Darren pun tidak menyangka bahwa Kanaya akan melihat bagaimana dia mencumbu Sandra. Benar Darren menggeram karena Kanaya menggagalkan adegan panas selanjutnya yang siap dia nikmati bersama dengan Sandra. Pria itu mengusap kasar wajahnya dan setelahnya dia mengusap bibir Sandra dengan ibu jarinya.
“I am so sorry, Babe.” ucap Darren yang meminta maaf kepada Sandra.
Sandra pun merapikan rambutnya dan memegang kedua lengan Darren. “No problem, kita masih punya banyak waktu. Karena semua telah gagal, sebaiknya aku pamit pulang. Lain kali singgahlah ke apartemenku, kita bisa bergerak leluasa di sana.” ucap Sandra dengan senyuman mautnya. Senyuman yang selalu mampu membius seorang Darren.
Pria itu sedikit mengangguk dan mengecup kembali bibir Sandra. “Pasti aku akan ke sana. Ayo, aku antar hingga ke tempat parkiran.”
Darren merangkul pinggang Sandra kemudian mengantarnya menuju tempat parkiran di mana mobilnya berada. Setelah Sandra berlalu pergi, Darren kembali memasuki apartemennya. Begitu memasuki pintu apartemennya, pandangannya mengedar mencari-cari di mana sosok Kanaya. Dengan segera, Darren mengetuk pintu kamar Kanaya.
“Keluar hei … keluar Kalkun!” ucapnya sembari mengetuk-etuk pintu kamar Kanaya.
Di dalam kamar, Kanaya menghela sejenak napasnya dan menyeka sisa-sisa air mata yang masih ada di wajahnya. Memastikan tidak ada sisa-sisa air mata di sana, Kanaya pun membuka pintu kamarnya dan dia melihat bagaimana murkanya seorang Darren.
“Ada apa?” sahut Kanaya.
“Kalkun tidak tahu diri. Sudah ku bilang jangan menunjukkan batang hidungmu itu saat aku berada di dalam rumah. Kenapa kamu melanggarnya. Lagi-lagi kamu menghancurkan rencanaku. Kalkun sialan!” luapan amarah meluncur begitu saja dari mulut Darren.
Bukannya takut, Kanaya justru memincingkan matanya. “Siapa yang sialan di sini? Apakah pria yang terang-terangan melakukan zinah di depan istri sahnya itu tindakan yang benar? Kita memang menikah di atas kertas, bukan berarti kita bisa bertindak seenaknya. Setidaknya hargainya pernikahan ini sampai batas waktu di mana kita akan bersama-sama melepaskan ikatan tanpa cinta ini.” ucap Kanaya yang menatap tajam wajah Darren.
Pria yang berdiri di hadapannya itu pun tersenyum miring. “Jangan coba-coba menceramahiku. Ingat, Sandra … Sandra lah satu-satunya wanita yang aku cintai. Apapun yang akan kulakukan dengannya, jangan coba-coba menghentikanku dan jangan mengadu kepada Papa dan Mama. Jika kamu bersikeras silakan angkat kaki dari tempat ini.”
Disertai emosi yang memuncak Darren berteriak nyalang kepada Kanaya. Bahkan Darren pun tidak segan mengucapkan ancaman kepada Kanaya.
Di satu sisi, Kanaya kembali tersakiti dengan ucapan Darren dan ancaman yang dia berikan. “Dasar pria berengsek!” umpat Kanaya yang seakan menghina Darren secara langsung.
Mendengar umpatan dari Kanaya, Darren mengangkat satu tangannya seolah ingin mendaratkan tamparan di wajah Kanaya. Gadis itu pun mengerjap saat tangan Darren telah melayang ke udara.
“Tampar aku … tampar!” teriaknya dan matanya menatap tajam kepada tangan Darren yang telah terangkat itu.
“Satu kali kamu berani menamparkan, aku akan melaporkanmu ke pihak kepolisian sebagai bentuk kekerasan dalam rumah tangga. Bahkan aku bisa mengajukan pasal berlapis dengan tindakan amoralmu bersama wanita lain.” ancam Kanaya dengan menahan gemuruh di dadanya.
“Berani kau melaporkanku?” teriak Darren.
“Berani. Jika aku benar, aku tidak akan takut. Lagipula hanya pria banci yang berani main pukul kepada wanita.” sahut Kanaya dan sorot matanya yang tajam.
Perlahan tangan Darren pun turun, pria itu mengusap kasar wajahnya dan mengacak rambutnya. “Kalkun berengsek. Wanita sialan. Wanita kelas bawah dan gendut sepertimu sangat membuatku muak. Aku muak denganmu.” Darren mengucapkan kata-kata itu kemudian pergi dari hadapan Kanaya.
Pria itu menuju arah pintu apartemennya, hendak keluar dan dia membanting pintu itu dengan begitu kerasnya.
Sepeninggal Darren, air mata Kanaya tidak mampu dibendung lagi. Gadis itu meraung dalam tangisan sembari memegangi dadanya yang terasa sangat sesak. Sebegitunya Darren menganggapnya sebagai wanita kelas bawah yang telah membuatnya muak. Perkataan tajam yang sangat menyakiti hati Kanaya.
Air matanya tumpah ruah dengan isakan dan raungan seakan dirinya terhunus pedang yang tajam. Baru beberapa hari dirinya menjadi istri pengusaha muda terkenal di Ibukota, tetapi penderitaannya begitu bertubi-tubi. Ditolak oleh suaminya sendiri, dirundung, diancam, bahkan diperlakukan dengan sangat buruk. Hanya tangisan yang bisa Kanaya lakukan. Sekian menit berlalu dan Kanaya masih saja menangis.
Setelah dia merasa tenang, Kanaya menengadah melihat pada CCTV yang mungkin saja terlihat dari tempatnya berdiri saat ini. Kanaya akan memanggil teknisi CCTV dan mengoneksikan CCTV itu dengan laptopnya. Kanaya berketetapan akan mengumpulkan bukti demi bukti bagaimana kejamnya Darren. Di saat waktu yang tepat, semua bukti itu akan dia lakukan untuk membalas dendam.
Jangan menganggap remeh wanita yang tersakiti, Darren Jaya Wardhana. Dengan tanganku sendiri aku akan membalaskan dendamku. Aku terima setiap perlakuan burukmu, tetapi aku tidak akan tinggal diam. Aku akan mengumpulkan bukti-bukti digital yang menunjukkan kasar dan tidak berperikemanusiaannya perlakuannya.
Kanaya bergumam dalam hatinya dan dia mulai menyusun rencana demi rencana di dalam otaknya. Lagipula waktunya di dalam apartemen begitu banyak, dan dia akan memanfaatkan semua itu untuk mengumpulkan semua bukti yang akan memberatkan seorang Darren Jaya Wardhana.
Pemikiran dalam otak Kanaya terhenti, saat dia merasakan perut terasa begitu sakit dan melilit. Gadis berbobot 89 kilogram itu segera lari menuju kamar mandinya. Satu kali dia ke kamar mandi, tetapi masalah perutnya masih belum beres. Dua kali dia kembali ke kamar mandi yang ada sakit perutnya justru semakin melilit rasanya. Tiga kali, empat kali, hingga sepuluh kali, kegiatan yang membuat Kanaya benar-benar lemas dan mengeluarkan begitu banyak keringat saat ini.
Kanaya mengingat-ingat kembali apa yang sudah dia makan seharian ini. Seingatnya Kanaya sama sekali tidak memakan makanan pedas, dan makanan terakhir yang dia makan adalah mie instans yang dia buat saat Sandra datang. Kanaya memilih duduk di tepi tempat tidurnya dan mengingat-ingat semua makanan yang sudah dia makan selama 24 jam terakhir. Namun, dalam ingatnya tidak ada jenis makanan pedas atau aneh yang dia makan.
Bolak-balik ke kamar mandi membuat Kanaya begitu lemas rasanya, bahkan gadis itu seakan terhuyung saat berjalan keluar dari kamar mandi. Menyadari bahwa dirinya tidak sedang baik-baik saja, Kanaya memencet tombol bantuan yang terhubung dengan pihak keamanan apartemen. Kanaya meminta bantuan untuk membawanya ke Rumah Sakit. Sakit perut yang membuatnya bolak-balik ke kamar mandi benar-benar menguras tenaganya, hingga gadis itu terasa lemas dan tidak mampu lagi menahan bobot tubuhnya untuk sekadar berjalan.
Menunggu pertolongan datang, Kanaya memilih berdiri dan berpegangan di kitchen island yang berada tidak jauh dari pintu apartemen itu. Sebisa mungkin Kanaya memaksakan untuk berdiri, tetapi lagi-lagi kakinya terasa goyah. Akhirnya Kanaya memilih menaruh kepalanya di meja yang berada di kitchen island. Detik berganti detik, menit berganti menit, Kanaya berharap bantuan akan segera tiba karena dirinya seakan tidak mampu lagi menahan lagi. Badannya yang gendut seakan terasa ringan disertai keringat dingin yang mengalir dengan derasnya, Kanaya mengerjap dan berharap bantuan akan segera datang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 295 Episodes
Comments
andi hastutty
pengen cuci otak Darren deh
2023-07-28
0
Luluk Listyaningrum
menangis doang gak guna lah,diet dong olahraga biar langsing,biar gak dibuli lg
2023-07-22
0
Lieya
hati aku panas dengan sikap nya derren
2023-05-18
0