Diluar Rencana

Kanaya membawa pesanan Bagas dan Queen saat Bagas menerima telpon "Baik aku kesana sekarang" Bagas melihat Kanaya yang sedang menyimpan cake strawbery pesanan Queen "Mommy bisakah kamu menjaga Queen sebentar" Kanaya melotot saat Bagas bicara begitu keras hingga pandangan orang orang menuju kearahnya "Ayolah mom,aku ada rapat sebentar mana mungkin aku membawa anak kita,apa kamu setega itu?"

"Apa yang kau.." Kanaya membentak Bagas,

sontak saja terdengar bisikan para pengunjung yang mencemooh Kanaya, Bagas menyeringai lalu kembali berkata.

"Tak akan lama hanya satu jam, aku berjanji akan kembali menjemput ...anak kita.. aku tau kamu sedang bekerja, aku tak melarang hanya saja bisakah luangkan waktu untuk anak kita, padahal tanpa kamu bekerja pun aku masih bisa menghidupi kalian " Bagas sudah melihat wajah Kanaya pucat saat Bagas menekankan kata anak kita.

"Sebentar aku bukan..." Kanaya gelagapan sambil melihat sekitarnya,yang menatap Kanaya dengan pandangan meremehkan.

"Queen mau kan tunggu bersama mommy sebentar, papa ada urusan, nanti papa akan jemput Queen lagi"

"Oteh.." Queen bahkan sudah sibuk dengan cake strawbery nya dengan mulut belepotan.

"Baiklah mommy jaga anak kita ya!" tanpa rasa bersalah Bagas bahkan mengecup kening Kanaya lalu pergi dengan santai keluar Cafe, Bagas tersenyum puas saat bisa melihat wajah Kanaya yang merah karna marah.

Kanaya duduk lemas dikursi depan Queen, saat Bagas sudah keluar dari Cafe anak itu bahkan tak menghiraukan ayahnya yang pergi meninggalkannya.

"Mbak udah punya suami ganteng,pekerja keras,masih mau kerja sendiri, malah anak gak keurus kan kasian mbak" seorang wanita menggelengkan kepala sambil berjalan melewati Kanaya.

"Astaga.. aku bisa gila" Kanaya mengacak rambutnya, lalu celingak celinguk sambil tersenyum canggung kearah pengunjung yang masih menatapnya tajam.

"Hei.. siapa tadi nama kamu?" setelah memperhatikan Queen beberapa saat Kanaya mulai bertanya.

"Tuiin"

Kanaya ingin tertawa saat mendengar aksen yang diucapkan Queen belum jelas, ah anak ini memang menggemaskan.

"Baiklah Tuiin kenapa mama kamu gak ikut?"

"Tuiin momii"

"Iya kan Tuin" Queen sudah cemberut, hingga Kanaya tertawa "Baiklah Queen kenapa mama kamu gak ikut?"

"Mama calon, bial tantik" Kanaya membelalakan matanya lalu mengumpat dalam hati.

'Sialan mereka pergi dengan urusan masing masing lalu aku yang harus jadi baby sitter bocah ini,awas kalian'

"Momii ladih.." ucapan Queen membuyarkan lamunan nya, Queen menyodorkan piring bekas cakenya.

"Lagi?" Queen mengangguk lalu bertepuk tangan senang.

Bagas sedang tersenyum membayangkan wajah Kanaya yang sedang mengumpatnya sekarang,gadis itu pasti sangat menggemaskan, ia sengaja meninggalkan Queen bersama Kanaya disana, tidak ada cara lain selain memanfaatkan Queen karna Kanaya yang terus saja menghindar dan tak mau mendengar penjelasannya,jadi mau tak mau ia akan mengikatnya lewat Queen.

"Roni sudah satu jam, sekarang jemput mereka kemari!" Roni mengangguk lalu berlalu dari hadapan Bagas.

"Akan ku pastikan kamu mendengarku sekarang"

Sudah satu jam, Kanaya mengasuh Queen, namun Kanaya belum melihat tanda tanda bahwa Bagas akan datang.

Kanaya terus mengumpat ini sudah hampir jam makan siang sedangkan dari tadi dia tak fokus bekerja hanya menunggui Queen, beruntung Queen tak rewel,anak itu menggemaskan dan disukai banyak orang termasuk pekerja Cafe, mereka bergantian bermain dengan Queen.

Mata Kanaya memicing saat melihat asisten Bagas keluar dari mobilnya, Bagas sialan dia malah menyuruh asistennya yang datang tapi apa pedulinya yang penting Kanaya bisa kembali bekerja tanpa harus menjaga Queen.

"Selamat siang nona, saya datang untuk menjemput anda dan nona Queen" Kanaya mengeryit.

"Kenapa dengan aku?"

"Tuan memerintahkan agar saya menjemput kalian"

"Apa rencana tuanmu itu?"

"Maaf nona saya tidak mengerti.."

"Baiklah tunggu sebentar" Kanaya masuk keruangan Bima untuk izin pulang hari ini karna ada urusan mendesak.

Setelah Bima mengiakan, Kanaya berjalan menghampiri Roni dengan Kanaya di gendongannya, Kanaya mendudukan Queen di kursi khusus anak yang tersedia.

Roni masih berdiri menunggu Kanaya masuk, namun Kanaya malah berkaca pinggang dan menatap tajam pada Roni.

"Masuk..!" perintah Kanaya.

"Huh..?"

"Aku bilang masuk, duduk sebelah Queen"

"Tapi nona"

"Kalau kamu gak mau saya tinggal teriak trus bodyguard daddy bakalan dateng kesini keroyok kamu"

Roni meringis "Saya lebih takut tuan saya nona" Sebenarnya Roni juga takut dengan Kanaya, sifat Kanaya yang sedikit bar bar, hingga Roni menebak nebak akan apa dia sekarang,terakhir kali ia merasakan cekikan di lehernya dan itu sangat kuat.