Jean mengenal nafasnya dalam-dalam. Hatinya merasa sedih. Dia sedang terduduk di lantai sambil memandangi Selena. Di pangkuannya, dua adik Selena sedang tertidur. Jean mengelus rambut mereka dengan lembut. Wajah keduanya menggemaskan ketika tidur.
Dia baru saja mendengarkan cerita Selena. Cerita masa lalunya. Setelah mendengarkan semua cerita Selena, Jean merasa bahwa dirinya beruntung karena dia diberkati oleh keluarga yang baik.
Selena adalah anak kedua dari empat bersaudara. Dia dilahirkan di kota ini, di sebuah rumah yang ada di salah satu gang kecil di Saint Georgia City.
Dia menjalani kehidupannya dengan bahagia. Dua tahun setelahnya, adik kembarnya lahir. Semua keluarganya, termasuk Selena, ikut bersuka cita. Meskipun tidak kaya, setidaknya mereka bisa hidup dengan bahagia dan berkecukupan.
Tetapi, sekitar tiga atau empat tahun setelah kelahiran adik kembarnya, prahara mulai datang. Ayahnya kehilangan pekerjaannya sebagai perawat kuda di istana kerajaan. Sebenarnya sampai di situ tidak ada masalah. Uang yang ayahnya miliki cukup untuk hidup setidaknya dua tahun ke depan.
Tetapi karena stres yang menimpa dirinya Karena kehilangan pekerjaan, ayahnya menjadi seorang pemabuk. Dia akan pergi di sore hari dan baru pulang ketika fajar menyentuh langit. Mulutnya sangat bau. Entah berapa alkohol yang telah dia tenggak. Matanya merah dan emosinya tidak stabil.
Lebih buruk lagi, ayah Selena menjadi penjudi akut. Semua harta yang dia miliki; uang, perhiasan, perabotan pribadi, semuanya akan dijadikan alat taruhan. Sialnya, dia selalu kalah. Awalnya mungkin harta milik dia, tapi lama kelamaan, ayahnya mengambil barang-barang milik ibunya.
Dan puncak keretakan keluarganya adalah ketika mengetahui bahwa ayahnya telah selingkuh oleh wanita lain. Dia juga di peras habis-habisan oleh wanita selingkuhannya.
Alhasil, keluarga mereka jatuh miskin. Ibu Selena mulai kehabisan rasa sabarnya. Setiap pagi dia bertengkar dengan suaminya, terkadang saling memukul. Suara tamparan, teriakan kesakitan, dan tangisan menjadi hal rutin yang terjadi di rumahnya.
Satu-satunya yang membuat Selena tetap kuat adalah dua malaikat kecilnya, adik kembar yang bernama Dina dan Rina. Hanya dengan memelihara mereka berdua, rasa takut dan khawatir Selena bisa menghilang.
Suatu hari, ayahnya pergi dan tidak pernah kembali lagi ke rumahnya. Selena cukup senang. Hari-harinya kembali seperti biasa. Ibu dan kedua adiknya kembali tersenyum dan rumah mereka dipenuhi dengan kebahagiaan.
Selena punya kakak laki-laki. Tetapi dia hanyalah bajingan dan beban keluarga. Semenjak ayahnya kehilangan pekerjaan, dia tidak pernah pulang. Alih-alih sedih, Selena hanya bersyukur tentang itu.
Kehidupan mereka berjalan dengan sempurna dan bahagia hingga ketika Selena berusia 10 tahun dan kedua adiknya berusia delapan tahun, tempat tinggalnya di datangi oleh puluhan orang. Mereka semua datang untuk menagih utang ayahnya yang menumpuk. Mereka mengambil semua benda-benda berharga yang tersisa di rumah dan tidak meninggalkan satupun barang yang membuat mereka bisa hidup.
Pada akhirnya, ibu Selena menjadi sangat stres dan berakhir dengan menggantungkan dirinya dengan seutas tali di kamarnya. Meninggalkan Selena dan kedua Adiknya sendirian.
Mulai saat itu, hidup Selena berubah 180 derajat. Dia tetap tinggal di rumah orangtuanya. Tetapi untuk menyambung hidup, Selena melakukan apapun yang dia bisa. Kebanyakan adalah mencuri atau menjadi pekerja kasar.
Adapun orang yang kemarin menghajar dirinya adalah orang yang pada saat itu menjadi pemimpin orang-orang yang menguras seluruh harta benda yang tersisa milik ibunya.
"Baiklah Selena. Aku harus pergi dulu dari sini. Ingat, jika kau ingin membalaskan kematian ibumu, datanglah ke tempat dimana kau dihajar pada tengah malam tiga hari lagi."
Jean dengan hati-hati memindahkan Dina dan Rina agar tidak bangun ke sebuah karpet. Jean menggunakan jubahnya untuk menyelimuti gadis kembar itu.
Barulah dia meninggalkan rumah kos... tidak, rumah tidak layak huni itu. Berjalan menembus gelapnya dan dinginnya angin malam untuk kembali ke rumah paman Hull.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
"Nona Charlotte, nona Natasha, bangun. Matahari sudah terbit. Kalau anda tidak bangun, paman Hull dan bibi Cassie akan memarahi anda berdua."
Seperti biasa, setelah berlatih, Jean pergi membangunkan Charlotte, sekarang Natasha juga termasuk. Awalnya dia ingin membangunkan Natasha setelah Charlotte. Tetapi dia tidak menyangka kalau keduanya akan tertidur di satu ranjang.
Seperti biasa, Jean menyiapkan pakaian ganti untuk Charlotte. Dia tidak menyiapkan untuk Natasha karena itu tidak sopan. Setelah itu, Jean meyiapkan air panas untuk kedua gadis itu mandi. Baknya besar dan cukup untuk dua orang. Mengingat kedekatan kedua gadis itu, mereka pasti akan mandi berdua.
Semuanya berjalan baik-baik saja. Setidaknya sampai sarapan berlangsung. Semuanya sudah duduk di meja pada saat itu dan hidangan sudah siap di atas meja. Bahkan mereka sudah selesai berdoa dan mulai makan. Sampai akhirnya dua orang pembuat onar datang.
"Ayah! Ibu! Kenapa kalian membiarkannya serangga ini makan di meja yang sama dengan kita!?"
Yang pertama adalah Samuel. Kakak kandung Charlotte. Dia adalah anak pertama paman Hull dan bibi Cassie. Tentu saja, dia adalah kandidat kuat pewaris perusahaan dagang HuCass.
Tetapi bagi Jean, apa yang telah susah payah dibangun oleh paman Hull, bibi Cassie, dan moyang mereka akan hancur jika Samuel yang mewarisinya.
Yang Samuel tahu hanyalah bagaimana cara menghabiskan uang milik orangtuanya. Saat Jean keluar di malam hari, dia selalu melihat Samuel di tempat perjudian dan prostitusi. Dia selalu kalah dan selalu diperas. Cepat atau lambat, keluarga ini akan bangkrut jika Samuel tidak berubah.
Tapi masa bodoh dengan dia.
Dan yang kedua adalah kakak laki-laki Natasha. Joan. Dia adalah anak pertama dari Viscount Lobos. Sama seperti Samuel dan sama tidak bergunanya dengan dia.
Keduanya pengacau tapi tidak ada gunanya melakukan sesuatu pada mereka sekarang. Pada akhirnya, Jean kembali makan bersama dengan yang lainnya dan suasana menjadi relatif tenang.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Hari yang dijanjikan telah tiba. Selena datang sendirian di gang yang pernah menjadi tempat penyiksaan dirinya. Jean telah di sana, sambil tersenyum ketika dia membawa seonggok tubuh penuh luka yang nafasnya tersengal.
"Yahh, Selena. Kondisi tubuhmu sudah membaik ya?"
Jean yang bersandar di sebuah tembok kembali tegak. Dia melemparkan sehingga badan itu ke arah Selena.
"Dia adalah orangnya kan? Sekarang lakukan sesukamu."
Jean tidak hanya melemparkan orang itu, dia juga menyodorkan sebuah kotak. Kotak yang berisi alat perkakas.
Selena tersenyum. Malam itu, dipenuhi lolongan kesakitan, Selena menggergaji orang yang telah menghajarnya. Dia juga memotong semua jarinya. Dan pada akhirnya, membalas mayat orang itu.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Saya lagi stuck, jadi maaf kalau chapter ini kurang memuaskan. Chapter selanjutnya akan terbit besok atau mungkin lusa. Saya sudah terbayang tapi akan sulit untuk menuliskannya. Terimakasih dan selamat membaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
M•Y•O•U•I•M•I•N•A
jean ama selena aja thor
2022-07-03
1
Saya Tiaaaa
keren keren
2022-04-25
0
The Unknown
lanjut
2022-03-08
1