Tidak mudah bagi seorang Darren menerima keberadaan Kanaya di dalam apartemennya. Pria yang selama ini enggan berbagi apapun yang menjadi miliknya, kini harus membiarkan seorang gadis itu tinggal di dalam apartemennya yang begitu indah itu. Namun apa mau dikata, jika dia menolak Kanaya sudah pasti kedua orang tuanya akan memarahinya mati-matian.
Yang bisa Darren lakukan saat ini adalah membiarkan gadis bersize XXL itu untuk ikut tinggal di dalam apartemen yang layaknya Penthouse yang mewah itu. Kendati demikian, Darren akan membuat batas teritorial dalam apartemennya. Dia tidak akan membiarkan Kanaya berbagi kamar dengan dirinya.
“Jadi siapa yang udah ngizinin lo tinggal di sini?” tanya Darren dengan memincingkan matanya memandang Kanaya.
“Mama Sasmita yang sudah ngizinin gue.” sahut Kanaya dengan cepat.
“O … jadi sekarang lo hebat dong udah bisa mengelabui Mama gue. Pertama Papa gue yang lo kelabui, dan sekarang Mama gue. Setelah itu siapa lagi yang akan lo kelabui?” tanya Darren yang begitu kesal kepada Kanaya.
Lagipula bagaimana tidak, belum lama orang tuanya mengenalnya dan kini Mama Sasmita yang mengantarkan Kanaya untuk tinggal di apartemen milik Darren. Selama ini hanya Darren yang menghuni hunian mewah yang berada di lantai 25 ini. Selebihnya hanya Sandra, satu-satunya gadis yang beberapa kali singgah di sini. Sekarang, istri yang sama sekali tidak diinginkannya itu harus tinggal di dalam apartemen mewah ini setiap harinya.
“Jangan salah sangka, gue sendiri juga enggan tinggal di sini. Enggak ada yang mau hidup dan tinggal bersama dengan lelaki bastrad kayak lo.” sahut Kanaya dengan sorot mata yang tidak kalah tajam.
Mendengar ucapan Kanaya, Darren justru tersenyum miring. Rupanya gadis gendut di hadapannya ini memiliki nyali juga untuk melawannya. Sungguh, hal yang menyenangkan bagi Darren. Perlahan Darren maju dan menuju ke arah Kanaya yang berdiri tidak jauh dari sofa yang berada di ruang tamu.
“Jadi lo punya nyali juga buat ngelawan gue?” tanyanya dengan sorot mata yang layaknya sebuah pedang yang siap menghunus Kanaya.
Seakan tidak mau kalah dan mengalah, Kanaya memberanikan diri untuk membalas sorot mata Darren yang begitu tajam. “Tidak ada yang salah jika membalas perlakuan pria yang kejam.” sahut Kanaya.
“Dengar ya Kalkun, gimana pun gue ini suami lo. Walaupun hanya di atas kertas, tetapi hargai gue sebagai seorang suami. Selanjutnya, karena Mama Sasmita yang sudah ngizinin lo tinggal di sini jadi dengarkan perkataan gue baik-baik. Jangan sekali-kali memasuki kamar gue. Lo pakai kamar yang berada di dekat dapur itu. Jangan menyentuh semua barang berharga yang ada di apartemen ini. Juga urusin urusan lo sendiri.” ucap Darren dengan emosi yang mendidih.
“Oh … satu lagi. Selama gue berada di dalam apartemen ini, usahakan jangan menunjukkan wajah lo di hadapan gue. Melihat wajah lo membuat gue pusing. Wajah innocence ini yang menghancurkan dunia gue. Muak gue sama lo. Jika ada satu orang di dunia yang bisa gue hindari, sudah pasti gue akan menghindari lo. Menikah sama lo seolah membuat gue tertimpa tulah, tertimpa kutukan.” umpat Darren yang begitu muaknya dengan Kanaya sampai-sampai dia enggan untuk melihat wajah Kanaya ketika dia berada di dalam apartemennya.
Apakah Kanaya bersedih? Tentu saja sebagai seorang gadis, seorang wanita yang memiliki hati yang sensitif tentu saja Kanaya begitu tersakiti dengan ucapan Darren. Namun, Kanaya berusaha menahan semuanya. Jika saat ini Kanaya menangis, Darren justru akan semakin menginjak-injaknya, dan Kanaya tidak akan membiarkan itu. Apabila saat ini yang Kanaya miliki hanyalah harga diri, maka dia tidak akan membiarkan Darren menginjak-injak harga dirinya.
Memang Kanaya bukan wanita cantik, menarik, dan berkelas. Kanaya tahu betul bahwa dilihat dari berbagai sisi, dia tidak akan layak untuk bersanding dengan Darren. Bahkan mengharapkan suatu saat Darren akan bisa menerima dan mencintainya itu Kanaya tidak akan pernah membayangkan semua itu. Hatinya terlampau sakit mendengar ucapan demi ucapan yang dikeluarkan oleh Darren.
“Tenang saja, gue tahu bener posisi gue. Buatlah garis pembatas/teritorial yang memisahkan ruangan ini. Bahkan setiap hari pun, gue juga gak sudi bertatap muka dengan lo.” sahut Kanaya lalu pergi begitu saja dari hadapan Darren, dengan menyeret kopernya, Kanaya memasuki sebuah kamar yang berada tepat di sebelah dapur.
Begitu telah masuk ke dalam kamar barulah air mata yang sejak tadi tertahan tumpah begitu saja. Di dalam kamarnya, Kanaya merosot ke lantai dengan bahunya yang bersandar di dinding kamar apartemennya yang terasa dingin itu.
Menerima pernikahan dengan Darren Jaya Wardhana benar-benar membuat Kanaya seperti memasuki kandang singa. Ya apartemen yang mewah dan megah, apartemen yang layaknya Penthouse itu seperti sebuah kandang, dan Darren adalah singanya. Sementara Kanaya seperti umpan yang dimasukkan dalam kandang singa itu.
Belum cukup Darren meninggalkannya begitu saja semalaman, pagi pria itu pulang dengan tanda kissmark di lehernya, dan sekarang aturan pembatasan apartemen yang begitu membuat Kanaya bersedih dengan amat sangat. Apartemen mewah itu selayaknya telah dibangun tembok penyekat yang tinggi, ada zona kekuasaan Darren dan zona bertahan milik Kanaya. Juga, Kanaya diharuskan untuk tidak memperlihatkan batang hidungnya selama Darren masih berada di dalam apartemen. Situasi yang tentunya membuat Kanaya berada di dalam kandang singa. Bukan hanya nyawanya yang terancam, kebebasannya pun juga terancam.
"Berada satu atap tanpa cinta dengan pria psycho sepertinya bisa-bisa membuatku lama-lama meregang nyawa. Akan aku buktikan, aku bisa membalasmu Darren. Kali ini kamu bisa memandang rendah aku dengan keadaanku sebagai gadis yang sama sekali tidak cantik dan menarik. Suatu hari aku akan membalasmu untuk semua perlakuan burukmu kepadaku." ucap Kanaya pada dirinya sendiri.
Ya, Kanaya berketetapan untuk membalas semua perlakuan Darren suatu saat nanti. Tidak selamanya wanita akan diam saat harga dirinya diinjak-injak. Wanita bukan makhluk lemah, wanita pun bisa menjadi sosok yang kuat.
Tidak dipungkiri hati Kanaya begitu teriris perih rasanya. Dalam diam dan isakan tangisnya, Kanaya menyimpan semua perkataan dan perlakuan Darren dalam hatinya. Sungguh, dia berharap suatu hari nanti, dia ingin membuat Darren membayar semua yang telah dia lakukan.
Sementara di luar, Darren mengacak kasar rambutnya. Pria itu begitu emosi, dia tidak menyangka bahwa seorang Kanaya, gadis gendut yang terlihat naif itu berani-beraninya beradu mulut dengannya. Darren yang memang sama sekali tidak respect dengan Kanaya, rasanya semakin benci dengan gadis yang juga adalah istri sahnya itu.
"Kalkun gendut sialan. Aku pastikan hidupmu tidak akan mudah, aku akan membuat kau menderita. Kamu yang mengacaukan semua impian dan harapanku. Aku pastikan hari-harimu di dalam apartemen ini seperti di neraka, hingga suatu saat kamu sendiri yang akan angkat kaki dari apartemenku ini. Sialan!" umpatnya dengan kasar dan bola matanya yang memincing tajam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 295 Episodes
Comments
andi hastutty
semangat Kanaya buat pembalsanmu dan jangan goyah.
smoga Daren bucin ma Kanaya dan ditinggalkan ma Kanaya
2023-07-28
0
Reza Gumelang Gumelang
laki" ky daren,,,,pacarnya Sandra kelakuan kaliyan saja,,,,ku se orang p*l*c*r blm menikah,,,,SDH melakukan hbngn intim,,,,Naya LBH jijik liat,,,kelakuan kaliyan,,,,smngt Naya.
2023-07-21
0
『ᴺᴼᵀnot࿐』
semangat kanaya km bisa saya yakin km bisa saya mau lihat Darren itu nanti bakal seperti apa
2023-03-23
0