MEREKA SEMUA TEMANKU

MEREKA SEMUA TEMANKU

Pindah

Hari ini adalah hari terakhirku berada di kota karena sore nanti aku, ibu dan ayah akan pindah ke desa Simbah putri ku. Selain itu adalah permintaan dari Simbah, kepindahan kami dari kota ke desa bukan tanpa alasan. Ayah baru saja mendapat proyek besar disana.

Akupun tidak masalah harus pindah sekolah karna disana ada sepupuku, Anin namanya dan aku akan puas bertemu dengan Simbah putri dan budhe Ratih tanpa harus melalui drama rindu panjang lagi hehehe.

"Nduk, sudah semuanya disiapkan.?" Tanya ibuku saat memasuki kamarku.

"Sampun ibu, beres." Aku mengacungkan jempol.

Ibu duduk ditepi ranjang kasur kamarku, sambil mengusap rambutku beliau berkata

"Nduk, kamu ndakpapa kan harus pindah sekolah.?"

"Lho ibu ini kenapa sih, ya jelas nggak papa bu. Runi seneng banget malah bisa deket terus sama Simbah, Budhe, Anin, Eyang Gitarja, Eyang putri. Ibu nggak usah khawatir buu. Jawabku meyakinkan ibuku

"Sukur nduk kalo kamu ndak keberatan, ibu seneng dengernya. Yowes, sekarang kamu mandi dandan yang cantik jam 4 kita jalan ya cah ayu."

"Nggih ibu."

Setelah Aruni menyelesaikan pekerjaannya memasukan baju kedalam koper, ia memandangi setiap sudut kamarnya. Tak terasa 17 tahun sudah ia menempati kamar ini suka duka ia curahkan disini, sekarang ia harus berpisah dengan ruangan bernuansa putih abu-abu tersebut. Aruni pergi ke kamar mandi untuk mandi karna sebentar lagi ia dan keluarganya akan segera berangkat ke desa Simbah.

"Aruni.... Nduk cepetan, ayah udah nunggu ini loh" Teriak sang ibu dari depan rumah.

"Nggih bu sebentar lagi." Aku lari terpogoh-pogoh ke halaman depan rumah dengan membawa 2 koper.

"Hehe sudah."

"Cuma dua koper ini nduk, nggak ada yang tertinggal lagi?" Tanya ayahku sambil memasukan koper ke bagasi mobil.

"Sudab ayah, hanya 2 saja." Jawabku.

"Yowes,masuk ke mobil sana."

Perjalanan dari kota menuju desa Simbah memakan waktu yang lumayan walaupun menggunakan mobil, kurang lebih 4-5 jam.

Ku tengok kanan-kiri pemandangan sore diujung kota ini, sambil mengucap dalam hati "selamat tinggal kota" saat melewati gapura perbatasan antara kota dan desa.

Karena kami berangkat jam 4 sore, jadi jalanan ini tidak terlalu ramai. Jalan yang kanan dan kirinya hanya ada pohon-pohon besar berjejer mungkin kalau cuaca panas di siang hari pohon ini akan melindungi dari panasnya sinar matahari.

Selama perjalanan aku hanya sibuk memainkan ponselku, dan sesekali menjumpai warung makan dipinggir jalan. Tak terasa aku sudah sampai di depan gapura desa Simbah aku melirik jam ahhh ternyata sudah jam 8 malam, sungguh perjalanan yang tidak terasa, mungkin karena aku menyibukkan diri dengan ponsel hehehe.

Perasaan aneh muncul saat mobil ayah mulai memasuki gapura desa, aku merasa seperti banyak sekali pasang mata yang sedang mengawasi pergerakan kami.

"Ayah, bu kok Runi merinding ya." Ujarku sambil mengusap tengkuk.

"Mungkin kamu kedinginan nduk, makanya jaketnya dipakai."

"Bukan merinding seperti itu Bu, tetapi..." Ucapanku terpotong oleh ayah.

"Hustttt sudah-sudah, nggak ada apa-apa nduk cah ayu. Ibumu bener mungkin kamu kedinginan.

"Sudahlah mending kamu tidur, satu jam lagi kita sampai dirumah Simbah." Kata ibu

"Nggih bu." Aku mencoba menutup mataku dan berbalik kesamping kaca, betapa terkejutnya aku waktu membuka mataku, sesosok poci sedang menempel dikaca tengah dengan senyum yang sangat menakutkan.

"Aaaaakhhhhhhhh pociiiiiiiiiii ibu poci Bu pociiiiiiiiii." Teriakku sambil menutup mata dengan tangan.

Ningrum dan Sena terkejut dengan teriakan sang putri, reflek Sena mengerem mobilnya dan menoleh ke belakang.

"Kamu kenapa si nduk?" Tanya ayah khawatir.

"Ayahhh pocong ituu." Tunjuknya ke arah jendela.

Ibu dan ayah saling memandang heran, mereka tak melihat apa-apa disana.

"Udah udah kamu itu pasti cuma halusinasi saja cah ayu, nggak ada apa-apa kok."

Aku hanya mengangguk pelan sambil menutup kembali mataku, mengigat sosok yang baru saja menampakkan wujudnya tepat didepan wajahku membuat diriku masih syok.

"Ada apa ini kenapa dengan diriku, kenapa aku bisa melihat dan merasakan kehadiran mereka?" Tanyaku dalam hati.

Ya,aneh memang selama ini aku tidak pernah mengalami hal tersebut tapi kenapa semenjak melewati gapura desa Simbah aku dapat merasakan kehadiran mereka, bahkan melihat mereka dengan mata kepalaku sendiri.Ahhh kepalaku pusing rasanya memikirkan hal ini, tak terasa akupun tertidur.

"Nduk bangun, kita sudah sampai di rumah Simbah." Ucap ibu sambil menggoyang-goyangkan bahuku.

"Emmmmm hoammmmmm sudah sampai ya Bu?

"Iya nduk."

"Aruni,Simbah kangen." Suara yang tak asing itu keluar menyambutku saat aku turun dari mobil.

"Simbahhhhhhh aaaaa Runi juga kangen banget sama simbah." Ucapku dalam dekapan hangat Simbah

"Simbah lebih kangen lagi sama kamu nduk." Ia mengusap-usap pucuk kepala Aruni.

"Ehem berarti kangennya cuma sama Simbah? sama budhe ndak nih."

"Eh sama budhe juga." Ia langsung menghamburkan tubuhnya kepelukan budhe Ratih.

"Halahh kalo baru diomong langsung kamu itu."

"Hehe,budhe Anin mana?"

"Anin lagi nginep dirumah temennya nduk besok baru pulang, udah sekarang masuk terus kita makan sama-sama, budhe udah masak makanan kesukaannya Runi." Kata budhe Ratih sambil menyentuh dagu gadis tersebut.

"Wahhhh balado kentang sama perkedel, aaaaaa makasi budhe."

Saat Runi sudah duduk dan mengambil piring, ibu menahannya.

"Eitssss ndak boleh, ganti baju dulu cuci muka cuci tangan baru boleh makan."

"Yahh ibu Runi udah laper loh padahal, ya sudah iya-iyaa." Aku berjalan malas ke kamar Anin yang akan menjadi kamarku juga.

Aku ambil baju handuk dan sabun mukaku lalu pergi ke kamar mandi yang ada dibelakang. Awalnya tidak terjadi hal aneh saat aku membersihkan diri dikamar mandi ini tetapi sesuatu mulai menggangguku saat aku mulai mencuci mukaku.

"Kok aku jadi merinding seperti ini..." Kataku sambil terus menggosok muka dengan sabun cuci muka yang beraroma jeruk itu.

Aku masih mencoba untuk positif thinking mungkin karena ini sudah malam dan airnya sedikit dingin sehingga aku merasa merinding, namun ternyata saat aku mulai membasuh mukaku dengan air mengalir dan membuka mata, sekelebat bayangan hitam muncul didepanku dengan tawa yang sangat mengerikan.

"Aaaaaaakkkkhhhhhhhh ibu ayah, budhe, simbah ada hantuuuuuuu ayahhh tolong Runiiiiiiiiiiiiiii." Aku menutup mataku dengan tangan dan berlari ke pojokan kamar mandi.

Semua keluarga yang ada dimeja makan pun kaget mendengar teriakanku dan langsung menuju kamar mandi,beruntung pintu kamar mandi tidak aku kunci.

"Kenapa nduk kamu kenapa sayang?" Tanya ibu khawatir

"hiks hiks ibuuu ada hantu buuu hiks hiks."

"Hantu apa ndukk, ndak ada apa-apa lho disini."

"Tapi tadi ada bu, hantu itu ketawanya serem bangett hiks hiks." Runi masih terus saja menangis.

"Sudah sudah ayo kita ke meja makan lagi, Runii Ndak ada apa-apa nduk tadi itu cuma ada yang iseng aja sama kamu." Kata Simbah

Mereka semua pun kembali ke meja makan tanpa ada yang bersuara dan duduk di kursi masing-masing, Aruni masih syok dengan kejadian tadi dikamar mandi.

"Runii nggak papa sayang, kalau kamu takut mereka akan terus mengganggumu."

"Tapi mbah sudah dua kali Runi melihat mereka, apa ini mbah kenapa sama Runi."

"Iya Bu, tadi waktu perjalanan kita kemari pas digapura desa ini Runi melihat ada makhluk yang jail ke dia." Sambung sang ayah pada Simbah putri

"Ndak ada apa-apa itu hanya kebetulan mungkin."

"Ndak mbah, kalau kebetulan kenapa harus sampai dua kali Runi melihat mereka dengan jarak waktu yang tidak lama."

"Yowes, gini aja sekarang kita makan dulu istirahat besok Simbah akan telfon eyang Gitarja untuk datang kesini dan bertanya ada apa sama kamu, tapi sekarang Runi makan dulu abis itu tidur ya."

"Nggih simbah."

Dan mereka pun makan dengan tenang setelah selesai makan malam dan membereskan semuanya, mereka pun tidur dikamar masing-masing. Untunglah dari malam Aruni tidur sampai pagi tidak ada kejadian-kejadian aneh yang dialami olehnya.

🍂

🍂

🍂

To be continue readers 💗

Dukung terus karya aku ya !! 💗

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

selalu suka sama cerita horror yang masih ada unsur jawa-jawanya /Heart//Heart//Heart/

2024-11-09

1

Rusliadi Rusli

Rusliadi Rusli

wkwkkwkk

2023-05-31

8

💎hart👑

💎hart👑

👣👣👣

2022-05-31

4

lihat semua
Episodes
1 Pindah
2 Anin,kangen!
3 Sudah terbuka
4 Adaptasi
5 Daftar sekolah
6 Tentang Sander
7 Leluhur
8 Visual
9 Hantu Lastri
10 Bertemu Genta
11 Barang bukti
12 Sidik jari
13 Menjelaskan
14 Terungkap
15 Hari pertama sekolah
16 Genderuwo Hijrah
17 Memperkenalkan
18 Pocong caper
19 Pocong caper 2
20 Welcome to the genk cong-cong!
21 Kedatangan mas Genta
22 Bukan up
23 Misi pertama the ghost genk
24 Tentang pak Karman
25 Kekhawatiran keluarga
26 Mengintai
27 Mengintai 2
28 Iba.
29 Sikap Alif.
30 Kecurigaan Alif
31 Anak yang kuat
32 Tak yakin
33 Mimpi simbah
34 Sehelai rambut
35 Sehelai rambut 2
36 Mendapatkannya
37 Serangan pertama
38 Gagal
39 Perubahan Sikap Alif
40 The ghost genk genit
41 Teman Baru
42 Kecemburuan Genta
43 Bimbang
44 Pergi Dengan Alif
45 Genta tau
46 Sikap Yang Berbeda
47 Ancaman Ki Braha
48 Berbaikan
49 Ketulusan Hati Alif
50 Kejujuran Raka
51 Alasan
52 Berkunjung
53 Kemarahan Ki Braha
54 Kemarahan Ki Braha 2
55 Menceritakan semuanya
56 Galau
57 Jadi Bagaimana?
58 Terkapar Tak Berdaya
59 Titik Lemah Ki Braha
60 Siuman
61 Sedikit Tentang Keluarga Jin
62 Lengah
63 Jangan Ngeyel
64 Perjuangan Uwo-uwo
65 Tentang Perasaan
66 Menyiapkan Strategi Terbaik
67 Sander Hantu Shamming!
68 Ucapan Terimakasih Pak Karman
69 Sander Rindu Mami Papi
70 Berhasil
71 Siap Menyerang Raja Jin!
72 Aruni Diculik!
73 Paniknya Keluarga
74 Pergi Ke Alam Jin
75 Berperang
76 Musnah
77 Kembali Pulang
78 Bertemu Keluarga
79 Menentukan Pilihan~ END
80 UCAPAN TERIMAKASIH~
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Pindah
2
Anin,kangen!
3
Sudah terbuka
4
Adaptasi
5
Daftar sekolah
6
Tentang Sander
7
Leluhur
8
Visual
9
Hantu Lastri
10
Bertemu Genta
11
Barang bukti
12
Sidik jari
13
Menjelaskan
14
Terungkap
15
Hari pertama sekolah
16
Genderuwo Hijrah
17
Memperkenalkan
18
Pocong caper
19
Pocong caper 2
20
Welcome to the genk cong-cong!
21
Kedatangan mas Genta
22
Bukan up
23
Misi pertama the ghost genk
24
Tentang pak Karman
25
Kekhawatiran keluarga
26
Mengintai
27
Mengintai 2
28
Iba.
29
Sikap Alif.
30
Kecurigaan Alif
31
Anak yang kuat
32
Tak yakin
33
Mimpi simbah
34
Sehelai rambut
35
Sehelai rambut 2
36
Mendapatkannya
37
Serangan pertama
38
Gagal
39
Perubahan Sikap Alif
40
The ghost genk genit
41
Teman Baru
42
Kecemburuan Genta
43
Bimbang
44
Pergi Dengan Alif
45
Genta tau
46
Sikap Yang Berbeda
47
Ancaman Ki Braha
48
Berbaikan
49
Ketulusan Hati Alif
50
Kejujuran Raka
51
Alasan
52
Berkunjung
53
Kemarahan Ki Braha
54
Kemarahan Ki Braha 2
55
Menceritakan semuanya
56
Galau
57
Jadi Bagaimana?
58
Terkapar Tak Berdaya
59
Titik Lemah Ki Braha
60
Siuman
61
Sedikit Tentang Keluarga Jin
62
Lengah
63
Jangan Ngeyel
64
Perjuangan Uwo-uwo
65
Tentang Perasaan
66
Menyiapkan Strategi Terbaik
67
Sander Hantu Shamming!
68
Ucapan Terimakasih Pak Karman
69
Sander Rindu Mami Papi
70
Berhasil
71
Siap Menyerang Raja Jin!
72
Aruni Diculik!
73
Paniknya Keluarga
74
Pergi Ke Alam Jin
75
Berperang
76
Musnah
77
Kembali Pulang
78
Bertemu Keluarga
79
Menentukan Pilihan~ END
80
UCAPAN TERIMAKASIH~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!