnya kedua orangtua Lastri mendengar penjelasan dariku,bahkan sang ibu tak henti-hentinya menangis
"Apa?hamil ja jadi Lastri itu dibunuh oleh Reno hiks hiks"ucap ibu Lastri sambil terus menangis
"Reno?jadi nama kekasih Lastri itu Reno?"tanyaku
"Iya nak,Reno sudah menjalin hubungan dengan Lastri sekitar 2 tahun dan rencananya bulan ini mereka melangsungkan pernikahan,bapak sangat tidak menyangka Reno tega berbuat semacam ini dan dia juga merekayasa kematian putriku"ucapnya sambil tertunduk lemas
Hati seorang ayah mana yang tak hancur mendengar putrinya yang sangat ia cintai yang ia rawat dari kecil dengan penuh kasih sayang hancur ditangan seorang laki-laki baji***n macam Reno,setelah dia menghamili putrinya dengan tega ia juga melenyapkan nyawa kekasih sekaligus calon anak yang Lastri kandung.
Ibu Lastri tak henti-hentinya menangis aku menengok ke arah Lastri yang ada disisi ibunya,dia juga tak dapat menahan air matanya
"Ibu ndak nyangka Reno tega melakukan itu pada putri kita pak hiks hiks,ibu ndak terima pak ibu ndak terima!Reno harus mendapat hukuman yang setimpal atas ulahnya"ucap ibu Lastri histeris
"Bu,sebelum saya kesini saya sudah menyerahkan barang bukti yang Reno gunakan untuk menghabisi nyawa Lastri,sebuah pisau dan disana ada sidik jari Reno.Insyaallah Lastri akan mendapatkan keadilannya Bu"ucap mas Genta
"Jadi kau sudah menemukan barang bukti itu nak Genta?dimana?"tanya bapak Lastri
"Dirumah kosong didesa X pak,itu tempat dimana Lastri juga ditemukan kan?yang katanya dia meninggal karena begal"ucap mas Genta
"Licik sekali Reno itu,aku tak akan pernah bisa memaafkan nya,tidak sudi aku"ucap bapak Lastri
"Saya harap ibu dan bapak bisa mengikhlaskan kejadian ini semua ya pak bu,kasihan Lastri kalau bapak dan ibu masih belum mengikhlaskan dia"ucapku sambil menepuk-nepuk pundak ibu Lastri
"Berat nduk berat,dia anak kami satu-satunya dan sekarang Lastri sudah tidak ada"ucap ibu Lastri
"Saya tahu ini berat untuk bapak dan ibu tapi mencoba mengikhlaskan itu lebih baik bu,agar Lastri juga bisa tenang dialam sana"ucapku
"Iya nak ibu sama bapak akan mencoba ikhlas,tapi untuk masalah Reno dia harus mendapatkan hukuman yang setimpal"
"Iya bu ibu tenang saja itu semua sudah ada yang mengurus,biarkan pihak berwajib yang mengurusnya"ucap Anin
"Dan jika nanti hasil dari kepolisian mengenai sidik jari tersebut sudah keluar,saya akan memberitahu bapak dan ibu"ucap mas Genta
"Terimakasih untuk semua,kalau kalian tidak kesini dan tidak memberitahu kami perihal kejadian yang sesungguhnya kami tidak akan pernah tahu,sekali lagi bapak ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya"ucap bapak Lastri
"Iya pak sama-sama selagi saya,mas Genta dan Anin bisa membantu pasti akan saya bantu.Saya senang dapat membantu sesama"ucapku
Kulihat Lastri kini masih meneteskan air matanya disamping sang ibu,sungguh aku tak tega melihat semua kejadian ini.
"Ya sudah bu pak kalau begitu kami semua mohon pamit karena ini juga sudah mau sore,nanti takutnya waktu sampai dirumah kemalaman"pamit mas Genta pada bapak dan ibu Lastri
"Iya-iya terimakasih ya sekali lagi maaf sudah merepotkan kalian semua"ucap ibu Lastri
"Ah tidak bu sama sekali tidak merepotkan,kami sangat senang dapat membantu Lastri untuk mendapatkan keadilannya,nanti jika polisi sudah menyelesaikan perihal sidik jari tersebut kami akan menghubungi bapak dan ibu kembali"Ucapku
"Iya nak terimakasih ya"ucap bapak Lastri yang sudah mengantar kami ke halaman depan rumah
"Kalau begitu kami pamit bu pak, assalamualaikum"pamit Anin pada kedua orangtua Lastri
"Waalaikumsalam hati-hati ya kalian"
Kamipun segera melanjutkan perjalanan untuk kembali ke rumah,hari ini sungguh melelahkan tapi tidak masalah karena aku bangga dapat membantu mengungkap misteri kematian Lastri
"Kasihan ya bapak dan ibunya Lastri,aku tadi tidak tega melihat ibunya yang histeris seperti itu"ucap Anin disela-sela perjalanan kami
"Iya sungguh tega sekali laki-laki itu"ucapku sambil memandangi pemandangan sore didesa A
"Lelaki memang seperti itu,hanya mau enaknya saja pas disuruh tanggungjawab eh malah kaya gini,huh sungguh menyebalkan"gerutu Anin
Mas Genta menggelengkan kepalanya "Tapi tidak semua laki-laki seperti itu Anin"
"Iya contohnya kamu kan mas"ucap Anin tetapi tatapan matanya melirik ke arah ku
"Ya bisa dibilang seperti itu"jawab mas Genta sambil tersenyum
"Ehem mas kira-kira lama ndak ya kita sampai dirumah?"tanyaku pada mas Genta
"Halahh mengalihkan pembicaraan"cibir Anin
"Ih apasi kamu"
"Em mungkin butuh waktu sekitar 2,5 jam Run itupun kalau nanti dijalan besar tidak macet"ucap mas Genta
"Ah iya ini kan jam pulang kantor ya, mudah-mudahan saja tidak macet"
"Kamu sudah memberitahu ibumu kan Run kalau mungkin nanti pulangnya malam"tanya mas Genta
"Belum sih mas,tapi tumben ibu tidak menelfonku"ucapku sambil melirik ponselku
"Ya karena tadi aku sudah bilang ke ibu,mungkin ibu sudah bilang ke budhe kalau kita pulangnya malam"ucap Anin
"Ah begitu,pantas saja"
"Run, dimana teman gaibmu itu si hantu bulee"tanya Anin tiba-tiba
"Kenapa kau tiba-tiba menanyakan soal Sander?"ucapku sambil melirik ke arah kursi belakang
"Hanya ingin tahu saja"
"Tuh diatas mobil lagi rebahan dia,seneng banget kalau diajak jalan-jalan pakai mobil"
"Memangnya dia duduk diatas mobil tidak akan jatuh ya?"tanya Anin dengan polosnya
Mas Genta tertawa terbahak-bahak "Anin-anin ya kalau dia jatuh dia juga ndak bakal lecet atau luka-luka bahkan dia juga tak mungkin mati,kan dia itu hantu"
"Ah iya benar juga,kenapa aku tak berpikir sampai kesitu sih.."ucap Anin sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal
"Ya karena yang ada dipikiran mu hanya makanan,makanan,dan makanan"ledek ku
"Ndak makan mati bestie"ucap Anin sambil memakan snack kentang
Aku hanya menggelengkan kepala
🍂
🍂
🍂
🍂
Stay tune ya !!
Jangan lupa like,komen,kasih bunganya juga.
Yang banyak juga gapapa kok,biar nanti dijadiin kebon sekalian sama author hihii 😜💗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Anonymous
ngga tegaaa
2024-11-06
5
cocohazell__
Lanjut thor
2022-03-11
5