Curiga

“Hah? Serena mau tinggal di apartement sendiri?!”

Jasmine yang baru di beritahu orang tuanya sontak saja terkejut bukan main. Kembarannya itu bahkan baru pulang dari acara menginap dadakan di rumah Helena selama tiga hari lamanya. Pulang-pulang justru membawa kabar yang sama sekali tidak pernah Jasmine duga sebelumnya.

Nyonya Esther, selaku ibu dari si kembar Reinhart itu mengangguk pelan seraya menyesap teh hangat yang baru dibawakan salah seorang ART di kediaman mereka.

“Baguslah. Biar dia bisa belajar mandiri. Nggak bergantung sama orang tua terus,” pendapat Nyonya Esther terkait keputusan Serena yang tiba-tiba.

Keluarga Reinhart cukup terpandang di kota mereka dan terkenal sebagai pengusaha sukses di jaman ini. Mencarikan satu unit apartement dengan fasilitas terbaik bukanlah perkara sulit bagi keluarga itu. Sayangnya, Nyonya Esther tidak mengijinkan suaminya membeli satu unit apartement mewah untuk Serena.

Alasannya klasik; Serena masih terlalu muda untuk di beri tanggung jawab besar mengurus tempatnya tinggal sendiri. Jadi, pada akhirnya satu unit apartement sederhana dengan fasilitas seadanya lah yang menjadi ‘hadiah’ untuk Serena.

Namun bukan itu yang membuat Jasmine keberatan atas keputusan tiba-tiba ini.

“Terus, Ma...kalau aku minta tolong sesuatu sama Serena gimana? Makin susah dong buat nyamperin Serenanya!?” protes gadis bertubuh semampai itu.

Nyonya Esther berdecak pelan lalu meletakkan cangkir tehnya di atas meja kaca ruang tamu. “'Kan ada Bibi yang bisa bantu kamu. Kenapa sih kamu sepanik itu?”

Jasmine menggeram marah dalam hatinya. Tidak ada Serena, berarti tidak ada seseorang yang bisa dia mintai tolong mengerjakan tugas kuliahnya lagi. Oh, tidak...ini jelas malapetaka bagi Jasmine!

“Pokoknya jangan biarin Serena keluar dari rumah ini deh, Ma! Jasmine butuh dia banget!”

“Ya nggak bisa gitu. Semua udah di urus, Bahkan Serena udah tanda tangan kontrak apartementnya juga. Lagian Mama bisa bantu kamu kalau kamu butuh sesuatu. Apa sih yang kamu takutin?” Nyonya Esther heran dengan sikap Jasmine.

Jasmine mengacak rambutnya bak orang frustasi, sebelum melangkahkan kakinya naik menuju ke kamarnya sendiri sambil dihentak-hentakkan. Hancur sudah semua rencananya! Tanpa bantuan Serena, semua tugas kuliahnya pasti tidak akan beres tepat waktu atau lebih parahnya lagi, dia tidak bisa meraih nilai sempurna seperti semester-semester sebelumnya.

Arrgh! Jasmine ingin meledak saja rasanya.

Tapi apa sebenarnya yang mempengaruhi otak Serena sampai-sampai tercetus ide untuk angkat kaki dari rumah mereka?

Jasmine mencoba memikirkan segala kemungkinan yang menjadi penyebab hengkangnya Serena dari kediaman mereka.

Tapi apa?

Apa karena Serena sudah tidak kuat lagi menghadapi semua sikapnya terhadap kembarannya itu?

Atau Serena sudah tidak mau lagi membantunya mengerjakan tugas kuliah?

Atau ada alasan khusus mengapa tiba-tiba Serena pergi dari rumah seakan berniat mengasingkan diri?

Itu semua bisa menjadi garis besarnya sih. Jasmine sendiri menyadari, bila terkadang dirinya kelewatan memerintah dan menyuruh Serena ini-itu seenak hatinya. Tapi salah sendiri Serena tidak pernah protes atau bahkan mengeluhkan sikapnya ini, jadi Jasmine berpikir bila saudara kembarnya itu sama sekali tidak keberatan memenuhi semua permintaannya.

Begitu masuk ke dalam kamar pribadinya yang di dominasi warna pink, Jasmine langsung menjatuhkan tubuh lelahnya ke atas ranjang yang empuk. Seketika kepalanya pening hanya gara-gara memikirkan saudara kembarnya dan keputusan tak terduga yang di ambil oleh gadis itu.

Drrttt drrtt

Ponsel yang masih tersimpan dalam kantong celana tiba-tiba bergetar. Dengan malas Jasmine merogoh kantong celananya untuk mengeluarkan benda pipih tersebut.

Nama Jevano tertera pada ID si penelpon. Senyum lebar seketika terukir di bibir Jasmine sebelum jarinya menggeser tombol hijau pada layar.

“Ya, sayang? Ada apa?” Tumben-tumbenan Jevano menghubunginya terlebih dulu, tentu ini membuat Jasmine senang bukan main.

“Kamu udah denger belum? Kalau Serena sekarang tinggal sendiri di apartement?”

Pertanyaan yang sama sekali tidak ingin Jasmine dengar. Moodnya kembali buruk dalam sekejap. Senyum langsung sirna dari wajah cantik gadis tersebut. “Tau. Kenapa memangnya?” Tanpa sadar Jasmine menjawab dengan nada ketus.

Oh, ayolah! Dirinya sudah lelah, dan lagi memikirkan soal Serena yang tak lagi tinggal serumah dengannya semakin membuat Jasmine pusing.

“Kamu tau alasannya? Kalian bertengkar?”

Jasmine sama sekali tidak menyukai kekhawatiran yang tersirat dalam pertanyaan Jevano. Hei, sekarang Jevano adalah kekasihnya! Jasmine tidak suka bila Jevano terlalu memikirkan gadis lain yang bukan dirinya!

“Tanya aja sendiri. Aku sama dia nggak bertengkar sama sekali kok. Udah, kalau kamu menghubungiku cuma buat nanyain soal Serena, mending nggak usah telpon sekalian!” ketus Jasmine pada akhirnya.

Nyaris saja Jasmine memutuskan sambungan mereka secara sepihak, Jevano kembali bersuara dengan nada selembut mungkin guna menenangkan emosi Jasmine yang mulai meluap ke permukaan.

“Iya, iya. Nggak nanya lagi deh. Nanti mau dibawakan apa? Habis latihan band ini aku mau mampir bentar.”

Ini yang selalu membuat mood Jasmine membaik dengan cepat. Jevano selalu tahu cara ampuh apa yang berhasil meluluhkan emosi sang pujaan hati.

“Bawain kesukaanku aja. Aku tunggu di rumah ya?”

“Ya, sayang. Tunggu aku, hm. Jangan ngambek lagi. Aku cuma cinta sama kamu,” ucap Jevano di seberang sana.

Yang tentunya berhasil membuat jantung Jasmine berdebar sangat cepat dan kedua pipinya memerah panas.

“Iya, iya. Aku juga cinta kamu, Jevano~ Hati-hati di jalan, sayang.”

Panggilan pun terputus sampai di situ. Jasmine tersenyum lebar sembari membuka chatroom miliknya dengan Jevano. Jevano adalah lelaki idaman yang sudah lama dia impikan. Sejak pertemuan tak sengaja mereka di anakan tangga kediaman Reinhart, sukses membuat dunia Jasmine menjadi lebih berwarna dan dipenuhi bunga-bunga.

Dalam waktu sangat singkat, Jasmine sudah jatuh hati pada ketampanan Jevano. Maka dari itu, untuk bisa mendapatkan Jevano dan mempertahankan lelaki itu di sisinya, Jasmine rela melakukan segala cara.

Sekalipun itu artinya, dia harus merebut Jevano dari tangan kakaknya sendiri.

Jasmine sama sekali tidak merasa bersalah.

...***...

“Fiuh~ Ternyata capek juga ngedekor tempat tinggal sendiri..”

Serena meluruskan kedua kakinya yang sedari tadi berjinjit demi meletakkan jam bulat pada dinding kosong di atas meja televisi ruang tamu.

Semua perlengkapan rumah sudah dikirimkan oleh sang ayah, jadi Serena tinggal menata perabotan sesuai keinginannya.

“Ren, bagian dapur sama kamar mandi udah beres. Nanti kamu cek lagi, kali aja ada yang nggak sesuai seleramu.” Helena keluar dari dalam kamar mandi luar yang terletak di dekat dapur unitnya yang berukuran minimalis. Yah, cukup lah kalau untuk memasak dua orang saja.

“Makasi banyak, Len. Duduk dulu, kita istirahat di sini dulu ya. Plastik sofanya belum kubuka satu-satu.” Serena menepuk ruang kosong yang ada di sebelah kanannya, mengisyaratkan Helena agar duduk di sisinya.

Kali ini mereka terpaksa duduk bersila di atas lantai karena plastik yang membungkus sofa belum di buka oleh Serena.

Beberapa waktu yang lalu, Hendery sempat mampir sebentar untuk membantu menggeser perabotan yang lumayan berat. Kakaknya Helena itu tidak datang seorang diri, tetapi bersama salah satu teman baiknya, kalau tidak salah namanya Marcus.

Serena benar-benar terbantu sekali dengan kedatangan dua lelaki itu. Ini kalau dia sendiri bersama Helena yang menggeser atau mengangkat perabotan berat bisa tepar cepat mereka.

“Nanti kalau udah beres semua, aku traktir kamu, kakakmu sama temen kakakmu makan bareng deh,” kata Serena kemudian.

Kalau soal makanan sih, Helena dan Hendery mana pernah nolak. “Harus dong. Masa nggak ada bayarannya sama sekali,” gurau Helena sambil terkekeh jenaka.

Unit apartement yang dibelikan oleh orang tua Serena memang tidak mewah dan luas sekali, setidaknya pantaslah untuk di huni maksimal dua orang. Balkonnya juga ada dua; di kamar utama dan ruang tamu, sudah cukup bagus dan simpel sesuai keinginan Serena.

Sebenarnya Helena merasa ini tidak adil untuk Serena. Semua teman-teman satu kampus juga tahu siapa itu keluarga Reinhart dan seberapa kayanya keluarga itu. Tapi menghadiahkan satu unit apartement sederhana begini untuk Serena?

Helena semakin yakin kalau Serena cuma dianaktirikan oleh anggota keluarganya sendiri. Melihat kenyataan yang ada, Helena jadi merasa bersimpati atas nasib sahabat baiknya ini.

Namun seberapa besar Helena merasakan kesedihannya pada nasib malang yang menimpa Serena, dia berjanji tidak akan menunjukkan emosinya pada Serena secara terang-terangan karena tahu benar Serena benci dikasihani.

“Setelah ini, apa yang mau kamu lakuin?” Helena memecah keheningan yang menyelimuti mereka.

Angin sepoi-sepoi yang berhembus melalui balkon yang terbuka membuat udara di dalam apartement terasa sejuk.

Serena menggidikkan bahu pelan. Tak tahu juga apa yang akan dia lakukan setelah ini. Tujuan utamanya sudah tercapai, kini waktunya Serena bereksplorasi mencoba segala kegiatan yang belum pernah dia lakukan sebelumnya.

Dalam hal ini, wawasan Helena lebih luas dari Serena. “Gimana kalau nyoba kerja part time dulu? Lumayan 'kan, bisa menghasilkan uang daripada gabut di kamar doang.”

Usulan Helena menarik juga, sayangnya Serena sedikit ragu. Pasalnya, menyandang nama Reinhart sedikit menyulitkan dirinya mencari pengalaman kerja di dunia luar. “Mau sih. Tapi kamu tau sendiri, aku sering di tolak gara-gara tau nama keluargaku,” tutur Serena dengan ekspresi menyendu.

Sebelum ini, Serena sudah beberapa kali mencoba mencari pekerjaan paruh waktu untuk mengisi waktu luang sekaligus mencari pengalaman. Tetapi sayang, begitu mengetahui nama keluarga yang disandangnya, para pencari kerja langsung menolak dirinya secara mentah-mentah.

Helena tampak berfikir sejenak. Sebenarnya dia menerima tawaran kerja dari salah satu kenalan di kampus, boleh juga kalau Serena yang mengambil alih tawaran itu ketimbang dirinya.

“Ada nih, temen aku nyari karyawan. Dia nawarin aku kemarin. Tapi aku tolak soalnya aku lagi nggak butuh kerja. Gimana, mau ambil nggak?”

Keluarga Alfrod alias keluarga Helena sendiri bukanlah keluarga menengah ke bawah, jadi mau Helena kerja atau tidak, tabungan gadis itu tetap akan terisi penuh meski Helena tidak meminta.

Serena sedikit iri akan hal itu. Meskipun dirinya berasal dari keluarga berada, tetapi entah mengapa uang dalam tabungannya sangat minim, sangat berbanding jauh dengan jumlah saldo dalam tabungan milik Jasmine yang pernah ditunjukkan sendiri oleh sang pemilik.

Maka dari itu, Serena tidak bisa menggantungkan hidupnya hanya mengandalkan uang kiriman orang tuanya. Bekerja adalah satu-satunya opsi terbaik untuk menyambung biaya hidupnya sendiri.

“Boleh. Aku mau. Kirimin aja alamatnya, nanti aku akan ke sana.”

Ini salah satu hal yang membuat Helena bangga menjadi sahabat Serena. Serena bukan tipe anak yang mudah menyerah sekalipun hidupnya berada di titik terendah tanpa ada yang mengulurkan tangan.

“Udah kukirim. Kalau kamu mau, aku bisa nemenin kamu ke sana. Mau sekalian ngenalin kamu ke ownernya langsung,” kata Helena yang tentunya tidak di tolak oleh Serena.

Kalau bekerja ada temannya 'kan enak, lebih seru. Serena makin tidak sabar memulai lembaran barunya sebagai pribadi yang lebih mandiri.

Terpopuler

Comments

May Keisya

May Keisya

ortu ko gitu ya...pilih kasih😭

2025-02-06

0

D'bagas Laroze

D'bagas Laroze

🥰

2022-09-06

0

D'bagas Laroze

D'bagas Laroze

suka ....

2022-09-06

0

lihat semua
Episodes
1 Patah Hati
2 Pelampiasan
3 Curiga
4 Mencari Kerja
5 Rencana Terselubung
6 Berkunjung
7 Misterius
8 Kehadiran Tak Terduga
9 Makan Malam Di Rumah
10 Kesadaran Yang Terlambat
11 Pergi Bersama
12 Ketahuan
13 Menghadapi Jasmine
14 Acuh Tak Acuh
15 Tak Ada Angin Tak Ada Hujan
16 Tidak Wajar
17 Sejak Kapan?
18 Spesial
19 Dimanjakan
20 Teman saja?
21 Perubahan Serena
22 Siapa?
23 Perasaan Terpendam
24 Lelah
25 Aksi Nekat
26 Depresi
27 Dilemma
28 Teman yang Penting
29 Salah Paham
30 Liburan Dadakan
31 Hanya Ada Kita Berdua
32 Berasa Milik Berdua
33 Maksud Terselubung
34 Syok
35 Resmi
36 Surprise
37 Calon Pengganggu
38 Kepergok
39 Tamu Tengah Malam
40 Buruk atau Baik?
41 Tamu Dadakan
42 Tuan Muda Reinhart
43 Saingan Berat
44 Janji Masa Lalu
45 Ke mana?
46 Badai Akan Datang
47 Hari Pertama
48 Full Energy
49 Perjumpaan yang Tak Diinginkan
50 Hama Pengganggu
51 Mencurigakan
52 Melepas rindu
53 Serangan Panik
54 Noda dalam Hubungan
55 Perdebatan Dua Kelompok
56 Dibuat Malu
57 Terbongkar
58 Go Public
59 Rencana Licik
60 Rencana Licik
61 Lamaran Dadakan
62 Sulitnya Mendapat Restu
63 Harta Karunku
64 Ada apa?
65 Serangan Awal
66 Pesta Berujung Prahara
67 Permainan Curang
68 Suara Retakan Hati
69 Menyelamatkan Hati
70 Kamu Adalah Milikku
71 Calon Ipar?!
72 Saingan Baru
73 Munculnya Iblis Berkedok Mantan
74 Kisah Cinta Yang Pahit
75 Langkah Antisipasi
76 Sudah Waktunya
77 Hide and Seek
78 Menebus Masa Lalu
79 Peringatan Pertama dan Terakhir
80 Dangerous Men
81 Memaafkan Adalah Obat
82 Kunjungan Pertama
83 Selingkuh?
84 Otw Putus?
85 Ribut Besar
86 Keluarga Baru
87 Kabar Burung
88 Pesta Atau Medan Perang?
89 The Meaning Of Love
90 Rencana Jevano
91 Balas Kebaikan
92 Masa Lalu dan Masa Depan
93 Pertanda Apa?
94 Hidup Ini Memuakkan
95 Balas Dendam
96 Putar Balik
97 Bencana
98 Sampai Kita Berjumpa Lagi
99 Ketemu Orang Gila
100 Partner In Crime
101 Terlambat Selangkah
102 Pencarian Dimulai
103 Penampilan Baru
104 Teman Senasib
105 Kamu adalah Cahayaku
106 Impian anak-anak
107 Menjagamu Dari Kejauhan
108 Insiden Tak Terduga
109 Bawa Kembali
110 Tanggung Konsekuensinya
111 Terbongkar
112 Tak Bisa Kabur Lagi
113 Mulai Panas
114 Rencana Pernikahan
115 Kelicikan Jasmine
116 Jangan Ke mana-mana
117 Kejutan Yang Tak Diharapkan
118 Hati Yang Panas
119 Musuh Telah Menunjukkan Taringnya
120 Pertemuan Perdana
121 Calon Penjaga Baru
122 Kita Saudara
123 Fakta Tak Terduga
124 Keluargaku Satu-satunya
125 Perlahan Menjadi Kuat
126 Permainan Akan Segera Dimulai
127 Mendadak Sultan
128 Kamu Berharga
129 Nama Asing
130 Terima Kasih
131 Musim Terberat
132 Keputusan Bulat
133 Belum Tenang
134 Persiapan Tahun Baru
135 Pesta Semakin Di Depan Mata
136 Bak Negeri Dongeng
137 Iri Dengki
138 Pengenalan Publik
139 Peringatan Keras
140 Keributan Di Tengah Acara
141 Hukuman Ringan
142 Membuka Hati
143 Semua Bagaikan Mimpi Indah
144 Ada Udang Dibalik Batu
145 Holiday, Start!
146 Holiday (Part 2)
147 Percobaan Pertama: Gagal
148 Holiday (Part 3)
149 Perebutan Kursi
150 Selesai Liburan
151 We Are Brothers
152 Tamu Tak Diundang
153 Pilihan Serena
154 Pantang Menyerah
155 Bersama, Kita Kuat
156 Sudah Ditentukan
157 Akhirnya Nikah!
158 Malam Meriah
159 Belajar Merelakan
160 Kita Berakhir
161 Trip to Honeymoon
162 Bintang Dadakan
163 Hari Kelulusan
164 Berjalan Menuju Masa Depan
165 Berita Sukacita
166 Perasaan Terpendam
167 Side Couple : Planning
168 Side Couple : Insiden Kecil
169 Side Couple : Pengakuan Dadakan
170 Side Couple : Penentuan Yang Sulit
171 Side Couple : Maju Atau Mundur?
172 Side Couple : Resmi
173 Kehidupan Baru
174 Hari Kelahiran Anggota Baru
175 Ujian Hidup
176 Takut dan Resah
177 Keluarga Harmonis
178 END : Kita Adalah Keluarga
179 Ucapan Terima Kasih
Episodes

Updated 179 Episodes

1
Patah Hati
2
Pelampiasan
3
Curiga
4
Mencari Kerja
5
Rencana Terselubung
6
Berkunjung
7
Misterius
8
Kehadiran Tak Terduga
9
Makan Malam Di Rumah
10
Kesadaran Yang Terlambat
11
Pergi Bersama
12
Ketahuan
13
Menghadapi Jasmine
14
Acuh Tak Acuh
15
Tak Ada Angin Tak Ada Hujan
16
Tidak Wajar
17
Sejak Kapan?
18
Spesial
19
Dimanjakan
20
Teman saja?
21
Perubahan Serena
22
Siapa?
23
Perasaan Terpendam
24
Lelah
25
Aksi Nekat
26
Depresi
27
Dilemma
28
Teman yang Penting
29
Salah Paham
30
Liburan Dadakan
31
Hanya Ada Kita Berdua
32
Berasa Milik Berdua
33
Maksud Terselubung
34
Syok
35
Resmi
36
Surprise
37
Calon Pengganggu
38
Kepergok
39
Tamu Tengah Malam
40
Buruk atau Baik?
41
Tamu Dadakan
42
Tuan Muda Reinhart
43
Saingan Berat
44
Janji Masa Lalu
45
Ke mana?
46
Badai Akan Datang
47
Hari Pertama
48
Full Energy
49
Perjumpaan yang Tak Diinginkan
50
Hama Pengganggu
51
Mencurigakan
52
Melepas rindu
53
Serangan Panik
54
Noda dalam Hubungan
55
Perdebatan Dua Kelompok
56
Dibuat Malu
57
Terbongkar
58
Go Public
59
Rencana Licik
60
Rencana Licik
61
Lamaran Dadakan
62
Sulitnya Mendapat Restu
63
Harta Karunku
64
Ada apa?
65
Serangan Awal
66
Pesta Berujung Prahara
67
Permainan Curang
68
Suara Retakan Hati
69
Menyelamatkan Hati
70
Kamu Adalah Milikku
71
Calon Ipar?!
72
Saingan Baru
73
Munculnya Iblis Berkedok Mantan
74
Kisah Cinta Yang Pahit
75
Langkah Antisipasi
76
Sudah Waktunya
77
Hide and Seek
78
Menebus Masa Lalu
79
Peringatan Pertama dan Terakhir
80
Dangerous Men
81
Memaafkan Adalah Obat
82
Kunjungan Pertama
83
Selingkuh?
84
Otw Putus?
85
Ribut Besar
86
Keluarga Baru
87
Kabar Burung
88
Pesta Atau Medan Perang?
89
The Meaning Of Love
90
Rencana Jevano
91
Balas Kebaikan
92
Masa Lalu dan Masa Depan
93
Pertanda Apa?
94
Hidup Ini Memuakkan
95
Balas Dendam
96
Putar Balik
97
Bencana
98
Sampai Kita Berjumpa Lagi
99
Ketemu Orang Gila
100
Partner In Crime
101
Terlambat Selangkah
102
Pencarian Dimulai
103
Penampilan Baru
104
Teman Senasib
105
Kamu adalah Cahayaku
106
Impian anak-anak
107
Menjagamu Dari Kejauhan
108
Insiden Tak Terduga
109
Bawa Kembali
110
Tanggung Konsekuensinya
111
Terbongkar
112
Tak Bisa Kabur Lagi
113
Mulai Panas
114
Rencana Pernikahan
115
Kelicikan Jasmine
116
Jangan Ke mana-mana
117
Kejutan Yang Tak Diharapkan
118
Hati Yang Panas
119
Musuh Telah Menunjukkan Taringnya
120
Pertemuan Perdana
121
Calon Penjaga Baru
122
Kita Saudara
123
Fakta Tak Terduga
124
Keluargaku Satu-satunya
125
Perlahan Menjadi Kuat
126
Permainan Akan Segera Dimulai
127
Mendadak Sultan
128
Kamu Berharga
129
Nama Asing
130
Terima Kasih
131
Musim Terberat
132
Keputusan Bulat
133
Belum Tenang
134
Persiapan Tahun Baru
135
Pesta Semakin Di Depan Mata
136
Bak Negeri Dongeng
137
Iri Dengki
138
Pengenalan Publik
139
Peringatan Keras
140
Keributan Di Tengah Acara
141
Hukuman Ringan
142
Membuka Hati
143
Semua Bagaikan Mimpi Indah
144
Ada Udang Dibalik Batu
145
Holiday, Start!
146
Holiday (Part 2)
147
Percobaan Pertama: Gagal
148
Holiday (Part 3)
149
Perebutan Kursi
150
Selesai Liburan
151
We Are Brothers
152
Tamu Tak Diundang
153
Pilihan Serena
154
Pantang Menyerah
155
Bersama, Kita Kuat
156
Sudah Ditentukan
157
Akhirnya Nikah!
158
Malam Meriah
159
Belajar Merelakan
160
Kita Berakhir
161
Trip to Honeymoon
162
Bintang Dadakan
163
Hari Kelulusan
164
Berjalan Menuju Masa Depan
165
Berita Sukacita
166
Perasaan Terpendam
167
Side Couple : Planning
168
Side Couple : Insiden Kecil
169
Side Couple : Pengakuan Dadakan
170
Side Couple : Penentuan Yang Sulit
171
Side Couple : Maju Atau Mundur?
172
Side Couple : Resmi
173
Kehidupan Baru
174
Hari Kelahiran Anggota Baru
175
Ujian Hidup
176
Takut dan Resah
177
Keluarga Harmonis
178
END : Kita Adalah Keluarga
179
Ucapan Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!