"sudahlah dek, itu belum seberapa dengan apa yang mereka lakukan dek"
"istighfar kak, Allah maha tau Allah yang lebih tau hukuman apa yang tepat untuk hamba nya yang berbuat kesalahan" ucap Arum mencoba meredam kemarahan sang kakak.
sehari setelah kepergian kedua orangtuanya Arum terus saja menangisi nya ia bahkan tak sadar berkali kali selepas Bagun tidur seperti biasa ia menyiapkan makanan air hangat untuk memandikan orangtuanya lalu masuk kedalam kamar dengan membawa sebuah mangkuk SOP dan nasi di hiasi wajah yang bahagia wajah ini yang slalu menambah keceriaan kedua orangtuanya ini dan kini tak ada lagi yang membalas senyuman nya itu begitu memasuki kamar matanya tertuju pada kasur yang sudah kosong tak ada lagi orang sakit yang selama ini ia urusi bersusah payah kini hanya tertinggal bantal dan selimut yang masih ada bau keringat mereka yang tersisa
dan tak ada lagi yang slalu mengucapkan walaikumsalam saat Arum lupa mengucap salam air matanya mengalir tak henti henti kakinya terasa lemas ia terus menangis di pinggir ranjang merindukan kedua sosok orangtua nya .
melihat sang adik menangis di kasur ibu Doni menghampirinya lalu berkata " udah lah dek, ibu sama bapak udah tenang di sana ibu sama bapak pasti sedih kalau lihat Arum nangis trus"
"Arum kangen bang"
"iya Abang tau kangen tapi kasihan mereka de"
"aaaa......😭😭😭"
matanya melirik ke mangkuk yang terletak di depan adikknya
"dek itu makanan buat siapa?"
"Arum pikir ibu sama bapak masih ada kak "
"ya Allah dek " tak kuasa ia membendung air matanya ia seketika memeluk tubuh kecil adiknya
"kita ikhlaskan mereka ya dek biar mereka bahagia di sana "
Setelah kejadian itu Arum mulai tegar mengikhlaskan kepergian kedua orangtuanya, walaupun berat dan tak semudah yang mereka katakan Arum mulai bangkit menata masa depannya , iapun memutuskan melanjutkan pendidikan nya sembari sepulang sekolah ia langsung bekerja untuk meringankan beban sang kakak .
🌾7 tahun kemudian 🌾
17 tahun sudah usianya, dia bukan gadis kecil lagi ia sudah tumbuh dewasa menjadi seorang gadis mandiri, tak kenal lelah dan kata mengeluh.
Usianya pun tidak sia dia bekerja sambil bekerja akhirnya keraguannya bisa mencapai akhir di pendidikan bisa ia gapai meskipun ini baru langkah awal menuju jenjang yang lebih tinggi ia taklukkan semua keraguannya dengan tekat dan kerja kerasnya.
Hari ini, ia telah lulus dari sekolah menengah atas (SMA) dan akan melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya, nasib baik menimpanya karena kecerdasan nya Arum di mandati beasiswa dari Mentri pendidikan sampai ke sarjana dan ia bisa masuk ke universitas dimana saja yang ia mau" Wow " mendapat kabar adiknya akan melanjutkan sekolah ke luar negeri sang kakak Doni merasa bahagia sekali meskipun ada sedikit rasa sedih di hatinya akan berpisah jauh untuk waktu yang lama dengan adiknya ini, begitu juga Arum yang tidak tega meninggalkan sang kakak sendirian ia pun akhirnya memilih melanjutkan universitas di kota.
"Arum gak pergi kok kak, Arum disini aja "
"loh kenapa de? ini kesempatan emas loh gak akan datang dua kali"
"hmmm... dan gak ada kesempatan kedua juga buat bisa jagain saudara sendiri kak"
"dek... " ucap Doni tersenyum bahagia mendengar keputusan sang adik.
"Arum gak akan tinggalin kakak Arum akan terus nemenin kakak, yang buat Arum kayak gini kan berkat doa kakak juga"
"kamu paling bisa ngerayu kakak"
keputusan Arum pun sudah di setujui oleh Mentri pendidikan ia pun kulyah di universitas ternama di kota bahkan hal yang tak terduga mereka di beri rumah gratis dari pemerintah setempat tapi di tolak oleh Arum dan Doni mereka lebih memilih tinggal di rumah tempat mereka di besarkan.
2 Minggu lagi Arum akan masuk ke universitas, Doni memacu targetnya untuk membeli pakaian yang layak untuk adik nya kenakan nanti di hari pertama masuk kuliah, ia masih tetap bekerja menjadi kuli bangunan di desa di dekat rumahnya yang berpenghasilan biasanya perminggu 700rb kali ini dia tidak menerima gajinya di Minggu pertama dia meminta gaji di Minggu kedua saja .
🥦 Di tempat kerja Doni, saat pembagian gaji🥦
"Imran"
"saya pak"
"Fahmi"
"hadir bos"
"Doni"
"hadir pak"
"ini gaji kamu Don"
"trimakasih pak untuk Minggu ini saya gak trima gaji dulu boleh pak gajiannya Minggu depan saja soalnya saya mau beli baju buat adik saya pak"
"hmm.. baiklah Don kalau begitu gaji kamu bapak simpan saja" ucap si mandor lalu merogok kantong celana nya mengeluarkan selembar uang kertas merah
"ini buat kamu dan adik mu kalau kamu gak trima gaji Minggu ini mau makan apa kalian nanti ini saya kasih buat makan kalian"
"gak usah pak "
"udah trima saja Don dapat rezeki kok di tolak sih" sambung teman nya
"kalau kau gak mau Don biar sama ku saja lumayan lah itu buat beli rokok ku" sahut teman yang lainnya
"trimakasih pak, atas kebaikannya, kalau begitu saya pamit dulu assalamualaikum "
"walaikumsalam"
Waktu yang di tunggu pun tiba besok Arum akan masuk universitas kabar kelulusan Arum masuk universitas ternyata sampai di telinga ke 3 saudara dan saudari nya masing masing dari mereka membelikan perlengkapan Arum untuk kuliah mulai dari tas alat tulis sampai Yayan membelikan laptop untuk adiknya sementara Bella belikan ia handphone setara dengan kamera belakang Bodrex 3 biji yg lagi viral saat ini, jelita belikan sang adik sepada motor pakaian tas dan perlengkapan lainnya.
"ini dari kami dek, semoga kamu bisa semakin giat belajar nya jadi kebanggan kami semua ya dek" ucap Yayan bela jelita yang diam diam menemui Arum tanpa sepengetahuan Doni.
sepulang nya bekerja Doni pulang sedikit lebih lambat ternyata selepas bekerja ia pergi ke pasar membelikan adiknya pakaian untuk ia pakai besok ke kampus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Yani
Kalau ketauan Doni pasti marah
2023-01-20
0