Chapter 17

Sore berganti malam, tak terasa Ravin dan Sherin sudah menghabiskan waktu setengah hari bersama. Saat ini keduanya sedang makan malam di sebuah restoran seafood. Padahal harusnya mereka sudah pulang ke rumah, tapi Sherin malah lapar dan akhirnya berakhir di sini.

“Jangan lama-lama, aku sudah mau istirahat,” celetuk Ravin, makanan mereka baru sampai dan siap untuk di santap tapi Ravin sudah mengajak pulang.

“Sabar, aku juga cuma pesan sedikit. Lagian masih jam setengah tujuh, belum larut malam. Kamu ini apa tidak pernah begadang?” Sherin mengambil udang dengan kesal, aktivitas yang dia lakukan hari ini lumayan menguras tenaga sehingga membuatnya cepat lapar.

Sherin berharap tenaga yang terkuras habis tidak sia-sia dan bisa membakar lemak di tubuhnya.

“Tidak.”

“Kalau begitu sekarang kamu harus mulai berlatih begadang,” ucap Sherin membuat dua alis Ravin saling bertaut menimbulkan kerutan yang artinya Ravin sedang bingung.

“Kenapa harus berlatih begadang?” tanyanya tidak mengerti.

Sherin tersenyum nakal lalu berkata, “Supaya malam pertama kita tidak sia-sia.”

“Uhuk!” Ravin tersedak air yang di minumnya, matanya menatap kesal Sherin yang bicara tidak melihat situasi dan kondisi.

“Memangnya siapa yang mau melakukan malam pertama denganmu?” ketus Ravin.

Sherin terkekeh. “Ya kamu lah, 'kan kamu calon suamiku. Masa orang lain?” kata Sherin seraya mengambil satu potong cumi pedas di piring Ravin.

“Aku merasa kamu ini tidak tahu malu!” desis Ravin, ia mulai menyendok nasi dan lauk lalu di masukkan ke dalam mulut.

“Aku jadi tidak tahu malu juga cuma di depanmu,” Sherin mengangkat bahu. Selain tenaganya terkuras habis rupanya mood Sherin juga berubah-ubah hari ini.

Awalnya senang, lalu kesal karena harus pergi dengan Ravin. Tapi, ia kembali senang karena bisa memanfaatkan kesempatan ini, kemudian moodnya hancur lagi saat bertemu Iriana. Dan, sekarang moodnya sedang bagus sampai Sherin mengatakan hal-hal konyol di depan Ravin.

Makan malam pertama mereka di selingi dengan saling ledek dan ejek. Sherin benar-benar merasa puas untuk hari ini, apalagi mendapatkan banyak dari hasil pergi berduaan dengan Ravin. Baju baru yang bagus, pergi ke salon kecantikan, Gym dan makan malam yang enak serta dapat bantuan dari Ravin mengenai bekas luka di wajahnya.

Nikmat Tuhan mana lagi yang mau di dustakan?

Usai makan malam, Sherin dan Ravin sudah akan pulang. Sherin menunggu Ravin yang sedang mengambil mobil di depan restoran. Ravin sampai dan berhenti tepat di depan Sherin ketika Sherin hendak masuk, Ravin menghalangi.

“Kenapa aku tidak boleh masuk?” tanya Sherin heran, pintu mobil ini sudah terkunci makanya Sherin tidak bisa masuk.

“Aku berhenti cuma ingin bilang kalau malam ini kamu pulangnya naik taksi, aku mau pulang!”

Sherin terperangah mendengar itu, jika ia di tinggal sendiri di sini maka bagaimana caranya ia pulang? Naik taksi perlu uang dan Sherin tidak punya sepeserpun.

Sherin menggeleng dan berkata dengan tegas, “Aku pergi berdua sama kamu, jadi pulang juga sama kamu.”

“Tapi mengantar pulang tak ada dalam perintah kakek Haris,” ucap Ravin.

“Apa mengantar pulang harus ada perintah? Pokoknya kamu harus antar aku pulang baru setelah itu kamu boleh pulang,” desis Sherin yang sudah mulai kesal, sekarang sudah malam dan jalanan mulai sepi. Belum tentu banyak taksi yang masih lewat dan hal paling buruk adalah ia tidak punya uang.

Ravin diam tak menyahut, tapi pria itu sudah kembali menyalakan mesin mobil membuat Sherin seketika panik. Sherin menggedor kaca mobil, lalu berteriak, “Kalau kamu tidak mengantarku, aku akan bilang pada kakek Faris!”

“Aku tidak perduli,” Ravin mengangkat bahu, Sherin semakin kesal di tambah panik. Ia memutar otak.

“Aku akan berteriak kalau kamu mau meninggalkan istrimu di sini dan pergi mencari selingkuhan,” ancam Sherin.

“Kamu berani?” Ravin sedikit terkekeh, ia pikir Sherin hanya sekedar mengancam tapi ternyata pikirannya salah. Sherin benar-benar melakukan hal yang membuat dirinya terperangah.

“TOLONG!!” teriak Sherin yang mulai mengundang perhatian orang-orang.

Ravin membuka kaca mobil, ia mulai panik. “Kamu jangan macam-macam,” ucapnya.

“Kalau begitu antar aku pulang,” desak Sherin.

Ravin ingin menjawab tapi tak sempat karena sudah ada beberapa orang yang datang. dua laki-laki dan tiga perempuan.

“Ada apa, Mbak? Kenapa teriak-teriak malam-malam begini?” tanya salah satu perempuan berbaju biru.

“Ini, suami saya mau ninggalin saya di sini sendiri, dia mau pergi cari selingkuhannya, padahal dia tau aku takut kalau jalan sendirian,” mata Sherin sudah berkaca-kaca, ia menunjuk Ravin yang sudah merasa panik dan langsung keluar dari mobil.

“Ehh ... Jangan percaya, dia bukan istri saya,” Ravin mencoba membela diri sendiri tapi sayangnya banyak yang tidak percaya dan lebih memilih percaya pada Sherin yang kini sudah menangis tersedu.

“Tuh, 'kan. Dia malah nggak menganggap aku istrinya, kami sudah nikah. Nih, buktinya ...,” Sherin memperlihatkan sebuah cincin di jari manisnya dan menunjuk jari Ravin yang juga ada sebuah cincin.

“Aduh, Mbaknya kasihan. Mas, apa nggak cukup cuma punya istri satu? Kasihan ini istrinya, masa mau di tinggal sendiri malah terang-terangan pengen pergi sama selingkuhan,” ucap salah satu pria berbaju coklat, matanya menatap iba pada Sherin.

“Sudah aku bilang dia buk-- ” ucapan Ravin terpotong oleh Sherin yang kembali berakting.

“Iya, Mas. Aku tau aku nggak cantik, aku ini lagi hamil anak kamu tapi kamu nggak peduli,” kali ini Sherin merasa benar-benar konyol, ingin rasanya ia bersembunyi di lubang semut.

Rahang Ravin semakin terbuka lebar, ia menatap orang-orang yang ada di sekelilingnya. Mereka menatap Ravin marah sedangkan menatap Sherin iba.

Ravin geram, dengan menarik napas beberapa kali ia berucap, “Iya, Sayang. Maafin aku, sekarang kita pulang, kasihan baby udah kelamaan di luar ... ”

Kini Sherin yang terperangah, tapi juga menahan tawa. “Maaf ya Ibu-ibu, Bapak-bapak, sudah bikin kalian lihat masalah kami berdua,” Ravin tersenyum kaku pada orang-orang itu, ia membawa Sherin masuk ke dalam mobil lalu ia ikut masuk di bagian kemudi.

Ravin sudah mulai melajukan mobilnya, meninggalkan halaman restoran. Tatapannya tajam tapi tetap fokus menatap jalanan. Keheningan seketika terjadi di antara mereka, Sherin masih mengusap air matanya yang mengalir karena pura-pura nangis.

“Benar-benar tidak tahu malu!” celetuk Ravin, Sherin menoleh dan nyengir sambil menggaruk kepala.

“Lagian sudah aku bilang, antarkan aku pulang tapi kamu tidak mau, ya sudah aku teriak saja,” ucapnya enteng.

Ravin berdecak, ia benar-benar dibuat kesal oleh Sherin malam ini. Mulutnya tak lagi bicara, ia terus melajukan mobilnya dengan kecepatan lebih tinggi dari biasanya, menandakan seberapa kesal yang sedang di rasa.

Ketika sudah sampai, Ravin dan Sherin turun. Begitu masuk ke dalam rumah ternyata masih ada kakek yang sedang duduk di sofa, mengobrol dengan nenek Linda.

“Akhirnya kalian pulang,” ucap kakek.

“Iya, Kek. Sherin senang hari ini,” kata Sherin jujur.

“Baguslah kalau senang,” kakek menoleh ke Ravin, “Ravin, kamu mau langsung pulang?”

“Iya, Kek. sudah malam.”

“Ya sudah, hati-hati.”

Ravin mengangguk dan berpamitan pada nenek dan kakek, ketika berbalik langkahnya terhenti saat Sherin memanggil namanya.

“Tunggu, Mas!”

“Apa lagi?” Ravin sudah mulai jengah.

Tapi, detik itu juga matanya melotot sempurna karena terkejut dengan tindakan Sherin yang tiba-tiba. Sherin berjinjit dan mencium pipi Ravin singkat. Wanita ini membuat Ravin terpaku di tempat.

“Terimakasih ya, sayang untuk hari ini, aku seneng banget ... ” Sherin tersenyum pada Ravin.

“Ah, iya. Sama-sama,” Ravin jadi linglung, ia menggeleng beberapa kali untuk menyadarkan diri.

Kakek dan nenek yang melihat itu tentu merasa sangat bahagia. Mereka pikir hubungan dua orang asing ini akan sulit terjalin tapi ternyata di luar dugaan mereka. Walaupun kenyataannya Ravin dan Sherin ini seperti minyak dan air yang sulit di satukan.

Lain halnya dengan satu orang wanita yang menatap Sherin begitu iri dan benci. Ia menggigit kuku jarinya, tak menyangka ketika hendak mengambil minum malah melihat sebuah adegan romantis antara Sherin dan Ravin.

“Berengsek! Dasar perempuan jelek, awas saja kamu ... ”

Terpopuler

Comments

Jupilin Kaitang

Jupilin Kaitang

harap2 bisa jadi nika lah kan

2022-04-27

0

Jupilin Kaitang

Jupilin Kaitang

hari2 jangan sampai tunangan kamu muak denga sikap menyebalkan

2022-04-27

0

Kusmi Dono Subandrio

Kusmi Dono Subandrio

seru nih

2022-04-16

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!