Pesta pernikahan mewah dan megah antara Darren dan Kanaya masih berlangsung. Tamu undangan begitu banyak, seakan tiada pernah habis. Kanaya yang berbobot berat harus rela berdiri demi menyalami satu per satu tamu undangan. Untung saja stylist yang dipilih langsung oleh Papa Jaya memberikan sepatu wedges kepada Kanaya, sehingga Kanaya yang gemuk tetap bisa bisa terlihat lebih tinggi saat bersanding di pelaminan bersama Darren. Selain itu sepatu wedges memang cocok untuk wanita bertubuh gemuk untuk dapat berdiri dengan proporsional dan nyaman selama dipakai.
Dengan hati yang teriris perih, Kanaya memaksakan diri tersenyum menerima ucapan selamat dari setiap tamu undangan.
“Selamat Darren dan Istri, semoga berbahagia.”
“Samawa selalu ya.”
“Selamat berbahagia untuk kedua mempelai.”
Begitulah ucapan selamat dari tiap-tiap tamu undangan. Sementara Darren bersikap normal, sementara Kanaya hanya berpura-pura dan memberikan anggukan kecil serta senyuman formalitas belaka kepada tamu undangan.
Tidak berselang lama dari deretan tamu undangan yang memberikan salam dan berjabat tangan untuk kedua mempelai, terlihat gadis cantik bertubuh ramping, dengan warna hitam tergerai indah, dan pemulas bibir berwarna merah menambah kemolekannya. Gadis yang nampak bersinar di antara para tamu undangan lainnya. Gadis itu berjalan dan melewati Kanaya begitu saja. Namun, dengan begitu elok, gadis cantik dan dari tubuhnya menguar harum semerbak wangi vanilla itu berdiri di depan Darren.
Kedua netra mereka saling bersitatap. Tangan gadis itu terulur kepada Darren. “Happy Wedding, Darr….” ucapnya dengan suara yang mengalun begitu lembut.
Pemandangan yang membuat nyali Kanaya begitu ciut.
Siapakah wanita ini? Wanita yang melewatiku dan hanya menjabat tangan Darren.
Mungkinkah?
Darren pun menyunggingkan senyuman terindahnya sembari menjabat tangan halus dan lembut yang kini berada dalam genggamannya. “Thanks Sandra ….” jawab Darren dengan begitu lembut.
“O … Sandra. Nama gadis cantik ini Sandra.” gumam Kanaya dalam hati.
Seketika Kanaya membandingkan dirinya dengan gadis cantik bernama Sandra ini. “Dia begitu cantik, sementara aku tidak. Dia begitu ramping, sementara aku terlalu lebar. Dia terlalu menawan, sementara aku tidak. Gadis cantik ini mungkinkah spesial bagi Darren?”
Kanaya sibuk membandingkan dan menyelami pikiran sendiri sembari melihat adegan manis di hadapannya saat ini. Tidak pernah dia melihat Darren tersenyum semanis ini. Memang baru tiga minggu Kanaya mengenal Darren, tetapi bersamanya Darren layaknya seorang Ripper (Malaikat pencabut nyawa) yang selalu menyebalkan selalu memaksakan kehendaknya. Sedangkan sekarang di hadapannya, Darren tersenyum dengan begitu indahnya.
Jika Darren bersanding dengan Kanaya, keduanya akan menjadi best couple seibukota.
Lagi Kanaya bergumam di dalam hati dan dia benar-benar kehilangan nyalinya. Kanaya mengatupkan bibirnya, kemudian menunduk dalam untuk segala sesuatu yang kini berputar di dalam otaknya.
...🍁🍁🍁...
Dari sekian banyak wanita yang singgah di hati seorang Darren, hanya wanita di depannya saat ini yang benar-benar bisa membuat jantung Darren berdebar dengan begitu kencangnya. Cara Darren menatap wanita itu juga terasa kian spesial rasanya. Hanya kepada wanita inilah yang tanpa perlu Darren nikmati tubuhnya, tetapi mampu membuat seorang Darren Jaya Wardhana menetap untuk waktu yang lama.
“Sandra ….” panggil Darren akhirnya dengan manik matanya yang memandang lurus pada wanita yang mengenakan gaun off shoulder berwarna merah menyala yang kini berada di hadapannya. “Akhirnya kamu datang juga?” lagi tanyanya.
Sandra pun menyelisipkan untaian rambut ke belakang telinganya dan tersenyum begitu anggun kepada Darren yang saat itu begitu tampan dan gagah mengenakan tuksedo berwarna hitam. “Sudah tentu aku datang di hari bahagiamu.” ucap Sandra dengan begitu manisnya. “Walau ini terasa berat.” lagi lanjut Sandra meneruskan ucapannya.
“Maksud kamu San?” Darren mengerjap dan bertanya apa maksud dari Sandra.
Kembali wanita itu tersenyum simpul dan memandang Darren dengan sorot mata yang berbeda. “You know what i mean, Darr.” ucapnya lirih.
Darren menghela napasnya yang terasa berat dan muncul perasaan untuk bisa merengkuh wanita cantik yang kini berada di hadapannya ke dalam pelukannya. Andai saja Darren kehilangan akal sehatnya, Darren akan pergi sekarang juga meninggalkan pengantin bersize XXL yang berdiri di sampingnya dan membawa Sandra kabur secepatnya.
Namun itu tidak dilakukan Darren karena sang Papa yang menyorotnya dalam, kehadiran Sandra membuat antrian di belakangnya terhenti dan membuat pengarah foto memberikan kode supaya Sandra segera meninggalkan pelaminan. Darren pun berusaha tenang dan menegapkan bahunya.
“Jangan pulang dulu San … tunggu aku di bawah. Usai ini aku akan menemuimu. Tunggu aku.” ucap Darren sembari setengah berbisik kepada Sandra.
Sandra pun menganggukkan kepalanya dan tersenyum kepada Darren. “Okay … aku tunggu.” ucapnya kemudian melenggang turun dari pelaminan.
Adegan yang sukses membuat Kanaya amat sangat tersakiti. Di hadapannya sendiri, Kanaya mendengar bagaimana Darren meminta kepada gadis cantik yang dia dengar bernama Sandra itu untuk menunggunya.
“Mungkinkah Darren terang-terangan bermain api di hadapanku? Dasar pria jahat!” lagi Kanaya mengumpat di dalam hati.
Dirundung oleh suaminya sendiri dan kini melihat adegan manis di depan matanya benar-benar menyakiti Kanaya. Setidaknya Darren sedikit menghargai dirinya, sekalipun hanya di atas kertas, tetapi dia adalah istrinya. Sekalipun pernikahan di dasarkan pada kesepakatan semata, tetapi Darren tidak boleh menginjak-injak harga dirinya.
Begitu pesta pernikahan selesai, Darren dengan cepat meninggalkan pelaminan dan meninggalkan Kanaya sendiri.
“Darren, bawa Kanaya besertamu!” teriak Papa Jaya yang hanya membuat putra tunggalnya menoleh saja, tetapi tidak mampu menghentikan langkah kakinya.
“Darren, bawa Kanaya ke kamarmu.” lagi ucap Papa Jaya dengan lebih keras.
Darren pun menghela napas dan menoleh ke belakang, “Pa … biarkan aku pergi, Pa. Aku sudah menikahi gadis pilihan Papa, dan sekarang aku ingin mencari angin segar sebentar Pa.” ucap Darren dengan sedikit berlari, pria itu benar-benar menghiraukan ucapan Papanya dan meninggalkan Kanaya seorang diri.
Melihat kelakuan anaknya yang kurang ajar, Papa Jaya dan Mama Sasmita mendekati Kanaya. “Maafkan Darren, Nay. Kami harap kamu memiliki hati yang lapang untuk menerima dan memaafkan Darren.” ucap mereka berdua.
Kanaya hanya mampir tersenyum getir dengan mata yang menyorot pada punggung Darren yang perlahan menghilang. Dengan berusaha semaksimal mungkin, Kanaya menahan air matanya supaya tidak jatuh. Mata yang saat ini mengenakan softlens berwarna cokelat itu terasa begitu perih, di hari bahagianya, Darren meninggalkannya begitu saja. Kanaya tahu pasti bahwa saat ini Darren tengah mengejar Sandra. Ya, pikiran Kanaya hanya tertuju pada Sandra, wanita cantik yang seolah memancarkan pesona hingga membuat Darren hampir gila rasanya.
“Tidak apa-apa, Naya tahu.” sahut Kanaya perlahan.
Mama Sasmita mengelus pundak menantunya itu. “Mama yang akan mengantarmu ke dalam kamar hotelmu. Darren pasti akan kembali. Maafkan anak Mama ya Nay….” Mama Sasmita sungguh-sungguh meminta maaf kepada Kanaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 295 Episodes
Comments
Wanda Andhika
peluk jauh dari sini nay🤗🤗🤗
2023-10-29
0
andi hastutty
buat dirimu kuruslah Naya
2023-07-28
0
Dewi Srianti Amiruddin
untung ada mertua yg baik
2023-05-22
0