SEPERTI BIASA YANKTIE MENYAMPAIKAN SALAM MANISA DAN SELAMAT MEMBACA
Sudah sebelas bulan Laura tinggal di panti asuhan KEPAK KASIH BUNDA di kota kecil Cimahi. Dia sengaja menyepi di sini sejak meninggalnya Tommy, calon suaminya.
Tommy meninggal sebulan sebelum pernikahan mereka. Undangan sudah disebar, catering dan baju pengantin sudah siap. Namun Allah berkehendak lain. Tommy meninggal di arena balap yang memang rutin dia ikuti.
Tiga hari lagi tepat setahun meninggalnya Tommy, besok Laura akan pulang ke Jakarta untuk ziarah di makamnya.
‘Aku suka banget ama lagu ini Yank, persis cerita kita ‘kan?’ celetuk Tommy kala mereka baru saja membayar lunas catering untuk pernikahan mereka. Saat itu di mobil, Tommy memutar lagu sangaaaaaaat lawas dari Ray Peterson berjudul TELL LAURA I LOVE HER.
‘Kamu norak, mentang-mentang nama di lagu sama dengan nama kita berdua, jadi suka ama lagu ini. Lagu ini enggak banget. Ini lagu sedih tau,’ protes Laura. Karena lagu itu menceritakan Tommy meninggal di arena yang dia ikuti.
‘Ini beneran menggambarkan kisah kita Yank,’ Tommy tetap keukeuh bahwa lagu yang mereka dengar kala itu mewakili kisah mereka.
‘Au ah,’ Laura malas menanggapi.
Ternyata lagu itu sama persis dengan yang Laura alami. Rupanya Tommy sudah mempunyai firasat jauh sebelum kepergiannya. Laura menghapus air mata yang kembali mengalir di kedua pipinya. Dia melambatkan laju mobilnya. Dia tak ingin celaka dalam perjalanan menuju Jakarta.
Laura mencari lagu tell laura I love her di ponselnya. Alunan suara Ray Peterson yang mendayu menemani perjalanannya menuju Jakarta, kota kelahirannya.
Tell Laura I love her
Tell Laura I need her
Laura langsung teringat bagaimana manisnya Tommy bila mengucapkan kata-kata cintanya. Tommy memang sangat romantis dan sabar. Dia bukan lelaki nakal sehingga Laura nyaman berhubungan kasih dengan lelaki tampan itu.
Tell Laura I may be late
I've something to do that cannot wait
Apa yang sedang kamu perbuat saat itu sehingga kamu nekad tetap turun di sirkuit? Setelah aku dan mamimu selalu menahanmu untuk tidak turun berlaga? Apa cinta kami berdua tak bisa menahan keinginanmu yang biasanya bisa dan mau mendengar saranku?
'Ini pertarunganku terakhir Yank, habis menikah aku akan stop turun di arena. Keep my promise!’ Laura mengingat kata-kata memohon yang Tommy katakan saat minta izin untuk ikut berlaga. Entah mengapa kali itu Tommy bersikeras untuk mengikuti pertangdingan. Biasanya bila Laura atau maminya melarang, lelaki itu akan patuh.
Rupanya itu memang pertandingan Tommy terakhir. Dia meninggal sebelum sampai ke rumah sakit akibat kecelakaan di race. Dan Laura hanya melihat jasad Tommy yang sudah bersih dan rapi di rumah lelaki muda itu.
Tell Laura not to cry
My love for her will never die
Jasadmu memang telah mati Tomm, tapi cintamu tetap abadi
***
“Hallo Cintaku, apa khabar kamu di sana? Lelapkah tidurmu? Hangatkah selimutmu? Aku masih seperti saat kau tinggal, aku mendekap anak-anak balita yang dulu sering kita kunjungi di pantinya uwak Ganis.” Laura bermonolog dengan batu nisan bertulis nama Tommy Wijaya, yang meninggal tepat satu tahun lalu. Meninggal satu bulan sebelum hari pernikahan mereka. Padahal saat itu undangan sudah hampir 74% mereka sebar.
Hari ini Laura datang sendiri. Dia sengaja tak mau berangkat dengan mama atau papanya. Tadi kedua orang tuanya juga adiknya akan berangkat ke makam Tommy bersama dengannya. Tapi Laura bilang dia ingin berangkat sendiri. Dia ingin bebas ‘ngobrol’ dengan Tommy. Dia ingin bisa kembali bercerita hanya berdua dengan tunangannya itu.
Satu tahun lalu, saat Tommy baru di makamkan, selama satu minggu setiap hari Laura mendatangi makam kekasihnya itu. Sehabis itu dia tak bisa datang karena sakit. Dan dia datang lagi satu hari sebelum dia memutuskan pergi menyepi ke Cimahi ke rumah uwak Ganis ( uwak adalah kakak ayah atau ibu ).
Uwak Ganis mempunyai panti asuhan khusus balita. Dulu Laura dan Tommy sering datang ke panti, selain memberi donasi, Tommy sangat menyukai anak kecil. Tommy betah memeluk dan menciumi penghuni panti yang nasibnya tidak beruntung, dibuang oleh orang tuanya.
“Kamu sudah lama sayang?” seorang perempuan berdiri di belakang Laura yang bersimpuh dekat pusara Tommy.
“Mami,” Laura memeluk perempuan calon mertuanya. Mereka menangis bersama di makam lelaki yang sama-sama mereka cintai. Sementara di belakang keduanya Gerhard Wijaya hanya bisa melihat istri dan calon menantunya berpelukan.
i‘Andai kamu tahu mengapa Tommy sangat suka berada di panti asuhan dan memeluk anak kecil,’ batin Gerhard sedih.
Tommy bukanlah anak kandung dirinya dan Mieske sang istri. Mereka mengadopsi Tommy saat anak itu berusia 10 bulan. Mungkin dalam relung kalbu Tommy merasa dejavu dengan lingkungan panti. Gerhard tak punya benih di sel spermanya, itu sebabnya Tommy tak punya adik atau kakak.
“Kamu kapan sampai Jakarta? Nginep rumah Mami ya?” bujuk Mieske pada gadis kecil yang sejak dahulu dia sukai. Sejak Tommy membawa Laura ketika gadis itu kelas sebelas dan Tommy sedang mulai menyusun skripsi, Mieske langsung mempunyai rasa sayang pada Laura.
“Kemarin Mam, besok pagi aku balik ke Cimahi,” jawab Laura lirih. Mereka sedang makan siang bersama di resto dekat pemakaman, setelah selesai dari makam Tommy.
“Kan bisa berangkat ke Cimahi dari rumah Mami,” Mieske masih tetap membujuk Laura. Dia kangen jalan bareng, makan, berbelanja dan masak berdua. Tak enak menolak permintaan mami Mieske, maka Laura menyanggupi, akan datang nanti malam. Karena dia yakin mamanya juga ingin dia lama di rumah mereka.
***
Laura sebenarnya belum berani masuk kembali ke rumah Tommy. Rumah yang sangat sarat kenangan manis dengan insinyur elektro itu. Di kamar Tommy, kamar di mana dia selalu memberi support saat Tommy lelah menyusun skripsinya. Kamar tempatnya tidur saat menginap di rumah ini. Dan Tommy akan tidur dengan papi di kamar tamu.
Ruang makan, di mana Laura selalu membujuk Tommy untuk makan sayuran yang tidak disukainya. Dapur, tempat Tommy selalu mengganggunya walau saat itu Laura sedang masak berdua mami. Tanpa malu Tommy memeluk dirinya dari belakang membuat mami kesal karena cemburu. Dan akhirnya Tommy juga akan memeluk dan mencium maminya. Lalu mereka akan tertawa bersama.
Rasanya Laura belum sanggup melihat lintasan kenangan itu kembali menari di benaknya. Namun dia harus bisa menerima kepergian Tommy. Dia akan datang agar bisa tegar menerima fakta, Tommy sudah berbeda alam dengannya.
Laura ragu masuk kamar Tommy. Dilihatnya semua barang masih tertata rapih tak ada yang pindah tempat. Foto pertunangan dan prewedding mereka terpampang dalam pigura besar. Pigura yang Tommy pesan khusus agar matching dengan warna pakaian mereka di foto itu.
Laura kembali menangis. Dia berlari keluar tak sanggup melihat semua kenangan itu. Dia berlari ke dalam pelukan Mieske.
\==========================================================================
YANKTIE ( eyang putri ) mengucapkan terima kasih kalian sudah mampir ke cerita sederhana ini.
Jangan lupa kasih LIKE, hadiah secangkir kopi atau setangkai mawar dan setiap hari Senin gunakan VOTE yang kalian dapat gratis dari noveltoon/mangatoon untuk diberikan ke novel ini ya
Salam manis dari Sedayu~Yogyakarta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
abdan syakura
🤭🤣🤣🤣🤣
terjawab sudah pertanyaan ku...
2023-04-08
1