"Kamu kenapa?, kok melamun, ada masalah apa?, ngantuk ya?" tanya ibu guru itu pada Kaesang sembari tersenyum padanya.
"Eh, enggak kok Bu, saya gak lagi kenapa napa." jawabnya singkat, sembari mengulas wajah dinginnya itu.
"Hmm, baiklah kalau begitu, saya bagikan dulu ya kertas ujiannya, sambil menunggu kertas ujiannya saya bagikan, kalian boleh menyiapkan alat tulisnya terlebih dahulu," ucap ibu guru itu sembari beranjak berdiri dari tempat duduknya, dan pergi untuk membagikan kertas ujian itu pada anak anak.
saat anak-anak lain sibuk mengeluarkan alat tulisnya dari dalam tas, Kaesang justru melamun, sembari menopang dagunya. sesaat kemudian entah apa yang merasukinya saat itu, hingga ia tiba tiba saja menggenggam erat tangan seseorang, dan saat ia sudah mulai sadar dari lamunannya, ternyata tangan yang dipegangnya itu adalah tangan dari ibu guru itu, yang saat ini sudah sampai pada meja lelaki itu, dan akan memberikan kertas ujian itu padanya. malu, itulah yang lelaki itu rasakan saat ini, untuk pertama kalinya ia dibuat malu oleh tingkahnya sendiri. tetapi untung saja tidak ada yang melihat kejadian itu, kalau tidak, ia pasti sudah menjadi bulanan dari anak anak di sana.
"Ma-maaf Bu, saya tidak sengaja." ucap lelaki itu, sembari menatap wajah ibu guru itu sekilas, lalu menundukkan kepalanya karena malu.
"Tidak apa apa, tapi kamu kenapa, kok melamun lagi, kamu beneran ada masalah ya?" tanya ibu guru itu pada Kaesang lembut.
"..."
tak merespon pertanyaan dari ibu guru itu, Kaesang justru tetap diam, sembari meletakkan kedua tangannya di atas meja, serta tetap menundukkan kepalanya. karena tak ada respon dari lelaki itu, akhirnya ibu guru itupun meletakkan kertas ujian lelaki itu di atas mejanya lalu berlalu pergi untuk membagikan kertas ujian itu pada yang lain.
sesaat kemudian....
"Baiklah anak anak, silahkan dikerjakan dengan jujur ya, tidak boleh ada yang mencontek, nanti kalau sampai ibu tau ada yang mencontek, kertas ujiannya langsung ibu robek, dan langsung ibu beri nilai kosong, paham ya anak anak, silakan mulai dikerjakan, tapi sebelum itu, harap semuanya berdoa dulu sesuai agamanya masing-masing." ucap ibu guru itu, kemudian mereka semua pun langsung menundukkan kepalanya dan berdoa sesuai agamanya masing-masing.
hening, sepi, itulah suasana di kelas 11 IPA 3 saat ini, kelas dimana Kaesang berada sekarang. disaat anak anak lain fokus mengerjakan ujiannya, dan sibuk tanya sana sini, Kaesang justru tetap santai, dan hanya memandangi kertas ujian itu di atas mejanya. seolah olah hanya soal kacang, lelaki itu menjawab puluhan soal itu hanya sekali membaca, dan dengan cepatnya ia bahkan sudah hampir selesai, dan jika dilihat oleh orang lain mungkin mereka mengira jika ia hanya mencentanginya asal, dan saat ia memandangi teman temannya, ia pun geleng geleng kepala saat melihat teman temannya itu terlihat kesulitan untuk menjawab soal soal ini.
"Ck, soal kacang gini aja pada kesulitan lu pada, seolah olah soalnya sulit banget, padahal gak ada apa apanya, hmm, gimana kalau soalnya nanti lebih sulit lagi, bisa bisa pingsan lu pada." ejek lelaki itu dalam hati.
beberapa saat kemudian....
saat dilihat waktu sudah hampir habis, semua anak anak disana kelihatan panik, dan juga sibuk bertanya sana sini. lalu dengan penuh kepercayaan diri, lelaki itu pun beranjak dari bangkunya, dan berjalan menuju ke depan, tepatnya meja guru, sembari menenteng kertas ujiannya yang sudah penuh dengan rentetan jawaban. saat lelaki itu menyerahkan kertas ujiannya pada guru, beberapa anak langsung menatap kearahnya, kaget, dan juga kagum, karena bagaimana tidak, seorang Kaesang, siswa yang terkenal dingin, dan juga cuek pada sekitarnya itu bisa dengan mudahnya menjawab persoalan-persoalan yang dirasa sangatlah sulit bagi otak sebagian anak, karena walaupun dia lelaki berhati es, dia tetaplah siswa terpintar di sekolah itu, dan dia juga pernah memenangkan beberapa olimpiade Matematika, bahasa Inggris, maupun sains tingkat internasional, yang berhasil membuat namanya dikenal oleh dunia, yang tentunya ia adalah kebanggaan dari sekolah itu.
"Saya boleh keluar kan Bu?" tanya Kaesang pada ibu guru itu saat ia menyerahkan kertas ujiannya.
"Hmm, karena kamu sudah selesai, maka kamu boleh keluar duluan," jawab ibu guru itu sembari menerima kertas jawaban dari lelaki itu.
lalu tanpa menunggu lama lelaki itupun segera beranjak keluar dari ruangan sembari menggendong tas ransel di punggungnya, dan meninggalkan semua teman temannya yang saat ini sedang berkutat pada kertas ujian di tangannya, dan dari raut wajah mereka terlihat kalau saat ini mereka tengah kesulitan, akan tetapi lelaki itu tak perduli sedikitpun, dan lebih memilih untuk mengacuhkan mereka.
*******************
Kaesang, lelaki itu saat ini tengah duduk sendirian di sebuah taman kecil di tengah tengah sekolah itu. ia sibuk pada ponselnya, hingga tak menyadari ada banyak sekali pasang mata yang saat ini sedang menatapnya. lalu saat ia mulai sadar kalau ada yang sedang menatapnya, lelaki itupun beranjak dari tempat duduknya, dan memilih untuk pergi ke perpustakaan saja. akan tetapi saat ia melewati ruang BK, ia berhenti sejenak, dan langsung menoleh pada pintu ruang BK itu yang saat ini tengah terbuka lebar, bukan apa apa, melainkan ia seperti mendengar suara dari guru cantik yang tadi ada dikelasnya, dan dugaan nya memang benar, saat ini guru cantik itu tengah berada di dalam ruangan itu, dan sedang berbicara dengan seorang anak laki laki seumuran dengannya, dan ia menduga kalau ibu guru itu juga seorang guru BK.
"Ibu guru itu....hmm, cantik ya," ucapnya dalam hati, sembari tetap pada wajah dinginnya.
"Ah, apaan sih gue, lagi error kali ya, mending buruan ke perpus aja." ucapnya lirih sembari memukul pelan kepalanya, lalu beranjak pergi menuju ke perpustakaan sekolah.
****************
"Baiklah, nanti kalau ada apa apa lagi silahkan kamu datang ke ruang BK ya, dan temui saya, saya selalu ada di sini setiap jam siang," ucap ibu guru itu pada anak lelaki di depannya, sembari beranjak berdiri dari bangkunya, dan diikuti oleh anak lelaki itu.
"Iya Bu, terima kasih sebelumnya, saya permisi dulu." ucap anak lelaki itu sembari menjabat tangan ibu guru di depannya, kemudian beranjak keluar dari ruangan.
setelah anak lelaki itu pergi dari ruangan, ibu guru itupun menatap keluar ruangan, kemudian senyuman manis langsung terulas di bibir merahnya.
"Oh iya lupa, aku kan harus cari bahan materi buat besok di perpus, huufth mending kesana ajalah sekarang, sekalian ngisi waktu luang, mumpung waktu ngajarku masih dua jam lagi." ucapnya sembari memasukkan beberapa map dan buku kedalam tasnya, kemudian beranjak keluar ruangan, dan tak lupa menutup pintu, karena saat ini ia sedang sendirian di ruangan itu, sebab guru guru BK yang lain lagi ada keperluan di kelas kelas, jadi dia ditugaskan di ruangan itu, kalau kalau ada keperluan mendadak.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments