GADIS MANDIRI.
• CLARA POV ❤️
Menjadi orang baik tidak lah mudah, menjadi kuat juga tidak lah semudah yang setiap orang lain kira. Terkadang rasa ingin menyerah dan putus asa sudah pasti ada, tapi bagaimana jika kita di rendahkan oleh orang lain, di ragukan kemampuan kita, di hempas kan mental kita sedalam lautan samudra? siapa yang menguatkan kita kalau bukan diri kita sendiri.
Memang menjadi orang tegar tidak berjalan mulus, pasti ada setiap tanjakan dan lubang dalam setiap perjalanan menuju kedamaian. Menjadi orang hebat sama lah tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan, ribuan kilometer menempuh perjalanan mencari kabar, tetes demi tetesan peluh membasahi tubuh, rasa lelah dan haus dahaga berdampingan mengiringi langkah. Lalu bagaimana mereka bisa sukses? Karena tekad semangat dan terus mencoba adalah salah satu nya hal utama seseorang bisa sukses, selalu belajar dari kegagalan dan siap menerima kritikan orang lain.
Aku akan buktikan jika aku mampu melewati setiap kerikil yang terus menghalangi langkah ku untuk sukses, tak peduli seberapa pedih cercaan orang menilai ku seperti apa, karena mereka tidak tau jalan hidup ku seperti apa. Mereka hanya bisa berkomentar tanpa tau kenyataan nya bagaimana aku menjalani hidup yang jauh dari orang tua.
Bukan nya aku tak ingin bersama kedua orang tua ku, aku hanya ingin membuat kedua orang tua ku bangga melihat ku sukses, tanpa kekayaan keluarga ku yang sudah dari mendiang kakek sampai Daddy yang menjalankan bisnis terus aku nikmati begitu saja? tentu saja tidak seperti itu, memang keluarga ku memiliki bisnis yang sangat berkembang pesat di daerah yang keindahan nya di kenal bahkan di kenal hingga ke mancanegara, di mana daerah tempat orang tua ku berbisnis sangat di kenal dengan pantai nya yang indah dan wisata kuliner juga para turis asing yang menjadi point' plus nya.
" Hoaaamm sudah pagi rupa nya hemm ternyata aku selelah ini ya sampai tak menyadari alarm sedari tadi berbunyi." Sembari menguap pelan Clara mematikan jam Beker yang sedari tadi berbunyi di atas meja nakas kamar nya.
Tak lama suara ketukan pintu terdengar dari luar kamar nya.
Tuk tuk tuk
" Permisi nona, apa nona sudah bangun?" Panggil pelayan dari luar.
" Iya bi saya sudah bangun tunggu sebentar." Ucap nya sedikit berteriak.
Clara membuka pintu kamar nya dan melihat pelayan nya membawa sarapan pagi.
" Ini saya bawakan sarapan buat nona Ara, saya khawatir nona gak sarapan maka nya saya bawakan saja ke kamar nona."
" Terimakasih ya bi, maaf Ara telat bangun tidur hehehe semalam Ara belajar buat persiapan ujian Nasional maka nya sampai larut malam." Ucap nya sambil menguap pelan.
" Duh Gusti kasihan nona, ya sudah nona segera mandi biar bibi yang siapkan semua keperluan nona."
" Makasih banyak ya bi kalau gitu Ara mandi dulu."
Clara bergegas berjalan menuju kamar mandi, sementara pelayan yang tadi mengantarkan sarapan untuk Clara membantu membereskan tempat tidur nya dan menyiapkan baju sekolah Clara.
...----------------...
Di rumah kebesaran keluarga Radiansyah, saat ini mereka semua berkumpul bersama di meja makan untuk sarapan pagi bersama.
" Siapa ya yang kemarin rayu-rayu biar gak ketahuan beli cilok." Dev sengaja menyindir Dav yang sangat menyukai cilok, Dav meminta ijin kepada nya agar bisa beli cilok sekaligus tidak memberitahukan ayah dan bunda nya.
" Davita Saraswati apa kamu beli cilok lagi nak?" Tanya tuan Hazlan kepada putri kecil nya yang langsung menunduk saat di sindir kakak nya.
" Ayo jawab nak bunda gak marah kok sayang." Bunda Sita sangat paham jika putri kecil nya ini sangat menyukai jajanan itu.
Namun tiba-tiba saja Dav menangis meraung karena sudah ketahuan, sudah pasti ia akan di marahi ayah nya, apalagi tuan Hazlan sangat tidak ingin anak nya memakan makanan yang tidak sehat.
" Huaaaaaaa hiks huuuuuuhhhhh."
Dav menangis kuat bahkan pipi nya sampai memerah dan kedua sisi mata nya bengkak.
Sontak membuat ketiga orang yang ada di meja makan panik sendiri terutama Dev.
" Loh dek kok nangis, kan ayah nanya aja sayang gak di marahin, maafin kakak ya cup cup cup." Ucap Dev yang sedikit merasa bersalah, lalu ia mengusap lembut kepala adik kecil nya.
" Ayah gak marah nak, ayah kan nanya aja kalau di makan ayah gak masalah tapi kalau di buang baru ayah marah."
Tuan Hazlan memeluk tubuh Dav yang masih sesugukkan di meja makan.
" Sayang cup cup cup jangan nangis dong, nanti kita beli ya pas kamu pulang sekolah ya sayang."
Rasa ingin tertawa saat melihat putri kecil nya menangis, tapi bunda Sita juga tidak tega melihat wajah putri nya sudah memerah apalagi mata nya bengkak karena terlalu lama menangis.
" Maa..aafin Dav ayah bunda hiks huuuuuuhhhhh,,,, Dav selalu beli itu setiap hari, tapi Dav makan kok sampai habis gak di buang-buang." Ucap nya sesugukkan.
" Iya sayang bunda tau kok maka nya badan kamu buntal hihihi."
" Ini juga nih pipi nya kayak bakpao bulat banget, pingin bunda gigit aja pipi kamu ihhh gemes nya." Bunda Sita mencubit gemas pipi Dav yang melembung sepeti kue bakpao
Duh gemes banget sih anak gadis ku ini, jangan cepat besar ya nak, bunda gak ikhlas kamu cepat besar.
" Iiihh bundaaa nanti pipi aku makin besar tauuu." merajuk nya.
Sementara mereka tertawa melihat tingkah lucu Dav, apalagi sempat merajuk. Duhh makin tambah menggemaskan ya kan.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Bintang Laut
Hahaha nangis dia karena beli cilok,
2022-08-04
1
Lina Zascia Amandia
Datang lagi meramaikan ceritamu. Semangat Othor...
2022-06-26
1