Mencari Kerja

“Ini tempatnya, Len?”

Serena menatap bangunan dua tingkat yang didominasi dengan warna hitam dan emas dengan tulisan EatPlayLove café yang terpampang cukup besar dibagian tengah bangunan.

Tampak dari luar saja sudah menjeritkan kesan aesthetic yang begitu kental, khas sekali dengan kesukaan anak muda jaman sekarang.

“Iya. Kayaknya dia udah di dalem deh. Langsung masuk aja deh kita.” Tak ingin membuang waktu lagi, Helena menarik lembut tangan Serena yang mendadak terasa dingin.

Sahabatnya itu pasti sangat nervous sekarang. Ya wajar sih, bisa dibilang ini kali pertamanya Serena melamar pekerjaan di tahun ini. Setelah merasakan beberapa kali penolakan, rasanya Serena tidak akan sanggup lagi bila harus merasakan hal serupa untuk kesekian kalinya. Tetapi Helena terus menerus menyemangati Serena agar sahabatnya itu tidak patah semangat dan pesimis bahkan sebelum mulai bergerak.

Bunyi klincing mengalihkan atensi salah seorang karyawan yang berdiri dibalik pintu yang dilapisi kaca untuk menyambut pelanggan yang datang.

Senyuman lebar yang menunjukkan sikap ramah menyapa kedatangan Helena dan Serena. “Selamat datang. Mau makan di sini atau dibawa pulang?” tanya pelayan itu pada Helena yang berdiri didepan.

“Mau ketemu sama Julian. Ada nggak dia?”

Seluruh pekerja yang ada di kafe itu jelas tahu siapa itu Julian. Jadi tanpa banyak bertanya, pelayan itu sudah dapat menebak bila Helena adalah teman atau kenalan dari Boss besarnya.

“Ada, si Boss lagi ngumpul sama temen-temennya dipojok ruangan. Udah buat janji dulu sebelumnya?” tanya pelayan laki-laki itu dengan sopan. Takutnya Helena belum membuat janji dan justru kedatangannya hanya akan mengganggu waktu bersantai si Boss.

Helena mengangguk menanggapi pertanyaan pelayan itu. “Udah. Kita kesana aja kalau gitu, makasi infonya,” kata Helena pada pelayan tadi.

Lalu Helena menarik Serena ikut dengannya mencari keberadaan si pemilik kafe. Ternyata orang yang dicari memang lagi berkumpul bersama kawan-kawan sepergengannya.

“Tunggu disini dulu, biar kusamperin anaknya sendiri.” Karena tahu Serena nervous, apalagi banyak orang tak dikenal berkumpul, jadilah Helena menyuruh Serena menunggu agak jauh dari tempat Julian duduk.

Suara tawa membahana dari kawanan pemuda yang sepertinya sedang nongkrong asyik di kafe itu. Dasarnya Helena tidak tahu malu, gadis itu dengan berani menghampiri Julian yang tampak asyik merokok sambil bersendaugurau.

“Julian Collin!” panggil Helena dengan suara lantangnya.

Seketika semua lelaki yang berkumpul di dua meja yang digabungkan itu menoleh ke arah Helena. Termasuk si empunya nama yang baru saja dipanggil oleh Helena tadi.

“Yo, Len.” Lelaki dengan tubuh tinggi semampai itu menyapa kedatangan Helena dengan mengangkat satu tangannya. Sedangkan tangan lainnya masih mengapit rokok yang tinggal sedikit.

“Matiin dulu rokokmu. Aku mau bahas soal tawaranmu kemarin,” kata Helena, sebelum gadis itu pergi menjauhi meja Julian dan kawanan.

Agaknya sikap berani Helena membuat teman-teman Julian bingung bukan main. Maksudnya, siapa gadis itu sampai berani memerintah seorang Julian?

“Cewe barumu, Julian?” tanya salah seorang dari mereka.

Julian segera mematikan rokok miliknya sebelum menemui Helena. “Bukanlah. Temen doang itu. Aku samperin dulu anaknya.” Karena ini membahas hal yang agak serius, jadi Julian pamit dulu pada teman-temannya.

Sepeninggalan Julian, para lelaki yang ada di meja itu sontak berbisik-bisik heboh. Pasalnya baru kali ini Julian mau meladeni seorang wanita tanpa menerima tatapan dingin dari seorang Julian Edward Collin.

“Yakin tuh cewe cuma temen aja? Aku nggak yakin deh.”

Yang lain mengangguk setuju. Tahu benar mereka bagaimana ‘anti’nya seorang Julian pada spesies yang berjenis wanita.

“Kita lihat aja deh dari jauh. Kali aja memang cuma temen biasa, nggak lebih.”

Daripada mereka semakin dilanda rasa penasaran tinggi, lebih baik mereka memperhatikan dari kejauhan interaksi Julian dengan gadis asing tadi.

***

“Tunggu bentar, anaknya nanti bakal kesini.” Helena kembali dari tugasnya memanggil Julian.

Sambil menunggu, Serena mendudukkan dirinya pada salah satu meja yang kosong dengan hati berharap-harap cemas. Nervous sekali mau bertemu langsung dengan si pemilik kafe besar ini.

Tak lama seorang pemuda bertubuh jangkung berjalan menuju ke arah meja Serena dan Helena. Serena memperhatikan secara intens lelaki tinggi dengan surai berwarna kecoklatan itu. Alangkah syoknya Serena melihat si pemilik kafe yang usianya masih muda, mungkin seperantara dirinya dan Helena.

“Yo, maaf nunggu. Jadi gimana soal kemarin?” Julian datang tanpa berbasa-basi lagi. Lelaki itu bahkan mendudukkan bokongnya di kursi yang masih kosong tanpa permisi terlebih dulu.

Helena berdecak kesal dengan sikap arogan yang Julian tunjukkan. “Sopan dikit heh! Ini aku bawa temen, dia yang bakal gantiin aku buat kerja di sini. Namanya Serena, tenang aja, dia anak rajin dan ulet kok. Nggak bakal bolosan kayak pegawaimu yang lain.” Helena juga langsung memperkenalkan Serena yang sama sekali tidak diberi kesempatan berbicara.

Atensi Julian kini sepenuhnya tertuju pada Serena yang duduk disebelah kirinya. Lelaki itu bahkan tidak memperdulikan kehadiran Serena sebelumnya karena hanya fokus pada Helena saja.

“Salam kenal, nama saya Serena Kiara, biasa dipanggil Serena―”

“Tunggu, aku tau kamu. Kamu dari keluarga Reinhart kan?” Julian lebih dulu menyela perkenalan Serena.

Tubuh Serena membeku beberapa detik sebelum dia kembali menguasai dirinya. Sambil tersenyum canggung, Serena mengangguk membenarkan.

Julian sendiri agak terkejut melihat kehadiran Serena di kafenya, mau melamar pekerjaan lagi. Ini sama sekali tidak terduga olehnya.

“Lagi butuh pemasukan memangnya?”

Ekor mata Serena melirik Helena seakan meminta bantuan. Serena bingung mau menjawab apa.

“Iya. Mulai hari ini dia tinggal sendiri. Serena mau belajar mandiri jadi aku tawarin deh lowongan kerja di tempat kamu. Masih berlaku nggak itu?” Tentu saja Helena akan pasang badan untuk membantu sahabat baiknya.

Sebenarnya tak masalah sama sekali sih kalau Serena memang mau bekerja di tempatnya. Julian tidak pernah memandang latar belakang calon karyawannya, ya pokoknya bersih dari obat-obatan terlarang dan bebas dari catatan kriminal sudah cukup.

“Masih sih. Tapi yakin mau kerja di kafe ini? Jadi pelayan lho?” Jelas Julian tahu asal keluarga Serena yang tidak bisa di pandang sebelah mata.

Untuk gadis yang berasal keluarga terpandang seperti Serena sampai bersedia bekerja di tempat ‘rendahan’ seperti kafe, membuat Julian jadi bingung sendiri.

“Nggak apa-apa kok!” Kesempatan emas ini tidak boleh sampai lepas. Serena merasa kalau Julian ini orang yang akan menerima dirinya apa adanya. Langka sekali boss seperti itu. “Ini nggak ada hubungannya sama keluarga. Aku memang mau nyari pengalaman aja sebelum lulus kuliah. Sekalian buat menambah penghasilan,” jelasnya terus terang.

Kejujuran serta ketekadan yang terpancar jelas dalam manik mata bulat Serena entah mengapa menggerakkan hati Julian. Julian suka dengan karyawan yang bersemangat dan optimis seperti Serena. Maka, tidak ada alasan lain bagi Julian menolak permintaan Serena.

“Ya udah, kamu aku terima kerja di sini. Bisa mulai kerja besok, sekalian nunggu seragamnya ada.”

Serena langsung menggenggam tangan Helena yang terkulai di atas meja, gara-gara kelewat senang akhirnya mendapat pekerjaan baru.

“Selamat~! Aku bakal sering-sering mampir ke sini deh buat nemenin kamu!” ujar Helena yang tak kalah senangnya dengan keberhasilan Serena.

Julian memperhatikan interaksi kedua gadis itu dalam diam. Dia tahu Helena berteman baik dengan salah satu dari si kembar Reinhart itu, tapi baru kali ini Julian melihat kedekatan mereka secara langsung. Jujur, Julian penasaran mengapa gadis kaya keturunan keluarga konglomerat seperti Serena mau bekerja di kafe kecil seperti miliknya ini.

Bila di lihat dari gaya hidup Jasmine―yang kebetulan satu jurusan dan sekelas dengannya, sepertinya keluarga Reinhart termasuk royal terhadap anak mereka. Namun bila diperhatikan lebih seksama, penampilan Serena sama sekali tidak menunjukkan kemewahan yang mahal.

Penampilan gadis itu terbilang sangat biasa dan tergolong sederhana, hanya mengenakan sweater berwarna baby pink yang dipadukan dengan jeans warna navy serta sepatu converse warna hitam putih. Berbeda sekali dengan Jasmine yang selalu mengenakan pakaian dari brand kenamaan dari atas sampai bawah.

“Udah nih? Gini doang? Nggak pake kontrak segala macem?” Pertanyaan Helena memecah lamunan Julian.

“Iya, nanti aku bikinin dulu. Mau kerja berapa bulan di sini?” Giliran Julian melempar pertanyaan pada Serena.

Serena jadi berpikir matang-matang, kalau bisa sih sampai dia lulus kuliah, sebab sulit baginya mencari pekerjaan paruh waktu yang tidak ribet selain di tempat Julian.

“Sampai lulus kuliah boleh?”

Julian menjawab, “Nggak masalah. Mau tiga bulan, enam bulan, setahun dua tahun, selama yang kamu mau, nggak masalah. Asalkan nyaman kerja di sini, dan nggak bikin masalah aja sudah cukup,” jelas Julian, si Boss yang paling santai di mata Serena.

Helena diam-diam tertawa dalam hati melihat bagaimana Serena menatap si Boss barunya. Lalu dia menjelaskan, “Julian bikin kafe ini cuma karena gabut doang, makanya dia sesantai itu sama karyawannya. Ya, tapi tetap aja namanya atasan sama bawahan harus tau batasan yang ada,” ujarnya, seolah mengetahui pertanyaan yang bersarang dalam benak Serena.

Julian mencibir pelan lalu menjitak kening Helena. “Siapa yang gabut? Ini namanya memulai bisnis sedari muda. Kamu aja yang nggak mau aku ajak kerja sama,” sindirnya pada Helena.

Helena memekik kesakitan gara-gara jitakan Julian. “Sakit ya, siàlan!” keluhnya, sambil mengusap bagian yang terkena jitakan jari Julian.

Julian tertawa puas berhasil menjahili Helena.

“Kalian udah kenal lama?” Keakraban Helena dengan Julian memancing rasa penasaran Serena.

Sekejap Julian menghentikan tawanya lalu berdeham pelan. Lupa kalau harus jaga image di depan Serena.

“Biasa lah orang ganteng banyak ditak―aduh! Sakit, Len! Jangan di jambak rambutku!!” Belum juga Julian selesai menyombongkan diri, Helena menarik rambut lebat Julian cukup kencang.

“Makanya nggak usah ngomong aneh-aneh! Aku beberin juga nih rahasia kamu?!” Ancaman Helena sukses membungkam mulut Julian. Gelengan penuh ketakutan berikan Julian sebagai balasan.

Selain Helena, Jevano dan Hendery, Serena tidak terlalu mengenal banyak orang. Serena juga tidak terlalu tertarik dengan gosip ataupun rumor yang selalu uptodate tiap harinya di kampus mereka. Jadi wajar, Serena baru pertama kali ini bertemu dengan Julian.

“Mau minum dulu nggak? Mumpung aku ada di sini, kugratisin deh,” tawar Julian tiba-tiba. Yang langsung membuat mood Helena kembali membaik.

Anggukan penuh Helena berikan sebagai jawaban. “Yang paling mahal dan laris, please. Kalau bisa sama dessertnya juga deh.”

“Yee, ngelunjak ya nih anak!” Ingin sekali Julian menjitak kening Helena lagi yang berniat memorotinya. “Serena mau juga nggak?” Tapi urung, karena masih ada Serena yang sedari tadi memperhatikan dirinya dan Helena dengan kedua mata bulatnya yang lucu.

“Gapapa nih?”

Jawaban Serena sungguh amat berbeda dari bayangan Julian.

“Ya, gapapa. Jarang-jarang aku mau traktir seseorang.” Mungkin itu agak terkesan sombong tapi memang benar adanya.

Dengan canggung dan sedikit malu, Serena menganggukkan kepalanya mengiyakan. Berteman cukup lama dengan Helena membuat rasa malunya perlahan mengikis juga. “Boleh, kalau nggak ngerepotin,” jawabnya sambil tersenyum lebar yang jatuhnya manis di mata Julian.

Di beri senyuman manis oleh Serena, nyaris membuat jantung Julian berhenti berdetak untuk sesaat.

“Woi!! buruan bikinin pesenan kita. Udah laper nih, keburu malem juga.” Dan ada Helena yang berhasil menghancurkan suasana tentram yang ada.

Dengan berat hati Julian bangkit dari duduknya, hendak menyiapkan pesanan dari teman baiknya itu.

“Hehe~ Julian orang yang baik 'kan? Nggak salah pilih kamu kerja di sini,” bisik Helena sepeninggalan Julian.

Serena mengangguk berulang kali sambil mengacungkan jempol. Lega sekaligus bersyukur telah menemukan pekerjaan dengan lingkungan yang nyaman.

Ini bisa menjadi motivasi Serena untuk bekerja dengan gigih dan ulet supaya tidak mengecewakan Helena dan Julian selaku Boss barunya yang baik hati.

Terpopuler

Comments

May Keisya

May Keisya

ortunya bakal nyesel...gitu bgt ya JD ortu 😭

2025-02-06

0

lihat semua
Episodes
1 Patah Hati
2 Pelampiasan
3 Curiga
4 Mencari Kerja
5 Rencana Terselubung
6 Berkunjung
7 Misterius
8 Kehadiran Tak Terduga
9 Makan Malam Di Rumah
10 Kesadaran Yang Terlambat
11 Pergi Bersama
12 Ketahuan
13 Menghadapi Jasmine
14 Acuh Tak Acuh
15 Tak Ada Angin Tak Ada Hujan
16 Tidak Wajar
17 Sejak Kapan?
18 Spesial
19 Dimanjakan
20 Teman saja?
21 Perubahan Serena
22 Siapa?
23 Perasaan Terpendam
24 Lelah
25 Aksi Nekat
26 Depresi
27 Dilemma
28 Teman yang Penting
29 Salah Paham
30 Liburan Dadakan
31 Hanya Ada Kita Berdua
32 Berasa Milik Berdua
33 Maksud Terselubung
34 Syok
35 Resmi
36 Surprise
37 Calon Pengganggu
38 Kepergok
39 Tamu Tengah Malam
40 Buruk atau Baik?
41 Tamu Dadakan
42 Tuan Muda Reinhart
43 Saingan Berat
44 Janji Masa Lalu
45 Ke mana?
46 Badai Akan Datang
47 Hari Pertama
48 Full Energy
49 Perjumpaan yang Tak Diinginkan
50 Hama Pengganggu
51 Mencurigakan
52 Melepas rindu
53 Serangan Panik
54 Noda dalam Hubungan
55 Perdebatan Dua Kelompok
56 Dibuat Malu
57 Terbongkar
58 Go Public
59 Rencana Licik
60 Rencana Licik
61 Lamaran Dadakan
62 Sulitnya Mendapat Restu
63 Harta Karunku
64 Ada apa?
65 Serangan Awal
66 Pesta Berujung Prahara
67 Permainan Curang
68 Suara Retakan Hati
69 Menyelamatkan Hati
70 Kamu Adalah Milikku
71 Calon Ipar?!
72 Saingan Baru
73 Munculnya Iblis Berkedok Mantan
74 Kisah Cinta Yang Pahit
75 Langkah Antisipasi
76 Sudah Waktunya
77 Hide and Seek
78 Menebus Masa Lalu
79 Peringatan Pertama dan Terakhir
80 Dangerous Men
81 Memaafkan Adalah Obat
82 Kunjungan Pertama
83 Selingkuh?
84 Otw Putus?
85 Ribut Besar
86 Keluarga Baru
87 Kabar Burung
88 Pesta Atau Medan Perang?
89 The Meaning Of Love
90 Rencana Jevano
91 Balas Kebaikan
92 Masa Lalu dan Masa Depan
93 Pertanda Apa?
94 Hidup Ini Memuakkan
95 Balas Dendam
96 Putar Balik
97 Bencana
98 Sampai Kita Berjumpa Lagi
99 Ketemu Orang Gila
100 Partner In Crime
101 Terlambat Selangkah
102 Pencarian Dimulai
103 Penampilan Baru
104 Teman Senasib
105 Kamu adalah Cahayaku
106 Impian anak-anak
107 Menjagamu Dari Kejauhan
108 Insiden Tak Terduga
109 Bawa Kembali
110 Tanggung Konsekuensinya
111 Terbongkar
112 Tak Bisa Kabur Lagi
113 Mulai Panas
114 Rencana Pernikahan
115 Kelicikan Jasmine
116 Jangan Ke mana-mana
117 Kejutan Yang Tak Diharapkan
118 Hati Yang Panas
119 Musuh Telah Menunjukkan Taringnya
120 Pertemuan Perdana
121 Calon Penjaga Baru
122 Kita Saudara
123 Fakta Tak Terduga
124 Keluargaku Satu-satunya
125 Perlahan Menjadi Kuat
126 Permainan Akan Segera Dimulai
127 Mendadak Sultan
128 Kamu Berharga
129 Nama Asing
130 Terima Kasih
131 Musim Terberat
132 Keputusan Bulat
133 Belum Tenang
134 Persiapan Tahun Baru
135 Pesta Semakin Di Depan Mata
136 Bak Negeri Dongeng
137 Iri Dengki
138 Pengenalan Publik
139 Peringatan Keras
140 Keributan Di Tengah Acara
141 Hukuman Ringan
142 Membuka Hati
143 Semua Bagaikan Mimpi Indah
144 Ada Udang Dibalik Batu
145 Holiday, Start!
146 Holiday (Part 2)
147 Percobaan Pertama: Gagal
148 Holiday (Part 3)
149 Perebutan Kursi
150 Selesai Liburan
151 We Are Brothers
152 Tamu Tak Diundang
153 Pilihan Serena
154 Pantang Menyerah
155 Bersama, Kita Kuat
156 Sudah Ditentukan
157 Akhirnya Nikah!
158 Malam Meriah
159 Belajar Merelakan
160 Kita Berakhir
161 Trip to Honeymoon
162 Bintang Dadakan
163 Hari Kelulusan
164 Berjalan Menuju Masa Depan
165 Berita Sukacita
166 Perasaan Terpendam
167 Side Couple : Planning
168 Side Couple : Insiden Kecil
169 Side Couple : Pengakuan Dadakan
170 Side Couple : Penentuan Yang Sulit
171 Side Couple : Maju Atau Mundur?
172 Side Couple : Resmi
173 Kehidupan Baru
174 Hari Kelahiran Anggota Baru
175 Ujian Hidup
176 Takut dan Resah
177 Keluarga Harmonis
178 END : Kita Adalah Keluarga
179 Ucapan Terima Kasih
Episodes

Updated 179 Episodes

1
Patah Hati
2
Pelampiasan
3
Curiga
4
Mencari Kerja
5
Rencana Terselubung
6
Berkunjung
7
Misterius
8
Kehadiran Tak Terduga
9
Makan Malam Di Rumah
10
Kesadaran Yang Terlambat
11
Pergi Bersama
12
Ketahuan
13
Menghadapi Jasmine
14
Acuh Tak Acuh
15
Tak Ada Angin Tak Ada Hujan
16
Tidak Wajar
17
Sejak Kapan?
18
Spesial
19
Dimanjakan
20
Teman saja?
21
Perubahan Serena
22
Siapa?
23
Perasaan Terpendam
24
Lelah
25
Aksi Nekat
26
Depresi
27
Dilemma
28
Teman yang Penting
29
Salah Paham
30
Liburan Dadakan
31
Hanya Ada Kita Berdua
32
Berasa Milik Berdua
33
Maksud Terselubung
34
Syok
35
Resmi
36
Surprise
37
Calon Pengganggu
38
Kepergok
39
Tamu Tengah Malam
40
Buruk atau Baik?
41
Tamu Dadakan
42
Tuan Muda Reinhart
43
Saingan Berat
44
Janji Masa Lalu
45
Ke mana?
46
Badai Akan Datang
47
Hari Pertama
48
Full Energy
49
Perjumpaan yang Tak Diinginkan
50
Hama Pengganggu
51
Mencurigakan
52
Melepas rindu
53
Serangan Panik
54
Noda dalam Hubungan
55
Perdebatan Dua Kelompok
56
Dibuat Malu
57
Terbongkar
58
Go Public
59
Rencana Licik
60
Rencana Licik
61
Lamaran Dadakan
62
Sulitnya Mendapat Restu
63
Harta Karunku
64
Ada apa?
65
Serangan Awal
66
Pesta Berujung Prahara
67
Permainan Curang
68
Suara Retakan Hati
69
Menyelamatkan Hati
70
Kamu Adalah Milikku
71
Calon Ipar?!
72
Saingan Baru
73
Munculnya Iblis Berkedok Mantan
74
Kisah Cinta Yang Pahit
75
Langkah Antisipasi
76
Sudah Waktunya
77
Hide and Seek
78
Menebus Masa Lalu
79
Peringatan Pertama dan Terakhir
80
Dangerous Men
81
Memaafkan Adalah Obat
82
Kunjungan Pertama
83
Selingkuh?
84
Otw Putus?
85
Ribut Besar
86
Keluarga Baru
87
Kabar Burung
88
Pesta Atau Medan Perang?
89
The Meaning Of Love
90
Rencana Jevano
91
Balas Kebaikan
92
Masa Lalu dan Masa Depan
93
Pertanda Apa?
94
Hidup Ini Memuakkan
95
Balas Dendam
96
Putar Balik
97
Bencana
98
Sampai Kita Berjumpa Lagi
99
Ketemu Orang Gila
100
Partner In Crime
101
Terlambat Selangkah
102
Pencarian Dimulai
103
Penampilan Baru
104
Teman Senasib
105
Kamu adalah Cahayaku
106
Impian anak-anak
107
Menjagamu Dari Kejauhan
108
Insiden Tak Terduga
109
Bawa Kembali
110
Tanggung Konsekuensinya
111
Terbongkar
112
Tak Bisa Kabur Lagi
113
Mulai Panas
114
Rencana Pernikahan
115
Kelicikan Jasmine
116
Jangan Ke mana-mana
117
Kejutan Yang Tak Diharapkan
118
Hati Yang Panas
119
Musuh Telah Menunjukkan Taringnya
120
Pertemuan Perdana
121
Calon Penjaga Baru
122
Kita Saudara
123
Fakta Tak Terduga
124
Keluargaku Satu-satunya
125
Perlahan Menjadi Kuat
126
Permainan Akan Segera Dimulai
127
Mendadak Sultan
128
Kamu Berharga
129
Nama Asing
130
Terima Kasih
131
Musim Terberat
132
Keputusan Bulat
133
Belum Tenang
134
Persiapan Tahun Baru
135
Pesta Semakin Di Depan Mata
136
Bak Negeri Dongeng
137
Iri Dengki
138
Pengenalan Publik
139
Peringatan Keras
140
Keributan Di Tengah Acara
141
Hukuman Ringan
142
Membuka Hati
143
Semua Bagaikan Mimpi Indah
144
Ada Udang Dibalik Batu
145
Holiday, Start!
146
Holiday (Part 2)
147
Percobaan Pertama: Gagal
148
Holiday (Part 3)
149
Perebutan Kursi
150
Selesai Liburan
151
We Are Brothers
152
Tamu Tak Diundang
153
Pilihan Serena
154
Pantang Menyerah
155
Bersama, Kita Kuat
156
Sudah Ditentukan
157
Akhirnya Nikah!
158
Malam Meriah
159
Belajar Merelakan
160
Kita Berakhir
161
Trip to Honeymoon
162
Bintang Dadakan
163
Hari Kelulusan
164
Berjalan Menuju Masa Depan
165
Berita Sukacita
166
Perasaan Terpendam
167
Side Couple : Planning
168
Side Couple : Insiden Kecil
169
Side Couple : Pengakuan Dadakan
170
Side Couple : Penentuan Yang Sulit
171
Side Couple : Maju Atau Mundur?
172
Side Couple : Resmi
173
Kehidupan Baru
174
Hari Kelahiran Anggota Baru
175
Ujian Hidup
176
Takut dan Resah
177
Keluarga Harmonis
178
END : Kita Adalah Keluarga
179
Ucapan Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!