Perlahan dan tanpa menimbulkan dentingan di dalam mangkok yang berisi mie instans itu, Sandra mencampur obat pencahar (obat-obatan yang diminum untuk membantu mengatasi sembelit dengan membuat kotoran bergerak dengan mudah di usus) ke dalam mie instans itu.
Sandra bergerak dengan cepat, tetapi begitu halus hingga tidak menimbulkan suara. Begitu aksinya selesai, Sandra kemudian duduk dengan menyilangkan satu kakinya di sofa yang berada di dalam ruang tamu itu. Wanita licik itu sedikit menggerakkan rambutnya dan mengipas-ipas wajahnya dengan tangannya.
"Jatuh kau ke dalam perangkapku." gumamnya sembari menunggu Kanaya akan keluar dari dalam kamarnya dan memakan mie instans yang sudah tercampur dengan obat pencahar itu.
Tidak berselang lama, benarlah momen yang ditunggu Sandra tiba. Kanaya keluar dari kamarnya dan mulai mengambil mangkok keramik berisi mie instans rasa soto itu. Kanaya memilih duduk di meja makan, membiarkan Sandra begitu saja dan menikmati mie instansnya.
Dengan lahap, Kanaya mengambil dengan sumpit mie-nya, lalu menyeruput kuah rasa soto dari mangkoknya langsung. Sekalipun, Kanaya memiliki bentuk tubuh yang sudah besar, mie instans tetap menjadi makanan favorit bagi Kanaya.
Sementara dari jarak beberapa meter, Sandra seakan tertawa dalam hati lantarannya umpannya tepat sasaran. Dia cukup menunggu obat pencahar itu bereaksi. Akan tetapi, Sandra rupanya cukup terganggu dengan cara makan Kanaya yang sangat tidak berkelas. Memakan mie dengan sumpit, lalu menyeruput kuahnya langsung dari mangkoknya membuat gaya makan gadis itu seolah terlihat jorok.
Budaya makan seperti itu bagi beberapa orang memang terkesan jorok, tetapi di Korea Selatan wajar-wajar saja seseorang memakan mie hingga mengeluarkan bunyi "slurpp …." dan menyeruput kuahnya langsung dari mangkoknya.
Namun Sandra berpikir setidaknya dia berhasil mengerjai Kanaya. Sandra begitu bahagia bisa menuntaskan misinya untuk memberi pelajaran kepada Kanaya.
Tidak hanya sampai di situ, diam-diam Sandra mengamati penampilan Kanaya yang tidak sedap dipandang mata. Kanaya hanya mengenakan setelan piyama, rambutnya hanya diikat asal, wajahnya sama sekali tidak bermake-up, dan kacamata dengan lensa cukup tebal bertengger di atas hidungnya.
"Bagaimana bisa gadis seperti itu menjadi pilihan Papa Jaya. Bisa-bisanya Papa Jaya memaksa Darren menikahi gadis seperti itu. Dia justru terlihat seperti Fiona, istrinya Shrek." gumam Sandra dalam hati sembari melirik pada Kanaya yang masih asyik menikmati mie instans nya.
Di satu sisi, Kanaya seolah tidak terpengaruh dengan kehadiran Sandra. Dengan cepat dia menghabiskan mie instansnya kemudian mencuci mangkok keramik yang dia kenakan. Kanaya kemudian mengisi botol air minumnya dengan air putih hingga penuh kemudian meneguknya.
Usai itu, Kanaya kembali lagi masuk ke dalam kamarnya. Membiarkan Sandra seorang diri duduk di ruang tamu.
Menjelang sore saat jam pulang kantor tiba, Darren memilih segera kembali ke apartemennya. Pria itu begitu pusing dan penat rasanya. Ingin sekali membaringkan dirinya di dalam kamar apartemennya.
Darren mengendarai mobil mewahnya dengan lebih cepat berharap bisa segera tiba di apartemennya. Kedatangan Papanya ke kantor barusan merusak suasana hatinya. Apartemennya adalah satu-satunya tempat yang terpikirkan saat ini untuk melepaskan semua penatnya. Lagipula sudah beberapa hari berlalu, dan dia sama sekali tidak melihat Kanaya, sehingga tidak masalah baginya jika memilih kembali ke apartemennya.
Selang beberapa menit, Darren telah tiba di apartemennya. Tanpa ragu dia membuka pintu apartemennya dan betapa kagetnya dia saat melihat wanita yang selama ini dicintainya tengah duduk manis di sofa ruang tamunya. Senyuman seketika terbit begitu saja di wajah Darren. Tanpa banyak bicara, Darren segera menghampiri Sandra dan mencium bibir berlapis gincu itu dengan hangat.
“Hei Babe, aku tak menyangka kamu akan datang ke sini. Sudah lama?” tanya sembari menarik pinggang Sandra dan kembali menyesap bibir yang selama ini dia sukai.
Sandra pun mengutas senyuman, kemudian menatap wajah Darren dengan penuh binar kebahagiaan. “Hampir satu jam aku di sini. I miss you, Babe.” ucapnya sembari berbisik di telinga Darren.
Rasanya Darren hampir gila melihat Sandra dan menerima sinyal yang wanita itu berikan. Tanpa basa-basi Darren kembali mendaratkan ciuman di bibir Sandra. Ciuman yang penuh dengan gairah yang seakan tak tertahan. Merasai kenikmati yang dihantarkan oleh berbagai saraf di indera pengecapnya. Pun demikian dengan Sandra yang tiada ragu, membalas ciuman, kecupan, dan sesapan dari Darren.
Dua orang yang tengah dilanda gelora itu tidak menyadari jika di apartemen itu tidak hanya mereka berdua. Mereka melupakan keberadaan Kanaya yang juga menghuni apartemen itu. Adegan-adegan ciuman panas mereka tanpa sengaja terlihat oleh Kanaya yang akan mengembalikan mangkok mie instansnya ke dapur.
Betapa Kanaya merasa disakiti dan dikhianati oleh suaminya sendiri di saat yang sama, dengan mata kepalanya sendiri, Kanaya melihat bagaimana Darren dengan napas yang memburu mencium Sandra dan tangannya bergerilya meraba lekuk tubuh yang begitu ramping dan indah itu.
Kedua bola mata Kanaya membola dengan sempurna, kakinya bergetar seakan tidak mampu menahan bobot badannya, keringat dingin mulai muncul di keningnya. Sungguh, Kanaya tidak menyangka Darren akan sedemikian beraninya mencumbu Sandra di apartemennya. Kanaya mematung melihat adegan panas tersebut.
Seakan menahan napasnya, Kanaya melihat bagaimana tangan Darren mulai meraba area sensitif Sandra, lantaran terlalu kaget dengan pemandangan di depannya mangkok yang dibawa Kanaya pun terjatuh dari genggaman tangannya hingga menimbulkan bunyi pecahan mangkok keramik yang jatuh ke atas lantai.
Pyaaaarrrr….
Dua orang yang dimabuk gelora itu pun perlahan melepas ciuman mereka dan menengok ke arah sumber suara. Nampak Darren menggeram saat melihat Kanaya berdiri di dekat dapur. Menyadari dirinya telah mengganggu Darren dan Sandra, Kanaya memilih berlari masuk ke dalam kamarnya. Dia membiarkan pecahan mangkok itu berserakan di lantai.
Di dalam kamarnya Kanaya menangis dengan merosot ke lantai dan memegangi kedua kakinya, dia membenamkan wajahnya di atas tangan yang memeluk kedua kakinya itu. Menumpahkan semua rasa sakit yang baru saja dia lihat.
Tidak masalah jikalau tidak cinta, setidaknya jangan bermain api di depan mata…
Tidak masalah jikalau pernikahan hanya sebatas status, setidaknya jangan berzinah dan melakukan tindakan yang tidak becus…
Tidak masalah jikalau tidak cinta, setidaknya saling menghargai dan tidak menyakiti…
Pria bastard! Selamanya aku akan membencimu.
Kanaya hanya mampu menangis, tetapi sebisa mungkin dia menahan tangisnya. Dia tidak ingin Darren mendengar setiap isakan tangisnya. Dia tidak ingin akan semakin diinjak-injak hanya karena dia telah menunjukkan sisi terlemahnya.
“Kamu harus kuat Kanaya … jangan tunjukkan air matamu di hadapan pria berengsek itu. Kamu harus bangkit dan membalas semua perlakuannya. Jangan menjadi lemah, hanya kamu sendiri yang bisa menguatkan dirimu sendiri di kandang singa ini.” gumamnya kepada dirinya sendiri untuk bangkit dan membalas perlakuan Darren Jaya Wardhana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 295 Episodes
Comments
andi hastutty
Darren tunggu giliranmu sakit hati
2023-07-28
0
Ma E
Dasar wanita iblis Sandra,suatu saat akan ada karma
2023-06-19
0
Muji Ati
jangan sedih nay kau masih suci kok
2023-06-17
0