#2 Adaptasi itu Sulit

Rasyiqa Dheanadari Wirandi. Putri pertama sekaligus anak kedua dari pasangan Rizki Wirandi dan Annisa Putri. Putra pertama mereka diberi nama Riza Wirandi. Mirisnya, ia harus meregang nyawa di umurnya yang ke empat karena suatu kecelakaan.

“Itu mama.” Sari menggendongku sambil menunjukan sebuah foto di ruang keluarga.

Ya. Rasyiqa itu adalah aku.

Aku sudah mulai menerima keadaanku yang dilahirkan kembali dan masuk ke tubuh bayi kecil ini. Menerima ini sama saja harus menerima kematian Sekar. Masalahnya, memoriku seakan terhalang oleh sesuatu. Sebesar apa pun berusaha, tidak ada yang bisa kuingat selain terakhir kali aku kerja lembut.

Yah. Kita ambil sisi positif-nya. Aku bisa menganggur dan tetap kenyang di waktu bersamaan. Sejauh yang kulihat adalah aku seorang putri orang kaya. Rumah, barang-barang, makanan, semuanya sangat tercukupi. Pada akhirnya aku putuskan aku akan menikmati hidup sebagai Rasyiqa.

Sekarang, tidak ada salahnya untuk mengenal lebih lanjut tentang keluarga ini. Termasuk dia. Aku menatap foto ‘mama’ tadi.

Ma, mama tidak punya wajah indah yang bisa mama turunkan padaku ya? Kecewa sih, tapi beliau tetap ibu kandung ku. Faktanya, beliau meninggal sesaat setelah melahirkan aku. Kecelakaan yang menimpa Riza juga dialami beliau. Aku selamat karena perjuangannya.

“Mma...” ah. Tanpa sadar aku menggumam keras.

Orang-orang di sekitar―Sari, Fares dan satu bibi pembantu―langsung terkejut. Apa? Tidak pernah mendengar bayi berumur delapan bulan bersuara sebelumnya?

“Rasyi bicara!” Fares, bocah kecil berumur lima tahun, dengan gemasnya memegangi kakiku.

Oh! Aku baru sadar. Aku belum pernah mencoba bicara sebelumnya. Jadi ini kata pertamaku kah?

“Sepertinya dia sudah belajar bicara.”

Ah! Paman tampan datang! Sesimpul senyuman lembutnya memandangiku. Tangannya menyerang kepalaku hangat.

Setiap pria yang 99,9999 persen sempurna selalu diperebutkan banyak orang. Istilah rimba 'siapa cepat dia dapat' sangat berlaku disini. Seperti paman tampan ini. Dia sudah dimenangkan oleh Sari dan buktinya sudah muncul seorang Fares.

Sari mematuk dahinya di dahiku, “Iya. Itu mama. Rasyi sayang mama kan?”

Hah… Aku tidak tahu harus berpikir apa tentang mama yang aku tidak pernah miliki. Memang beliau berusaha sangat keras untuk melahirkanku. Aku yakin beliau sangat menyayangiku. Namun, apa aku menyayanginya?

“Mma...” mataku menatap Sari.

Sari hanya tersenyum lembut. “Sekarang waktunya tidur~” Sari membawaku kembali ke kamarku.

Kenapa aku galau begini? Nasi sudah menjadi bubur. Aku hanya perlu membuat hidupku lebih berharga. Jadi mama tidak akan merasa menyesal melahirkanku.

Namun, bagaimana aku bisa menaikkan harga hidupku? Rekor penjelajahanku hanya kamar tidurku, kamar mandiku, dan ruang keluarga ini! Aku merasa prihatin pada semua bayi di dunia ini. Mereka tidak bisa kemana-mana!

Orang-orang disini juga sama saja. Topik buah bibir mereka juga sama. Aku tidak pernah mendengar mereka membicarakan hal lain selain aku dan keluargaku. Apa keluargaku sangat dramatis bagi kalian?!

“Nona, manis sekali~” bibi pembantu mengulurkan botol susu hangat.

Iya. Aku tahu. Seluruh keimutan ada di wajahku. Bisa beritahu aku informasi lain yang lebih penting?!

“Tapi terkadang saya khawatir. Bayi seumuran nona seharusnya sering menangis.” bibi itu menatap Sari di sampingnya.

“Rasyi bayi yang pintar. Sama seperti papanya.” Sari tersenyum menanggapinya.

Papa?! Beliau lah yang dengan senangnya membuatku penasaran. Sepanjang yang kutahu, papa dan mama sama-sama yatim piatu. Itu berarti keluargaku satu-satunya yang tersisa hanya papa.

Aku belum pernah bertemu dengannya selama delapan bulan ini. Aku dengar beliau adalah dokter yang dihormati. Karena itu dia jarang di rumah dan sering keluar kota karena panggilan tugas. Wajar kalau aku tidak pernah bertemu dengannya.

“Euu a!” tanganku terangkat ke arah Sari. Pertemukan aku dengan pria yang kamu bicarakan! Ayo!

“Susunya Rasyi jatuh ya.” Sari membetulkan botolku.

Bukan itu yang kuinginkan!

)( )( )( )( )( )( )( )( )( )( )(

Mataku berbinar-binar. Terlalu banyak yang perlu dilihat menghasut kepalaku untuk berputar ria. Penciuman dan pendengaranku dimanjakan oleh pagi yang indah. Serasa ada padang bunga yang merekah lebar di dalam tubuhku. Akhirnya aku keluar rumah!

Jiwaku sangat damai mengetahui akhirnya permintaanku terkabul. Aku akan segera berpamitan dengan 'kebosanan' dalam waktu dekat ini. Taman indah yang kujejaki ini akan jadi petualangan indah.

“Rasyi senang bermain di luar ya?” Ira terus duduk di sampingku menemaniku bermain.

“Nal! Dadda dannaa aaa!” iya! Aku sangat senang bermain di luar!

Terima kasih, tante Ira~ Tante memang adik paman tampan—tante cantik deh! Anda satu-satunya orang yang berinisiatif lebih untuk membawaku keluar! Padahal banyak bayi yang di bawah umur satu bulan sudah diajak jalan-jalan.

“Apa Rasyi boleh keluar?” Sari menunjukkan wajah cemas.

Aduh~ Tante pengasuhku yang baik hati~ Memangnya kenapa kalau aku keluar? Masalah besar? Apa aku ternyata putri kerajaan yang disembunyikan karena ada penjahat yang mengincarku? Paranoid sekali!

“Halaman belakang tidak berbahaya kok.” paman tampan mendekatiku.

Benar! Benar! “Nal! Nal!” kepalaku mengangguk-angguk.

Semua menatapku. Perlahan mereka akhirnya tertawa. Mereka pasti mengerti kalau aku setuju dengan perkataan paman tampan. Sentuhan hangat paman tampan benar-benar menyampaikan kalau aku anak pintar.

Waktu berlalu dan sudah saatnya berpisah. Fares dan orang tuanya itu harus pulang dan mengurus keluarganya sendiri. Aku dengar Fares sebentar lagi akan masuk ke taman kanak-kanak.

“Dadah, Rasyi~” lambaian tangan kuat mengantar langkah Fares pergi.

Kepergiannya membuat suasana jadi sunyi. Tidak kusangka aku akan secepat ini merindukan di bocah Fares. Anak kecil itu memang lucu. Tingkahnya membuat ketagihan.

Suara tuts ditekan terdengar dari arah laptop Ira. Kurasa dia sibuk dengan pekerjaannya. Membuat aplikasi tidak semudah yang terlihat di wajahnya. Pasti dibalik layar itu, banyak hal kompleks yang tidak akan kupahami.

Tanganku menjadi sasaran mataku. Kuteliti dengan seksama. Aku sudah bisa duduk sendiri, berbicara meskipun tidak jelas, dan bahkan sudah bisa merangkak. Aku tidak pernah mencoba merangkak jauh sih. Aku sangat ingin latihan.

Apa aku coba merangkak keliling dalam rumah ya? Sudah delapan bulan tapi aku tidak pernah house tour rumah sendiri. Aku coba ah!

Tante Ira cantik, aku tinggal dulu ya. Kya ha ha! Dengan semangat aku mulai merangkak memasuki teras dan melewati pintu belakang rumah. Langkah kedua kaki dan tanganku membawaku melewati dapur yang luas.

“Ini juga dimasak?”

Gawat! Ada pembantu disini! Kalau ketahuan, aku pasti akan dikembalikan ke Ira! Tidak! Aku baru mulai! Jangan sampai ketahuan!

Aku harus mencari rute pelarian yang lain. Coba belok kesini saja ah! Gerak merangkak membiarkanku melihat sebuah lorong melingkar. Di tengah sudah ada pohon indah di bawah atap kaca. Heh?! Ini benar-benar rumah orang kaya! Papa, kau hebat sekali!

Kuputari lorong indah itu. Terlihat sebuah pintu terbuka di ujung sana. Serbu! Melirik isi di dalamnya.

Mmm… Aku tidak tahu harus berkomentar apa.

Papaku itu kutu buku ya? Ini tempat apa sih?! Banyak sekali bukunya disini! Ini bukan pemandangan yang menarik bagi orang pemalas sepertiku. Kubalikkan pandanganku ke sisi kananku. Aku disambut oleh dinding kaca menghadap taman belakang tadi. Rumah ini keren sekali!!

Cepat masuk! Masuk! Aku sudah ada di dekat dinding itu. Bahkan bisa terlihat lantai beratap di tengah taman tempat bermainku tadi. Lho? Ira tidak ada? Dia sudah sadar aku pergi?!

Aku harus pergi ke tempat aman. Puluhan susunan rak buku, yang kurasa tidak akan pernah aku suka, akan membantuku. Sembunyi dibalik rak buku! Rak buku!! Sembunyi!!

Hah! Aku sudah banyak merangkak hari ini! Lelah sekali!

BRUK!

Hah?! Gawat! Apa ada orang di sini?! Langsung tatapanku teralih.

“Aa...”

Mataku terbuka lebar. Memang ada orang disini. Dia berdiri disana berwajah terkejut tidak percaya.

Heh? Siapa dia?

Episodes
1 Pengumuman Pembaruan
2 Prolog
3 #1 Terbawa Masalah
4 #2 Adaptasi itu Sulit
5 #3 Pertemuan yang Tidak Disyukuri
6 #4 Kenyataan Pahit
7 #5 Serang!
8 #6 Awal untuk Kita
9 #7 Mulainya Hari-Hari Tenang
10 #8 Hal Baru
11 #9 Hari Ulang Tahun yang Manis
12 #10 Dongeng Sebelum Tidur
13 #11 Dongeng dan Ketakutannya
14 #12 Keanehan yang Lebih Jelas
15 #13 Semakin Jelas Lagi
16 #14 Keluar?!
17 #15 Kesan untuk Dunia Luar
18 #16 Apakah Ini yang Namanya…
19 #17 Damai di Luar Rumah
20 #18 Selesai?
21 #19 Tiga Tahun Berlalu
22 #20 Gara-Gara Crepes
23 #21 ‘Dia’
24 #22 Guruh Setelah Halilintar
25 #23 Rizki yang Kacau
26 #24 Ketakutan Batin
27 #25 Kini Kita Mulai Lagi
28 #26 Tidak Apa
29 #27 Namanya Cowok
30 #28 Kesepakatan
31 #29 Pernyataan yang Mendadak
32 #30 Fakta Keji Sekali Lagi
33 #31 di Ambang Persimpangan
34 #32 Dukungan Manis
35 #33 Menjauh dari Zona Nyaman
36 #34 Pernyataan Lagi?!
37 #35 Pertemuan Kedua
38 #36 Keburukan Demi Keburukan
39 #37 Jejak Lenyap
40 #38 Tujuan Berkelana
41 #39 Jam yang Terhenti
42 #40 Terkelupas
43 #41 Gambaran yang Hilang
44 #42 Mencari Langkah
45 #43 Jumpa Tempat Lama
46 #44 Tuntunan Menuju Lokasi
47 #45 Lintas Balik
48 #46 Tidak Perlu Dibahas!
49 #47 Melepaskan dan Menerima
50 #48 Bedah Kotak
51 #49 Menggali Lebih
52 #50 Masa Kecil
53 #51 Bertahan
54 Pengumuman!!
55 #52 Memulai Permainan
56 #53 Perjumpaan
57 #54 Rencana Indah
58 #55 Rencana Pelarian Kedua
59 #56 Mencari Pasal
60 #57 Akhir Permainan Sendiri
61 #58 Pertengkaran
62 #59 Keluarga yang Bukan Keluarga
63 #60 Hari Rehat
64 #61 Ini Bukan Kencan!
65 #62 Kejutan yang Tidak Menyenangkan
66 #63 Hilang
67 #64 Petaka Datang Tersembunyi
68 #65 Pencarian
69 Surat Cinta untuk Kalian dari Author <3
70 #66 Tiket Masuk
71 #67 Harus Aku Manfaatkan, kah?
72 #68 Pergi ke Permulaan
73 #69 Terseret Kembali
74 #70 di Luar Kendali
75 #71 Waktu Menghadapi
76 #72 Laba-Laba
77 #73 Siasat Dilawan Siasat
78 #74 Satu lagi...?
79 #75 Putar Balik
80 #76 Salam Penutup
81 #77 yang Sudah Dipilih
82 #78 Putri Ini
83 #79 Lega [END]
84 Salam Cinta dari Author
85 Monggo Cek Sekuel-nya <3
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Pengumuman Pembaruan
2
Prolog
3
#1 Terbawa Masalah
4
#2 Adaptasi itu Sulit
5
#3 Pertemuan yang Tidak Disyukuri
6
#4 Kenyataan Pahit
7
#5 Serang!
8
#6 Awal untuk Kita
9
#7 Mulainya Hari-Hari Tenang
10
#8 Hal Baru
11
#9 Hari Ulang Tahun yang Manis
12
#10 Dongeng Sebelum Tidur
13
#11 Dongeng dan Ketakutannya
14
#12 Keanehan yang Lebih Jelas
15
#13 Semakin Jelas Lagi
16
#14 Keluar?!
17
#15 Kesan untuk Dunia Luar
18
#16 Apakah Ini yang Namanya…
19
#17 Damai di Luar Rumah
20
#18 Selesai?
21
#19 Tiga Tahun Berlalu
22
#20 Gara-Gara Crepes
23
#21 ‘Dia’
24
#22 Guruh Setelah Halilintar
25
#23 Rizki yang Kacau
26
#24 Ketakutan Batin
27
#25 Kini Kita Mulai Lagi
28
#26 Tidak Apa
29
#27 Namanya Cowok
30
#28 Kesepakatan
31
#29 Pernyataan yang Mendadak
32
#30 Fakta Keji Sekali Lagi
33
#31 di Ambang Persimpangan
34
#32 Dukungan Manis
35
#33 Menjauh dari Zona Nyaman
36
#34 Pernyataan Lagi?!
37
#35 Pertemuan Kedua
38
#36 Keburukan Demi Keburukan
39
#37 Jejak Lenyap
40
#38 Tujuan Berkelana
41
#39 Jam yang Terhenti
42
#40 Terkelupas
43
#41 Gambaran yang Hilang
44
#42 Mencari Langkah
45
#43 Jumpa Tempat Lama
46
#44 Tuntunan Menuju Lokasi
47
#45 Lintas Balik
48
#46 Tidak Perlu Dibahas!
49
#47 Melepaskan dan Menerima
50
#48 Bedah Kotak
51
#49 Menggali Lebih
52
#50 Masa Kecil
53
#51 Bertahan
54
Pengumuman!!
55
#52 Memulai Permainan
56
#53 Perjumpaan
57
#54 Rencana Indah
58
#55 Rencana Pelarian Kedua
59
#56 Mencari Pasal
60
#57 Akhir Permainan Sendiri
61
#58 Pertengkaran
62
#59 Keluarga yang Bukan Keluarga
63
#60 Hari Rehat
64
#61 Ini Bukan Kencan!
65
#62 Kejutan yang Tidak Menyenangkan
66
#63 Hilang
67
#64 Petaka Datang Tersembunyi
68
#65 Pencarian
69
Surat Cinta untuk Kalian dari Author <3
70
#66 Tiket Masuk
71
#67 Harus Aku Manfaatkan, kah?
72
#68 Pergi ke Permulaan
73
#69 Terseret Kembali
74
#70 di Luar Kendali
75
#71 Waktu Menghadapi
76
#72 Laba-Laba
77
#73 Siasat Dilawan Siasat
78
#74 Satu lagi...?
79
#75 Putar Balik
80
#76 Salam Penutup
81
#77 yang Sudah Dipilih
82
#78 Putri Ini
83
#79 Lega [END]
84
Salam Cinta dari Author
85
Monggo Cek Sekuel-nya <3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!