Ruangan yang gelap gulita, serta ranjang yang berantakan, lelaki itu tengah tertidur begitu nyenyak, dan juga pulas dengan posisi yang tak beraturan, mungkin semalam ia kelelahan. suara alarm telah bergema hingga keseluruhan penjuru kamar, akan tetapi tak juga dapat membangunkan lelaki itu dari tidurnya. hingga suara ketukan beruntun tetapi beraturan dari arah luar pintu kamarnya lah yang dapat membangunkannya, lalu iapun langsung berdecak, 'ah, siapa sih, ganggu orang tidur aja', setelah berucap demikian ia pun langsung menyalakan lampu kamarnya hingga begitu terang, kemudian segera beranjak untuk membukakan pintu kamarnya, dan melihat siapa orang yang telah berani mengganggu tidurnya.
Cklekkk....
"Ah, anda sudah bangun, den, maaf saya mengganggu tidurnya, saya hanya ingin mengatakan kalau tiga hari lagi tuan besar akan segera pulang, dan beliau juga mengatakan kalau beliau sangat merindukan aden, jadi beliau berpesan agar Aden tidak kemana mana dalam tiga hari ini, dan mengatakan apa Aden menginginkan sesuatu, jika iya, nanti saya pasti akan sampaikan pada tuan, dan tuan pasti akan memberikannya pada aden." ucap Seno, bodyguard suruhan papanya itu panjang lebar. akan tetapi bukannya senang papanya akan pulang, Kaesang justru hanya berekspresi biasa saja, seolah olah ia tak menginginkan kepulangan dari papanya itu. sembari masih setengah mengantuk, lelaki itu tetap mendengarkan apa yang dikatakan oleh bodyguard nya itu, walaupun ia sama sekali tak perduli.
"Aku gak mau apa apa, dan kalau papa mau pulang ya pulang aja, ini kan rumahnya, lagipula papa sama Mama juga udah gak perduli kan sama aku, mereka udah bahagia dengan kehidupan mereka masing masing, dan melupakan aku yang mungkin menurut mereka gak penting, aku gak perduli papa mau pulang atau enggak, pulang ya terserah, gak pulang ya terserah. papa sama Mama udah berubah sekarang, mereka udah bukan kayak dulu lagi, dan kapan sih papa, sama Mama pernah nanyain keadaan aku, gak pernah sama sekali, toh pulang pulang juga cuma sebentar kan, habis itu pergi lagi, rugi, buang buang uang, dan tenaga aja, mending gak usah Dateng aja sekalian, aku juga bisa hidup tanpa papa, dan mama kok, lagipula aku juga gak kangen papa, dan mama Sama sekali. uang, fasilitas yang papa kasih ke aku itu sama sekali gak berguna buat aku, jadi suatu saat aku pasti akan balikin semuanya. hmm Seno, bilang ke papa ya, kalau pulang cuma buat hal yang gak berguna mending gak usah pulang, aku juga gak masalah. udah ya aku mau siap siap mau sekolah." ucapnya sembari masuk kembali kedalam kamarnya, dengan mimik muka yang sedikit kecewa sangat begitu ketara di wajahnya, dan meninggalkan seorang pria dewasa yang masih berdiri mematung di luar kamarnya, serta tak percaya dengan apa yang telah dikatakan oleh tuan mudanya ini.
**********
saat ini lelaki itu tengah mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke Genius High school, tempat ia menimba ilmu. dengan perasaan kalut atas perkataan dari bodyguard nya tadi, lelaki itu mencoba untuk tak memikirkannya lagi, dan mencoba untuk fokus pada ujiannya nanti, ya walaupun ia mencoba untuk melupakan semuanya, akan tetapi perkataan Seno tadi tetap terpampang jelas di pikirannya, dan membuatnya menjadi gagal fokus, serta tetap terngiang ngiang oleh setiap perkataan dari pria tersebut.
***********
sembari berlari, lelaki itu terburu buru menuju ke kelasnya karena ternyata tadi ia kesiangan bangun, dan baru sampai di sekolah jam tujuh lebih lima menit, dan itu membuatnya menjadi sangat panik, sebab seumur hidup ia tak pernah yang namanya telat pergi ke sekolah apalagi ujian, sebelum sebelumnya ia selalu datang lima belas menit sebelum ujian itu dimulai, tapi kali ini mengapa ia sampai telat seperti ini?.
***********
jam istirahat sekolah telah berbunyi, lelaki itu, Kaesang tengah duduk di bawah sebuah pohon rindang di sebelah ruang perpustakaan sembari memegang sebuah es Boba di tangan kanannya. ia tengah memikirkan sesuatu yang diucapkan oleh bodyguard nya tadi, PAPANYA AKAN PULANG, mengapa?, mengapa baru sekarang ia kembali, mengapa ia kembali disaat dia sudah tak mengharapkan kepulangannya. mengapa papanya lebih mementingkan pekerjaannya daripada dirinya?, begitu miris kehidupannya, jika dilihat dari luar dia adalah seorang anak pengusaha besar, pandai dalam hal akademik, kebanggaan sekolah, dan juga siswa terpopuler. mungkin orang hanya akan menilainya sebatas itu, dan tak melihat dari sisi dalamnya. ia tak lagi memiliki semangat hidup setelah kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai, semua kebahagiaan serta impiannya serasa terenggut begitu saja.
saat ia sedang termenung, dari kejauhan nampak seorang guru sedang berbincang bincang dengan seorang guru lainnya, dan lelaki itu langsung mengernyitkan dahinya, kayak kenal?, ya ibu guru itu adalah ibu guru yang bertemu dengannya di halte kemarin. saat melihatnya, Kaesang mencoba untuk menghiraukannya, dan mencoba untuk mencuekkannya. dengan membaca sebuah novel romance di tangan kirinya, yang tadi sengaja ia bawa, ia mencoba untuk tak memikirkan gurunya itu. lalu sesaat kemudian ia pun beranjak dari tempat duduknya, menatap sebentar ibu guru itu, lalu beranjak pergi kembali ke kelasnya sembari mengulas senyum di bibirnya.
**********
"Haha iya iya Bu, anda memang benar, kemarin itu ternyata Bu Lutfi cuma mau ngerjain kita doang, huh padahal saya udah bener bener lho mau bantuin dia, eh ternyata cuma prank doang, nyesel saya Bu." ucap seorang guru laki laki pada ibu guru di sampingnya sembari tertawa kecil.
"Kan saya sudah bilang pak kalau Bu Lutfi itu cuma bohong, eh bapak malah gak percaya, terus pake ngatain saya gak perduli sama temen lagi, huh sekarang bapak tau kan yang mana yang benar?" timpal ibu guru itu sembari tersenyum jahil.
"Iya iya Bu, maaf ya kemarin saya sudah ngatain ibu yang enggak enggak, saya kan bener bener gak tau kalau ternyata yang Bu Lutfi bilang kemarin itu cuma sekedar prank doang, sekali lagi maaf ya Bu, hmm kalau ibu mau nanti sepulang ngajar kita makan bakso di perempatan Sono yuk, disana baksonya enak banget, juara deh dilidah, ibu pasti suka, sekalian sebagai tanda permohonan maaf saya ke ibu, gimana Bu, mau ya, sekalian temenin saya makan. saya lagi pengen banget makan bakso di sana, ayo Bu, saya traktir deh," tawar pak guru itu pada ibu guru di sampingnya. dan ibu guru itu terlihat sedang berpikir, apakah ia akan menerima ajakannya tadi atau tidak.
"Hmm boleh deh pak, sekalian saya juga lagi pengen makan bakso." jawab ibu guru itu antusias sembari mengulas senyum manis di bibir merahnya, dan mengiyakan ajakan dari rekan kerjanya itu.
"Yaudah nanti sepulang ngajar saya tunggu ibu di gerbang ya. sekarang saya mau ngajar dulu, pelajaran saya udah mau mulai nih lima menit lagi, saya pergi dulu ya Bu, sampai ketemu nanti." ucap pak guru itu sembari beranjak pergi menuju ke kelas yang akan diajarnya, dan tak lupa dengan tas di tangan kanannya. sebuah senyuman langsung terulas di bibir pak guru itu sesaat ia menatap wajah ibu guru di belakangnya, entah apa itu, tetapi ia merasa sangat nyaman jika berada di dekatnya.
"Iya pak." jawabnya singkat.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments