Pertemanan

Tio menghentikan laju mobilnya didepan sebuah Apartemen tempat sekretarisnya tinggal.

" kau tinggal disini ??" tanya Tio dengan suara datar.

" iya pak. maaf, apartemen saya memang lumayan jauh."jawab Hany dengan tersenyum

" oh..ya sudah apa kau tidak mau turun ??" ujar Tio, hingga membuat Hany gelagapan.

" i..iya." Hany segera membuka pintu mobil Tio dan keluar.

Tanpa berkata apapun lagi, Tio menancapkan pedal gasnya meninggalkan tempat itu.

Hany hanya mendegus seraya bergumam kecil. "kenapa merayu bos didunia nyata terasa susah sekali !! tidak seperti dalam sinetron atau novel..huh !!"Hany segera masuk kedalam apartemen itu.

Dania menerima panggilan telfon dari temannya, ia memilih keluar dari rumah agar tidak mengganggu putranya yang sudah terlelap.

"ada apa Ri ??" Dania menempelkan benda pipih itu ditelinganya.

" Dania.. ini aku ada lowongan pekerjaan, dicafe seperti aku, tapi tempatnya jauh, apa kau mau ??" kata Riana dari dalam sambungan telfon.

" siapa yang memberitaumu ??" tanya Dania

"temanku Dan, dia bekerja dicafe itu. dan dia bilang sedang membutuhkan tenaga kerja." jawab Riana penuh semangat.

Dania menarik panjang nafasnya. tempat yang jauh, lalu bagaimana dengan putranya ?? itulah yang terus terlintas dibenak Dania.

" Dania ?? Dan ?? kau masih disitu kan ??" panggil riana saat hening tak ada jawaban.

" iya.. tapi bagaimana dengan Davi jiks tempatnya jauh ??" balas Dania dengan penuh frustasi.

" apa salahnya, ya dibawa Dan.." timpal Riana dengan penuh semangat

" kau bilang butuh pekerjaan. setidaknya kau kan sudah mulai bekerja lagi.."tambah Riana.

" hmm..baiklah. aku fikirkan dulu. besok aku kabari ya.." Ujar dania dengan suara lemah.

" ok..tapi saranku lebih baik diterima saja," kata Riana.

" iya.. aku tutup dulu ya.." balas Dania yang langsung mematikan panggilannya

Setelah mematikan panggilannya, Dania mengusap kasar kembali wajahnya. disaat seperti ini terkadang terselip rindu terhadap keluarga besarnya yang berada diluar kota. namun apalah daya Dania, dia sudah dicoret dalam status keluarganya.

Tapi itulah Dania, dia tidak lantas bersedih, malam itu ia harus mendapatkan uang untuk membeli obat putranya, Dania melangkahkan kakinya mengendarai sepeda motor guna menjadi tukang ojek dimalam hari, setidaknya jika malam seperti itu para wanita malam yang bekerja di Bar milik Miss Ayla pemilik kontrakan Dania akan mulai berdatangan dan danialah yang akan setia mengantar mereka.

Seperti biasa saat Dania keluar dari gang sudah berjajar rapi didepan rumah Miss Ayla para wanita malam yang siap dengan setelan seksi menunggu jemputan mereka.

salah satu dari mereka adalah langganan Dania. lambaian tangan dari para wanita malam itu membuat Dania menghentikan laju sepeda motornya

" Aku fikir kau tidak menjemputku Dania.." ujar Wanda. wanita malam langganan Dania.

" maaf ya, aku menunggu putraku tidur dulu.."balas Dania seraya menyerahkan helm pada Wanda.

" kau wanita hebat Dania.. ayok aku sudah ditunggu pelangganku." Wanda segera menaiki motor dibelakang Dania. ia menyerahkan secarik kertas pada Dania. "ini alamat Apartemennya,"

" ini lumayan jauh Wanda !!" timpal Dania.

" tenang saja. nanti aku kasih lebih..pelangganku orang kaya sekali Dan.." balas Wanda penuh semangat.

Dania hanya mengangguk saja. tanpa banyak kata lagi, Dania mulai melajukan sepeda motornya mengantar Wanda menemui pelanggannya.

Obrolan santai disepanjang jalan biasa dilakukan Dania dan Wanda. meski Dimata semua orang wanda adalah wanita hina. namun tidak bagi Dania, bahkan selama ini pula Dania sama sekali tidak pernah menanyakan pekerjaan apa yang dilakukan Wanda setiap malam. Dania nampak tak mau ikut campur dalam hal apapun. itulah yang membuat Wanda dan teman wanita malam lain begitu akrab dan senang berteman dengan Dania.