Hari-hari terus berlalu dan siksaan demi siksaan sudah menjadi aktivitas rutin bagi Jean. Setiap siang, dia diseret dan disiksa, hanya untuk kemudian dia akan meringkuk kembali di sel tahanannya pada malam hari.
Kini, hari sudah siang. Cahaya matahari yang masuk lewat lubang-lubang kecil di dinding membawa hawa panas ke dalam sel tahanan Jean. Karena itulah anak berusia delapan tahun itu berasumsi bahwa sekarang adalah musim panas.
Jean lalu dikeluarkan dan diseret kembali ke ruang penyiksaan bawah tanah. Lagi-lagi dia bertemu dengan para laki-laki dewasa yang sama dengan orang yang menyiksanya. Namun bedanya, mereka telanjang bulat sekarang.
'Sepertinya memang sudah saatnya ya....'
Jean tidak lagi melihat anak-anak yang lain. Dia adalah satu-satunya anak yang tersisa. Dia lalu dilempar seperti seonggok bangkai ayam ke tengah-tengah anjing liar yang kelaparan.
Dia dibawa oleh mereka ke ruangan yang sama dengan tempat yang waktu digunakan untuk menjadikannya dirinya samsak hidup. Salah satu orang dewasa lalu mendorongnya ke tanah.
Untuk memastikan agar Jean tidak melawan, salah satu dari mereka mematahkan tangan Jean. Jean berteriak kesakitan dan mereka terlihat puas.
Lalu, seorang pria yang bisa disebut memiliki postur tubuh dan wajah yang sempurna berniat menindih Jean. Dia meletakan kedua tangannya di samping kanan dan kiri kepala Jean yang terbaring di tanah dan mendekatkan wajahnya sembari menjulurkan lidahnya.
Dia terus mendekatkan wajahnya dengan perlahan sambil menikmati mimik ketakutan di wajah Jean. Hingga beberapa saat sebelum bibirnya menyentuh wajah Jean....
'Sekaranglah saatnya!'
Dengan kecepatan yang tidak bisa diikuti oleh mata, kedua telapak tangan Jean mencengkeram leher lelaki itu. Laki-laki itu tentu saja panik. Namun dia masihlah seorang bangsawan yang telah berkata teknik bertarung sejak masa mudanya. Dia berusaha melawan cengkeraman Jean.
Tetapi yang tidak ia bayangkan adalah kekuatan cengkeraman yang Jean miliki jauh lebih kuat daripadanya kekuatan yang ia miliki. Sesaat kemudian, suara retakan terdengar dari leher lelaki itu.
Melihat Jean yang berhasil membunuh rekannya, para lelaki dewasa menjadi linglung sejenak. Jean sudah memperkirakan hal ini. Dalam sekejap mata, Jean langsung bangkit dan melesat ke lelaki buncit yang paling sering menyiksanya. Dia lalu menusuk dadanya hanya dengan tangan kosong dan mencabut jantungnya dan lelaki berperut buncit tewas dengan suara yang menyedihkan.
"Be-berhenti!! Ka-kau pikir siapa kita ini!?? Kita semua adalah Bangsawan!! Kalau kau membunuh kita maka kau akan....GYHAAKKKK!!!"
Jean tidak mau mendengarkan mereka. Dia membuka mulut bangsawan yang tadi mengancamnya, memegang bagian atas dan bawah mulutnya, lalu hanya dengan sedikit tenaga merobeknya.
Tiga sudah mati. Hanya tinggal satu lagi. Jean menoleh ke arah lelaki dewasa yang masih tersisa. Lelaki itu terlihat sangat ketakutan. Dia berlari menuju pintu yang dikunci dari dalam dan berusaha untuk membukanya.
Tapi gerakannya terlalu lambat. Jean sudah berada di depannya terlebih dahulu. Dia membelakangi pintu agar laki-laki itu tidak bisa keluar dari ruangan ini. Hukuman ilahi bagi orang ini baru saja tiba. Jean tidak bisa melepaskan orang ini karena pada dasarnya, dia adalah lelaki yang paling banyak menyiksa anak-anak lain serta dirinya.
"Da-dasar Iblis!! Monster! Kau bukan lagi manusia!!"
Sia-sia. Tidak peduli berapa kali pun laki-laki itu berteriak, tidak peduli seberapa keras jeritan yang dia keluarkan, akhir dari hidupnya telah ditentukan. Jean mematahkan tangannya. Dimulai dari jari jemarinya, lalu lengan. Tidak hanya tangan sebelah kanan, tangan kirinya juga mengalami hal yang sama.
Dan hukuman itu belum selesai. Jean menghancurkan kedua kaki bajingan itu. Bercak darah bermuncratan kemana-mana bersama dengan air mata, liur, dan ingus bajingan itu. Jean bertanya dengan cara apa dia harus membunuh orang ini. Dia lalu menyadari bahwa seonggok batu yang berukuran cukup besar di sudut ruangan.
Tubuh kecil Jean mengambil batu itu. Dia lalu duduk di atas tubuh lelaki dewasa itu yang sudah tidak bisa bergerak dan membenturkan batu besar itu ke kepala sang lelaki.
BRRAKKKKKK!!
BRRRRAKKKK!!!
KRRAAAKKKKK!!!
CRASHHHHH!!!
Darah segar memenuhi wajah Jean. Dia menghajar lelaki itu dengan batu bertubi-tubi hingga tanpa sadar jeritan tangisan dan putus asa tidak lagi terdengar. Yang tersisa hanyalah kepala yang hancur dan isinya yang berceceran ke segala arah.
'Aneh.....aku tidak merasakan apapun dari membunuh orang-orang ini. Ibu bilang jika seseorang pertama kalinya membunuh, dia akan merasa sedih dan jijik kepada dirinya sendiri. Bahkan aku menangis ketika membunuh seekor kelinci saat pertama kalinya berburu.....'
'tapi kenapa.....aku tidak merasakan sesuatu seperti itu ketika membunuh mereka....'
Sebaliknya, apa yang ia rasakan adalah.... kesenangan. Ketika melihat orang-orang jahat ini memohon untuk kehidupan mereka. Ketika dirinya mendengar tangisan dan jeritan seolah mereka tidak ingin berakhir sama dengan korban mereka.
Begitu.... ternyata seperti itu....Jean mulai tertawa. Ini semua menarik! Mereka semua adalah orang biadab! Sangat biadab! Tapi bahkan mereka ketakutan saat kematian terpampang di depan mata mereka!
Tapi sekali lagi, Jean kembali ke pikirannya. Dia harus segera keluar dari sini. Dia mengambil kunci ruangan dari salah satu mayat dan membuka pintunya.
Saat dia keluar, basement kosong. Tidak ada ksatria yang menjaga tempat ini. Jean segera berasumsi bahwa semua Ksatria sedang berjaga di luar. Jean melihat sekelilingnya dan menemukan ada sebilah pedang yang tergeletak di atas meja. Dia segera mengambil pedang itu dan beranjak keluar.
Jean memperhatikan langkahnya dengan baik. Dia memfokuskan pikirannya dan mempertajam pendengarannya. Dia bisa mendengar suara langkah kaki, nafas, dan para ksatria yang sedang mengobrol. Ada 15 Ksatria yang sedang berjaga di ruang tahanan.
Dia segera berlari ke sana tanpa membiarkan suara langkah kakinya terdengar. Dan begitu dia sampai di sana.....
SLASHHHHHHH!!
SLASSSHHHHHH!!
SLASSSHHHHHH!!
Jean langsung menebas tiga Ksatria yang ada di dekat pintu. Ksatria lain segera menyadarinya dan terkejut begitu melihat yang membunuh rekan mereka adalah seorang bocah.
"Di-dia adalah bocah yang tadi! Semuanya, tangkap anak itu!!"
Kedua belas ksatria yang tersisa segera bergegas. Tapi sayang, yang mereka hadapi setelah ini adalah pembantaian.
"Ti-TIDAAAKKKK!!!"
"BO-BOCAH ITU BUKAN MANUSIA!! DI-DIA ADALAH MONSTER!"
Dengan lihai, Jean menebas semua Ksatria yang berdiri menghadangnya. Satu persatu dari mereka berguguran. Bau anyir dari darah mereka serta potongan tubuh memenuhi ruang tahanan. Tiga menit kemudian, 15 orang telah tewas dengan kondisi yang sangat mengenaskan.
Jean tidak punya banyak waktu. Segera setelah itu dia melanjutkan pelariannya. Setiap ia bertemu Ksatria, Jean pasti membunuhnya. Dan tanpa dia sadari, dirinya telah membunuh lebih dari 70 orang.
Jean berhasil kabur. Dia masuk ke daerah perhutanan yang ada di dekat bangunan tempat dirinya disiksa.
Paginya, kerajaan Dublin dipenuhi kegemparan karena tiga bangsawan tingkat tinggi dan satu uskup agung di katedral St Thomas tewas dengan kondisi yang amat sangat mengenaskan. Bersama lebih dari 70 Ksatria pribadi para bangsawan dan pasukan penjaga katedral.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
ay Jago
kurang puas cara pembalasannya/Joyful/
2024-01-31
0
Anya Forger
kos
2022-09-09
0
huff
uuuuurrrrrraaaaa
2022-07-23
0